Disusun Oleh:
Mita Purnamasari
18.024/3A
Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan praktik klinik keperawatan medikal bedah 2
, sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Saya sampaikan laporan pelaksanaan ini sebagai
bukti nyata pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah saya lakukan. Saya bersumpah bahwa
karya ini bukan hasil karya orang lain kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan
sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat, jika ada kesalaahan yang terbukti sengaja saya buat
saya siap menerima sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
Mita Purnamasari
NRP: 33411801024
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ini merupakan laporan yang disusun sesuai dengan
hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan sesuai dengan aslinya.
Laporan ini telah diteliti dan disetujui untuk dilanjutkan ke tahap ujian praktik klinik
keperawatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Mahasiswa
Mita Purnamasari
NRP. 33411801034
Mengetahui
Pembimbing PKK III
Keperawatan Medikal Bedah
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang
pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding
pembuluh darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari
jantung. Angka yang kedua di sebut diastolic yaitu angka yang menunjukkan
besarnya tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir
masuk kembali ke dalam jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan
diastolic diukur ketika jantung mengendur (relaksasi). Kedua angka ini sama
pentingnya dalam mengindikasikan kesehatan kita, namun dalam prakteknya,
terutama buat orang yang sudah memasuki usia di atas 40 tahun, yang lebih riskan
adalah jika angka diastoliknya tinggi yaitu diatas 90 mmHg [ CITATION Adi09 \l
1033 ]
b. Etiologi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan
ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain.
Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang
baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak
(obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang
mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola
makan, merokok [ CITATION Adi09 \l 1033 ].
c. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural
dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer ([ CITATION Sud06 \l 1033 ]
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi
palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer [ CITATION Mut09 \l 1033 ]
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke
sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah
maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. [ CITATION
Suy96 \l 1033 ].
d. Pathway
umur Jenis kelamin hidup obesitas
Elastisitas , arteriosklerosis
hipertensi
Perubahan struktur
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
edema
e. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi tanpa obat
a. Mengendalikan berat badan
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan
untuk menurunkan berat badannya sampai batas normal.
b. Pembatasan asupan garam (sodium/Na)
c. Mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6
gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium,
magnesium, dan kalium yang cukup).
d. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap
rokok diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung.
e. Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.
f. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar
kolesterol darah tinggi.
g. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama
tekanan darahnya terkendali.
h. Teknik-teknik mengurangi stress
Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR dengan cara
menghambat respon stress saraf simpatis.
i. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari yang
kita duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini bekerja
secara otomatis seperti; suhu badan, detak jantung, dan tekanan darah,
dapat kita atur gerakannya.
2. Terapi dengan obat
a. Penghambat saraf simpatis
Golongan ini bekerja dengan menghambat akivitas saraf simpatis sehingga
mencegah naiknya tekanan darah, contohnya: Metildopa 250 mg (medopa,
dopamet), klonidin 0,075 & 0,15 mg (catapres) dan reserprin 0,1 &0,25
mg (serpasil, Resapin).
b. Beta Bloker
Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga pada
gilirannya menurunkan tekanan darah. Contoh: propanolol 10 mg (inderal,
farmadral), atenolol 50, 100 mg (tenormin, farnormin), atau bisoprolol 2,5
& 5 mg (concor).
c. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh
darah.
d. Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor
Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh: Captopril 12,5,
25, 50 mg (capoten, captensin, tensikap), enalapril 5 &10 mg (tenase).
e. Calsium Antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya: nifedipin 5 &
10 mg (adalat, codalat, farmalat, nifedin), diltiazem 30,60,90 mg
(herbesser, farmabes).
f. Antagonis Reseptor Angiotensin II
Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Contoh :
valsartan (diovan).
g. Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin)
sehingga volume cairan tubuh berkurang, sehingga mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid (HCT)
[ CITATION Mut09 \l 1033 ]
f. Komplikasi
Berbagai macam komplikasi dapat timbul akibat menderita tekanan darah tinggi
dalam jangka waktu yang lama, antara lain :
a. Kerusakan pada otak
b. Kerusakan pada jantung
c. Kerusakan pada ginjal
d. Kerusakan pada mata
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Dusun Trebung – Lenteng barat
Hubungan dengan pasien : Pasien
Benar-benar telah melaksanaakn asuhan keperawatan pada keluarga saya. Saya juga
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut selama melakukan perawatan pada keluarga saya
tidak melakukan tindakan yang:
1. Melanggar protocol pencegahan covid 19
2. Merugikan saya dan keluarga
3. Tidak sopan dan berkomunikasi dengan baik
4. Tindakan lain yang sifatnya negatif
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Edisi I: Yogyakarta: CV. Dianloka.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1: Dewan Pengurus Pusat PPNI,
Jakarta selatan.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1: Dewan Pengurus Pusat PPNI,
Jakarta Selatan.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1: Dewan Pengurus Pusat PPNI,
Jakarta Selatan.
Sudoyo, A. W., & Bambang, S. &. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat Jilid
3: Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Suyono, s. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 2: Jakarta : FK UI.
Syarifuddin. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Buku
Kedokteran.
LEMBAR PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KATEGORI : FISIOLOGIS
1. RESPIRASI
1) Keluhan pernafasan : Dispnea Sulit Bicara Ortopnea
Lainnya : ___________
2) Pemeriksaan Fisik :
(1) Respiration Rate : x/menit (normal: x/menit); Ket: __________
(2) Penggunaan otot bantu napas: Ya Tidak PCH: Ya Tidak
(3) Pola Napas : Regular Ireguler
Takipnea Bradipnea Hiperventilasi
Kusmaul ChyneStokes
(4) Batuk : Efektif Tidak Efektif Tidak mampu batuk
(5) Sputum : Ada Tidak
| Jumlah : cc | Warna: | Konsistensi:
(6) Suara napas: Ronchi Wheezing Vesikuler
Broncho Vesikuler
(7) Penggunaan Alat Bantu Napas
a. Oksigen : Ya Tidak | Jenis: ________ | Ket: ________
b. Ventilator : Ya Tidak | Jenis: ________ | Ket: ________
c. WSD : Ya Tidak | Jenis: ________ | Ket: ________
3) Laboratorium:
(1) Nilai BGA:
a. PaO2 : (nilai normal: )
b. PCO2 : (nilai normal: )
c. pH : (nilai normal: )
4) Keadaan klinis lain: Sianosis Diaforesis Penurunan kesadaran
5) Masalah Keperawatan : (D.0001 s.d D.006)
(1) Tidak ada masalah keperawatan
(2) ______________
(3) ______________
(4) ______________
2. SIRKULASI
1) Keluhan : Palpitasi Lelah Dispnea Cemas Gelisah
Nyeri Dada (PQRST) :
Lainnya : Tidak ada
2) Pemeriksaan Fisik:
(1) Nadi : 88 x/menit (normal: 60-80x/menit) | Ket: Takikardia
(2) Tekanan darah : 160/ 90mmHg (normal: 120/80mmHg) | Ket: -
(3) Akral : Kering, hangat (normal: Kering, hangat) | Ket: -
(4) CRT : < 2 detik (normal: < 2 detik) | Ket: -
(5) Suara Jantung : S1 S2 | Irama: Reguler Ireguler
(6) Suara tambahan: Murmur Gallop Lainnya: Tidak ada
3) Laboratorium/ Penunjang:
(1) Interpretasi EKG: Tidak ada
4. ELIMINASI
1) Keluhan:
(1) Miksi: Desakan berkemih Urin menetes Oliguri Nokturnia
Mengompol Enuresis Berkemih tidak tuntas
(2) BAB: Tdk mampu mengontrol Tidak mampu menunda | Frek:
Mengejan saat BAB________
Frekuensi: x/hari | Konsistensi:________Ket:_______
(3) Nokturnia: 1x/malam >1x/malam
(4) Inkontinensia Urine: Ya Tidak
(5) Sensasi berkemih: Ya Tidak
(6) Keluar urine patologis: Batuk Bersin Mengangkat beban | Jml: cc
(7) Intake: cc/hari
2) Pemeriksaan Fisik:
(1) Distensi kandung kemih: Ya Tidak
(2) Peningkatan residu urine: Ya Tidak | Jumlah: cc
(3) Miksi: Frekuensi: /hari | Jumlah: cc/hari |warna:
(4) Kateter Urine: Ya Tidak | Hari ke:____Jenis:______Ukuran:____
(5) Balance Cairan: ________________
(6) Peristaltik usus: x/menit (normal: x/menit) | Ket:
3) Laboratorium:
6. NEUROSENSORI
1) Keluhan:
(1) Nyeri Kepala: Ya Tidak
(2) Nyeri Dada: Ya Tidak
(3) Pandangan Kabur: Ya Tidak
(4) Konjungsi : Nasal Konjungtiva
(5) Parastesia: Ya Tidak
(6) Penurunan kemampuan mengingat: ________________
(7) Kesulitan menelan: Ya Tidak
(8) Keluhan Batuk: Ya Tidak | Tersedak: Ya Tidak
(9) Keluhan mual: Ya Tidak | Muntah: Ya Tidak
(10)Perpsepsi: Halusinasi Gelisah Salah persepsi
2) Pemeriksaan Fisik:
(1) Tingkat kesadaran:
(2) GCS: E: V: M:
(3) Tekanan darah: / mmHg (normal: mmHg) | Ket:_______
(4) Nadi: x/menit (normal: x/menit) | Ket:_________
(5) RR: x/menit (normal: x/menit) | Ket:_________
(6) Pemeriksaan Reflek:
a. Refleks Fisiologis Patella Triceps Biseps
b. Refleks Patologis Babinsky Brudzinsky Kernig
c. Keluhan Pusing Ya Tidak
3) Laboratorium:
(1) _______________
(2) _______________
(3) _______________
4) Keadaan klinis lain:
(1) Bercak merah pada kulit: Ya Tidak
(2) Pucat di bawah lokasi cidera: Ya Tidak
(3) Menggigil: Ya Tidak
(4) Kemampuan mengunyah: Ya Tidak
(5) Nyeri epigastrik: Ya Tidak
(6) Lainnya:
a. ______________
b. ______________
c. ______________
d. ______________
5) Masalah Keperawatan (D.0061 s.d D.0068)
1. Tidak ada masalah keperawatan
2. ______________
3. ______________
4. ______________
3) Laboratorium:
KATEGORI: PSIKOLOGIS
1. NYERI DAN KENYAMANAN
1) Keluhan:
(1) Rasa tidak nyaman: Ya Tidak
(2) Kesulitan tidur: Ya Tidak
(3) Keluhan gatal: Ya Tidak
(4) Mual: Ya Tidak | Muntah: Ya Tidak
(5) Keluhan Lelah: Ya Tidak
(6) Gelisah: Ya Tidak | merasa tertekan: Ya Tidak
(7) Nyeri: Ya Tidak
(8) Lainnya: Tidak ada
2) Pemeriksaan Fisik:
(1) Tekanan darah: 160/70 mmHg (normal: 120/80 mmHg) | Ket: -
(2) Nadi: 88x/menit (normal: 60 – 80 x/menit) | Ket: -
(3) RR: 18 x/menit (normal: 16 – 20 x/menit) | Ket: -
(4) Pola Napas: -
(5) Pupil: - Ka: - Ki: -
(6) Tampak merintih/ Meringis: Ya Tidak
(7) Eliminasi: -
(8) Iritabilitas: -
(9) Kontraksi Uterus: -
(10) Luka Episiotomi: -
(11) Bengkakan Payudara: -
3) Laboratorium: Tidak ada
2. INTEGRITAS EGO
1) Keluhan:
(1) Merasa bingung: Ya Tidak | Merasa tdk berguna: Ya Tidak
(2) Merasa Khawatir: Ya Tidak | Respon kehilangan: ____________
(3) Sulit berkonsentrasi: Ya Tidak | Mimpi Buruk: _____________
(4) Ketidakberdayaan: Ya Tidak | Fobia: Ya Tidak
(5) Keluhan pusing: Ya Tidak | Gangguan Tidur: ___________
(6) Palpitasi : Ya Tidak | Anoreksia: Ya Tidak
(7) Bersedih: Ya Tidak | Perasaan bersalah: Ya Tidak
2) Pemeriksaan Fisik:
(1) RR: x/menit (Normal: x/menit) | Ket:_______
(2) Nadi: x/menit (Normal: x/menit) | Ket:_______
(3) Tekanan darah: / mmHg (Normal: / mmHg) | Ket:_______
(4) Tremor: Ya Tidak | Pucat: Ya Tidak
(5) Kontak mata: Baik Cukup Kurang
(6) Merasa gelisah : Ya Tidak
(7) Tegang : Ya Tidak | Marah : Ya Tidak
(8) Sulit Tidur : Ya Tidak
(9) Amputasi: Ya Tidak Ket: ____________
(10) Spiritual:
a. Tujuan hidup : _____________________
b. Makna hidup : _____________________
c. Keadaan Psikososial : _____________________
d. Ibadah : _____________________
e. Pandangan terhadap Tuhan : _____________________
f. Pandangan terhadap diri sendiri : _____________________
g. Pandangan terhadap lingkungan : _____________________
3) Keadaan klinis lain:
(1) _________________
(2) _________________
(3) _________________
(4) _________________
(5) _________________
4) Masalah Keperawatan (D.0074 s.d D.0079)
(1) Tidak ada masalah keperawatan
(2) _________________
(3) _________________
(4) _________________
KATEGORI: PERILAKU
1. KEBERSIHAN DIRI
1) Keadaan klien terkait personal hygiene: ____________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________
2) Kemampuan Pemenuhan Personal Hygiene: ________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________
3) Hambatan pelaksanaan Personal Hygiene: __________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________
4) Masalah Keperawatan (D.0109)
(1) Tidak ada masalah keperawatan
(2) ______________________
2. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN
Kep. Komunitas (D.0110 s.d D. 0117)
KATEGORI: RELASIONAL
1. Interaksi Sosial: _________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
2. Kemampuan komunikasi: _________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
3. Keadaan Sosial Keluarga: _________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
KATEGORI : LINGKUNGAN
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
TANGGAL
JENIS NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Haemoglobin L 13-18 / P 12-16 gr/dl
Hematokrit L 45-52 / P 37-47 %
LED L 0-15 / P 0-20 mm/jam
Lekosit 4,8-10,8 x 103/ Ul
Hitung jenis
Eosinofil 1-4 %
Basofil 0-2%
Stab 3-5%
Segment 54-62%
Limfosit 25-35%
Monosit 3-7%
Trombosit 150-450 x 10 3 /uL
Eritrosit L 4,7-6,1 / P 4,2 – 5,4 x 10
6/uL
MCV L 80-94 / P 81-99 fL
MCH 27-31 pg
MCHC 30-34 d/dL
Retikulosit 5-15 %
Hitung Eosinofil 50 – 350 mm
Hapusan Darah
Mikrositer
Normositer
Makrositer
Anisositosis
Poikilositosis
Hipokrom
Normokrom
Polikromasi
Golongan darah ABO
Rhesus
Masa perdarahan 1-3 menit
Masa pembekuan 6- 12 menit
PT/ control Beda s/d 2 detik
APTT/ control Beda s/d 7 detik
TAT
Viskositas darah
Viskositas plasma
Fibrinogen
Trombosit owren
Serum Iron
TIBC
Ferritin
G6PD
Coombs test Direk
Hb F
Resistensi Eritrosit min 0,36 – 0,30 %’
Resistensi Eritrosit max 0,45 – 0,38 %
Sel LE Negative
Malaria Negative
KIMIA KLINIK
Faal Hati
Bilirubin direk 0,10 – 0,40 md/dL
Bilirubin total s/d 1,10 mg/dL
Alkali Fosfatase 40-90 anak s/d 720 u/L
SGOT 2-19 u/L
SGPT 3-17 u/L
Gamma GT L 6-28 / p 4-18 u/L
Est Colin 3500-8500
Amylase s/d 100 u/L
Lipase s/d 60 u/L
Asam empedu 0-6 mg/dl
Albumin 3,5-5 g/dl
Globulin 2,6 – 3,6 g/dl
Total protein L 3-7 / P 5-6 mg/dl
Faal ginjal
BUN
Creatinin L < 80 / P <70 u/L
Uric Acid <10 u/L
Creatinin Clearance 226-451 u/L
Fasfatase Asam
Fosfat Prostase
Faal Jantung
CK – NAC 80-110 mg/dl
CK – MB s/d 140 mg/dl
LDH 80-110 mg/dl
Glukosa Darah
Glukosa Puasa
Glukosa 2 jam pp
Glukosa acak
HbAIC
Fruktosamin
Insulin
C.Peptide
Lemak
Kolesterol total 120-250 mg/dl
Kolesterol LDL <150 mg/dl
Kolesterol HDL >55 mg/dl
Triglyseride s/d 200 mg/dl
Total lipid 450-1000 mg/dl
Elektrolit
Na 133-155 mEq/L
K 3,6 – 5,1 mEq/L
Cl 97-113 mEq/L
Ca 8,4-10,2 mg/L
Phospor organic 2,5 – 4,8 mg/L
CO2 18,6 – 29 mmol/L
Mg
Analisa gas darah
pH 7,35 – 7,45
Tes kehamilan
Faeses
Warna
Consist
Darah Negative
Lender Negative
Bensidin Negative
Amuba Negative
Kista Negative
Telur cacing Negative
Eritrosit Negative
Leukosit Negative
CAIRAN PLEURA ACITES
Rivalta Negative
Eritrosit Negative
Lekosit Negative
Hitung jenis
Limfosit
Netrofil
Glukosa
Total protein
LIQUOR CEREBRO SPINALIS
Warna Jernih
None Negative
Pandy Negative
Jumlah sel <10/3
Poli 1-2 / 3
Mono 2-4/ 3
Total protein 15-45 mg/dl
Glukosa 50-80 mg/dl
Sputum
ZN
Gram
LAIN-LAIN
Data Penunjang
Lain-lain :
Terapi
Lain-lain :
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. A No. RM :-
Tanggal : 08 Desember 2020 Ruang :-
NO TANGGAL DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. 08 Desember Ds : Klien mengatakan nyeri di bagian kepala Agen pencedera Nyeri akut
2020 fisiologis
Do :
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (mis : waspada,
posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
2. 08 Desember Ds : Klien mengatakan terasa lelah Ketidak seimbangan Intoleransi
2020 antara suplai dan aktifitas
Do :
kebutuhan oksigen
- Frekuensi jantug meningkat >20% dari
kondisi istirahat.
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A No. RM :-
Tanggal : 10 Desember 2020 Ruang :-