B. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan atau lembaga yang mempunyai keahlian dalam bidang
perencanaan konstruksi dan terdaftar dalam Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum.
Konsultan perencana harus terlebih dahulu menganalisis satu tujuan proyek, anggaran yang
tersedia dan keadaan lingkungan yang berhubungan dengan perencanaan. Dan kemudian konsultan
perencana membuat gambar perencanaan secara detail serta syarat-syarat dalam pelaksanaan proyek.
Adapun tugas konsultan perencana adalah sebagai berikut :
d. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat, daftar perhitungan volume pekerjaan dan
perhitungan biaya.
e. Mempersiapkan dokumen tender yang berisikan syarat umum, syarat khusus, bestek,
pengalaman kerja dan perkiraan waktu pekerjaan.
B.1 Bentuk Konsultan Perencana
Bentuk - bentuk konsultan perencana yang ada antara lain :
Biro arsitek :
Yaitu suatu biro yang hanya bergerak khusus hanya bidang arsitektural saja yang
meliputi proses perancangan, perencanaan dan pengawasan suatu proyek.
Biro arsitek dan insinyur :
Yaitu suatu biro yang bergerak tidak hanya dalam bidang arsitektur saja tetapi juga
dalam bidang disiplin ilmu lainnya seperti struktur, M & E, dan lain-lain.
B.2 Syarat Konsultan Perencana
Secara umum, kelengkapan sebuah konsultan perencana adalah sebagai berikut:
Merupakan badan hukum yang dibuktikan dengan akte Notaris dan bergerak dalam
bidang jasa perencanaan.
Memiliki sertifikat serta tenaga ahli yang berijazah dalam bidang teknik bangunan.
Memiliki kelengkapan organisasi.
Memiliki IJUK (Izin Usaha Jasa Kontruksi)
B.3 Lingkup Pekerjaan Konsultan Perencana
Lingkup pekerjaan pihak konsultan perencana umumnya melalui serangkaian tahapan-tahapan
kegiatan yaitu:
1. Gambar-gambar pra-perancangan
2. Laporan perancangan
Memilih konsep bangunan dan juga konsep penggunanaan sistem-sistem yang akan
digunakan
Pemilihan sub-sistem struktur yang digunakam dalam bangunan
Pemilihan sub-sistem mekanikal dan elektrikal yang digunakan dalam bangunan,
Usulan kemungkinan sistem pelaksanaan kontruksi
3. Rencana Anggaran
Yaitu perhitungan secara umum biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan bangunan
tersebut lengkap dengan seluruh sub-sistem, yang meliputi biaya arsitektur, biaya struktur,
biaya mekanikal/ Elektrikal.
Pada tahap ini gambar pra-rencana yang telah disetujui oleh pihak pengelola tugas
dikembangkan menjadi rancangan pasti, dengan sasaran:
Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter proyek secara menyeluruh
dan terpadu
Untuk mematangkan konsep desain secara keseluruhan, terutama ditinjau dari keselarasan
sistem-sistem yang berkepentingan didalamnya baik dari segi kelayakan, estetika dan
ekonomi bangunan.
Ukuran dari tahap ini adalah :
1. Gambar-gambar
Skala yang di gunakan 1:100, 1:50, 1:10 sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.
Gambar-gambar yang disajikan antara lain rencana tapak, denah, tampak dari segala
sisi, potongan melintang dan memanjang memperlihatkan ketinggian langit-langit,
tinggi pintu, jendela.
2. Laporan teknis
Laporan teknis menjelaskan tentang:
Laporan hasil perancangan dan hitungan yang lebih terperinci tentang
bangunan
Hasil perhitungan arsitektur
3. Rencana anggaran
Perhitungan biaya yang lebih terperinci untuk masing-masing sub-sistem arsitektur,
struktur, mekanikal dan elektrikal.
Tahap ini merupakan tahap teknis pelaksanaan, yang mempunyai sasaran sebagai sarana
komunikasi bagi pihak pelaksana bangunan.
Cara ini umumnya dipakai dengan mengundang beberapa konsultan perencana yang didapat
melalui daftar konsultan di dapertemen pekerjaan umum oleh pemberi tugas. Konsultan perencana
yang di undang mengajukan usulan teknis yang berisi antara lain :
Pengalaman dan keahlian yang pernah didapat diterapkan dalam merencanakan suatu proyek.
Usulan rencana kerja dalam menangani proyek tersebut.
B.4.3 Kompetesi/Sayembara
Cara ini ditempuh bila mana di inginkan hasil perencanaan yang optimal terutama untuk
banguanan-bangunan yang khusus, monumental dan penting. Sayembara pelaksaan ini
dilaksanakan dengan mengundang secara terbuka beberapa konsultan perencana yang dikenal baik
hasil karya perencanaan atau dengan sayembara umum yang terbuka bagi masyarakat. Pada
umumnya, karna scope perencaanaan yang luas atau besarnya lingkup perencanaan maka biasanya
diminta hanya terbatas pada skematik desain (gambar perencana) di sertai dengan urain dasar atau
konsep perencanaan. Walaupun cara ini akan memakan biaya yanng lebih bayak, tetapi akan
mendapatkan hasil yang lebih baik pula.
Dalam hal ini, konsultan perencana mengadakan studi kelayakan mengenai suatu proyek
kepada bouwheer (penyandang dana), dan bila disetujui maka konsultan perencana tersebut akan
menunjuk untuk merencanakan dan merancang proyek yang di usulkan tersebut. Cara ini dilakukan
bila konsultan perencana berani menanggung risiko biaya yang dikeluarkan apabila ternyata
proposal yang diajukan tidak di setujui oleh pihak calon pemillik.
Dalam hal ini pihak konsultan perencana melakukan kerja sama dengan konsultan lainnya
dalam melaksanakan proyek yang cukup besar dan membutuhkan ahli-ahli yang lebih
berpengalaman.
C. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan atau lembaga yang mempunyai keahlian dalam bidang
perencanaan konstruksi yang diberikan kuasa dari pemilik proyek untuk mengawasi segala kegiatan
pelaksanaan dalam pekerjaan agar tidak terjadinya penyimpangan-penyimpangan di lapangan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan oleh konsultan perencana.
Tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan proyek adalah:
1. Mengawasi setiap pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik dari segi kualitas bahan bangunan
yang dipakai serta jalannya pekerjaan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh
konsultan perencana.
2. Mengawasi pekerjaan terhadap program kerja yang telah disetujui.
3. Mengawasi, meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian yang terjadi saat pekerjaan
berlangsung.
4. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk dilakukan pembayaran.
5. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pelaksana untuk kemudian
diteruskan kepada pemimpin proyek.
6. Mengevaluasi setiap laporan pekerjaan yang dibuat oleh pelaksana proyek agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
7. Mengawasi tepatnya waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
D. Pelaksana (Kontraktor)
Pelaksana (Kontraktor) adalah suatu lembaga yang bergerak dibidang konstruksi, disesuaikan
menurut keahlian, pengalaman dan kemampuan modal yang dimiliki.
2. Organisasi Tradisional
Organisasi tradisional banyak/ biasa digunakan path proyek konstruksi dengan kondisi biasa,/ umum.
Ide pembentukannya didasarkan pada pendekatan pembentukan organisasi terpisah (separation
organkadon). Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu : pemilik proyek .yang bertindak
sebagai manajemen proyek konstruksi, konsultan disain sebagai perancang konstruksi dan di
beberapa proyek juga terdapat konsultan pengawas sebagai pengawas pelaksanaan konstruksi dan
kontraktor sebagai pelaksana konstruksi. Tahap proyek dipisah antara tahap disain dan tahap
pelaksanaan kontruksi dan tahapan tersebut berlangsung secara berurutan (sequential). Hubungan
kerjasama yang ada terdiri dan hubungan antara pemilik dengan konsultan dan pemilik dengan
kontraktor. Bila konsultan bertindak sebagai pengawas, tanggung jawabnya hanya sebatas
mengawasi agar sesuai dengan yang telah didisain tanpa memiliki wewenang merubah disain (harus
ada persetujuan pemilik proyek).
Pada organisasi tradisional, dikenal adanya kontraktor utama. Pekerjaan konstruksi yang tidak
dikcrjakan kontraktor utama disubkonkan kepada sub kontraktor atau kontraktor spesialis, dengan
alasan bahwa sub kontraktor dapat melakukan pekerjaan spesialis tersebut dengan lebih cepat, biaya
yang lebih murah dan mutu yang lebih balk jika dibandingkan dengan kontraktor utama. Hal ini
disebabkan karena jenis kegiatan tersebut tidak biasa dilakukan oleh kontraktor utama (kontraktor
utama tidak berpengalaman), kontraktor utama tidak memiliki sumber daya, baik tenaga kerja
maupun peralatan.
Organisasi Tradisional
Pemilik Pemilik
Sub Kontraktor
Konsultan Kontraktor Utama
Konsultan Kontraktor
sendiri
kemampuan
Kerja dengan
Hubungan Kontraktual
Hubungan Fungsional
2.3 Penjadwalan Proyek
2.2.1 Pengertian penjadwalan Poyek
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber
daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan
progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan
dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan
untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling adalah
pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masing – masing pekerjaan dalam rangka
menyelesaikan suatu proyek hinggah tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan
keterbatasan – keterbatasn yang ada.
Dalam konteks penjadwalan, terdapat dua perbedaan, yaitu waktu (Time) dan
kurun waktu (duration). Bila waktu menyatakan siang/malam, sedangkan kurun waktu atau
durasi menunjukan lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan, seperti
lamanya waktu kerja dalam satu hari adalah 8 Jam. Melakukan durasi suatu kegiatan bisanya
dilandasi volume pekerjaan dan produktivitas crew/kelompok pekerja dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan. Produktivitas didapat dari pengalaman crew melakukan suatu kegiatan yang
telah dilakukan sebelum atau database perusahaan.
Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Tailor dalam bentuk bagan
balok, dengan panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan
baloknya informatif, mudah dibaca dan efektif untuk dikomunikasi serta dapat dibuat dengan
mudah dan sederhana. Bagan balok terdiri atas sumbu-Y yang dinyatakan kegiatan atau paket
kerja dari lingkup proyek, sedangkan sumbu-X menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu,
atau bulan sebagai durasi. Pada bagan ini juga dapat ditentukan Milestone / Baseline sebagai
bagian target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara
keseluruhan. Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau diperpanjang dengan
memperhatikan total floatnya, yang menunjukan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau
berkurang sesuai kebutuhan dalam perbaikan jadwal. Penyajian informasi bagan balok agak
terbatas, misal hubungan antar kegiatan tidak jelas dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak
dapat diketahui. Karena urutan kegiatan kurang terinci, maka bila terjadi keterlambatan
proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan.
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah
kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang
berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara, terowongan / tunnel
atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek
– proyek tersebut karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan
variasi keterampilan pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.
Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat
dengan keragaman masing – masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang cukup
besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam
suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan bila metode ini
dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan linier dapat memberikan
informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat di tampilkan oleh metode network.
o Membuat pagar batasan pada lokasi proyek yang sedang dikerjakan di samping
jalan raya;
o Dilarang masuk tanpa izin dan keperluan khusus dan tertentu;
o Semua orang yang memasuki lingkungan proyek diwajibkan menggunakan
tanda pengenal dari masing-masing perusahaan.
o Pertemuan singkat disetiap pagi dalam waktu 10 s/d 15 menit sebagai kegiatan
pembuka sebelum dimulainya pekerjaan;
o Dihadiri oleh semua orang yang akan bekerja/melaksanakan pengawasan di
lapangan, baik Mandor, Kepala Regu Kerja, Pelaksana, Site Manager,
Subkontraktor, serta pihal Manajer Supervisi;
o Pengarahan dan pengenalan singkat mengenai keselamatan kerja secara umum
atau sesuai perkembangan di lapangan yang disampaikan oleh petugas K3;
o Memeriksa kelengkapan pemakaian APD dan kesiapan kerja.
4. Pemeriksaan K3
5. Patroli Keamanan
o Kegiatan patroli rutin yang harus dilakukan oleh petugas K3 untuk menghindari
agar tidak terjadinya kecelakaan.
6. Rambu-Rambu
CV. Aceh Engeneering Consultant mempunyai beberapa ruang lingkup pekerjaan yang
menjadi bagian dalam bidang usaha, diantaranya :
1. Perencanaan umum.
2. Peninjauan.
3. Studi kelayakan.
4. Perencanaan teknik.
5. Pengawasan teknik.
6. Manajemen umum dan operasi.
7. Penelitian.