Anda di halaman 1dari 2

TUGAS Etikolegal 1.

Bidan, HAM dan Gender

Nama : nabila syifa afia


NIM : P17324120037
Kelas : 1 B

I. Kasus pelanggaran HAM oleh Nakes/ Bidan


(cari kasus dari berita yang ada tentang pelanggaran HAM dalam pelayanan kesehatan, dan
sampai berita penyelesaiannya. Tulis sumbernya, boleh disertakan foto beritanya) .

Kasus Penjualan Bayi di Medan, 2 Bidan Jadi Tersangka dan Ditahan


Medan - Polda Sumatera Utara (Sumut) menetapkan dua bidan berinisial RS dan SP menjadi
tersangka dalam kasus penjualan bayi di Medan, Sumut. Hingga kini sudah ada tiga orang yang jadi
tersangka dalam kasus ini.
"Tersangka sudah tiga. Iya betul (dua bidan ditetapkan sebagai tersangka)," kata Kabid Humas Polda
Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Jumat (19/2/2021).

Setelah menjadi tersangka, dua bidan ini ditahan. Polisi mengatakan masih mendalami kemungkinan
adanya tersangka lain dalam kasus ini. "Ditahan. (Tersangka lain) Masih didalami," tutur Hadi.

Pengungkapan kasus perdagangan bayi ini bermula dari informasi adanya kegiatan penjualan anak
oleh tersangka A, Jumat (12/2) sekitar pukul 13.00 WIB. Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku
membeli bayi itu seharga Rp 5 juta, kemudian dijual Rp 28 juta.

Dari hasil pemeriksaan kepada A, polisi kemudian menangkap RS dan SP. Polisi menemukan bukti
transfer antara A dan RS.

"Dari pemeriksaan sementara ditemukan bukti baru bahwa tersangka sudah beberapa kali melakukan
penjualan bayi. Salah satunya dari handphone tersangka ada pengiriman bukti transfer sebesar Rp
13 juta ke wanita inisial RS yang berprofesi sebagai bidan," kata Kasubdit Renakta
Ditreskrimum Polda Sumut AKBP Simon P Sinulingga, Kamis (18/2/2021).

Saat mengamankan RS, ditemukan juga seorang bayi. Bayi itu berusia 3 minggu. "Mengamankan
bayi lainnya berusia 3 minggu. Bayi sudah dititipkan di RS Bhayangkara Medan," kata Simon.

Sampai saat ini kasus masih ditangani oleh pihak yang berwenang.

Sumber : Fansuri, A.A. (19 Februari 2021). Kasus Penjualan Bayi di Medan, 2 Bidan Jadi
Tersangka dan Ditahan. [DetikNews]. Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-5385837/kasus-
penjualan-bayi-di-medan-2-bidan-jadi-tersangka-dan-ditahan
II. Pembahasan
(sampaikan pendapat kalian, kaitkan dengan aturan/ perundangan yang anda ketahui)

Menurut saya, kasus tersebut sudah termasuk ke pelanggaran HAM berat karena sudah
termasuk kejahatan yang menyangkut kemanusiaan. Seperti yang dijelaskan dalam penjelasan
Pasal 104 ayat (1) Undang-Undang Hak Asasi Manusia, pelanggaran HAM berat adalah
pembunuhan massal (genocide), pembunuhan sewenang-wenang atau diluar putusan pengadilan
(arbitary/extra judicial killing), penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan, atau
diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (system discrimination).
Dari kasus diatas sudah jelas bahwa penjualan bayi termasuk kedalam pelanggaran HAM
karena termasuk kedalam penghilangan orang secara paksa dan memindahkan secara paksa
anak-anak dari kelompok ke kelompok lain.
Seperti yang dijelaskan juga dalam pasal 76F UU Perlindungan Anak “.Setiap orang dilarang
menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan
penculikan, penjualan, atau perdagangan anak”.

Ketentuan sanksinya dapat kita lihat dalam Pasal 83 UU Perlindungan Anak yang berbunyi

“Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76F dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan
denda paling sedikit Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)”.

Pasal 76F jo. Pasal 83 UU Perlindungan Anak memang telah menentukan larangan
memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual. Namun,
ketentuan tersebut tidak merumuskan pengertian perdagangan orang yang tegas secara hukum.
Demikian antara lain yang dikatakan dalam bagian penjelasan umum Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2007 Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (“UU Pemberantasan
Perdagangan Orang”)

Penyelesaian yang bisa dilakukan dalam menangani kasus tersebut menurut saya seharusnya
pemerintah memberikan perhatian khususnya ditujukan untuk melindungi korban, melalui
pembinaan aparat dan komunitas masyarakat, diupayakan penindakan hukum yang lebih keras
agar menimbulkan efek jera. Melakukan berbagai upaya penyuluhan, kampanye, dan peningkatan
kepedulian masyarakat juga terus dilakukan untuk mencegah terjeratnya kelompok rentan dalam
perdagangan orang.

Anda mungkin juga menyukai