Sistem dispersi
Dispersi
molekuler < 1 𝑛𝑚
(Larutan Sejati)
Sistem
dispersi Dispersi Koloid 1 𝑛𝑚 − 100 𝑛𝑚
Dispersi Kasar
( ex : suspense) > 100 𝑛𝑚
Interaksi kuat : Mempunyai gaya tarik menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dan
medium pendispersinya
Membentuk disperse koloid atau sol dengan mudah : sol koloidal liofilik biasanya diperoleh
hanya dengan melarutkan bahan dalam pelarut yang digunakan
Stabil, karena fase dispersi tersolvatasi : Umumnya koloidl liofilik lebih kental dan lebih stabil
dari koloid liofobik, karena molekul pelarut menempel ke molekul fase terdispersi (solvatasi)
disebabkan gaya tarik menarik antara fase terdispersi dan medium pendispersi, sehingga
terhindar dari pengelompokkan(koagulasi)
partikel terdispersi pada sistem koloid liofobik mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar
Koloid HIDROFILIK
Interaksi lemah : Mempunyai gaya tarik menarik yang kecil antara zat terdispersi dan medium
pendispersinya
Tidak stabil
Pembentukan sol relatif sulit
partikel terdispersi pada sistem koloid liofobik mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil
Koloid HIDROFOBIK
Koloid asosiasi adalah koloid yang terbentuk dari gabungan (asosiasi) molekul surfaktan yang larut
dalam medium sehingga membentuk agregat-agregat molekul yang disebut misel.
Contoh : sabun atau detergen membentuk koloid asosiasi dalam air terdiri atas ion stearat
(C18H35O2–).
Adsorbsi :
Sifat optis :
Penyerapan pada Koagulasi
Efek Tyndall
permukaan
Sifat Kinetik :
Gerak Brown, Sifat elektrik
difusi, tekanan
osmosis,
sedimentasi,
viskositas
pada dasarnya apabila molekul maupun koloid dikenai sinar, maka sinar tersebut akan
diabsorbsi → dipantulkan → diteruskan
Gerak Brown
Pertama kali ditemukan oleh Robert Brown. Gerak Brown adalah gerakan terus-
menerus secara acak dari partikel koloid dalam mediumnya. Gerakan ini terjadi
karena adanya tumbukan oleh molekul-molekul pada sisi-sisi partikel yang tidak
sama. Dengan adanya gerak Brown ini maka partikel koloid terhindar dari
pengendapan karena terus-menerus bergerak. Gerakan partikel koloid secara
acaka ini juga menyebabkan partikel koloid menjadi stabil dan homogen.
Gerak brown lebih cepat pada partikel yang berukuran lebih kecil.
Besar gerak menurun sejalan dengan kenaikan viskositas
Partikel-partikel koloid berdifusi dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang
berkonsentrasi rendah, sampai sistem tersebut seragam seluruhnya. Difusi merupakan hasil
langsung dari gerak Brown
Menurut Hukum Fick pertama, jumlah dq dari zat yang mendifusi dalam waktu dt melalui bidang
seluas S adalah berbanding langsung dengan konsentrasi dc terhadap jarak yang ditempuh, dx
𝑑𝑞 𝑑𝑐
= −𝐷. 𝐴
𝑑𝑡 𝑑𝑥
Keterangan :
𝑑𝑞
= banyaknya zat/obat yang terdifusi persatuan waktu
𝑑𝑡
D = tetapan difusi
A = luas permukaan
𝑑𝑐
= gradient konsentrasi (dc = konsentrasi ; dx = jarak
𝑑𝑥
yang ditempuh )
Sutherland-Einstein Keterangan :
Keterangan :
(2). Soal : berat molekul suatu protein bulat 20000 g/mol, dan volume spesifik parsial
0,80 𝑐𝑚3 /g pada 20°C. Viskositas pelarut 0,01 poise. Hitung harga D koefisien difusi
pada temperatur ini
= cRT
Kecepatan sedimentasi 𝒗 dari partikel-partikel bulat yang mempunyai kerapatan (massa jenis)
𝝆 dalam medium yang memiliki massa jenis 𝝆𝟎 serta viskositas 𝜼𝟎 diberikan oleh Hukum
Stokes :
2𝑟 2 ρ − ρ0 𝑔
𝑣=
9η0
Percepatan
gravitasi
koagulasi