Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

INTERVENSI PRIORITAS DI KELOMPOK LANSIA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh:

Syahrizal Listyanto
1811020298 /6E

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
A. Latar Belakang
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia apabila usianya 60 tahun
ke atas,baik pria maupun wanita. Sedangkan Departeman kesehatan RI menyebutkan
seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai dari usia 55 tahun keatas. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut dimulai dari usia 60 tahun (Indriana, 2012; Kushariyadi,
2010; Wallace, 2007). Proses penuaan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik
secara sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan. Hal ini disebabkan karena dengan
semangkin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor
proses alami yang dapat menyebabkan perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia pada
jaringan tubuh yang dapat mempengaruhi fungsi, kemampuan badan dan jiwa (Perry &
Potter, 2005).
Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal
ginjal. Disebut sebagai “ pembunuh diam – diam “ karena penderita hipertensi sering tidak
menampakan gejala (Brunner & Suddarth, 2002). Penyakit ini menjadi salah satu masalah
kesehatan utama di Indonesia maupun dunia sebab diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus
hipertensi terutama terjadi di Negara berkembang. pada tahun 2000 terdapat 639 kasus
hipertensi diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025. Sedangkan
hipertensi di 1Indonesia menunjukan bahwa di daerah pedesaan masih banyak penderita
hipertensi yang belum terjangkau oleh layanan kesehatan dikarenakan tidak adanya keluhan
dari sebagian besar penderita hipertensi (Adriansyah, 2012)
Angka kejadian hipertensi di indonesia menurut riset Kesehatan Dasar Tahun 2017
menunjukan bahwa prevalensi hipertensi di indonesia berdasarkan pengukuran tekanan darah
mengalami peningkatan 5,9%, dari 25,8% menjadi 31,7% dari total penduduk dewasa.
Berdasarkan pengukuran sampel umur lebih dari 18 tahun prevelansi hipertensi mengalami
peningkatan yakni 7,6% pada tahun 2015 dan 9,5% tahun 2017 dengan total presentase
sebesar 25,8%. Prevelansi hipertensi tertinggi di Bangka Belitung dengan presentase 25,8%,
kalimantan selatan 30,8%, kalimantan timur 29,6%, jawa barat 29,5% (Riskesdas, 2018).
Pada saat pengkajian ke posyandu lansia Handayani pada tanggal 27 April 2021 tercatat
jumlah lansia yang datang ke posyandu lansia di pos Handayani yaitu sebanyak 10 orang dengan
lansia laki-laki sebanyak 2 orang dan lansia perempuan sebanyak 8 orang. Dari 10 lansia yang
datang ke posyandu Handayani ada 5 orang yang mengeluhkan hipertensi. Lansia juga
mengatakan tidak pernah berolahraga kecuali mengerjakan pekerjaan rumah hanya ada 2 lansia
yang rajin berolahraga, pola tidur lansia yang istirahatnya teratur ada 2 orang dan 8 orang lainnya
pola tidur mereka tidak teratur karena melebihi jam 9 malam. Lansia juga mengatakan kurangnya
sumber pengetahuan untuk mendapatkan informasi yang cukup mengenai penyakit yang diderita
oleh lansia yang sedang mengalami sakit. Oleh sebab itu perlu adanya sosialisasi tentang
hipertensi.

B. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan b/d sumber daya tidak cukup (pengetahuan)

C. Intervensi
Diagnosa Tujuan Kiteria hasil Intervensi
keperawatan (NOC) (NIC)
Domain 1 : Setelah dilakukan Domain IV : Pengetahuan tentang Intervensi: Pendidikan
Promosi tindakan sebanyak 1 kesehatan dan perilaku Kesehatan
Kesehatan kali pertemuan, Kelas S : Pengetahuan tentang a) Targetkan sasaran pada
Kelas 2 : diharapkan lansia kesehatan kelompok berisiko
Manajemen menambah 1837. Pengetahuan : Manajemen tinggi dan rentang usia
Kesehatan pengetahuan penyakit Hipertensi yang akan mendapat
Dx : sesuai dengan kriteria Indikator Target manfaat besar bagi
Ketidakefekti hasil. pendidikan kesehatan.
Komplikasi 5
fan Tujuan: hipertensi b) Tentukan pengetahuan
Pemeliharaan 1. Responden dapat Tanda dan gejala 5 kesehatan dan gaya
hipertensi
Kesehatan mengetahui hidup perilaku saat ini
tentang penyakit Diet yang 5 pada invidu, keluarga,
dianjurkan
hipertensi. Manfaat olahraga 5 atau kelompok sasaran.
2. Responden teratur c) Rumuskan tujuan
Ket
mengetahui tanda 1 : Tidak ada pengetahuan dalam program
2 : Pengetahuan terbatas
dan gejala dari 3 : Pengetahuan sedang pendidikan kesehatan.
4 : Pengetahuan banyak
penyakit 5 : Pengetahuan sangat banyak d) Ajarkan strategi yang
hipertensi. dapat digunakan untuk
3. Responden menolak perilaku yang
mengetahui dan tidak sehat atau
memahami diet beresiko daripada
untuk penderita memberikan saran
hipertensi untuk menghindari atau
4. Responden mengubah perilaku.
mengetahui e) Berikan ceramah
pentingnya (penyuluhan) untuk
olahraga untuk menyampaikan
penderita informasi dalam jumlah
hipertensi besar (masyarakat) saat
yang tepat.
f) Libatkan individu,
keluarga, dan
kelompok dalam
rencana implementasi
gaya hidup dan
modifikasi perilaku
kesehatan.
g) Gunakan alat/media
(Leaflet, power point,
gambar, dll) dalam
menyampaikan
informasi tentang
kesehatan.
h) Tanyakan kembali
apabila masih kurang
jelas dalam
menyampaikan
informasi tersebut.
i) Lakukan evaluasi untuk
mengukur pemahaman
dari responden.

D. Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah post test. Dimana sebelum
kegiatan dilakukan, peserta yang berjumlah 10 orang dengan kriteria Lanjut usia sudah
mengikuti pre test terlebih dahulu guna mengukur tingkat pengetahuan peserta. Setelah
dievaluasi pada peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan didapatkan bahwa semua
peserta dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik ditunjukkan dengan skor post
test yang meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan, RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2013). Jakarta :

Departemen Kesehatan

Nanda NIC NOC. (2015). Diagnosis Definisi dan Klasifikasi. Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Zeng, XT., Liu, DY., Kwong, JS., Leng, WD., Xia, LY., & Mao, M. (2015). Meta‐analysis of

association between interleukin‐1β C‐511T polymorphism and chronic periodontitis


susceptibility. Journal of periodontology, 86(6), 812-819.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/715/4/Chapter%2520II.pdf
diakses pada tanggal 28 April 2021 pukul 16.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai