Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

BAB II

PERCOBAAN WATERPASS
2.1 Pendahuluan

Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik


acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan
gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah
terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam kaca
berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti
waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa
untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapat tanda panah
menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran bidik
akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih
ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran
bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama
ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya.
Dengan waterpass ini kita dapat menentukan berapa banya tanah yang
dibutuhkan untuk meratakan suatu lokasi. Alat ini bersifat sangat
sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk
menutupi cahaya matahari.

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

2.2 Alat yang digunakan

Gambar 2.1 Waterpass

7
Gambar 2.2 Statif

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

Gambar 2.3 Rambu Ukur

Gambar 2.4 Payung

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

2.3 FungsiAlat

1. Waterpass

a) Visir

Kegunaan untuk membidik secara semu sumbu arah bidikan

b) Teropong

Kegunaan untuk menghasilkan bayang yang akan diukur

c) Lensa Obyektif

Kegunaan untuk melihat dan membaca rambu ukur

d) Skrup sudut horizontal

Kegunaan untuk memperjelas bacaan skala benang pada alat

e) Skrup lensa obyektif

Kegunaan untuk memperjelas bidikan atau benang

f) Skrup pengerak halus horizontal

Kegunaan untuk menempatkan rambu (benang silang)


dengan cara memutar kekanan dan kekiri benang silang
yang ada didalam pesawat tepat tegak di tengah-tengah
rambu ukur
g) Kotak Nivo

Kegunaan untuk mengontrol atau mengetahui mendatarnya


bidikan pembacaan benang
h) Skrup pengunci alat

Kegunaan untuk mengunci pesawat yang akan kita pakai


agar tidak bergoyang sehingga dalam pengoprasian tidak
berubah
10

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

2. Statif

Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga waterpass


dengan ketiga kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada
masing-masing ujungnya runcing, agar masuk ke dalam tanah. Ketiga
kaki statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan
tanah tempat alat ini berdiri.

3. Rambu Ukur

Fungsi yang utama dari rambu ukur ini adalah untuk


mempermudah/membantu mengukur beda tinggi antara garis bidik
dengan permukaan tanah. Hal yang perlu diperhatikan dari rambu
adalah :

 Skala rambu dalam cm atau mm atau interval jarak pada


garis-garis dalam rambu tersebut setiap berapa cm atau
berapa mm.
 Skala dari rambu, terutama pada daerah sambungan
rambu harus benar.
4. Payung
Kegunaan untuk melindungi pesawat dari diafragma
sinar matahari.

11

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

2.4 Jenis-Jenis Percobaan Waterpass

Pengukuran sifat datar

1. Penguuran sifat dasar profil

a. Profil memanjang

b. Profil melintang
2.5 Rumus Yang Digunakan

BT = ½(BA+BB) (untuk mengetahui hasil bacaan BT)


d=(BA-BB)100 (untuk optis dari alat rambu)
Keterangan:

BT : Benang tengah

BA: Benang Atas

BB: Benang Bawah


LANGKAH KERJA PERHITUNGAN DATA PENGUKURAN PESAWAT
PENYIPAT DATAR :

1) Rumus Beda Tinggi Tanah :


= BT ( BLK ) – BT ( MUKA )
2) Rumus Tinggi Tanah :
= Tinggi Tanah  Beda Tinggi Tanah

12

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

Rumus-rumus yang digunakan dalam pengukuran waterpass adalah :


1. Pengukuran Waterpass Memanjang
Beda tinggi antara titik A dan B adalah :
ΔhP1,P2 = BTP1 – BTP2
Adapun :
 ΔhP1,P2 = beda tinggi antara titik P1 dan P2
 BTP1 = bacaan benang tengah di titik P1
 BTP2 = bacaan benang tengah di titik P2
Jarak antara A dengan P1 adalah :
do = 100 × (BAP1 – BBP1)
Adapun :
 dAP = jarak antara titik A dan P
 BAA = bacaan benang atas di titik A
 BBA = bacaan benang bawah di titik A
Dalam pengukuran waterpass memanjang, pesawat diletakkan di tengah-
tengah titik yang akan diukur. Hal ini untuk meniadakan kesalahan akibat tidak
sejajarnya kedudukan sumbu teropong dengan garis arah nivo.
2. Pengukuran Waterpass Melintang
Beda tinggi antara titik 1 dan 2 adalah :
Δh1,2 = BT1 – BT2
Adapun :
 Δh1,2 = beda tinggi antara titik 1 dan titik 2
 BT1 = bacaan benang tengah di titik 1
 BT2 = bacaan benang tengah di titik 2

13

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

Beda tinggi antara titik 1 dan titik P adalah :


Δh1P = BT1 – TP
Adapun :
 Δh1P = Beda tinggi antara titik 1 dan titik P
 BT1 = Bacaan Benang tengah di titik 1
 TP = Tinggi Pesawat
Rumus Beda Tinggi Tanah
Rumus beda tinggu antara dua titik :
 BT = BTB – BTA
KET :
BT : Beda Tinggi
BTA : Bacaan Benang Tenagah A
BTB : Bacaan Benang Tengah B
Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik diperlukan dulu pembacaan
benang tengah titik :
BT = BA + BB / 2
KET :
BT : Bacaan benang tengah
BA : Bacaan benang atas
BB : Bacaan benang bawah
Mencari jarak optis :
J = ( BA – BB ) X 100
KET :
J: Jarak datar optis
100: Konstantan pesawat

14

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

Penjelasan Perhitungan Terkait Penggambaran Sipat Datar


Perhitungan Sipat Datar Memanjang (Long Section)
 BedaTinggi(∆h)
∆h P1-P2 =BTP1-BTP2 (∆h1) pengukuran pergi
∆h P1-P2 =BTP1-BTP2 (∆h1’) pengukuran pulang
∆h P1-P2 rata-rata =(∆h1+∆h1’)/2
∆h P2-P3 =BTP2-BTP3 (∆h2) pengukuran pergi
∆h P2-P3 =BTP2-BTP3 (∆h2’) pengukuran pulang
∆h P2-P3 rata-rata =(∆h2+∆h2’)/2 …dst
 Ketinggian Titik
Bila tinggi titik P1 diketahui TP1 maka TP2 = TP1 + ∆h P1-P2 rata-rata
Maka TP3 = TP2 + ∆h P2-P3 rata-rata …dst
 Jarak
( Ba – Bb ) * 100
Ket :
Ba = Benang Atas
Bb = Benang Bawah
Perhitungan Sipat Datar Melintang ( Cross Section )
 Beda Tinggi (∆h)
Pesawat berdiri diatas titik P1
∆h P1-a =ta–Bta ta = tinggi alat dititik P1
∆h P1-b =ta–BTb …dst Pesawat berdiri diatas titik P2
∆h P2-a = ta–Bta ta = tinggi alat di titik P2
∆h P2-b = ta–BTb …dst
 Ketinggian Titik
Bila tinggi titik P1 diketahui TP1 maka Ta = TP1 + ∆h P1-a
Tb = TP1 + ∆h P2-b…dst
Bila tinggi titik P2 diketahui TP2 maka Ta = TP2 + ∆h P2-a

15 Tb = TP2 + ∆h P2-b...dst

 Jarak ( Ba – Bb ) * 100

PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B
LAPORAN LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ILMU SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang (30263)

2.6 Langkah Kerja


Uraian pelaksanaan dari pengukuran waterpass adalah sebagai berikut :
1. Menentukan titik awal pengukuran serta titik tetap ( Banch Mark )
yang digunakan
2. Memberikan tanda pada titik awal tersebut dengan menggunakan
penanda ( batu dan sebagainya ) sebagai titik P1
3. Menentukan titik A yang berjarak 20 meter didepan titik P1, dan
titik B yang berjarak 20 meter dibelakang titik P1 dan seterusnya,
dengan memberikan tanda dengan penanda ( batu, dan sebagai
tersebut ) hingga titik terakhir yaitu titik P4
4. Mendirikan tripod tepat diatas titik P1 dan meletakkan alat ukur
waterpass diatas tripod tersebut dengan menyekrup bagian
bawahnya .
5. Mengatur sekrup pengungkit agar gelombang nivo terletak di
tengah - tengah tabung.
6. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, bak dilitakan di titik AB
kemudian ditembak dari titik P1 tersebut ( usahakan letak bak
vertikal )
7. Kemudian benang horizontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya
dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus

BA  BB
waterpass, yaitu : d = 100 x (BA-BB) dan BT = 2 , jika
hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas , pembacaan rambu
ukur diulang kembali.
8. Setelah titik AB diukur, waterpass diputar agar mengarah ke titik B
untuk kemudian ditembak atau diukur . setelah itu alat dipindah ke
titik P2 untuk penembakan kembali ketitik awal untuk bacaan
paling tinggi hingga titik A
9. Melakukan perhitungan dan kesalahan yang diperoleh. Jika selisih
beda tinggi 16
antara pengukuran pergi dengan pengukuran pulang
melampaui kesalahan yang diijinkan, maka pengukuran harus
diulang kembali
PRATIKUM WATERPASS
Achmad Irpan - 112019054
II B

Anda mungkin juga menyukai