Anda di halaman 1dari 17

POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1

MATERI PENGONTROL TEGANGAN AC

1. Pengertian Dasar Pengontrol Tegangan ac .................................................................. 2


2. Prinsip Kerja Kontrol on-off ........................................................................................ 3
3. Prinsip Kerja Kontrol fasa ........................................................................................... 6
4. Pengontrol Tegangan ac Satu-Fasa Dua Arah Beban Resistif ..................................... 8
5. Pengontrol Tegangan ac Satu-Fasa Dua Arah Beban RL .......................................... 11
6. Pengontrol Tegangan ac Tiga-Fasa Dua Arah Beban Resistif................................... 13

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2

PENGONTROL TEGANGAN AC
(PERTEMUAN PERTAMA)

1. PENGERTIAN DASAR PENGONTROL TEGANGAN AC


Jika saklar thyristor dihubungkan antara sumber ac dan beban, maka daya yang
mengalir dapat dikontrol melalui variasi nilai rms tegangan ac yang terdapat pada beban; dan
jenis rangkaian daya demikian ini dikenal sebagai Pengontrol Tegangan ac.

Vs Vo (RMS)
AC Input AC Voltage Variable AC
Voltage Controller Output Voltage
fs fs

Gambar 1. Ilustrasi pengontrol tegangan ac


Aplikasi yang paling umum dari pengendali tegangan ac adalah: pemanas industri,
pengubah tap transformator pada kondisi berbeban, kontrol cahaya, kontrol kecepatan
motor induksi fasa banyak, dan kontrol magnet ac. Untuk pengiriman daya yang dapat
dikontrol, umumnya dua jenis pengontrol yang digunakan adalah:
1) Kontrol on-off;
2) Kontrol fasa.
Pada kontrol on-off, saklar thyristor menghubungkan beban ke sumber ac selama
beberapa siklus tegangan masukan dan kemudian melepaskan selama beberapa siklus
beikutnya. Pada kontrol fasa, saklar thyristor menghubungkan beban ke sumber ac untuk
sebagian dari setiap siklus tegangan input.
Pengontrol tegangan ac dapat diklasifikasikan dalam dua jenis: (1) pengontrol satu-fasa
dan (2) pengontrol tiga-fasa. Setiap jenis dapat dibagi lagi menjadi (a) satu arah atau kontrol
setengah gelombang dan (b) dua arah atau kontrol gelombang penuh. Terdapat berbagai
konfigurasi dari pengontrol tiga-fasa bergantung pada hubungan dari saklar thyristor.
Ketika sumber tegangan masukan ac thyristor mengalami komutasi jalur; dan thyristor
kontrol-fasa relatif murah dan lebih lambat dari pensaklaran thyristor cepat, yang biasa
digunakan. Untuk aplikasi sampai dengan 400 Hz, dengan rating tegangan dan arus yang
memenuhi, maka TRIACs dapat digunakan.
Karena komutasi jalur atau pemadaman alami, maka tidak ada kebutuhan rangkaian
komutasi tambahan dan rangkaian pengontrol tegangan ac menjadi sangat sederhana. Karena
sifat dari bentuk gelombang tegangan keluaran, maka analisis penurunan permasamaan
eksplisit untuk mengetahui parameter kinerja rangkaian ini tidak sederhana, terutama untuk
sudut-fasa yang terkontrol pada konverter dengan beban RL. Demi kesederhanaan, beban
resistif dipertimbangkan dalam Bab ini, untuk membandingkan kinerja dari berbagai
konfigurasi. Namun, dalam praktiknya beban adalah jenis RL dan harus dipertimbangkan
dalam desain dan analisis pengontrol tegangan ac.

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 3

2. JENIS PENGONTROL TEGANGAN AC (Type of AC Voltage Controllers)


Pengontrol tegangan ac diklasifikasikan ke dalam dua jenis dasar berdasar pada jenis
suplai masukan ac yang digunakan pada rangkaian.
(1) Pengontrol Tegangan ac satu-fasa
(2) Pengontrol Tegangan ac tiga-fasa
Di Negara kita pengontrol tegangan ac satu-fasa dioperasikan pada sumber tegangan
220 V rms, dengan frekuansi 50 Hz. Sedangkan pengontrol tegangan ac tiga-fasa dioperasikan
pada sumber tegangan tiga-fasa 380 V rms, dengan frekuensi 50 Hz.
Masing-masing jenis pengontrol dibagi menjadi dua sub-bagian sbb:
(a) Pengontrol satu-arah atau pengontrol setengah gelombang
(b) Pengontrol dua-arah atau pengontrol gelombang penuh.
Secara singkat perbedaan jenis pengontrol tegangan ac adalah
 Pengontrol setengah gelombang tegangan ac satu-fasa (uni-directional controller).
 Pengontrol gelombang penuh tegangan ac satu-fasa (bi-directional controller).
 Pengontrol setengah gelombang tegangan ac tiga-fasa (uni-directional controller).
 Pengontrol gelombang penuh tegangan ac tiga-fasa (bi-directional controller).

3. APLIKASI PENGONTROL TEGANGAN AC


(1) Kontrol cahaya (Lighting/Illumination control in ac power circuits).
(2) Pemanas induksi (Induction heating).
(3) Pemanasan industri & Pemanasan domestik (Industrial heating & Domestic heating).
(4) Pengubah tap transformator (Transformer taps changing/on load transformer taps
changing).
(5) Kontrol kecepatan motor induksi (single phase and poly phase ac induction motor
control).
(6) AC magnet controls.

4. PRINSIP KERJA KONTROL on-off


Prinsip kerja kontrol on-off dapat dijelaskan dengan rangkaian pengontrol gelombang
penuh satu-fasa seperti ditunjukkan pada Gambar 2(a). Saklar thyristor menghubungkan
sumber ac ke beban untuk beberapa waktu tn; saklar akan melepaskan/membuka dengan
menghambat pulsa gate untuk beberapa waktu tm. Waktu-on, tn; biasanya terdiri dari sejumlah
integral siklus. Thyristor akan menghubungkan pada pertemuan tegangan nol dari tegangan ac
masukan. Pulsa-pulsa gate untuk thyristor-thyristor T1 dan T2 dan bentuk-bentuk gelombang
tegangan masukan dan tegangan keluaran ditunjukkan pada Gambar 2(b).
Jenis kontrol ini diterapkan dalam aplikasi yang memiliki inersia mekanik yang tinggi
dan konstanta waktu termal yang tinggi (misalnya, pemanasan industri dan kontrol kecepatan
motor). Berkenaan dengan tegangan-nol dan arus nol saat pensaklaran thyristor, harmonisa
yang dihasilkan oleh aksi pensaklaran menjadi berkurang.

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 4

vs
T1 n m
Vm

is ωt

T2 io
− Vm
vs
vs vo R Vm
vo
io
ωt

(a) Rangkaian
− Vm
ig 1 Gate pulse of T1
Kurva Faktor Daya Masukan
1,1
ωt
1,0
ig 2 Gate pulse of T2
0,9

0,8
ωt

0,7
(b) Bentuk-bentuk gelombang
0,6
PF

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0,0 k
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1

(c) Faktor daya masukan


Gambar 2. Kontrol on-off
Untuk sumber tegangan masukan sinusoidal, vs = Vm sin (ωt ) = 2 Vs sin (ωt ) . Jika
tegangan masukan terhubung pada beban untuk n siklus dan dilepas untuk m siklus, nilai rms
tegangan keluaran dapat dicari melalui

1

 2
Vo = 
n
∫ s
2V 2
sin 2
(ω t )d (ω t )
 2π (n + m ) 0  ..................................................................... (1)
n
= Vs = Vs k
n+m
dengan k = n (m + n ) dan k adalah siklus kerja. Vs adalah nilai rms tegangan fasa masukan.
Konfigurasi rangkaian kontrol on-off mirip dengan kontrol fasa dan analisis kinerjanya pun
juga mirip.

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 5

Contoh Kasus-1
Pengontrol tegangan ac pada Gambar 2(a) memiliki beban resistif R = 10 Ω dan nilai rms
tegangan masukan Vs = 220 V, 50 Hz. Saklar thyristor on untuk n = 25 siklus dan off untuk
m = 75 siklus. Hitunglah: (a) Nilai rms tegangan keluaran Vo, (b) Faktor daya
masukan PF, (c) Nilai rata-rata dan rms arus yang mengalir pada masing-masing thyristor
IA; IR.
Selesaian
R = 10 Ω, Vs = 220 V, Vm = 2 × 220 = 311 V, dan
k = n (m + n ) = 25 100 = 0,25
(a) Dari persamaan (1), nilai rms tegangan keluaran adalah:
Vo = Vs k = 220 0,25 = 110 V.
dan nilai rms arus beban adalah I o = Vo R =110 10 = 11 A.
(b) Daya beban Po = I o2 × R = 112 × 10 = 1210 W. Karena arus masukan sama dengan arus
beban, nilai volt-ampere sisi masukan adalah
VA = Vs I s = Vs I o = 220 × 11 = 2420 VA
Faktor daya masukannya adalah
Po n
PF = = = k = 0,25 = 0,5 (lagging) ....................................................... (2)
VA m + n
(c) Arus puncak yang melalui thyristor adalah I m = Vm R = 311 10 = 31,1 A.
Nilai rata-rata arus thyristor adalah
π

I m sin (ωt )d (ωt ) =


n Imn kI
IA = ∫
2π (m + n ) 0
= m
π (m + n ) π
.................................................... (3)
31,1
= = 2,475 A

Nilai rms arus thyristor adalah
1

 π
 2 Im
IR = 
n
∫mI 2
sin 2
(ω t )d (ω t ) = 2
n I k
= m
 2π (m + n ) 0  (m + n ) 2 .................................... (4)
31,1 × 0,5
= = 7,775 A
2

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 6

5. PRINSIP KERJA KONTROL FASA


Prinsip kerja kontrol fasa dapat dijelaskan dengan referensi Gambar 3(a). Daya yang
mengalir ke beban dikontrol dengan menunda sudut penyalaan thyristor T1. Gambar 3(b)
mengilustrasikan pulsa-pulsa gate dari thyristor T1 dan bentuk-bentuk gelombang untuk
tegangan masukan dan keluaran. Karena kehadiran dioda D1, rentang kontrol menjadi terbatas
dan nilai rms tegangan keluaran hanya dapat bervariasi antara 70,7 dan 100%. Tegangan
keluaran dan arus masukan adalah asimetri dan terdapat komponen dc. Jika arus yang
mengandung komponen dc tersebut melalui belitan transformator, maka akan menimbukan
masalah kejenuhan. Rangkaian seperti Gambar 3.a ini adalah pengontrol setengah gelombang
satu-fasa dan hanya cocok untuk daya rendah pada beban resistif, seperti pemanasan dan
pencahayaan. Karena aliran daya hanya dikendalikan selama setengah siklus positif tegangan
masukan, maka jenis pengontrol ini juga dikenal sebagai pengontrol satu arah (unidirectional
controller).
T1 vs
Vm

is
ωt
0 π 2π
D2 io
− Vm
vs vo R vo
Vm
io
ωt
0 α π 2π

(a) Rangkaian
− Vm
i g1

ωt
0 π 2π

(b) Bentuk-bentuk gelombang


Gambar 3. Kontrol sudut satu-fasa
Jika vs = Vm sin (ωt ) = 2 Vs sin (ωt ) adalah tegangan masukan dan sudut tunda penyalaan
thyristor T1 adalah ωt = α , nilai rms tegangan keluaran dapat diperoleh dari
1
 1 π 2π  2
Vo =   2Vs sin (ωt )d (ωt ) + 2Vs sin (ωt )d (ωt ) ...........................................
∫ ∫
2 2 2 2
(5)
 2π α π 
1
 2V 2 π 2π  2
Vo =  s  ∫{1 − cos (2ωt )}d (ω t ) + {1 − ∫
cos (2ω t )}d (ω t )  ....................................... (6)
 4π α π 
1
 1  sin (2α )  2
Vo = Vs  2π − α +  .............................................................................. (7)
 2π  2 

Nilai rata-rata tegangan keluaran adalah

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 7

1  
π 2π

Vdc =  ∫ 2V sin (ω t )d (ω t ) + ∫ 2Vs sin (ωt )d (ωt )


2π  α
s
π  ................................................. (6)
=
2 Vs
[cos(α ) − 1]

Contoh Kasus-2
Pengontrol tegangan ac satu-fasa pada Gambar 3.(a) memiliki beban resistif R = 10 Ω dan
nilai rms tegangan masukan Vs = 220 V, 50 Hz. Sudut tunda penyalaan thyristor T1 adalah
α = π 2 . Hitunglah: (a) Nilai rms tegangan keluaran Vo, (b) Faktor daya masukan PF, (c)
Nilai rata-rata arus ID.
Selesaian
R = 10 Ω, α = π 2 , Vs = 220 V, Vm = 2 × 220 = 311 V.
(a) Dari persamaan (5), nilai rms tegangan keluaran adalah:
1

 1  π sin (π ) 2 3
Vo = Vs  2π − +  = 220 = 190,526 V.
 2π  2 2  4
(b) dan nilai rms arus beban adalah I o = Vo R =190,526 10 = 19,0526 A.
Daya beban Po = I o2 × R = (19,0526) × 10 = 3630 W. Karena arus masukan sama
2

dengan arus beban, nilai volt-ampere sisi masukan adalah


VA = Vs I s = Vs I o = 220 × 19,0526 = 4191,563 VA
Faktor daya masukannya adalah:
1

P  1  sin (2α )  2 3 3630


PF = o =  2π − α +  = = = 0,866 (lagging)
VA  2π  2  4 4191,563
(c) Dari persamaan (6), nilai rata-rata tegangan keluaran adalah
2 Vs   π   311
Vdc =  cos  − 1 = − = −49,517 V, dan
2π   2   2π
Nilai rata-rata arus masukan adalah
V 49,517
I D = dc = − = −4,9517 A
R 10
Catatan: Tanda negatif pada ID menunjukkan bahwa arus masukan selama setengah siklus
arus masukan positif lebih kecil dari setengah siklus negatif. Jika ini terjadi pada masukan
transformator maka akan membuat inti transformator menjadi jenuh. Pengontrol tegangan
ac satu arah tidak umum digunakan di industri.

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 8

6. PENGONTROL TEGANGAN AC SATU-FASA DUA ARAH BEBAN RESISTIF


(PERTEMUAN MINGGU KE 2)
Masalah arus dc di sisi masukan dapat dihilangkan dengan menggunakan kontrol dua
arah atau kontrol gelombang penuh, dan pengontrol gelombang penuh satu-fasa dengan beban
resistif ditunjukkan pada Gambar 4(a). selama setengah siklus positif tegangan masukan, daya
yang mengalir dikontrol melalui variasi sudut tunda penyalaan thyristor T1; dan thyristor T2
mengontrol daya selama setengah siklus negatif tegangan masukan. Pulsa-pulsa trigger dari T1
dan T2 diberikan, maka bentuk-bentuk gelombang tegangan masukan, tegangan keluaran, dan
sinyal gate untuk T1 dan T2 ditunjukkan paga Gambar 4(b).
Jika vs = Vm sin (ωt ) adalah tegangan masukan, dan sudut tunda penyalaan thyristor T1
dan T2 adalah sama (α1 = α 2 = α ) , nilai rms tegangan keluaran dapat diperoleh melalui:

T1 vs
Vm

is ωt
0 π 2π

T2 io − Vm

Vm
vo
vs vo R io
ωt
0 α π 2π

− Vm
i g1
(a) Rangkaian
ωt
0 π 2π
ig 2

ωt
0 π 2π

(b) Bentuk-bentuk gelombang

Gambar 4. Pengontrol tegangan ac dua arah beban resistif


1 1
1 π 2 2 2 1  sin (2α )  2
Vo =  ∫ 2Vs sin (ωt )d (ωt ) = Vs  π − α +  ....................................
2 
(7)
π α  π 
Dengan memvariasikan sudut α dari 0 sampai π dapat diperoleh variasi tegangan
keluaran dari Vs hingga 0.

Contoh Kausus 3:
Pengontrol tegangan ac gelombang penuh satu-fasa dalam Gambar 4 memiliki beban
resistif R = 10 Ω dan tegangan masukan Vs = 220 V; frekuensi f = 50 Hz. Sudut tunda
penyalaan thyristor T1 dan T2 adalah sama (α1 = α 2 = α = π 2) . Hitunglah (a) nilai rms
tegangan keluaran Vo, (b) Faktor daya masukan PF, (c) Nilai rata-rata arus pada thyristor
IA, dan (d) Nilai rms arus pada thyristor IR.

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 9

Selesaian
R = 10 Ω, α = π 2 , Vs = 220 V, Vm = 2 × 220 = 311 V.
(a) Dari persamaan (7), nilai rms tegangan keluaran adalah:
1

1  π sin (π ) 2 1
Vo = Vs  π − +  = 220 = 155,564 V.
π  2 2  2
Vo 155,564
(b) Nilai rms arus beban, I o = = = 15,5564 A dan
R 10
Daya beban, Po = I o2 R = (15,5564 ) × 10 = 2.420 W . Sejak arus masukan sama dengan
2

arus beban, rating volt-ampere masukan adalah:


VA = Vs I s = Vs I o = 220 × 15,5564 = 3.422,397 W
Faktor daya masukan,
1
Vo Vo  1  sin (2α )  2
PF = = =  π − α + 
VA Vs  π  2 

= 0,707 (lagging )
1 2.420
= =
2 3.422,397
(c) Nilai rata-rata arus thyristor adalah:
π
IA =
1
∫2 Vs sin (ωt )d (ωt ) =
2 Vs
[cos(α ) + 1] = 2 × 220 = 4,952 A
2πR α 2πR 2π × 10

(d) Nilai rms arus thyristor adalah:


1 1
 1 π  2  2V 2 π 2
IR =  2Vs sin (ωt )d (ωt ) =  s 2 {1 − cos(2ωt )}d (ωt )

2 2

 2πR α   4πR α 
1 1
π
Vs  1  sin (2ωt )   2 Vs  1  sin (2π ) sin (π )  2
=  ωt −   =  π − α − + 
2 R  π  2 α  2 R  π 2 2 

1
V 1  π  2 V 1 220
= s  π −  = s = = 11 A
2 R π  2  2 R 2 2 × 10

Contoh Kasus 3(a):


Pengontrol tegangan ac gelombang penuh satu-fasa dalam Gambar 4 memiliki beban
resistif R = 10 Ω dan tegangan masukan Vs = 220 V; frekuensi f = 50 Hz. Sudut tunda
penyalaan thyristor T1 dan T2 adalah sama (α1 = α 2 = α = π 3) . Hitunglah (a) nilai rms
tegangan keluaran Vo, (b) Faktor daya masukan PF, (c) Nilai rata-rata arus pada thyristor
IA, dan (d) Nilai rms arus pada thyristor IR.
Selesaian
R = 10 Ω, α = π 2 , Vs = 220 V, Vm = 2 × 220 = 311 V.
(a) Dari persamaan (7), nilai rms tegangan keluaran adalah:

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 10
1

   2π   2
1  sin   
1

 π  
  = 220 2 + 3 = 197,326 V.
Vo = Vs  π − + 
2
3
  
π  3 2   3 4π 
  
 
(b) Nilai rms arus beban adalah: I o = Vo R = 197,326 10 = 19,7326 A.
Daya beban Po = I o2 R = (19,7326) × 10 = 3893,775 W. Selama arus masukan sama
2

dengan arus beban, nilai volt-ampere masukan adalah:


VA = Vs I s = 220 × 19,7326 = 4341,183 W
Faktor daya masukan:
1
   2π   2
1
  sin   
P 1  sin (2α )  2 1 π  3  
PF = o =  π − α +  =  π − + 
VA  π  2  π  3 2 
  
  
1
2 3 2
= +  = 0,897 (lagging )
 3 4π 
(c) Nilai rata-rata arus thyristor adalah:
π
IA =
1
∫ 2 Vs sin (ωt )d (ωt ) =
2 Vs
[cos(α ) + 1]
2πR α 2πR
2 Vs  π   220
= cos 3  + 1 = 2 × 2π × 10 × 1,5 = 7,428 A
2πR    

(d) Nilai rms arus thyristor adalah:


1 1
 1 π  2  2V 2 π 2
IR =  2Vs sin (ωt )d (ωt ) =  s 2 {1 − cos(2ωt )}d (ωt )

2 2

 2πR α   4πR α 
1 1
π
Vs  1  sin (2ωt )   2 Vs  1  sin (2π ) sin (2α ) 2
=  ωt −   =  π − α − + 
2 R  π  2 α  2 R  π 2 2 

1
   2π   2 1
  sin   
1
= s  π − + 
V π 3   = Vs  2 + 3  2
  
2 R π  3 2  2 R  3 4π 
  
 
220
= × 0,897 = 13,95 A
2 × 10

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 11

7. PENGONTROL TEGANGAN AC SATU-FASA DUA ARAH BEBAN RL


vs
T1 Vm

ωt
0 π 2π

is − Vm
i g1

io π
ωt
T2 ig 2
0 2π

R ωt
0 π 2π
vs vo io

π +α
L α
π +β ωt
0 π β 2π

vo
Vm

(a) Rangkaian ωt
0 π 2π

− Vm
vT
Vm

ωt
0 π 2π

− Vm

(b) Bentuk-bentuk gelombang


Gambar 5. Pengontrol tegangan ac dua arah beban RL

Jika vs = Vm sin (ωt ) adalah nilai tegangan masukan sesaat dan sudut tunda penyalaan
thyristor T1 adalah α, maka arus thyristor T1, i1 dapat diperoleh melalui: sesuai dengan hokum
Kirchhoff tegangan diperoleh persamaan,

+ i1 ⋅ R = 2 Vs sin (ωt ) ......................................................................................


di1
L (8)
dt
Bentuk selesaian arus i1 adalah:

sin (ωt − θ ) + A1e − ( R L )t ..............................................................................


2 Vs
i1 = (9)
Z

[ ]  ωL 
1
dengan impedansi beban Z = R + (ωL ) dan sudut beban θ = tan −1 
2 2 2
.
 R 
Konstanta A1 dapat diperoleh melalui kondisi awal : pada ωt = α , i1 = 0 dan nilai A1
adalah:

sin (α − θ )e( R L )(α ω ) .............................................................................. (10)


2 Vs
A1 = −
Z
Sulihkan nilai A1 ke dalam persamaan arus T1, akan diperoleh seperti,
 ( R L ) α −t  
sin (ωt − θ ) − sin (α − θ )e
2 Vs
  ω   ......................................................... (11)
i1 =

Z 
 
Sudut pemadaman thyristor β , terjadi ketika arus i1 turun menuju nol dan thyristor T1 padam
(turned off), dapat diperoleh melalui kondisi i1 (ωt = β ) = 0 dan menghasilkan hubungan
persamaan seperti berikut,
sin (β − θ ) = sin (α − θ )e ( R L )(α −β ) ω ............................................................................... (12)

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 12

Dengan diketahui nilai sudut pemadaman β, maka nilai rms tegangan keluaran Vo sudah dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan seperti berikut,
1 1
1 β 2 2 2 1  sin (2α ) sin (2 β )  2
Vo =  ∫ 2Vs sin (ωt )d (ωt ) = Vs  β − α + −  .................. (13)
π α  π  2 2 

Contoh Kasus 4:
Pengontrol tegangan ac gelombang penuh satu-fasa seperti Gambar 5 memiliki beban
resistif R = 5 Ω dan ωL = 5 Ω, terpasang pada sumber tegangan masukan Vs = 220 V;
frekuensi f = 50 Hz. Hitunglah nilai rms tegangan keluaran jika:
(a) sudut tunda penyalaan masing-masing thyristor α = π/4 = 45°, (b) α = π/3 = 60°, (c)
dan gambar bentuk gelombang tegangan keluaran.
Selesaian
R = 5 Ω, Vs = 220 V, Vm = 2 × 220 = 311 V.
(a) nilai rms tegangan keluaran untuk α = π/4, dari hasil iterasi diperoleh nilai sudut
pemadaman thyristor β = 225° = 3,927 radian
1
sin (2α ) sin (2 β )  2
TEGANGAN BEBAN
400 1 
Vo = Vs  β − α + − 
2 
350
300 π  2
250
200 Vo = 220 volt
150
100
50
vo (ωt)

0 ωt
-50 0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600
-100
-150
-200
-250
-300
-350
-400

(b) nilai rms tegangan keluaran untuk α = π/3, dari hasil iterasi diperoleh nilai sudut
pemadaman thyristor β = 224° = 3,910 radian
1
TEGANGAN BEBAN 1  sin (2α ) sin (2 β )  2
400
Vo = Vs  β − α + − 
350
π  2 2 
300
250 Vo = 207,632 volt
200
150
100
50
vo (ωt)

0 ωt
-50 0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600
-100
-150
-200
-250
-300
-350
-400

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 13

8. PENGONTROL TEGANGAN AC TIGA-FASA DUA ARAH BEBAN RESISTIF


(PERTEMUAN MINGGU KE 3)

Diagram rangkaian pengontrol tegangan ac tiga-fasa gelombang penuh (bidirectional)


untuk α = 60° ditunjukkan pada Gambar 5 dengan beban terhubung bintang.
T5
C iL ic c

+ T2 vcn
vCN T1 R
− −
v AN
+ A ia a R
N n
vbn
− T4 van
v BN v AB T3 R
+ ib

B b
T6

vL
v AB vBC vCA
3 Vm

ωt
0

− 3 Vm
vs
v AN v BN vCN
Vm

ωt
0

− Vm
ig1

ωt
0
ig 2

ωt
0
ig 3

ωt
0
ig 4

3
Vm ωt
2 0
ig 5

ωt
0
ig 6

ωt
0
van v AB v AC
3 2 2
Vm
2

ωt
0 v AB v AC
3 2 2
− Vm
2
vbn vBC vBA
3 2 2
Vm
2

ωt
0 vBC vBA
3 2 2
− Vm
2
vcn vCA vCB
3 2 2
Vm
2

ωt
0 vCA vCB
3 2 2
− Vm
2

Gambar 5. Pengontrol tegangan ac tiga-fasa dua arah

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 14

Jika tegangan fasa masukan sesaat adalah:


v AN = Vm sin (ωt )
 2π 
vBN = Vm sin  ωt − 
 3 
 4π 
vCN = Vm sin  ωt − 
 3 
tegangan fasa-fasa (line) masukan sesaat adalah:
 π
v AB = 3 Vm sin  ωt + 
 6
 π
vBC = 3 Vm sin  ωt − 
 2
 7π 
vCA = 3 Vm sin  ωt − 
 6 
Analisa tegangan keluaran:
untuk: 0° ≤ α ≤ 60°

Nilai rms tegangan keluaran per fasa, untuk fasa-an:


1
 1 2π 2 2
Vo =  van d (ωt )

 2π 0 
 1 π 3 π 3 +α 2 2π 3 2π 3 +α 2
    vac 
=   van d (ωt ) + ( ) ( )  d (ωt )
v
∫  ∫
 ω + ∫ω + ∫
2 ab 2
d t v d t
π  α
an
 2   2 
  π 3 π 3 +α 2π 3
1
2

π
+ ∫ van d (ωt )
2

2π 3 +α 

1 π 3 π 3 +α
π
6Vs2 
Vo =   2Vs sin (ωt )d (ωt ) +
∫ sin 2  ωt + d (ωt )

2 2
π  α 4  6
 π 3
2π 3 2π 3 + α
6Vs2  π
+ ∫ 2Vs2 sin (ωt )d (ωt ) +
2
∫ sin 2  ωt − d (ωt )
π 3 +α 2π 3
4  6
1
π  2
+ ∫ 2Vs2 sin 2 (ωt )d (ωt )
2π 3 +α 

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 15

 1 π 3 sin 2 (ωt ) π 2 +α 2


(ω t)
2π 3
sin 2 (ωt )
d (ωt ) + d (ωt ) + d (ωt )
sin
Vo = 6 Vs  
 π  α ∫3 4∫ 3 ∫
 π 2 π 3 +α
1
π 2 +α
sin (ωt )
2 π
sin (ωt )
2  2
+ ∫ d (ωt ) + ∫ d (ωt ) + 
π 2
4 2π 3 +α
3 
1
 1 π α sin (2α )  2
Vo = 6 Vs   − +  .......................................................................... (14)
π  6 4 8 

untuk: 60° ≤ α ≤ 90°

Nilai rms tegangan keluaran per fasa, untuk fasa-an:


1
 5π 6 −π 3+α 5π 6 −π 3 +α  2
 sin 2 (ωt ) sin 2 (ωt ) 
d (ωt ) + d (ωt )
2
Vo = 6 Vs 
 2π

 π
∫ 4 ∫ 4 
 2 −π 3 +α π 2 −π 3 +α

1
 1  π 3 sin (2α ) 3 cos(2α ) 2
Vo = 6 V   + +  ......................................................... (15)
 π 12 16 16 

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 16

untuk: 90° ≤ α ≤ 150°

Nilai rms tegangan keluaran per fasa, untuk fasa-an:


1
   2
sin 2 (ωt ) sin 2 (ωt )
π π

d (ωt ) + d (ωt )
2
Vo = 6 Vs 
 2π

π
∫ 4 ∫ 4 
 2−π 3+α π 2−π 3+α
1
1  5π α sin (2α ) 3 cos(2α ) 2
Vo = 6 V   − + +  ........................................................... (16)
 π  24 4 16 16 

Contoh Kasus:
Pengontrol tegangan ac tiga-fasa dua arah seperti Gambar 5, mensuplai beban reisitif tiga-
fasa terhubung bintang dengan resistansi beban per-fasa adalah R = 10 Ω dan tegangan
fasa-fasa (line) sumber adalah 380 V (rms), frekuensi f = 50 Hz. Sudut tunda penyalaan
thyristor adalah α = π 3 . Hitunglah: (a) nilai rms tegangan keluaran perfasa Vo, (b) faktor
daya masukan PF, dan (c) persamaan tegangan keluaran sesaat untuk fasa a (van).
Selesaian:
VL = 380 V, Vs = 220 V, R = 10 Ω, α = π 3 ,
(a) dari persamaan (8) nilai rms tegangan keluaran per-fasa adalah:
1

 1 π α sin (2α )  2
Vo = 6 V s   − + 
π  6 4 8 
1

 1 π π sin (2π 3)  2
Vo = 6 V s   − + 
 π  6 12 8 
1

1 π 3 
2

Vo = 6 V s   + 
 π 12 16 
Vo = 184,95 V
(b) arus keluaran perfasa, I o = 184,95 10 = 18,495 A, dan daya keluarannya adalah:

Po = 3I o2 R = 3 × (18,495) × 10 = 10261,99 W
2

Arus line sama dengan arus fasa, I L = I o , dan volt ampere masukan adalah:

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MEDAN 17

VA = 3Vs I L = 3 × 220 × 18,495 = 12.206,72 VA


Faktor daya masukannya adalah:
Po 10.261,99
PF = = = 0,84 (lagging)
VA 12.206,72
(c) Tegangan keluaran sesaat perfasa, van, bergantung kepada jumlah komponen yang
konduksi dan dapat dituliskan sebagai berikut,
van v AB v AC
3 2 2
Vm
2

ωt
0 v AB v AC
3 2 2
− Vm
2

unuk: 0 ≤ ωt ≤ π 3 ; v an = 0

v AB 2 × 380  π  π
unuk: π 3 ≤ ωt ≤ 2π 3 ; v an = = sin  ωt +  = 268,7 sin  ωt + 
2 2  6  6

v AC 2 × 380  π  π
unuk: 2π 3 ≤ ωt ≤ π ; v an = = sin  ωt −  = 268,7 sin  ωt − 
2 2  6  6
unuk: π ≤ ωt ≤ 4π 3 ; v an = 0

unuk: 4π 3 ≤ ωt ≤ 5π 3 ; van = − v AB = − 2 × 380 sin  ωt + π  = −268,7 sin  ωt + π 


2 2  6  6

unuk: 5π 3 ≤ ωt ≤ 2π ; v AC 2 × 380  π  π
van = − =− sin  ωt −  = −268,7 sin  ωt − 
2 2  6   6

ELEKTRONIKA DAYA-2 PRODI TEKNIK LISTRIK

Anda mungkin juga menyukai