1. Denah
Denah bangunan berbentuk simetris dan juga
proporsional. Ukurannya mengikuti ketetapan yang
sudah ditentukan. Untuk bangunan gereja, denahnya
tidak berbeda jauh dengan denah yang sudah ada di
Italia sebelum terjadinya revolusi minat terhadap gaya
arsitektur klasik.
Contoh Denah – S. Maria
Della Consolazione
2. Dinding dan Kolom
Pada abad pertengahan, dinding eksterior
menggunakan material-material kecil yang disusun.
Sementara itu, untuk masa Renaissance, dinding
eksterior menggunakan batu atau plesteran sehingga
terlihat halus.
Pada masa ini, kolom-kolom Yunani dan Romawi
digunakan kembali, namun hanya digunakan sebagai
hiasan dan bukan sebagai penopang struktur.
Jenis-jenis kolom
Selain digunakan sebagai kolom, digunakan juga
pilaster dan pedimen.
3. Bukaan
Bukaan pada masa ini datar, atau menggunakan
arch semi-sirkuler, terkadang dapat juga berbentuk
elips, tapi hampir tidak pernah ada yang menggunakan
arch berbentuk lancip. Arsitektur bangunan pada masa ini
dapat dibagi menjadi dua bagian, antara lain bangunan
yang mengandalkan efek dari jendela dan juga
bangunan yang mengandalkan efek dari ornamen Arch semi sirkuler
A. Quattrocento (1400-1500)
Pada masa ini, konsep dan
aturan arsitektur diciptakan. Akibat
pembelajaran tentang arsitektur klasik
(arsitektur Yunani dan Romawi)
menyebabkan diadopsinya lagi
penggunaan detail dan ornamen
arsitektur klasik. Ruang, sebagai
elemen arsitektur, digunakan secara
Basilica di San Lorenzo
berbeda dibandingkan pada masa abad
pertengahan. Ruang diatur dengan proporsi yang logis, rupa dan ritmenya
mengikuti geometri, tidak menggunakan intuisi seperti pada masa abad
pertengahan. Contoh bangunan pada masa ini adalah Basilica di San Lorenzo di
Florence, yang diciptakan oleh Fillipo Brunellschi.
San Pietro in
Montorio
kontemporer. Bangunan ciptaannya, San Pietro in Montorio, dibangun dengan
bentuk sirkuler mengikuti gaya kuil romawi.
C. Mannerism (1520-1600)
Pada masa ini, para arsitek melakukan
eksperimen menggunakan bentuk-bentuk arsitektural
untuk memberikan penekanan hubungan antara ruang
dan masif.
Villa Farnese Contoh bangunan pada masa ini adalah Villa Farnese
atau disebut juga Villa Caprarola.
Akulturasi Budaya
Walaupun berasal dari Italia, namun arsitektur renaissance menyebar ke seluruh Eropa.
Tentunya terdapat penyesuaian yang dilakukan di tiap-tiap negara untuk mengadaptasi
bentuk arsitektur tersebut.
1. Italia
Dapat dikatakan bahwa arsitektur
Renaissance berkembang di Italia tanpa
transisi dari gaya sebelumnya sama sekali.
Hal ini bisa terjadi karena gaya arsitektur
Gothic di Italia belum memiliki pengaruh
yang besar.
Villa Capra la Rotonda
Gaya arsitektur Renaissance
dipelopori oleh Brunellschi. Awalnya gaya arsitektur ini berkembang di kota
Florence, kemudian ke kota-kota sekitarnya, hingga akhirnya menyebar ke
seluruh daratan Italia. Contoh bangunan Renaissance terkenal di Italia : St.
Peter’s Basilica, Basilica of Santa Maria Novella, Villa Capra la Rotonda
2. Perancis
Renaissance di Perancis tidak diterima secara
langsung seperti Renaissance di Italia. Penyebab hal ini
adalah karena arsitektur Gothic sangat berpengaruh
pada Negara Perancis. Diperlukan sebuah periode
Chateau de Chambord
transisi hingga akhirnya arsitektur Renaissance
diterima di Perancis. Pada masa transisi ini, bangunan-bangunan memiliki gaya
campuran antara gaya Gothic dan Renaissance. Contoh bangunan dengan gaya
seperti ini adalah Chateau de Chambord. Bangunan ini memiliki jendela dengan
gaya gothic, tapi memiliki ornamen seperti pilaster dan ornamen renaissance
lainnya.
3. Inggris
Arsitektur Renaissance di Inggris mulai
dikenal dalam masa pemerintahan Ratu Elizabeth
I. Arsitektur gaya ini dikenali melalui Negara
Belanda, sehingga arsitektur Renaissance di
inggris mengadopsi juga gaya arsitektur
Longleat House
renaissance Belanda. Arsitektur Renaissance di
Inggris dikenal dengan gaya arsitektur Elizabethan. Gaya bangunan pada masa
ini adalah bangunan tinggi berbentuk persegi, contohnya adalah Longleat House.