Anda di halaman 1dari 18

Drs.

Abd Hamid Bugis

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI


PEKERTI
BAB :I
KELAS : X
Semester : II ( dua )
BAB II

KETENTUAN HAJI, ZAKAT DAN WAKAF

Allah memerintahkan umatNya agar mengisi kehidupannya dengan Amal Soleh baik yang
sifatnya wajib atau sunah; sebab dengan Amal soleh itu berarti seorang muslim telah
menjalankan risalah yang di bawa Nabi Muhammad saw. Di antara amal soleh yang dimaksud
adalah Haji, Zakat dan Wakaf. Haji dan Zakat Hukumnya wajib bagi umat Islam yang telah
memenuhi syarat , sedangkan Wakaf hukumnya sunnah Muakad. Haji dan Zakat merupakan
bagian dari rukun Islam yang diwajibkan bagi setap Muslim yang memenuhi syarat. Adapun
wakaf merupakan amal sholeh yang dapat diwujudkan dengan cara memberikan harta benda
untuk kepentingan umum. Nah bagaimana ketentuan dari Haji, Zakat dan Wakaf .?

Peta Konsep

Ketentuan Zakat,Haji dan


Wakaf

Ketentuan
Zakat

Ketentuan Haji ketentuan Wakaf


A. KETENTUAN HAJI

1. Pengertian Haji dan Hukumnya

Haji adalah mengunjungi Baitullah (ka’bah) di mekah untuk melakukan amal ibadah kepada
Allah pada waktu tertentu dan dengan cara tertentu yang di lakukan secara tertib, waktu tertentu
yang dimaksud adalah bulan Haji dari bulan syawal sampai 10 hari pertama bulan Zulhijah.

Ibadah Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang wajib di kerjakan bagi setiap umat
Muslim, baik laki-laki maupun perempuan yang mampu dan telah memenuhi syarat. Perintah
melaksanakan Ibadah Haji di tegaskan Allah dalam Surah Ali Imran ayat 97 sebagai berikut.
‫ت مقَا م اب ْٰره ْيم ۚ وم ْن َد َخلَهٗ َكا نَ ٰامنًا  هّٰلِل‬ ٌ ۢ ‫فِ ْي ِه ٰا ٰي‬
‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع اِلَ ْي ِه‬ ِ ‫س ِحجُّ ْالبَ ْي‬ ِ ‫ۗ و ِ َعلَى النَّا‬ َ ِ َ َ َ ِ ِ ُ َّ ٌ ‫ت بَي ِّٰن‬
َ‫َسبِ ْياًل  ۗ  َو َم ْن َكفَ َر فَا ِ َّن هّٰللا َ َغنِ ٌّي ع َِن ْال ٰعلَ ِم ْين‬
Artinya :

"Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa
memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam."(QS.Ali 'Imran: Ayat 97)

Menunaikan ibadah Haji di wajibkan Atas setiap Muslim yang Mampu mengerjakannya
diriwayatkannya Hadis Rasulullah saw. Oleh Ibnu Abbas sebagai berikut

Yang artinya : Barang siapa yang berkainginan untuk pergi haji maka bersegeralah. “ (H.R.
Abu Daud )”

2. Syarat Wajib Haji

Syarat wajib Haji adalah segala sesuatu yang harus di penuhi oleh orang yang hendak
menunaikan ibadah haji. Apabila syarat haji tidak dipenuhi, maka gugurlah kewajiban
Haji seseorang. Syarat wajib haji bagi seseorang sebagai berikut.

a. Beragama Islam
b. Balig (dewasa)
c. Berakal Sehat
d. Merdeka
e. Mampu : yang dimaksud mampu disini meliputi:
1. Berbadan sehat. Orang sakit atau lemah fisiknya dapat mewakilkan kepada orang
lain jika ia mampu membiayainya.
2. Ada kendaraan yang dapat mengantar pulang dan pergi ke Mekah bagi orang yang
diluar Mekah.
3. Aman dalam perjalanan, Artinya jiwa dan hartanya terjamin keselamatannya
4. Memiliki bekal yang cukup. Artinya harta yang dimiliki cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup, selama mengerjakan Haji, termasuk juga cukup untuk menjamin
kebutuhan keluarga yang ditinggalkannya.
5. Bagi perempuan harus dengan suaminya atau harus diserta mahram atau dengan
perempuan lain yang ada mahramnya.

3. Rukun Haji

Rukun Haji adalah segala sesuatu yang Harus di lakukan pada saat Haji. Apabila
Rukun Haji tidak di kerjakan maka Hajinya tidak sah. Rukun Haji sebagai berikut.

a. Ihram

Ihram Adalah berniat mengerjakan Ibadah Haji dengan menggunakan pakaian


Ihram, warna putih, bersih dan tidak berjahit. Pakaian tidak berjahit hanya berlaku untuk laki-
laki . sebelum berpakaian ihram di sunahkan untuk mandi, potong kuku dan potong kumis.

b. Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah yaitu berdiamdiri di padang Arafah yang waktunya dari


tergelincirnya matahari, pada tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajar pada hari nahar ( hari
menyembelih kurban) tanggal 10 Zulhijah. Selama melakukan wukuf di sunahkan
memprtbanyak zikir, tahmid, tasbih, tahlil dan istigfar.

c. Tawaf

Tawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7X putaran, dimulai dari Hajamr Aswat
dengan posisi ka;bah di sebelah kiri orang yang bertawaf ( berputar kebalikan arah jarum jam ).
Orang yang tawaf harus menutupi aurat dan suci dari hadas dan najis. Macam-macam Tawaf
antara lain sebagai berikut.

1. Tawaf Qudum , Tawaf yang dilakukan ketika baru sampai di Mekah.


2. Tawaf Ifadah, Tawaf yang dilakukan karena melaksankan rukun Haji.
3. Tawaf Wada, Tawaf yang dilakukan karena hendak meninggalkan Mekah.

d. Sa’i

Sa’I yaitu lari-lari kecil antara bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7X.
ketentuan Sa’I harus dimulai dari Bukit Safa dan di akhiti di Bukit Marwah Sa’I di lakukan
sebanyak 7X dan dikerjakan setelah Tawaf.
e. Tahallul

Tahallul yaitu mencukur Rambut minimal 3 helai setelah melakukan Lempar


Jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah.

f. Tertib

Tertib berarti menertibkan rukun-rukun Haji tersebut. Artinya harus berurutan


dimulai dari niat, (ihram), Wukuf, Tawaf, Sa’I dan Tahallul

4. Jenis-jenis Haji

Dalam prakteknya, pelaksanan Ibadah Haji terdiri atas tiga cara berikut. Dari segi
pelaksanaan Ibadah Haji terbagi kedalam 3 jenis sebagai berikut.

a. Haji Tamatu

Haji Tamatu, yaitu melaksanakan Umrah terlebih dahulu kemudian mengenakan


pakaian Ihram lagi untuk melaksanakan Manasik Haji. Jenis Haji inilah yang paling mudah dan
paling banyak dilaksanakan Jamaah Haji Indonesia. Namun demikian, pelaksanaan jenis Haji ini
diwajibkan membayar Dam atau berpuasa sepuluh Hari, yaitu 3 hari waktu ditanah Suci dan 7
hari setelah kembali ke tanah Air.

b. Haji Ifrad

Haji Ifrad adalah berihram dan berniat dari miqat hanya untuk Haji, dengan kata Lain,
mengerjakan Haji terlebih dahulu kemudian mengerjakan Umrah, jenis Haji Ini cukup sulit
dilaksanakan bagi Jamaah Haji Indonesia, terutama yang tidak terbiasa mengenakan kain ihram,
sebeb semenjak jamaah tiba di Mekah, mereka tidakboleh melepas kain Ihram hingga tiba hari
raya Idul Adha atau setelah melontar Jumrah Aqobah, jamaah yang melaksanakan ibadah haji
Ifrad tidak diwajibkan membayar Dam.

c. Haji Qiran

Haji Qiran adalah melaksanakan Haji dan Umrah dengan satu kali Ihram, artinya,
Apabila seorang jamaah Haji memilih jenis Haji ini maka Jamaah tersebut berihram dari
Miqat untuk Haji dan Umrah secara bersamaan. Jamaah yang melakukan jenis Haji ini
diwajibkan memotong hewan Kurban.

5. Wajib Haji

Wajib Haji adalah perbuatan yang harus dilakukan dalam Ibadah Haji. Apabila
wajib Haji dilanggar Hajinya tidak sah dan dan wajib membayar Dam ( denda ) dengan cara
menyembelih binatang. Jika wajib itu telah diganti dengan menyembelih binatang, Ibadah
Hajinya dianggap Saah. Wajib Haji itu ada enam, sebagai berikut.
a. Ihram dari Miqat

Miqat yaitu batas tempat dan waktu melakukan ihram. Miqat terbagi menjadi dua
yaitu Miqat Zamani dan Miqat Makani.

1) Mikat Zamani yakni ketentuan waktu niat Haji dan Umroh yang boleh dengan Sah di
kerjakan batas waktu Ibadah Haji adalah dalam bulan-bulan haji, yaitu tanggal 1 Syawal
sampai dengan 10 Zulhijah.
2) Mikat Makani merupakan ketentuan tempat untuk Ihram Haji dan Umrah. Mikat Makani
berbeda bagi Jamaah Haji yang berasal dari Mekah dan luar kota Mekah.
a) Mikat Makani bagi penduduk Mekah Adalah Tanah Haram yaitu seluruh Kota
Mekah
b) Mikat Makani bagi penduduk luar Mekah sebagai berikut.
1. Umat Islam yang datang dari Madinah Miqatnya adalah Bir Ali (Zulhulaifah).
2. Umat Islam yang dari Syam,Mesir dan Maroko Miqatnya adalah Juhfah dan
Rabig.
3. Umat Islam yang datang dari Yaman, India, Pakistan dan Bangladesh, Cina,
Indonesia, dan Malaysia Miqatnya adalah Yalamlam.
4. Umat Islam yang datang dari Nejd Miqtnya adalah Qarnul Manzilatu as-Sail
al-Kabir.
5. Umat Islam yang datang Irak, Iran dan daerah Timur lainnya Miqatnya adalah
Zatu Irqin.

b. Mabid di Muzdalifah
Bermalam di Muzdalifah dilakukan setelah dilakukannya Wukuf di Arafah yang
dimulai setelah terbenamnya Matahari pada tanggal 10 Zulhijah.

c. Melontar Tiga Jumrah


Melempar Jumrah yaitu melempar batu kerikil ke Arah tiga buah tonggak yaitu, Ula,
Wusta dan Ukhra di Mina, masing-masing 7 kali lemparan. Hari melontar Jumrah
dimulai pada tanggal 10 Zulhijah untuk Jumrah Aqabah dan dua atau tiga hari Tasyrik
( 11, 12, dan 13 Zulhijah ) ke Arah tiga Tonggak.

d. Mabid di Mina
Mabid di Mina dilakukan pada tanggal 11, 12, 13, Zulhijah para Jamaah Haji wajib
bermalam di Mina, kecuali yang bernafar awal, Dalam Mannasik Haji, Mabid dilakukan
di Muzdalifah dan di Mina.

e. Meninggalkan larangan-larangan Haji


6. Sunah-sunah Haji
Sunah Haji , yaitu perkara Haji yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan tidak mendapat dosa. Yang termasuk dalam sunah Haji sebagai berikut.
a. Mengerjakan Haji Ifrad
b. Membaca Talbiyyah
c. Berdoa setelah Membaca Talbiyyah
d. Membaca Zikir dan Doa
e. Sholat Sunah dua rakaat setelah Tawaf
f. Minum Air Zam-zam

7. Larangan-larangan Haji
Ketika melaksanakan Ibadah Haji terdapat beberapa larangan. Larangan bagi Orang
Laki-laki dan perempuan yang sedang menunaikan Ibadah Haji dan Umrah sebagai berikut.

a. Larangan bagi Laki-laki


1). Memakai pakaian yang berjahit.
2). Memakai tutup kepala.
3). Memakai sepatu atau kaoskaki yang dapat menutupi matakaki atau tumit.

b. Larangan bagi Perempuan


1). Menutup Muka.
2). Menutup kedua telapak tangan.

c. Larangan bagi Laki-laki dan Perempuan


1). Memakai wangi-wangian kecuali yang dipakai sebelum niat.
2). Memotong rambut atau bulu badan yang lainnya.
3). Mengadakan Akad nikah.
4). Melakukan hubungan Suami Istri.
5). Memburu dan membunuh binatang yang ada di tanah Suci.
6). Mencaci, bertengkar dan berkata kotor.

8. Hikam Ibadah Haji

Ibadah Haji mengandung Hikmah yang sangat penting, Hususnya bagi yang
menjalankannya. Diantara hikmah-hikmahn menjalankan Ibadah Haji sebagai berikut.

a. Tanda ketaatan kita kepada Perintah Allah dengan menjalankan SyariatNya.


b. Wujud persatuan seluruh umat Manusia tanpa membedakan warna kulit, asal Nrgara,
status, jenis kelamin, dan usia seseorang.
c. Mendorong Seseorang untuk semangat bekerja, dan mencari rezeki Allaha agar dapat
menunaikan perjalanan Haji.
d. Sebaggai wujud kesetiaan kepada Rasulullah dengan meneladani Ajarannya.
e. Melatih kita untuk selalu menjauhkan dirindari Nafsu duniawi dengan cara menjauhi
larangan-larangan dalam Ibadah Haji.
f. Melatih kesabaran dengan keharusan menyelesaikan berbagai mannasik Haji.
g. Menyatukan Umat Islam sedunia sehingga bisa menjadi forum mencari solusi tterhadap
berbagai persoalan Umat.
h. Mempelajari sejarah kehidupan para Rasul, khususnya yang dialami Oleh Nabi Ibrahim
a.s.

B. KETENTUAN TENTANG ZAKAT

1. Pengertian Zakat dan Hukumnya

Secara bahasa dapat berarti kesucian, tumbuh atau berkembang, dan dapat bberarti
keberkatan. Menurut istilah Zakat adalah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh
seseorang kepada yang bberhak menerima dengan ketentuan dan syarat-syarat tertentu. Zakat
menngandung arti kesucian, maksutnya jika harata itu dikeluarkan zakatnya maka harta yang
dimiliki orang tersebut menjadi suci. Begitupun Orangnya juga menjadi suci atau lepas dari dosa.
Zakat mengandung arti tumbuh atau berkembang, maksutnya jika Zakat itu dilaksanakan dapat
menjadikan suburnya harta yang dimiliki, maupun suburnya bagi orang yang menerima, dengan
demikian mengeluarkan zakat, tidak dapat membuat seseorang menjadi miskin, tapi harta justru
semakin berkembang dan berkah. Kewajiban zakat ditegaskan dalam firman Allah Q.S At-
Taubah ayat 103.

‫ك َس َك ٌن لَّهُ ۗ ْم َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬


َ َ‫ص ٰلوت‬
َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّك ْي ِه ْم بِهَا َو‬
١٠٣ –
Artinya :
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. ( Q.S. At-Taubah : 103 )

Dari kata diatas ada beberapa masalah yang perlu dicatat sebagai beriku.
a. Kata ‫خذ‬ُ )) menunjukan perintah yang sifatnya wajib.
b. Zakat yang diambil itu dalam bentuk harta yang penjabarannya bis macam-macam seperti
emas, perak, dagangan, buah-buahan.
c. Zakat akan membawa keberuntungan bagi orang yang mengeluarkannya berupa
kebersihan mereka dari kekikiran, menimbulkan ketentraman dan ketenangan jiwa,
bahkan akan mendapatkan do’a dari mereka yang menerima Zakat.
Perintah untuk membayar Zakat selain disebutkan dalam ayat Al-Qur’an juga ditegaskan
dalam Hadis Rasulullah saw. Yang artinya : “ Allah mewajibkan zakat pada harta orang-
orang kaya dari kaum muslimin sejumlah yang dapat memberikan jaminan jaminan
kepada orang-orang miskin dikalangan mereka. Fakir miskin tidak akan menderita
kelaparan dan kesulitan sandang pangan, melainkan disebabkan golongan orang kaya,
ingatlah bahwa Allah akan mengadili mereka secara tegas dan menyiksa mereka dengan
azab yang sangat pedih akibat perbuatannya itu.” ( H.R Thabrani)

Adanya perintah untuk membayar zakat menunjukan bahwa syariat Islam sangat
melinndungi kehidupan social dan ekonomi umat manusia. Dengan membayar Zakat, kita
diajak untuk umperhatikan orang lain disekitar kita, munngkin ada yang kekurangan
sehingga perlu dibantu. Kewajiban membayar Zkat menyadarkan kita bahwa rezeki
yangkita miliki terdapat hak-hak orang lain yang perlu kita bagikan.

2. Macam-macam Zakat

Zakat dibagi menjadi dua yaitu zakat Mal dan Zakat Fitrah.

a. Zakat Fitrah

Secara bahasa Zakat Fitrah adalah Zakat yang dikeluarkan pada Hari Raya Idulfiri.
Adapun menurut Istilah Zakat Fitrah adalah Zakat pribadi yang wajib dikeluarkan setiap bulan
Ramadan atau sebelum IdulFitri berupa makanan pokok atau uang sebesar kadar yang
diwajibkan. Kewajiban Zakat Fitrah sebagaimana dijelaskan dalam Hadis Rasul yang Artinya :
“Dari Ibnu Umar r.a. berkata, “Rasulullah saw. Telah mewajibkan Zakat Fitrah sebanyak satu
gantung kurma, atausatu gantung sair, atas budak dan orang merdeka laki-laki, perempuan dan
anak-anak dan dewasa.rasulullah saw. Memerintahkan agar Zakat Fitrah itu ditunaikan
sebelum pergi melakukan sholat IdulFitri” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Zakat Fitrah boleh dibayarkan sejak awal Ramadan dan sunnahnya dibayar sesudah sholat
subuh sebelum Sholai Id. Billa di bayar setelah sholay Id sebelum matahari tenggelam,
hukumnya makruh dan dibayar setelah matahari tenggelam hukumnya Haram.

Orang yang wajib mengeluarkan Zakat Fitrah ialah Orang muslim yang merdeka yang
sudah memiliki makanan pokok melebihi kebutuhannya sendiri dan keluarganya untuk sehari
semalam. Disamping itu, ia juga wajib mengeluarkan zakat Fitrah untuk orang-orang yang
menjadi tanggungannya, seperti istrinya, anak-anaknya dan juga pembantunya. ( dan budaknya)
jika mereka itu Muslim, sebagaimana yang di riwayatkan oleh Ibnu Umar r.a ia berkat “
Rasulullah saw. Pernah memerintah (kita) agar mengeluarkan Zakat untuk Anak kecil dan
Orang dewasa, untuk orang merdeka dan Hamba sahaya dari kalangan orang-orang yang kamu
tanggung kebutuhan pokoknya.” ( H.R. Baihaqi)
b. Zakat Mal

Mal berasal dari Bahasa Arab yang secara harfiah berarti Harta, jadi Zakat Mal adalah
zakat yang dikenakan atas Harta yang dimiliki oleh individu atau lembaga dengan syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara Hukum. Harta yang dikeluarkan sebagai
zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

1. Milik penuh. Yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan
mengeluarkan zakat.
2. Berkembang yakni, harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan.
3. Mencapai Nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran tertentu sesuai dengan
ketetapan, harat yang tidak mencapai nisab tidak wajib di zakatka.
4. Lebih dari kebutuhan pokok. Orang yang berzakat hendaklah kebutuhan pokok terpenuhi
terlebih dahulu.
5. Barlaku satu tahun, kepemilikan harta tersebut telah menncapai satu tahun khusus untuk
ternak, harta simpanan dan harta perniagaan . hasil pertanian, buah-buahan, dan rizak
(barang temuan) tidak memiliki syarat Haul.

Golongan yang berhak menerima menerima Zakat sebagaimana di jelasakan dalam


Q.S. At- Taubah : 60 sebagai berikut.

۞ ‫ب َو ْال ٰغ ِر ِم ْينَ َوفِ ْي‬ ِ ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال ٰع ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوْ بُهُ ْم َوفِى ال ِّرقَا‬
ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِنَّ َما ال‬
‫ضةً ِّمنَ هّٰللا ِ َۗوهّٰللا ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫َسبِ ْي ِل ِ َوا ْب ِن ال َّسبِ ْي ۗ ِل فَ ِر ْي‬
Terjemahan
"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana." Q.S. At-
Taubah :60.
Dari ayat di atas daapat disimpulkan bahwa orang yang berhak menerima zakat terdiri
dari delapan golongan. Yakni Fakir, Miskin, Amil Zakat, Mualaf, Hamba Sahaya yang belum
bebas, Orang yang terjerit Hutang, untuk jalan Allah ( fisabilillah) , dan Ibnu Sabil.

3. Harta yang wajib dikeluarkan Zakatnya


Harta yang wajib diZakati adalah harta yang berkembang dari waktu ke waktu seperti
berikut.

a. Emas dan Perak


Emas dan Perak termasuk harta yang wajib di zakati jika telah memenuhi syarat-
syaratnya.
1. Nisab emas adalah 20 mitsqal = 85 gram, zakatnya 2,5%
2. Nisab perak adalah 200 dirham = 624 gram, zakatnya 2,5%

b. Hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakat adalah unta, sapi, kerbau dan
kambing.

1. Unta
JUMLAH TERNAK KADAR ZAKAT
5 – 9 ekor 1 ekor kambing betina, umur 1 tahun lebih
10 -14 ekor 2 ekor kambing betina, umur 1 tahun lebih
15 – 19 ekor 3 ekor kambing betina, umur 1 tahun lebih
20 – 24 ekor 4 ekor kambing betina, umur 1 tahun lebih
25 – 35 ekor 1 ekor unta betina, umur 1 tahun lebih
36 – 45 ekor 1 ekor unta betina, umur 2 tahun lebih
46 – 60 ekor 1 ekor unta betina, umur 3 tahun lebih
61 – 75 ekor 1 ekor unta betina, umur 4 tahun lebih
76 – 90 ekor 2 ekor unta betina, umur 2 tahun lebih
91 – 120 ekor 2 ekor unta betina, umur 3 tahun lebih

2. Sapi atau Kerbau


JUMLAH TERNAK KADAR ZAKAT
30 – 39 ekor 1 ekor anak sapi betina / jantan, umur 1 tahun lebih
40 – 59 ekor 1 ekor anak sapi betina / jantan, umur 2 tahun lebih
60 – 69 ekor 2 ekor anak sapi betina / jantan, umur 1 tahun lebih
70 – 79 ekor 1 ekor anak sapi betina / jantan, umur 2 tahun dan 1 ekor sapi
umur 1 tahun
80 – 89 ekor 2 ekor sapi betina, umur 2 tahun lebih
90 – 99 ekor 3 ekor sapi umur 1 tahun lebih
100 – 109 ekor 1 ekor sapi betina, umur 2 tahun lebih dan 2 ekor sapi umur 1
tahun
110 – 119 ekor 2 ekor sapi betina, umur 2 tahun dan 1 ekor sapi umur 1 tahun
120 – 129 ekor 3 ekor sapi betina, umur 2 tahun atau 4 ekor sapi umur 1 tahun

3. Kambing
JUMLAH TERNAK KADAR ZAKAT
40 – 120 ekor 1 ekor kambing betina
121 – 200 ekor 2 ekor kambing betina
201 – 300 ekor 3 ekor kambing betina

c. Hasil pertanian

Zakat yang harus dikeluarkan dari hasil pertanian, yakni 5 wasq atau setara dengan
653 kilogram. Kadar Zakat yang harus dikeluarkan berbeda antara pertanian yang airnya tidak
membeli dengan pertanian yang airnya membeli.

1. Pada pertanian dengan air yang membeli, kadar zakatnya adalah 5%.
2. Pada pertanian yang airnya tidak membeli, kadar zakat yang harus dikeluarkan adalah
10%.
d. Zakat perdagangan

Nisab Zakat perdagangan adalah setara dengan nisab emas, yakni jika ada orang yang
memiliki harta perdagangan senilai 200 dirham atau 20 dinar wajib mengeluarkan zakat sebesar
2,5%.

e. Ma’adin dan Rikaz

Ma’adin ( barang tambang ) yaitu barang yang ditimbang dari dalam bumi kadar
zakatnya 20% adapun rikaz adalah harta peninggalan orang dari masalalu yang terpendam
kemudian kita temukan, kadar zakatnya 20% dari nilai harta yang ditemukan.

f. Zakat Profesi

Zakat profesi adalah Zakat hasil usaha dari profesi seperti dokter, manager dan
sebagainya. Sebagian ulama berpendapat bahwa nisab zakat profesi setara dengan emas, yaitu
sebesar 96 gram emas dengan kadar 2,5%.

4. Hikmah Zakat

Ibadah zakat mempunyai banyak hikmah bagi kehidupan sebagai berikut.

a. Sebagai perujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmatNya, menumbuhkan ahlak
mulia dengan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Menghilangkan sifat kikir dan rakus,
menumbbuhkan ketenangan hidup sekaligus mengembangkan harta yang dimiliki.
b. Menolong, membantu, dan membina kaum duafah ( orang yang lemah secara ekonomi )
maupun mustahik lainnya kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera.
c. Sebagai sumbber dana bagi pembangunan saran maupun prasarana yang dibutuhkan umat
Islam.
d. Untuk mewujudkan keseimbangan dalam kepemilikan dan distribusi harta, sehingga
diharapkan akan lahir masyarakat makmur dan saling mencintai ( marhammah ) di atas
prinsip ukhuwah Islamnya dan takful ijtimai.
e. Menyebarkan dan memasyarakatkan etika bisnis yang baik dan benar.
f. Menghilangkan kebencian, iri, dan dengki dari orang-orang sekitarnya kepada yang hidup
berkecukupan. Apalagi kaya raya serta hidup dalam kemewahan. Sementara mereka tidak
memiliki apa-apa, sedang tidak ada uluran tangan orang-orang kaya kepadanya.
g. Dapat mensucikan diri dari dosa, memurnikan jiwa ( tazkiyatun nafs ) menumbuhkan akhlak
mulia, murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan, dan mengikis sifat bkhil atau kikir serta
serakah, dengan begitu, suasana ketenangan batin karena terbatas dari tuntutan Allah SWT.
Dan kewajiban masyarakatan akan selalu melingkupi hati.
h. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta ( social
distribution ) dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat.
i. Zkat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi social ekonomi atau
pemerataan karunia Allah SWT. Dan merupakan perwujudan solidaritas social, rasa
kemanusiaan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat pemersatuan umat dan bangsa.
Sebagai pengikat batin antara golongan kaya dengan golongan miskin, dan sebagai
penimbun jurang yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dan golongan yang
lemah.
j. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera, dimana hubungan seseorang dengan yang
lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang
aman, tentram lahir dan batin.
k. Menunjang terwujudnya system kemasyarakatan Islam yang berdiri diatas prinsip-prinsip:
umatan wahidah ( umat yang bersatu ) musawah ( umat yang memiliki persamaan derajat
dan kewajiban ), ukhuwah Islamiyah ( persaudaraan Islam ) dan takaful ijtima’i ( sama-sama
bertanggung jawab ).

C. KETENTUAN TENTANG WAKAF


1. Pengertian Wakaf dan Hukumnya

Secara bahasa wakaf artinya menahan, berhenti atau diam. Adapun menurut istilah wakaf
iaalah menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil mnfaatnya untuk kebaikan dan
kemajuan islam. Menahan suatu benda yang kekal zatnya, artinya tidak dijual dan tidak
diberikan serta tidak pula diwariskan, tetapi hanya disedekahkan untuk diambil manfaatnya saja.
Menurut Undang-Undang no 41 Tahun 2004, wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluaan
ibadah dan/atau kesejahyteraan umum menurut syariah.
Hukum wakaf adalah sunah. Namun bagi wakif, wakaf merupakan amaliah sunah yang sangat
besar manfaatnya. Karena akaf merupakan sedekah jariyah. Pemerrintah untuk wakaf ditegaskan
Allah dalam Surat Ali Imran ayat 92 berikut.

۹۲﴿ٌ ‫هللا ِب ِه عَ ِلمْي‬ َ ‫﴾ ل َ ْن تَنَالُوا ْالرِب َّ َحىَت تُ ْن ِف ُقوا ِم َّماحُت ِ ُّب‬


َ ‫ون َو َماتُ ْن ِف ُقوا ِم ْن يَش ْ ٍءفَٳ َِّن‬
Artinya : ”kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum engkau menginfakkan sebagian harta
yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha
Mengetahui.” (Q.S Ali Imran : 92).
Selain ayat diatas, dalil untuk berwakaf juga ditegaskan Rasulullah dalam hadits berikut.
‫ َٲ ْو َودَل ٍ َصا ِل ٍح‬٬‫ َٲ ْو ِعمْل ٍ يُنْتَ َف ُع ِب ِه‬٬‫ َصدَ قَ ٍة َج ِاري َ ٍة‬: ‫ات ا ْب ُن َٲ َد َم ِٳنْ َت َق َط َع مَع َ هُل ُ ِٳالَّ ِم ْن ثَاَل ٍث‬
َ ‫ٳ َذا َم‬
‫﴾ي َ ْد ُع ْوهَل ُ ﴿رواه مسمل‬
Artinya : “apabila seseorang anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya
kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mau
mendoakannya kepadanya”. (H. R. Muslim).

2. Rukun Dan Syarat Wakaf


Pada dasarnya suatu wakaf dianggap sah apabila terpenuhi rukun dan syaratnya. Rukun
wakaf ada 4 macam sebagai berikut.
a) Wakif, yaitu orang yang berwakaf.
Syaratnya wakif sebagai berikut.
1) Atas kehendak sendiri bukan paksaan.
2) Merdeka.
3) Berakal sehat.
4) Baliq atau dewasa
5) Tidak berada dibawah pengampunan
6) Pemilik sah harta wakaf dan bertindak secara hukum (rasyid)

b) Maukuf bih, yaitu barang yang diwakafkan


Syarat barang yang diwakafkan sebagaai berikut.
1) Kekal zatnya.
2) Jelas barangnya dan milik wakif sendiri.
3) Mempunyai nilai/berguna.
4) Benda tetap atau benda bergerak yang dibenarkan untuk diwakafkan.

c) Maukuf ‘alaih, yaitu pihak yang diberi wakaf atau peruntuhan wakaf.
Syarat penerima wakaf sebagai berikut.
1) Berhak memiliki sesuatu.
2) Tidak boros dan berakal sehat.

d) Ikrar atau shighat, yaitu pernyataan atau ikrar wakif sebagai suatu kehendak untuk
mewakafkan sebagian harta bendanya. Lafal ikrar wakaf sebagai berikut.
1) Ucapan ikrar harus mengandung kata-kata yang menunjukkan kekalnya, tidak sah wakaf
jika ucapannya dengan batas waktu tertentu.
2) Ucapan ikrar wakaf dapat direalisasikan segera tanpa digantungkan kepada syarat tertentu.
3) Ucapan ikrar wakaf bersifat pasti.
4) Ucapan ikrar wakaf tidak di ikuti oleh syarat yang membatalkan.

3. Harta Yang Di Wakafkan

Harta benda wakaf, yaitu harta benda yang memiliki daya tahan lama dan manfaat dalam
jangka panjang serta memiliki nilai ekonomis, harta benda wakaf berdasarkan UU No. 41
Tahun 2004 meliputi berikut.

a. Benda tidak bergerak yang meliputi :


1) Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik
yang sudah maupun yang belum terdaftar,
2) Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah,
3) Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah,
4) Hak memiliki atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturaan perundang-
undangan yang berlaku,
5) Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku,
b. Benda bergerak yang meliputi :
1) Uang,
2) Logam mulia,
3) Surat berharga,
4) Kendaraan,
5) Hak atas ketentuan intelektual,
6) Hak sewa
7) Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Ketentuan Wakaf Di Indonesia

a) Landasan Hukum Wakaf di Indonesia


Perwakafan di Indonesia diatur dalam ketentuan berikut :
1) UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf tanggal 27 oktober 2004.
2) Peraturan pemerintah no. 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik.
3) Peraturan menteri dalam negeri no. 6 tahun 1977 tentang tata cara pendaftaran tanah
mengenai perwakafan tanah milik.
4) Peraturan Menteri Agama No. 1 Tahun 1998 tentang peraturan pelaksanaan PP No. 28
tahun 1977 tentng perwakafan tanah milik.

Untuk selanjutnya ditingkat masyarakat yang menangani langsung perwakafan


diserahkan kepada kementerian agama dan kementerian dalam negeri. Ditingkat paling
bawah, urusan wakaf dilayani oleh kantor urusan agama (KUA) yang dalam hal ini kepala
KUA sebagai pejabat pembuat akta ikrar wakaf (PPAIW).

b) Tata Cara Wakaf di Indonesia


Menurut peraturan-peraturan diatas, tata cara wakaf di Indonesia sebagai berikut :
1) Perorangan atau badan hukum yang akan mewakafkan tanah miliknya (sebagai calon
wakaf) datang sendiri di hadapan PPAIW untuk melaksanakan ikrar wakaf. Bila calon
wakaf tidak dapat datang ke hadapan PPAIW karena suatu sebab, seperti sakit, sudah
sangat tua maka dapat membuat ikrar wakaf secara tertulis dengan persetujuan kepala
kantor DEPAG Kabupaten letak tanah yang bersangkutan dihadapan dua orang saksi.
Ikrar wakaf itu kemudian dibacakan pada nazir dihadapan PPAIW.
2) Pada waktu meghadap PPAIW tersebut, wakif harus membawa surat-surat sebagai
berikut.
a) Sertifikat hak milik atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya seperti surat IPEDA
(girik, petok, ketitir, dan sebagainnya).
b) Surat keterangan kepada desa yang diperkuat oleh kepala kecamatan setempat yang
menerangkan kebenaran pemilikan tanah dan tidak termaksud sengketa.
c) Surat keterangan pendaftaran tanah.
d) Izin dari bupati/kota madya kepada daerah, kepala sub direktorat agraria setempat.
3) Pihak PPAIW kemudian meneliti surat-surat dan syarat-syarat tersebut, apakah sudah
memenuhi untuk pelepasan hak atas tanah (untuk diwakafkan), meneliti saksi-saksi dan
mengesahkan susunan nazir.
4) Wakif mengikrarkan kehendak wakif itu kepada nazir yang telah disahkan. Ikrar tersebut
harus diucapkan dengan jelas dan tegas dan dituangkan dalam bentuk tertulis. Bagi
wakif yang tidak dapat mengucapkan ikrarnya, karena bisu, misalnya, ia dapat
menyatakan kehendaknya itu dengan isyarat, kemudian mengisi formulir ikrar wakaf.
Selanjutnya semua yang hadir menandatangani blangko ikrar wakaf.
5) Pihak PPAIW membuat akta ikrar wakaf rangkap tiga bermaterai dan salinan akta ikrar
wakaf rangkap empat dengan rincian berikut.
a) Lembar pertama (asli) disimpan PPAIW.
b) Lembar kedua dilampirkan pada surat permohonan pendaftaran tanah wakaf kepada
bupati/walikota kepala daerah.
c) Lembar ketiga dikirim kedapa pengadilan agama setempat.
d) Salinan sebanyak empat lembar dibagikan kepada: wakif, nazir, Kepala Kantor
Urusan Agama (KUA), dan lurah/kepala desa setempat.
6) PPAIW atas nama Nazir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf kepada
bupati/Walikota, Badan Pertanahan Nasional setempat untuk dicatat dan diterbitkan
sertifikat tanah wakaf.
7) Dengan telah didaftarkan dan dicatatkannya tanah wakaf tersebut dalam bentuk
sertifikat, maka tanah wakaf itu telah mempunyai kekuatan hukum dan alat pembuktian
yang kuat.

5. Pengelolaan Harta Wakaf


Berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, maka
pemanfaatan/penggunaan benda wakaf harus dilakukan oleh nazir untuk mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya.
Pemanfaatan tersebut dikelola secara produktif antara lain dengan cara investasi, penanaman
modal, produksi, perdagangan, agrobisnis, pertambangan, perindustrian, pembangunan
gedung, apartemen, rumah susun, pasar swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana
pendidikan ataupun sarana kesehatan, dan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan
syari’ah. Dengan pengelolaan yang baik dan benar, maka diharapkaan wakaf dapat
dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan umum.

6. Hikmah Wakaf
Hikmah wakaf sebagai berikut.
a. Melaksanakan perintah Allah untuk selalu berbuat baik.
b. Harta benda yang diwakafkan dapat tetap terpelihara dan terjamin kelangsungannya.
c. Pahala dan keuntungannya bagi si wakif akan tetap mengalir walaupun suatu ketika ia telah
meninggal dunia, selagi benda wakaf itu masih ada dan dapat dimanfaatkan.
d. Memanfaatkan harta atau barang tempo yang tidak terbatas.
e. Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
f. Melalui wakaf dapat menumbuhkan sifat zuhud dan melatih seseorang untuk saling
membantu atas kepentingan orang lain.
g. Dapat menghidupkan lembaga-lembaga sosial maupun kemasyarakatan untuk
mengembangkan potensi umat.
h. Menyadarkan seseorang bahwa kehidupan diakhirat memerlukan persiapan yang cukup,
maka persiapan bekal itu diantaranya wakaf, sebagai timbangan akhirat.
i. Dapat menopang dan penggerak kehidupan sosial kemasyarakatan umat islam, baik aspek
ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dll.

 SOAL LATIHAN :

I. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT DENGAN BENAR!

1. Membayar Zakat tidak akan membuat orang menjadi miskin, tetapi membuatnya
menjadi berkah. Jelaskan keberkahan dalam bentuk apasaja yang akan diperoleh
orang yang membayar zakat!?
2. Berapa besarnya Zakt Firtah yang harus dikeluarkan Oleh Orang yang berzakat?
3. Memotong rambut minimal 3 helai dalam rangkaiaan Haji disebut?
4. Sebutkan harta ( mal ) yang wajib dikeluarkan zakatnya?
5. Carilah firman Allah dan Hadis Rasulullah saw. Yang menjelaskan tentang perintah
melaksanakan ibbadah Haji?

Anda mungkin juga menyukai