A. PENDAHULUAN
Sistem saraf terdiri dari otak, medulla spinalis (sumsum tulang belakang), dan saraf
tepi. Fungsinya adalah membawa isyarat dari dan ke seluruh tubuh, mengingat dan bereaksi
terhadap rangsangan, mengatur fungsi-fungsi tubuh dan mengendalikan semua gerakan.
Sebagian besar kerja otot dapaat dikontrol leh kemauan kita, tetapi fungsi tubuh seperti
sirkulasi, pernapasan dan pencernaan diatur oleh sistem saraf otonom yaitu jalinan yang
kompleks yang dikontrol oleh pusat-pusat di batang otak, yang bekerja tanpa tergantung
kehendak kita.
1
Emergency Rescue Team (ERT) – Kampus Relawan Rumah Zakat Indonesia Semarang
atas-belakang ( parietal) dengan fungsi sensoris dan orientasi ruang, bagian belakang
(oksipital) terdapat proses penglihatan.
Batang otak berfungsi dalam kesadaran dan keawspadaan dan
kardiorespiratorik. Kelainan kecil saja pada batang otak menyebabkan kelainan saraf
(defisit neurologik yang berat). Serebelum bertanggungjawab dalam fungsi koordinasi
dan keseimbangan
2. Medula Spinalis
Sel-sel dan serabut-serabut saraf yang padat ini berjalan dari batang otak sampai ke
ujung tulang belakang, Fungsinya adalah mengontrol isyarat yang berjalan di antara
otak dan saraf tepi. Medula spinalis dilindungi oleh tulang belakang (vertebrae).
Setiap cedera pada tulang belakang akan mengancam rusaknya medula spinalis yang
menyebabkan defisit neurolgik yang fatal.
3. Saraf Tepi
Keluar secara berpasangan dari medula spinalis dan berjalan keseluruh tubuh. Saraf
tepi mirip dengan kabel telepon, terdiri dari berkas serabut yang dapat meneruskan
isyarat masuk maupun keluar. Serabut sensoris membawa informasi yang diterima
oleh pusat sensoris di otak, serabut motorik membawa perintah dari otak ke otot.
4. Kerja dari Refleks
Reaksi yang terjadi secara otomatis dan tidak dipengaruhi oleh kemauan ini berasal
dari isyarat yang berupa ”sirkuit pendek” di medula spinalis. Yang termasuk dalam
refleks antara lain reflek menghindar dari nyeri, batuk dan reflek tendangan lutut
( patella).