Anda di halaman 1dari 4

Tokoh Pelopor Pembaharuan

Disusun Oleh :
Nama : Virginia Mantiri
Kelas: X-11
Jurusan :Akuntansi

SMK Negeri 1 MANADO


Kisah Iqbal Masih,Anak yang
membebaskan para budak di Pakistan

Iqbal masih adalah


seorang anak laki-
laki kelahiran
Pakistan. Ketika
berusia 4 tahun di
jual sebagai budak anak
dengan harga $12.

Setiap harinya ia
harus bekerja 12
jam di pabrik
tenun, menjadi
budak tentu tidak
semudah itu ketika
dia tidak mematuhi
majikannya dia akan
dikenai hukuman
dicambuk atau
dipukuli.

Suatu hari Iqbal melarikan diri ke kantor polisi. Sayangnya, perwira


polisi disana berada di pihak pabrik tenun. Maka iya dikembalikan
kesana dan kakinya dirantai oleh majikannya. Tapi perjuangannya tidak
berhenti disana, pada usia 10 tahun dia berhasil melarikan diri dan
bergabung dengan BLLF (Bonded Labor Liberation Front of Pakistan),
sebuah kelompok yang didedikasikan untuk membebaskan perbudakan
pada anak.

Dia tidak hanya bergabung dengan BLLF tapi juga menjadi seorang juru
bicara dan dalam waktu dua tahun dia berhasil membebaskan 3000 anak
dari perbudakan. Untuk mewawancarai anak-anak yang berada di
pabrik-pabrik tersebut Iqbal menyamar agar bisa masuk kesana, sebuah
usaha yang sangat berani.

Sebagai usahanya untuk mengakhiri pekerja anak terikat Iqbal pergi ke


Amerika Serikat dan Eropa, dia juga menyerukan untuk melakukan
pemboikotan karpet Pakistan. Akhirnya pada tahun 1992 ekpor karpet
Pakistan mulai menurun dan Iqbal mulai menjadi "musuh" para mafia
karpet.

Pada tahun 1995, ketika usia Iqbal 13 tahun dia dibunuh. Seorang anak
yang meperjuangkan nasibnya dan anak-anak lain hidupnya diakhiri
oleh orang lain. Pada tahun 1994, Iqbal dianugerahi Reebok Human
Rights Award. Dan pada tahun 2000, ia secara anumerta dianugerahi The
World’s Childrens’s Prize for the Rights of the Child.

Pada umur 13 tahun saya hanya seorang anak kecil biasa yang belum
memikirkan tentang nasib anak-anak seusia saya tapi seorang Iqbal
Masih berjuang untuk anak-anak lain sehingga akhirnya ia terbunuh.

Sekarang, saya bukan lagi anak-anak dan saya punya waktu lebih banyak
dari Iqbal. Maka saya sudah seharusnya tidak menghabiskan waktu
hanya untuk saya saja tapi untuk orang lain karena saya hidup di dunia
tidak sendiri.

Seorang anak kecil yang sudah membuat saya malu karena di umur saya
yang sudah mencapai 23 tahun saya belum melakukan sesuatu seperti
yang Iqbal lakukan. Melakukan sesuatu untuk orang lain dan tulus.

Anda mungkin juga menyukai