Disusun oleh :
Ning Intan Novrianti (C1C019069)
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
Daftar Isi
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Perkembangan Akuntansi Pemerintahan di Indonesia
2. Mengetahui Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan
3. Mengetahui Lingkup Standar Akuntansi Pemerintahan
4. Mengetahui Kedudukan Standar Akuntansi Pemerintahan
5. Mengetahui Ruang Lingkup Standar Akuntansi Pemerintah
6. Mengetahui Penetapan Standar Akuntansi Pemerintahan
7. Mengetahui Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
8. Mengetahui Isi Standar Akuntansi Pemerintahan
9. Laporan Keuangan Pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN
Akuntasi pemerintahan di Indonesia sudah berjalan sejak era orde baru hingga era
reformasi muncul. Adapun fase-fase penting perkembangan akuntansi pemerintahan di
Indonesia , antara lain:
Pelaksanaan keuangan negara sebelum tahun 1975 belum menggunakan sistem akuntansi.
Pada saat itu pengelolaan keuangan negara hanya menggunakan sistem administrasi atau
dikenal dengan istilah tata usaha keuangan negara. Pelaksanaan pengelolaan keuangan
pemerintahan didasarkan pada: (1) Undang- Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Pemerintahan di Daerah; (2) Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1975 tentang
Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah; dan (3) Peraturan
Pemerintah No. 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan APBD.
Pada fase ini sistem administrasi pemerintahan masih dilakukan secara manual,
karena belum dikenal sistem komputerisasi yang terintegrasi. Selain itu dalam fase ini
Indonesia belum memiliki Standar Akuntansi Pemerintah. Laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah kepada DPR berupa Perhitungan Anggaran Negara (PAN) yang
disajikan berdasarkan sumbangan perhitungan anggaran dari Departemen/Lembaga yang
disusun secara manual dan single entry. Penyampaian laporan PAN oleh pemerintah kepada
DPR dilaksanakan dalam waktu 2-3 tahun.
Pada tahun 1980, Departemen Keuangan mulai membuat rencana studi modernisasi
sistem akuntansi pemerintah. Departemen Dalam Negeri mengeluarkan Keputusan Menteri
Dalam Negeri No. 900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah
(MAKUDA), yang menjadi pedoman pencatatan keuangan daerah yang pada dasarnya
sebatas tata buku bukan merupakan suatu sistem akuntansi.
Pada periode 1987-1988, pemerintah Indonesia mulai melakukan simulasi sistem manual
pada Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Sosial, dan Departemen Perdagangan
untuk wilayah Jakarta, Medan, dan Surabaya. Pada saat bersamaan, timbul pemikiran
penggunaan komputer untuk proses akuntansi. Pada tahun 1989 usulan pengembangan
sistem akuntansi pemerintah berbasis komputer disetujui Departemen Keuangan dan Bank
Dunia dalam bentuk Proyek Pengembangan Sistem Akuntansi Pemerintah tahap I. Adapun
Proyek Pengembangan Sistem Akuntansi Pemerintah yang disetujui masih berdasar pada
desain manual sebelumnya, belum sampai proses yang menyeluruh yang dapat
menghasilkan laporan keuangan.
Tahun 1991 merupakan saat mulanya era baru dalam bidang akuntansi pemerintah
dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 476/KMK/01/1991. Keputusan
tersebut berkaitan dengan sistem akuntansi pemerintah pusat telah ditetapkan secara resmi
hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan akuntansi pemerintah. Pertimbangan yang
menyangkut masalah tersebut adalah semakin meningkatnya tugas pemerintah dalam
kegiatan pembangunan yang membawa transaksi pemerintah semakin meningkat. Praktek
sistem akuntansi pemerintah dikembangkan bukan untuk memenuhi tujuan
pertanggungjawaban saja, tetapi juga harus dapat menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan untuk perencanan, penggarapan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian
anggaran, evaluasi pelaksanaan serta untuk perumusan kebijaksanaan dan pengambilan
keputusan.
Pada fase era transisi otonomi, pemerintah daerah mulai dapat menggunakan sistem
pencatatan yang lebih informatif bagi pihak luar dan pihak intern pemerintah daerah.
Adapun pelaksanaan secara teknis didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun
2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Pemerintah Daerah
telah dapat memberikan informasi yang lebih terukur dan transparan terkait dengan
pengelolaan keuangan daerah.
Perubahan basis akuntansi pemerintahan, yakni dari basis kas menuju basis akrual
dilakukan secara bertahap. Artinya, entitas pemerintah menerapkan basis cash toward
accrual pada masa transisi. Dalam hal ini, basis cash toward accrual mulai diberlakukan
untuk penyusunan laporan keuangan dan anggaran pada tahun 2005. Sebenarnya Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 menetapkan basis akrual diterapkan selambat-lambatnya
pada tahun anggaran 2008. Namun, amanat tersebut tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan. Mengingat SAP berbasis akrual baru berlaku efektif pada tahun 2010. SAP
berbasis akrual ini merupakan standar sebagai pedoman untuk dapat menyajikan informasi
keuangan basis akrual dengan Laporan Realisasi Anggaran berbasis kas. Dengan
mempertimbangkan pengguna standar yang masih dalam tahap pembelajaran, maka entitas
pemerintah dapat menerapkan Sistem Akuntansi Pemerintah basis cash toward accrual
sampai paling lambat lima tahun setelah tahun anggaran 2010, yaitu pada tahun 2015.
Untuk menjembatani proses perubahan dari akuntansi berbasis kas ke akuntansi
berbasis akrual sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003,
pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP). Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 menggunakan
pendekatan cash towards accrual dalam sistem pencatatan akuntansinya. Hal ini sesuai
dengan ketentuan dari ADB (2005) yang mengatakan bahwa standar sangat penting dalam
penyusunan laporan keuangan karena standar merupakan a common framework to enable
review, analysis and interpretation of financial information across entities, countries and
regions, transparent, timely, reliable financial information instills investor confidence.
Setelah paket perundangan keuangan negara yaitu UU No. 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No. 1
tahun 2004 diundangkan, langkah panjang reformasi masih terus bergulir untuk tahap
implementasi. Peraturan Pemerintah 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
yang mewajibkan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2005 disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintahan tidak dengan mudah dapat diterapkan.
1. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparasi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah
yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi
pemerintahan yang telah diterima secara umum. Hal diatur dalam Undang-Undang No 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang mensyaratkan isi laporan pertanggung
jawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintah yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
2. UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No.1 Tahun 2004 tentang
perbendaharaan negara mengamanatkan tugas penyusunan standar tersebut kepada komite
standar yang independen, dengan keputusan presiden tentang komite standar akuntansi
pemerintah.
3. Sesuai amanat Undang-Undang di atas, Presiden menetapkan Keputusan Presiden RI
Nomor 84 Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi pemerintah (KSAP) tertanggal
5 Oktober 2004 dan terakhir diubah dengan Keputusan Presiden RI Nomor 2 tahun 2005
tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden nomor 84 tahun 2004 tentang Komite Standar
Akuntansi Pemerintahaan. Keppres menguatkan KSAP dibentuk oleh Menteri Keuangan
dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 308/KMK.012/2002 tentang Komite
Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah tertanggal 13 Juni 2002.
4. KSAP terdiri dari Komite Konsultatif Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite
Konsultatif) dan Komite Kerja Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Kerja). Komite
konsulatif bertugas memberi konsultasi dan pendapat dalam rangka perumusan konsep
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite Kerja
bertugas mempersiapkan, merumuskan, dan menyusun konsep Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. KSAP menyampaika konsep
Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan kepada Menteri Keuangan
untuk proses penetapan menjadi Peraturan Pemerintah.
5. SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi diterpakan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah. SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum
dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.
6. Selain menyusun SAP,KSAP juga berwenang menerbitkan berbagai publikasi lainnya,
seperti IPSAP (Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah) dan Buletin Teknis.
7. IPSAP dan Buletin Teknis merupakan pedoman dan informasi lebih lanjut yang akan
diterbitkan oleh KSAP guna memudahkan pemahaman dan penerapan SAP, serta untuk
mengantisipasi dan mengatasi masalah-masalah akuntansi maupun masalah-masalah
akuntanasi maupun pelaporan keuangan. Menurut PP No 71 Tahun 2010 Pasal 3 Ayat (1)
IPSAP dimaksudkan untuk menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna menghindari salah
tafsir pengguna PSAP. Buletin Teknis SAP dimaksudkan untuk mengatasi masalah teknis
akuntansi dengan menjelaskan secara teknis penerapan PSAP dan/atau IPSAP.
Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal apabila terdapat masalah
akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam hal terjadi
pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, maka ketentuan standar
akuntansi yang diunggulkan adalah relatif terhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka
panjang, konflik demikian diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan
standar akuntansi di masa depan.
SAP No 03 Laporan Arus Kas. Intormasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus
kas di masa depan, serta berguna untuk menilai kecermatan taksiran arus kas yang telah
dibuat sebelumnya. Tuyuan Pernyataan Standar laporan arus kas adalah mengatur penyajian
laporan arus kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas
suatu entitas pelaporan dengan mengklaslfikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi,
investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran selama satu periode akuntansi.
Dan tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi, serta saldo kas dan setara kas
pada tanggal pelaporan. Informasi ini disa)ikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan
keputusan.
SAP No 04 — Laporan Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan
adalah catatan yang dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara
luas, tidak hanya terbatas untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. Oleh
karena itu, laporan keuangan mungkin mengandung informasi yang berpotensi menimbulkan
kesalahpahaman di antara para pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman, Iaporan
keuangan harus dilengkapi dengan Catatan alas laporan keuangan yang berisi informasi demi
memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan. Tujuan Pernyataan Standar ini
adalah mengatur penyajian dan pengungkapan yang diperlukan pada catatan atas laporan
keuangan.
SAP No 05 - Akuntansi Persediaan. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan demi memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli
dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang
tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, serta barang bekas pakai seperti
komponen bekas. Jika pemerintah memproduksi barang atau perlengkapan sendiri, persediaan
juga meliputi barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan
alat-alat pertanian. Barang hasil proses produksi yang belum selesaj akan dicatat sebagai
persediaan, seperti alat-alat pertanian setengah jadi. Persediaan dapat meliputi barang
konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku cadang, persediaan dimanfaatkan oleh
masyarakat umurn. Aset tetap sering menjadi bagian utama pemerintah sehingga sangat
signifikan dalam penyajian neraca, Aset yang termasuk aset tetap pemerintah adalah Aset
tetap yang dimiliki olch entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas lainnya (misalnya.
instansi pemerintah Jainnya, kontraktor), dan hak atas tanah. Pernyataan standar ini
mensyaratkan bahwa harus diakui sebagai aset jika memenuhi definisi dan krileria pengakuan
suatu aset dalam laporan keuangan.
SAP No 07 - Akuntansi Aset Tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umurn. Aset tetap sering menjadi bagian utama pemerintah sehingga sangat
signifikan dalam penyajian neraca, Aset yang termasuk aset tetap pemerintah adalah Aset
tetap yang dimiliki olch entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas lainnya (misalnya.
instansi pemerintah Jainnya, kontraktor), dan hak atas tanah. Pernyataan standar ini
mensyaratkan bahwa harus diakui sebagai aset jika memenuhi definisi dan krileria pengakuan
suatu aset dalam
SAP No 09 — Akuntansi Kewajiban. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa
masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi kewajiban
pada saat pengakuan, penentuan nilai tercatat, amortisasi, dan biaya pinjaman yang
dibebankan ke kewajiban tersebut.
Dilihat dari jenis laporan keuangan yang dihasilkan, terdapat perbedaan antara SAP
berbasis cash toward accrual dan SAP berbasis akrual. Dalam SAP berbasis akrual, entitas
pelaporan diwajibkan untuk menerbitkan laporan tambahan yaitu laporan operasioal, laporan
perubahan SAL dan Laporan perubahan ekuitas.
3.2 Saran
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa haruslah mengetahui bagaimana sejarah
dan perkembangan yang terjadi dengan baik sebagai pelajaran dikehidupan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
https://www.researchgate.net/publication/332969363_Tinjauan_Atas_Reformasi_Akuntansi_
Pemerintahan_Di_Indonesia