Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nadia Syifa Salsabila (26)

Kelas : XI IPA 4

Dibukanya Tempat Wisata saat Liburan Hari Raya Ditengah Munculnya Varian Baru
Virus Covid-19

Hampir semua kalangan butuh liburan untuk merefresh kembali pikiran dan tubuh setelah sibuk
bekerja, belajar atau beraktivitas lainnya. Hal ini membuat pariwisata menjadi salah satu sektor yang tak
pernah ada habisnya. Apalagi jika weekend atau hari libur sekolah tiba, berbagai tempat wisata akan
penuh pengunjung. Namun, tak ada yang bisa menyangka bahwa di tahun 2020, kemarin, sektor
pariwisata Indonesia redup dengan cepat karena adanya pandemi Covid-19. Pemerintah terpaksa menutup
semua tempat wisata untuk sementara waktu guna memutus penyebaran virus corona tersebut.

Kini, sudah memasuki tahun 2021. Meski virus Covid-19 masih mewabah, sektor pariwisata
dalam negeri sudah mulai pulih kembali. Beberapa tempat wisata sudah buka kembali dan traveler
domestik mulai mempertimbangkan rencana liburan di tahun 2021.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, ada tiga hal
yang harus diperhatikan guna membangkitkan kembali gairah di sektor ini, yaitu rasa aman, sehat, dan
nyaman. Ketiga aspek tersebut, menurut dia, menjadi tolok ukur bagi wisatawan, baik domestik maupun
mancanegara untuk tetap bepergian ke destinasi wisata di tengah pandemi. "Pariwisata ini adalah sektor
yang bergantung pada kepercayaan wisatawan domestik maupun internasional, dalam memberikan rasa
aman, sehat dan nyaman," kata Wishnutama.

Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengelola destinasi wisata sebelum dapat
membuka kembali tempat wisata tersebut. Salah satunya yaitu pariwisata alam yang diijinkan dibuka
berada di kabupaten/kota yang berada di wilayah zona hijau dan kuning. Saat ini diketahui terdapat 270
kabupaten/kota yang masuk zona tersebut. Sedangkan untuk zona lain akan diatur dengan kesiapan
daerah adn pengelola kawasan. Adapun kawasan pariwisata alam yang dimaksud meliputi kawasan wisata
bahari, konservasi perairan, wisata petualangan, taman nasional (TN), taman wisata alam (TWA), taman
hutan raya dan suaka margasatwa. Adapun kawasan pariwisata alam yang dimaksud meliputi kawasan
wisata bahari, konservasi perairan, wisata petualangan, taman nasional (TN), taman wisata alam (TWA),
taman hutan raya dan suaka margasatwa.

Selanjutnya, geopark, pariwisata non-kawasan konservasi seperti kebun raya, kebun binatang,
taman safari, desa wisata, dan kawasan wisata alam yang dikelola oleh masyarakat. "Kawasan pariwisata
tersebut dapat dibuka secara bertahap sampai dengan batasan pengunjung maksimal 50 persen dari
kapasitas normal," kata Doni. Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya
menuturkan, sejauh ini ada 29 kawasan pariwisata konservasi yang sudah dapat dibuka secara bertahap
pada masa pandemi Covid-19.

Meski telah memberikan kelonggaran, dibuka atau tidaknya pariwisata di suatu daerah harus
melalui proses musyawarah forum komunikasi pimpinan daerah. Komunikasi tersebut juga turut
melibatkan pengelola kawasan pariwisata, Ikatan Dokter Indonesia di daerah, pakar epidemiologi, pakar
kesehatan, pakar ekonomi, tokoh agama, tokoh budaya, tokoh masyarkat, pegiat konservasi dan dunia
usaha. Selain itu, pelaksanaan keputusan tersebut juga wajib didahului dengan tahapan pra-kondisi,
meliputi edukasi, sosialisasi, dan simulasi sesuai dengan kondisi pariwisata dan karakteristik masyarakat
di daerah masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai