Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.M
2. Alamat Kepala Keluarga : Ds.Belun Rt.10/Rw.02 Kec.Temayang

3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pegawai Negeri Sipil


4. Pendidikan Kepala Keluarga : Diploma IV/Strata I

1
5. Komposisi Keluarga :
NAMA HUB DG STATUS IMUNISASI KET.
UMUR PENDIDIKAN BCG POLIO DPT HEPATITIS CAMPAK
NO ANGGOTA JK KEPALA
(th) TERAKHIR
KELUARGA KELUARGA
1. Tn.M L Kepala 49 Thn Diploma IV/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keluarga Strata I
2. Ny.H P Istri 41 Thn SLTA/Sederaja √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
t
3. Sdr.D P Anak 20 Thn Tamat SLTA/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sederajat
4. An.A P Anak 11 Thn Tamat SD/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sederajat
Genogram :

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: sudah meninggal

: pasien

: menikah

: garis keturunan

: tinggal serumah
6. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.M termasuk keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari
Kepala Keluarga, Istri, dan 2 orang anak.
7. Suku bangsa
Seluruh anggota keluarga Tn.M berasal dari suku Jawa, Indonesia.
8. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn.M menganut agama Islam dan selalu taat
beribadah dan menjalankan perintah Allah SWT.
9. Status social ekonomi keluarga
Karena Tn.M adalah kepala keluarga, maka beliaulah yang menjadi tulang
punggung dalam keluarganya. Penghasilan Tn.M setiap bulannya, kurang
lebih adalah Rp 4.000.000. Jika dilihat dari penghasilan Tn.M di setiap
bulannya, keluarga Tn.M mempunyai status social ekonomi yang cukup.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Dikarenakan Tn.M bekerja di hari senin-jumat maka dalam memenuhi
kebutuhan akan rekreasi dan hiburan biasanya keluarga Tn.M sering
menonton TV bersama, berkumpul keluarga, saling menceritakan kejadian
yang dialami pada setiap harinya, dan melepas lelah bersama di ruang
keluarga. Untuk anak pertama dan anak kedua, dikarenakan mereka masih
menuntut ilmu, maka mereka masih tetap mengerjakan tugas sembari
berkumpul dengan keluarga tercinta. Kadang kala ketika bosan, mereka
bermain game online bersama.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.M mempunyai 2 orang anak, anak petama perempuan dengan
umur 20 thn, dan anak kedua perempuan dengan umur 13 thn, maka keluarga
Tn.M berada pada tahap perkembangan keluarga dengan remaja.
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini Tn.M telah memenuhi tugas perkembangan yaitu pengembangan
terhadap remaja, memberikan kebebasan yang seimbang, memelihara
komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, dan mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
13. Riwayat keluarga inti
- Kepala keluarga : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
- Istri : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan
rawat inap di Rumah Sakit.
- Anak ke-1 : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
- Anak ke-2 : Klien menderita penyakit asma sejak berusia 6 tahun.
14. Riwayat keluarga sebelumnya :
Baik dari keluarga Tn.M maupun keluarga dari pihak istri, tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit asma.

C. Pengkajian Lingkungan
15. Karakteristik Rumah
Luas tanah : 414m² Luas rumah : 6,5x30m
Tipe rumah : Permanent dengan jumlah ruang 3 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 mushola, 1 dapur, 1 kamar
mandi, 1 tempat untuk mencuci pakaian, 1 WC, dan 1 garasi. Jumlah
jendela 16 buah dan terdapat ±13 pintu. Setiap ruangan dimanfaatkan
sebagaimana fungsinya secara optimal. Peletakan perabot rumah
tanggapun terbilang cukup rapi. Jenis septic tank tiga kotak sudah
termasuk persapan air. Jarak antara septic tank dengan sumber air ± 10
meter. Sumber air minum yang digunakan adalah air isi ulang dan air
sumur.
Denah Rumah :
13 14

11 10
12 9

8 7 6
5 4 3 2 1
Keterangan:
1. Teras rumah 8. WC
2. Ruang tamu 9. Kamar 3
3. Kamar I 10. Ruang keluarga
4. Kamar 2 11. Mushola
5. Ruang makan 12. Dapur
6. Kamar mandi 13. Garasi
7. Tempat mencuci 14. Teras samping

16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di
wilayah pedesaan sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat.
Warga memiliki kebiasaan berkumpul dan bergotong royong. Masjid dan
mushola selalu aktif dan sering kali mengadakan pengajian setiap malam
minggu. Jamaah tahlil pun turut aktif baik itu tahlil putra yang diadakan
setiap malam rabu dan tahlil putri yang diadakan setian malam senin. Tahlil
ini berlangsung secara bergantian di rumah warga. Warga setempat juga
mempunyai kesepakatan untuk melakukan ronda setiap malam sesuai dengan
jadwal piket masing-masing. Apabila ada yang berhalangan untuk datang,
bisa memberikan bantuan berupa konsumsi untuk warga yang mengikuti
ronda.
17. Mobilitas geografis keluarga
Sejak Tn.M menikah dengan Ny.H, keluarga Tn.M tinggal bersama orang tua
dari Ny.H di Desa Belun Rt.09/Rw.02 Kecamatan Temayang. Namun, setelah
dikarunia 2 orang anak, keluarga Tn.M pindah di Desa Belun Rt.10/Rw.02
Kecamatan Temayang.
18. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat.
Setiap hari, baik itu pagi, siang, sore, maupun malam klien dan keluarganya
selalu meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi
baik dengan masyarakat di sekitar.
19. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Anggota keluarga saling
menyayangi satu sama lain. Keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan
meliputi: sarana MCK, tempat tidur yang nyaman, sumber air bersih, motor
sebagai sarana transportasi. Sedangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti
penyuluhan kesehatan misalnya: penyuluhan tentang HIV/AIDS, penyuluhan
tentang DBD, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, dan lain
sebagainya. Sedangkan dukungan psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi
dengan baik.

D. Struktur Keluarga
20. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat
adalah bahasa jawa. Komunikasi antar keluarga lebih sering dimulai pada
sore hari. Karena di sore hari semua anggota keluarga mempunyai waktu
santai yang cukup sembari menunggu waktu sholat.
21. Struktur kekuatan keluarga
Klien memberi nasehat kepada anak-anaknya untuk selalu menerapkan hidup
sehat dan hemat, berperilaku yang baik, memiliki sopan santun, bertatakrama,
menjaga hubungan baik dengan orang lain, menjaga nama baik keluarga,
selalu mengutamakan kewajiban, dan jangan pernah meninggalkan sholat.
Kekuatan keluarga masih tetap berada pada Tn.M, namun Tn.M tetap
mengajak Ny.H untuk bersama-sama mendidik kedua putrinya.
22. Struktur peran ( formal dan informal )
 Tn.M :
- Peran formal : Pernah menjadi pengurus masjid namun sekarang
hanya menjadi anggota masyarakat.
Peran informal : Menjadi kepala keluarga, suami, ayah, dan menantu.
 Ny.H :
- Peran formal : Pernah bekerja sebagai asisten bidan atau perawat di
puskesmas terdekat dan masih aktif sebagai anggota
masyarkat dan perkumpulan ibu-ibu di lingkungan
tempat tinggal.
- Peran informal : Sebagai ibu rumah tangga, istri, dan anak.
 Sdr.D :
- Peran formal : Mahasiswa
- Peran informal : Menjadi anak, cucu, dan kakak.
 An.A :
- Peran formal : Siswa
- Peran informal : Menjadi anak, cucu, dan adek.
23. Nilai dan norma keluarga
Keluarga meyakini bahwa kesehatan sangat penting, sehingga mereka
membiasakan cuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan,
mempehatikan kecukupan gizi dalam keluarga, dan berolahraga.

E. Fungsi Keluarga
24. Fungsi afektif
Keluarga klien saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Tn.M selalu
mendukung apa yang dilakukan selama itu adalah perbuatan baik dan dalam
batas kewajaran serta tidak melanggar etika dan sopan santun. Untuk
menghadapi masalah keluarga, Tn.M selalu menyelesaikannya secara
demokrasi.
25. Fungsi Sosial
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota
keluarga masih saling memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan
santun dalam berperilaku.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengetahui terkait penyakit asma.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat :
- Keluarga mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya
- Anggota keluarga kurang peka terhadap anggota keluarga yang
sakit. Namun, terkadang masalah kesehatan tersebut dianggap
sepele atau tidak begitu diperhatikan secara lebih lanjut.
- Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh
dan selalu mencari solusi jika keluarga sakit.
- Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehatan secara positif.
- Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan
yang dilakukan jika maalah kesehatan muncul dalam keluarga.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
- Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit
mengerti mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan
dan yang perlu dilakukan untuk mencegah kekambuhan.
- Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu
penanganan tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan
perawatan dan penyembuhan kepada tenaga kesehatan. Namun bila
sakitnya masih tergolong ringan, keluarga cukup menganjurkan
istirahat, pemenuhan kebutuhan dan mengkonsumsi obat generic
dari toko atau warung kepada anggota keluarga yang sakit.
- Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obatan yang
sering dikonsumsi dan cocok bagi masing-masing anggota keluarga.
Apabila penyakit yang diderita dirasa parah, keluarga langsung
membawa ke tenaga kesehatan.
- Setiap anggota keluarga mengerti akan fungsi dan tanggung jawab
masing-masing sumber keuangan yang dimiliki anggota keluarga,
dan hubungan antara anggota keluarga dengan masyarakat terjalin
baik.
- Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang dan support agar
dapat membantu proses penyembuhan.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat.
- Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap angota
keluarga dan megerti tenteng sumber-sumber keluarga yang dimliki.
- Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang
bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit.
- Keluarga sudah mengerti dan menyadari tentang pentingnya
hygiene sanitasi untuk menciptakan rumah yang sehat.
- Keluarga, secara bersama-sama mempertahankan kondisi kesehatan
mereka dengan cara makan teratur, memenuhi gizi seimbang,
menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, tidur cukup dan teratur,
mengatur waktu antara bekerja dan berkumpul bersama keluarga,
rekreasi atau berkumpul bersama teman, sanak saudara dan
bersilaturahmi.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di
masyarakat
- Keluarga mengetahui dengan jelas tantang segala fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada di sekitar.
- Keluarga memahami dan mengerti keuntungan-keuntungan yang
diperoleh jika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan
optimal.
- Fasilitas kesehatan yang ada sangat mudah dijangkau oleh keluarga.
27. Fungsi Reproduksi
a. Jumlah anak yang dimiliki Tn.M ada 2 orang yaitu 2 anak perempuan.
b. Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan cara
menjaga jarak kelahiran antar satu anak dengan anak yang lain dan
mengikuti program KB yang dulunya berslogan 2 anak cukup.
c. Tn.M dan Ny.H menggunakan metode program KB jenis suntik KB
sejak tahun 2009 sampai sekarang.
28. Fungsi Ekonomi
- Keluarga mampu memenuahi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari
pendapatan yang diterima perbulan serta keluarga mampu menyisihkan
pendapataannya untuk keperluan yang tidak terduga.
- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti
puskesmas, posyandu anak, posyandu lansia, poliklinik, dan lain
sebagainya.
F. Stres dan Koping Keluarga
29. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek
- Kekambuhan penyakit asma.
b. Stressor jangka panjang
- Terapi penyembuhan penyakit asma.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Untuk stressor jangka pendek, keluarga mengaku sedikit cemas dan
keluargnya takut jika kekambuhan penyakit asma ini semakin parah.
Meskipun demikian, keluarga tetap berusaha memberikan pertolongan
pertama untuk klien.
Untuk stressor jangka panjang keluarga (terutama An.A) berusaha mencegah
kekambuhan penyakitnya. Namun, kadang An.A tetap mengkonsumsi
minuman dingin, makan camilan yang mengandung banyak penyedap rasa,
dan melakukan pekerjaan yang membuat kelelahan sehingga sering kali
penyakit ini kambuh.
31. Strategi Koping yang Digunakan
Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan dengan
musyawarah tapi untuk permasalahan masing-masing anggota keluarga
diselesaikan secara mandiri selama bisa diatasi sendiri.
32. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam terhadap
anak, mengkambinghitamkan anak, maupun memberikan ancaman-ancaman
dalam menyelesaikan masalah.

G. Pemeriksaan Fisik
1. Tn.M (Kepala keluarga)
TD : 160/80 mmHg
R : 23 x/mnt
N : 75 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : Rambut bergelombang, sedikit beruban, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, kornea tidak
ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi
palsu tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : Terdengar vesikuler.
a. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 25x/menit.
Perkusi : Terdengar timpani pada usus, redup pada hati, dan ginjal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
b. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka, tidak ada bekas jahitan, tidak
ada kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
2. Ny.H
TD : 110/60 mmHg
R : 24 x/mnt
N : 80 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : Rambut hitam, bergelombang, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, kornea tidak
ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi
palsu tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : Terdengar vesikuler.
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 25x/menit.
Perkusi : Terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati, dan ginjal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada
kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.

3. Sdr.D
TD : 110/70 mmHg
R : 22 x/mnt
N : 76 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut hitan, bergelombang, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, kornea tidak
ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi
palsu tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : Terdengar vesikuler.
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 20x/menit.
Perkusi : Terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati, dan ginjal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada
kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.

4. An.A
TD : 120/70 mmHg
R : 30 x/mnt
N : 112 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : Rambut hitan, bergelombang, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, kornea tidak
ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi
palsu tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : Terdengar sonor pada paru dan pekak pada jantung.
Auskultasi : Terdengar mengi dan whezzing pada paru-paru.
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 30x/menit.
Perkusi : Terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati, dan ginjal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada
kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.

H. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan


Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik, mampu
memberikan pelayanan yang baik dan tepat kepada siapa saja yang
membutuhkan tidak hanya pasien di rumah sakit tetapi juga warga masyarakat
yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan. Jangan membeda-bedakan
dalam memberikan pelayanan antara masyarakat yang miskin dengan yang kaya
I. Pengkajian Fokus
- Hubungan anak terhadap orang tua baik, karena klien sering berkumpul
dengan orang tua serta kakaknya. Terkadang, klien masih menyempatkan
untuk mengunjungi rumah kakek dan neneknya. Hubungan anak dengan
orang tua maupun dengan keluarga lainnya baik-baik saja.
- Orang tua membentuk jaringan dengan anak dengan cara  Dalam satu hari
orang tua meluangkan waktu untuk berkumpul bersama anaknya, tetap
memberikan kasih sayang, memberikan perhatian kepada seluruh anggota
keluarga dan tetap menjaga komunikasi.
- Pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga Tugas dan fungsi keluarga
berfokus kepada anak yang berusia remaja. Hal ini lebih ditekankan pada
anak, anak pertama tidak hanya menjadi anak tetapi juga menjadi kakak
yang bertanggung jawab untuk membantu orang tua membimbing adiknya.
Anak kedua tidak hanya menjadi anak tetapi juga sebagai adik yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk patuh kepada orang yang lebih
tua darinya.
ANALISA DATA
SIMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Ds: Klien mengatakan sesak Ketidakseimbangan Gangguan pertukaran gas.
napas (Dispnea). ventilasi-perfusi.
Do: - PCO2 dan PO2
menurun.
- Bunyi napas
tambahan.
- Pola napas
abnormal.
- Gelisah.
- RR: 30x/menit
Terpapar alergen Risiko alergi.
lingkungan (mis. debu,
serbuk sari).

Ds: Klien mengatakan ingin Kesiapan peningkatan


mengelola masalah manajemen kesehatan.
kesehatan dan
pencegahannya.
Do: Pilihan hidup sehari-hari
kurang tepat untuk
memenuhi tujuan
program kesehatan.
SKORING
1. Diagnosa I :
Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d bunyi
napas tambahan.
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
.
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Tidak/kurang sehat
Skala: 3 karena saat ini An.A
sedang menderita
penyakit asma.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Keadaan keluarga yang
masalah dapat berpengetahuan cukup
diubah. sehingga An.A masih
Skala: 2 bisa dirawat di rumah.
3. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Cukup berpotensi.
untuk dicegah.
Skala: 2
4. Menonjolnya 1/2 x 1 1/2 Dianggap bermasalah.
masalah
Skala: 1
∑ : 25/6
4 1/6

2. Diagnosa II:
Risiko alergi d.d terpapar alergen lingkungan.
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
.
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Mengarah ke ancaman
Skala: 2 kesehatan tetapi belum
benar-benar terjadi.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Keadaan keluarga yang
masalah dapat berpengetahuan cukup
diubah. sehingga keluarga dapat
Skala: 1 memanajemen
lingkungan.
3. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Cukup berpotensi.
untuk dicegah.
Skala: 2
4. Menonjolnya 1/2 x 1 1/2 Dianggap bermasalah
masalah karena keluarga mampu
Skala: 1 memanajemen
lingkungan untuk
mencegah kambuhnya
penyakit yang diderita
An.A.
∑ : 23/6
3 5/6

3. Diagnosa III :
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan.
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
.
1. Sifat masalah 1/3 x 1 1/3 Ada masalah namun ada
Skala: 1 pula keinginan yang kuat
untuk mencegah
terjadinya masalah.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 An.A mempunyai
masalah dapat kemauan dan kesadaran
diubah. untuk meningkatkan
Skala: 2 manajemen kesehatan.
3. Potensial masalah 1/3 x 1 1/3 Dengan meningkatkan
untuk dicegah. manajemen kesehatan,
Skala: 1 An.A dapat mencegah
faktor yang memicu
terjadinya masalah.
4. Menonjolnya 0/2 x 1 0 An.A berusaha
masalah meningkatkan
Skala: 0 manajemen kesehatan
dengan senang hati.
∑ : 8/3
2 2/3

PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d bunyi


napas tambahan.
2. Risiko alergi d.d terpapar alergen lingkungan.
3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan.
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi


Umum Khusus
1. 1/4/21 Gangguan Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Anjurkan keluarga 1. Dengan mengatur
pertukaran gas tindakan selama 2 mengenal masalah untuk mengatur posisi posisi, sesak napas
b.d hari diharapkan kesehatan yang semi-fowler pada klien klien dapat berkurang.
dialami klien.
ketidakseimbang keluarga mampu agar dapat mengurangi 2. Dengan menjelaskan
2. Keluarga mampu
an ventilasi- melakukan sesak. kepada klien dan
memutuskan
perfusi d.d bunyi tindakan yang 2. Jelaskan kepada klien keluarga, maka klien
tindakan yang
napas tambahan. tepat untuk dan keluarga tentang dan keluarga akan
tepat untuk
membantu klien mengatasi masalah
jenis obat, alasan dapat lebih memahami
menyembuhkan kesehatan klien. pemberian obat, dan menerapkannya.
penyakitnya. 3. Keluarga mampu tindakan yang 3. Dengan memberikan
melakukan diharapkan, dan efek obat inhalasi, sesak
tindakan samping obat. napas klien dapat
keperawatan untuk 3. Anjurkan keluarga berkurang.
mencegah untuk memberikan obat 4. Dengan mengkonsumsi
parahnya masalah
inhalasi. obat yang tepat secara
kesehatan tersebut.
4. Anjurkan klien untuk teratur, sesak napas
4. Keluarga mampu
mengkonsumsi obat klien dapat sembuh.
memanfaatkan sesuai dengan penyakit
sumber daya yang yang di derita.
ada dimasyarakat
seperti puskesmas,
posyandu untuk
memperoleh
pelayanan
kesehatan.
2. 1/4/21 Risiko alergi d.d Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Jelaskan kepada klien 1. Dengan menjelaskan
terpapar alergen tindakan selama 2 lebih mengenal dan keluarga tentang kepada klien dan
lingkungan. hari diharapkan tentang alergi. definisi, penyebab, keluarga, dapat
2. Keluarga mampu
keluarga mampu gejala dan tanda alergi. menambah
memutuskan
memahami dan 2. Jelaskan kepada klien pengetahuan klien dan
tindakan yang
menerapkan apa dan keluarga tentang keluarga tentang alergi.
tepat untuk
yang telah cara menghindari dan 2. Dengan menjelaskan
menghindari dan
disampaikan mencegah
mencegah paparan kepada klien dan
untuk paparan alergen. alergen. keluarga, dapat
menghindari 3. Keluarga mampu 3. Anjurkan bekerjasama membuat klien dan
paparan alergen. bekerjasama dengan keluarga klien keluarga menghindari
melakukan untuk meningkatkan ataupun mencegah
tindakan untuk kebersihan lingkungan. paparan alergen.
mencaga 3. Dengan bekerjasama
kebersihan dengan klien dan
lingkungan. keluarga, dapat
membuat lingkungan
bersih dan terhindar
dari alergen.
3. 1/4/21 Kesiapan Setelah dilakukan 1. Keluarga 1. Anjurkan keluarga 1. Keluarga dapat
peningkatan tindakan selama 2 mampu untuk mendukung dan mendukung dan
manajemen hari diharapkan memfasilitasi menghargai keputusan menghargai keputusan
kebutuhan klien.
kesehatan. keluarga mampu klien untuk klien.
2. Keluarga
mendukung klien meningkatkan 2. Dapat melakukan
mampu
dalam manajemen kesehatan. latihan fisik yang
membantu
menerapkan 2. Anjurkan untuk sesuai dengan kondisi
melakukan
peningkatan latihan fisik
melakukan jenis latihan kesehatan.
manajemen sesuai dengan yang sesuai dengan 3. Dapat mengurangi
kesehatan. kondisi kondisi kesehatan. konsumsi penyedap
kesehatan. 3. Anjurkan rasa, dan
3. Keluarga mengkonsumsi mengkonsumsi
mampu makanan yang sehat makanan yang sehat
membantu klien dan bergizi, serta dan bergizi.
untuk anjurkan untuk
mencukupi mengkonsumsi
kebutuhan suplemen makanan.
nutrisi.
IMPLEMENTASI
Tanggal No DIAGNOSA IMPLEMENTASI KET
Dx
2/4/21 1 Gangguan 1. Menganjurkan keluarga untuk
pertukaran gas b.d mengatur posisi semi-fowler
ketidakseimbangan pada klien agar dapat
ventilasi-perfusi d.d mengurangi sesak.
bunyi napas 2. Melaskan kepada klien dan
tambahan. keluarga tentang jenis obat,
alasan pemberian obat,
tindakan yang diharapkan, dan
efek samping obat.
3. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan obat inhalasi.
4. Menganjurkan klien untuk
mengkonsumsi obat sesuai
dengan penyakit yang di derita.
2/4/21 2 Risiko alergi d.d 1. Menjelaskan kepada klien dan
terpapar alergen keluarga tentang definisi,
lingkungan. penyebab, gejala dan tanda
alergi.
2. Menjelaskan kepada klien dan
keluarga tentang cara
menghindari dan mencegah
paparan alergen.
3. Menganjurkan bekerjasama
dengan keluarga klien untuk
meningkatkan kebersihan
lingkungan.
2/4/21 3 Kesiapan 1. Menganjurkan keluarga untuk
peningkatan mendukung dan menghargai
manajemen keputusan klien untuk
kesehatan. meningkatkan manajemen
kesehatan.
2. Menganjurkan untuk
melakukan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi
kesehatan.
3. Menganjurkan mengkonsumsi
makanan yang sehat dan
bergizi, serta anjurkan untuk
mengkonsumsi suplemen
makanan.

EVALUASI
N TANGGA DIAGNOSA EVALUASI
O L
1. 4/4/21 Gangguan S : Keluarga mengatakan kini penyakit asma
pertukaran gas b.d yang di derita An.A sudah mulai berkurang,

ketidakseimbangan tidak seperti hari-hari sebelumnya karena

ventilasi-perfusi keluarga sudah mulai mampu melakukan

d.d bunyi napas tindakan untuk membantu klien dalam

tambahan. menyembuhkan penyakit klien.


O : Keluarga tampak saling bekerja sama untuk
melakukan tindakan yang tepat untuk
membantu klien menyembuhkan
penyakitnya.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi :
1. Anjurkan keluarga untuk mengatur
posisi semi-fowler pada klien agar
dapat mengurangi sesak.
2. Anjurkan keluarga untuk memberikan
obat inhalasi.
3. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi
obat sesuai dengan penyakit yang di
derita.
2. 4/4/21 Risiko alergi d.d S : Keluarga mengatakan kini penyakit asma
terpapar alergen yang di derita An.A sudah jarang kambuh

lingkungan. jika dibandingkan dengan hari-hari


sebelumnya karena keluarga mulai mampu
menerapkan cara untuk menghindari atau
mencegah paparan alergen.
O : Keluarga masih tetap bersifat protektif
karena keluarga sangat menyadari bahwa
paparan alergen harus dicegah agar tidak
menimbulkan penyakit-penyakit lainnya.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
3. 4/4/21 Kesiapan S : Keluarga mengatakan kini klien sudah mulai
peningkatan aktif untuk melakukan latihan-latihan fisik

manajemen dengan tetap memperhatikan kesesuaian


dengan penyakit yang di deritanya, tetapi
kesehatan.
klien masih suka mengkonsumsi makanan
ringan yang mengandung banyak penyedap
rasa.
O : Keluarga masih tetap memperhatikan dan
selalu mengingatkan An.A untuk tetap
berolahraga sesuai dengan kemampuannya
dan mencukupi kebutuhan nutrisi.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi :
1. Anjurkan mengkonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi, serta
anjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen makanan.

Anda mungkin juga menyukai