Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS PENDUGAAN POTENSI AIR BAWAH PERMUKAAN


DENGAN GEOLISTRIK DI KECAMATAN BAYAN

Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mencapai derajat S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh :

IRVING HARI PRATAMA


F1A 108 070

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2016
ANALISIS PENDUGAAN POTENSI AIR BAWAH PERMUKAAN DENGAN GEOLISTRIK
DI KECAMATAN BAYAN
Prediction Analysis of Subsurface Water With Geolistrik on Bayan Districts

Irving Hari Pratama1 , I Wayan Yasa. ST.,MT2 , Tri Sulistyowati.ST.,MT2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram


Abstrak
Akar-akar dan Sukadana ketersediaan air baku masih kurang untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang berada di daerah tersebut. Dengan kurangnya ketersediaan air
bersih di daerah tersebut masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
memenuhi kebutuhan lainnya karena sebagian besar masyarakat yang berada di daerah tersebut
bekerja sebagai petani yang tentunya membutuhkan ketersedaan air yang cukup untuk lahan
pertanian mereka. Namun pemanfaat sumur galian dan sumur bor tidak selalu memenuhi
kebutuhan mereka.

Penelitian yang dilakukan adalah pendugaan air bawah permukaan dengan


menggunakan geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi elektroda Schlumberger. Sesuai lokasi
penelitian di daerah Akar-akar dan Sukadana menggunakan 2 lintasan dengan panjang 1 lintasan
160 meter.

Dari hasil interpretasi lokasi pertama di daerah Akar-akar air tanah dari permukaan tanah
dengan kisaran kedalaman 7.50 m dengan nilai resistivitas 12.1 – 60.80 Ωm lapisan penyusun
pembawa akuifer pasir, kerikil, lempung. Lokasi kedua di daerah Akar-akar untuk lintasan 1 air
tanah terdapat pada kedalaman 12.8 m dengan nilai resistivitas 14.3 – 30.0 Ωm batuan penyusun
pembawa akuifer lempung kering dan pasir. Dan daerah Sukadana, lintasan 1 air tanah pada
kedalaman -7.50 m dengan nilai resistivitas 66 – 109 Ωm dengan batuan penyusun pembawa
akuifer pasir, kerikil, dan lempung. Lintasan 2 air tanah terdapat pada kedalaman 18.5 m dengan
nilai resistivitas 19.8 – 73.1 Ωm dengan batuan penyusun pembawa akuifer alluvium, pasir dan
lempung.

Kata kunci : Geolistrik, Metode Schlumberger, Akuifer, Air tanah.

1
1. PENDAHULUAN menentukan distribusi nilai resistivitas dari
Air merupakan sumber daya alam yang pengukuran yang dilakukan di permukaan tanah.
mutlak dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup. Nilai resistivitas atau sering disebut sebagai nilai
Sehingga keberadaannya baik secara kualitas resistivitas sebenarnya (ρ) diperoleh berdasarkan
maupun kuantitas perlu dikelola dengan baik
resistivitas semu (ρa). Hubungan antara nilai
dan berwawasan lingkungan. Kecamatan
Bayan adalah salah satu kecamatan di resistivitas sebenarnya (ρ) dan nilai resistivitas
Kabupaten Lombok Utara dengan luas wilayah semu (ρa) merupakan hubungan yang kompleks.
2
291,32 km atau 29,132 Ha. Secara geografis Nilai resistivitas sebenarnya (ρ) diperoleh melalui
Kecamatan Bayan terletak pada bagian paling melalui proses inversi nilai resistivitas semu (ρa).
ujung timur Kabupaten Lombok Utara, Inversi dalam Res2dinv merupakan proses
berbatasan langsung dengan Kabupaten pemodelan nilai resistivitas sebenarnya (ρ)
Lombok Timur. Ada beberapa desa di
berdasarkan nilai resistivitas semu (ρa)
Kecamatan Bayan yang masih kekurangan
akan ketersediaan air baku antara lain Desa (Telford,1990)
Akar-akar dan Desa Sukadana. Pada musim Pendugaan geolistrik ini dimaksudkan
kemarau masyarakat di dua desa tersebut untuk memperoleh gambaran mengenai lapisan
mulai kesulitan untuk memperoleh air bersih. tanah di bawah permukaan dan kemungkinan
Pemakaian air semakin meningkat seiring laju terdapatnya air tanah dan mineral pada
pertambahan penduduk. Oleh karena perlu kedalaman tertentu. Pendugaan geolistrik ini
dilakukan usaha-usaha untuk perencanaan,
didasarkan pada kenyataan bahwa material
pengembangan, dan perlindungan dalam
penggunaan sumber daya air demi yang berbeda akan mempunyai tahanan jenis
kelestariannya yang berbeda apabila dialiri arus listrik. Air
tanah mempunyai tahanan jenis yang lebih
Berdasarkan pengamatan di desa Akar- rendah dari pada batuan mineral. Beberapa
akar dan Desa Sukadana Kecamatan Bayan penelitian yang terkait dengan pendugaan
penggunaan sumur galian dan sumur bor telah geolistrik ini diantaranya : penyelidikan untuk
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari- mengetahui sebaran mineral batu bara (Azhar,
hari. Namun pemanfaatan sumur galian dan dkk., 2003) penyelidikan eksplorasi air bawah
sumur bor ini tidak selalu memenuhi kebutuhan tanah (Ali M.N,dkk., 2003).
masyarakat di daerah tersebut. Karena mayoritas
masyarakat di Desa Akar-akar dan Desa 2. Landasan Teori
Sukadana bekerja sebagai petani yang tentunya 2.1 Air Tanah
membutuhkan ketersediaan air lebih untuk lahan Pemanfaatan air tanah sebagai sumber
pertanian dan karena kandungan air di beberapa pasokan air bersih untuk berbagai keperluan di
titik di daerah tersebut sangat terbatas. Seiring daerah lepasan air tanah (discharge area)
waktu dan pertumbuhan penduduk yang memperlihatkan kecenderungan yang terus
meningkat setiap tahunnya maka diperlukan meningkat, sementara itu pemanfaatan lahan di
suatu alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan daerah resapan air tanah (recharge area) juga
air bersih. Sehingga perlu adanya suatu mengalami perubahan seiring dengan
penelitian lebih lanjut tentang pencarian sumber kemajuan pembangunan. Beberapa akibat
air tanah di daerah tersebut. Untuk mendapatkan yang ditimbulkan adanya pemompaan yang
sumber air tersebut, terlebih dahulu dapat di berlebihan antara lain terjadinya penurunan
lakukan penyelidikan awal di atas permukaan muka air tanah, berkurangnya cadangan air
tanah untuk mengetahui ada tidaknya lapisan tanah, perubahan arah aliran air tanah,
pembawa air (akuifer) serta dengan cara penurunan daya dukung tanah, kekeringan
menentukan letak dan kedalaman akuifer air pada sumur-sumur penduduk disekitar
tanah dengan menggunakan metode geolistrik. pemompaan, intrusi air laut ke arah daratan
dan lain-lain (Hendrayana, 1994).
Metode Geolistrik adalah suatu teknik
investigasi dari permukaan tanah untuk Penyelidikan air tanah dilakukan untuk
mengetahui lapisan-lapisan batuan atau material memperkirakan tempat terjadinya air tanah,
berdasarkan pada prinsip bahwa lapisan batuan kedalaman antara muka pembentukan (kerikil,
atau masing-masing material mempunyai nilai pasir, dan lain-lain), serta ciri-ciri fisik air tanah
resistivitas atau hambatan jenis yang berbeda- (suhu, kerapatan, dll). Penyelidikan air tanah
beda. Tujuan dari survei Geolistrik adalah untuk dapat dilakukan dari permukaan tanah maupun

2
dari bawah permukaan tanah (Ersin Seyhan, terjadi baik secara alamiah maupun akibat
1990). penginjeksian arus listrik ke bawah permukaan.
Kebanyakan air tanah berasal dari Metode geolistrik yang terkenal antara lain:
hujan. Air hujan yang meresap ke dalam tanah metode potensial diri (SP), arus telluric,
menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan magnetotelluric, elektromagnetik, IP (induced
mengalir ke laut, atau mengalir langsung dalam polarization), dan resistivitas (hambatan jenis).
tanah atau di permukaan dan bergabung
dengan aliran sungai. Banyaknya air yang
meresap ke tanah bergantung pada selain
ruang dan waktu, juga di pengaruhi kecuraman
lereng, kondisi material permukaan tanah dan
jenis serta banyaknya vegetasi dan curah 2.2 Metode geolistrik resistivitas
hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi
Metode geolistrik resistivitas (hambatan
lerengnya curam, ditutupi material
jenis) merupakan suatu metode pendugaan
impermeabel, persentase air mengalir di
kondisi bawah permukaan bumi dengan
permukaan lebih banyak daripada meresap ke
memanfaatkan injeksi arus listrik ke dalam
bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang,
bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian
pada lereng landai dan permukaannya
beda potensial yang terjadi diukur dengan
permiabel, persentase air yang meresap lebih
menggunakan dua elektroda potensial. Dari
banyak. Sebagian air yang meresap tidak
hasil pengukuran arus dan beda potensial
bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik
untuk jarak elektroda tertentu, dapat ditentukan
molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran
variasi harga hambatan jenis masing-masing
tanah. Sebagian menguap lagi ke atmosfir dan
lapisan di bawah titik ukur (titik sounding).
sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan
Metode resistivitas didasarkan pada
selama belum ada hujan. Air yang tidak
kenyataan, bahwa sebagian dari arus listrik
tertahan dekat permukaan menerobos
yang diberikan pada lapisan batuan, menjalar
kebawah sampai zona dimana seluruh ruang
kedalam batuan pada kedalaman tertentu dan
terbuka pada sedimen atau batuan terisi air
bertambah besar dengan bertambahnya jarak
(jenuh air). Air dalam zona saturasi ( zone of
antara elektroda, sehingga sepasang elektroda
saturation ) ini dinamakan air tanah ( ground
diperbesar, distribusi potensial pada
water ). Batas atas zona ini disebut muka air
permukaaan bumi akan semakin membesar
tanah (watertable). Lapisan tanah, sedimen
dengan nilai resistivitas yang bervariasi.
atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air
Terdapat beberapa asumsi dasar yang
disebut zona aerasi ( zone of aeration ). Muka
digunakan dalam metode geolistrik resistivitas,
air tanah umumnya tidak horisontal, tetapi lebih
yaitu:
kurang mengikuti permukaan topografi
1. Bawah permukaan tanah terdiri dari
diatasnya. Apabila tidak ada hujan maka muka
beberapa lapisan yang dibatasi oleh bidang
air di bawah bukit akan menurun perlahan-
batas horizontal serta terdapat kontras
lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun
resistivitas antara bidang batas perlapisan
hal ini tidak terjadi, karena hujan akan mengisi
tersebut.
(recharge) lagi. Daerah dimana air hujan
2. Tiap lapisan mempunyai ketebalan
meresap kebawah (precipitation) sampai zona
tertentu, kecuali untuk lapisan terbawah
saturasi dinamakan daerah rembesan
ketebalannya tak terhingga.
(recharge area). Dan daerah dimana air tanah
3. Tiap lapisan dianggap bersifat homogen
keluar dinamakan dischargearea
isotropic.
(wuryantoro,2007).
4. Tidak ada sumber arus selain arus yang
2.3 Metode geolistrik diinjeksikan di atas permukaan bumi.
5. Arus listrik yang diinjeksi adalah arus listrik
Geolistrik adalah salah satu metode searah.
dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran Setiap lapisan penyusun bumi
listrik di kerak bumi. Pendektesian di atas merupakan suatu material batuan yang
permukaan meliputi pengukuran medan mempunyai hambatan jenis berbeda.
potensial, arus, dan elektromagnetik yang Resistivitas tanah tergantung pada beberapa

3
parameter geologis, seperti jenis mineral dan 2.4 Konfigurasi elektroda
cairan yang terkandung, porositas dan derajat
saturasi air dalam batuan, rekahan dan lain- Konfigurasi elektroda merupakan
lain. model penyusunan elektroda-elektroda arus
Prinsip dasar yang digunakan dalam dan potensial yang diatur sedemikian rupa
metode geolistrik resistivitas adalah Hukum sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Ohm. Untuk mengeluarkan energi yang a). Konfigurasi Schlumberger
tersimpan dalam baterai diperlukan Konfigurasi Schlumberger bertujuan
penghubung (konduktor) diantara kedua mencatat gradien potensial atau intensitas
terminalnya. Apabila ditambahkan sebuah medan listrik dengan menggunakan pasangan
resistor maka akan terjadi perubahan potensial elektroda pengukur yang berjarak rapat
pada ujung-ujung hambatan tersebut. (gambar 2.3). Tidak seperti halnya pada
Hubungan antara resistor, arus dan beda konfigurasi Wenner, pada konfigurasi
potensial mengikuti Hukum Ohm yang Schlumberger jarak elektroda potensial jarang
dinyatakan dalam persamaan: diubah-ubah meskipun jarak elektroda arus
V selalu diubah-ubah. Hanya harus diingat bahwa
I  …………………………………….. (2.1)
R jarak antar elektroda arus harus jauh lebih
besar dibanding jarak antar elektroda potensial
Dimana : selama melakukan perubahan spasi elektroda.
I = Arus (ampere) Misalnya, untuk kasus aturan elektroda
V = Beda potensial (volt) Schlumberger jarak r harus lebih besar dari
R = Tahanan jenis (ohm) pada b/2, dan optimumnya adalah r> 5b/2.
Dalam hal ini, selama pembesaran jarak
Tabel 2.1 Kisaran nilai resistivitas batuan elektroda arus, jarak elektroda potensial tidak
perlu diubah. Hanya, jika jarak elektroda arus
relatif sudah cukup besar maka jarak elektroda
potensial perlu diubah.

Gambar 2.1 Konfigurasi Schlumberger


1
(Anonim : Laporan Survei Identifikasi Potensi Air
Tanah oleh PU NTB)

Elektroda potensial (M dan N) diam


pada titik tengah antara elektroda arus (A dan
B), dan kedua elektroda arus digerakkan
secara simetris keluar (menjauhi elektroda
pengukur) dengan spasi pengukuran tertentu.
Sebagai contoh : pada awal pengukuran
diambil jarak MN adalah 1 m, pembacaan
dilakukan untuk setiap perpindahan AB dengan
spasi pengukuran 10, 20, 30, 40, 70, 100, … m.
Apabila tegangan yang tercatat pada elektroda
pengukur terlalu kecil, maka jarak elektroda MN
diperbesar menjadi 3 m dan pengukuran
dilakukan kembali.

4
Dipandang dari sudut pelaksanaan, tergantung pada spasi elektroda. Padahal
metode Schlumberger lebih mudah dilakukan. kenyataannya bumi terdiri dari lapisan-lapisan
Pada metode ini, hanya elektroda arus saja dengan nilai resistivitas yang berbeda-beda.
yang dipindahkan, sedangkan elektroda Sehingga potensial yang diukur merupakan
pengukur tetap. Metode Wenner lebih pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut.
dipengaruhi ketidak homogenan secara lateral Hambatan jenis ini disebut hambatan jenis
lapisan dekat permukaan karena soil (resistivitas) semu. Resisitivitas semu
weathering, dari pada metode Schlumberger. dirumuskan:
V
Hasil pengukuran di lapangan berupa a  K ………………………….. (2.3)
nilai hambatan jenis dan jarak antar elektroda,
I
sehingga diperlukan suatu proses agar dimana :
diperoleh nilai hambatan jenis terhadap
 = Resistivitas semu (ohm)
kedalaman. Jika nilai hambatan jenis diplot
terhadap jarak antar elektroda dengan K = Faktor Geometris (m)
menggunakan grafik semilog akan diperoleh
V = Beda potensial (V)
kurva hambatan jenis. Dengan menggunakan
kurva standar yang diturunkan berdasarkan I = Kuat arus (A)
berbagai variasi perubahan nilai hambatan
jenis antar lapisan secara ideal dapat
Bumi merupakan medium berlapis
ditafsirkan variasi nilai hambatan jenis terhadap
yang masing-masing lapisan mempunyai harga
kedalaman. Dengan cara ini ketebalan lapisan
resistivitas berbeda-beda. Resistivitas semu
berdasarkan nilai hambatan jenisnya dapat
merupakan suatu konsep abstrak yang
diduga, dan keadaan lapisan-lapisan batuan di
didalamnya terkandung keterangan tentang
bawah permukaan dapat ditafsirkan.
kedalaman dan sifat suatu lapisan tertentu.
Setelah dapat diketahui jenis batuan
Sebagaimana disajikan dalam Gambar 2.2,
masing-masing perlapisan dengan curve
dimisalkan bahwa medium yang ditinjau terdiri
matching, barnes dan komulatif moore maka
dari 2 lapis dan mempunyai nilai resistivitas
dapat ditentukan karakteristik atau sifat dari
yang berbeda (ρ1 dan ρ2). Dalam pengukuran,
masing-masing perlapisan tersebut. Diantara
medium ini akan dianggap sebagai 1 lapisan
batuan pembawa air adalah batuan sedimen
yang homogen dan mempunyai 1 harga
yang merupakan lapisan batuan pembawa air
resistivitas yaitu ρa (apparent resistivity) atau
yang terbaik, yang mempunyai banyak pori
resistivitas semu.
antar ruang butirnya. Semakin halus ukuran
butiran batuan, maka menjadi kelompok lapisan
Resistivitas semu yang dihasilkan oleh
batuan pembawa air yang buruk (kedap air),
setiap konfigurasi akan berbeda, walaupun
seperti lempung, napal, gamping dan kristalin.
jarak antar elektrodanya sama, sehingga
Kedua adalah batuan beku, yang merupakan
dikenal ρaw yaitu resistivitas semu untuk
lapisan batuan pembawa air yang kurang baik,
konfigurasi Wenner dan ρas untuk konfigurasi
seperti basalt dan andesit. Batuan yang
Schlumberger. Untuk medium berlapis, harga
merupakan akuifer terbaik adalah pasir, kerikil
resistivitas semu ini merupakan fungsi jarak
dan kerakal (Anonim 2008).
bentangan (jarak antar elektroda arus). Untuk
jarak antar elektroda arus yang kecil akan
2.5 Resistivitas semu
memberikan ρa yang harganya mendekati ρ
Asumsi yang digunakan dalam metode batuan di dekat permukaan. Sedang untuk
geolistrik resistivitas adalah bumi bersifat jarak bentangan yang besar, ρa yang diperoleh
homogen isotropis. Ketika arus diinjeksi ke akan mewakili harga ρbatuan yang lebih dalam.
dalam bumi, pengaruh dalam bentuk beda
potensial yang diamati secara tidak langsung 2.6 Sifat Batuan Yang Mempengaruhi Air
adalah hambatan jenis suatu lapisan bumi Tanah
tertentu. Namun nilai ini bukanlah nilai
Untuk mengetahui keadaan dan
hambatan jenis yang sesungguhnya. Hambatan
kedudukan air tanah harus diketahui daerah
jenis ini merupakan besaran yang nilainya
geologinya, untuk diidentifikasi susunannya
5
dalam hubungan dengan kemampuan 2.7Pendugaan Air Tanah
menahan, menampung, mengalirnya air serta
besar kapasitasnya.Suatu lapisan yang Dalam usaha untuk mendapatkan
mempunyai susunan sedemikian, sehingga susunan mengenai lapisan bumi, kegiatan
dapat melepaskan air dalam jumlah yang cukup penyelidikan melalui permukaan tanah atau
dinamakan akuifer. bawah tanah haruslah dilakukan, agar bisa
Air tanah berada dalam formasi geologi diketahui ada atau tidaknya lapisan pembawa
yang tembus air yang dinamakan akuifer, yaitu air (akuifer). Ketebalan dan kedalamannya
formasi–formasi yang mempunyai struktur di serta untuk mengambil contoh air untuk
mana dimungkinkan adanya gerakan air dianalisa kualitas air tanahnya.
melaluinya dalam keadaan kondisi medan Meskipun air tanah tidak bisa secara
biasa. Sebaliknya informasi yang sama sekali langsung diamati melalui permukaan bumi,
tidak tembus air adalah formasi tersebut penyelidikan permukaan tanah merupakan
banyak mengandung air, tetapi tidak awal penyelidikan yang cukup penting, paling
dimungkinkan adanya gerakan air yang tidak dapat memberikan suatu gambaran
melaluinya. mengenai lokasi dimana air tanah itu berada.
Menurut Thomas, susunan geologi yang Kemudian penyelidikan bawah tanah dapat
dapat berlaku sebagai akuifer adalah: dilakukan.
1) kerikil dan pasir Beberapa cara yang dapat dilakukan pada
2) batu kapur penyelidikan permukaan tanah adalah:
3) batuan gunung berapi a. Metode Gravitasi
4) batu pasir Metode gravitasi merupakan metode
5) tanah liat yang bercampur dengan bahan geofisika yang didasarkan pada
yang lebih kasar pengukuran variasi medan gravitasi bumi.
6) konglomerat Pengukuran ini dapat dilakukan di
7) batuan kristalin (Bisri ,1991) permukaan bumi, di permukaan laut
Porositas dalam endapan ini tergantung pada maupun di permukaan uadara. Dalam
bentuk dan susunan masing-masing butir dan metoda ini yang dipelajari adalah variasi
tingkat sementasi serta pemadatannya. medan gravitasi akibat variasi rapat massa
Besarnya porositas berada antara mendekati batuan di bawah permukaan sehingga
0% sampai lebih dari 15% tergantung dari dalam pelaksanaannya yang diselidiki
faktor-faktor tersebut diatas dan tipe material. adalah perbedaan gravitasi dari satu titik
observasi terhadap titik obsevasi lainnya.
Tabel 2.2 Porositas beberapa bahan sedimen Karena perbedaan gravitasi ini relatif kecil
maka alat yang digunakan harus
mempunyai ketelitian yang tinggi.
Metode gravitasi umumnya digunakan
dalam eksplorasi minyak untuk
menentukan struktur antiklin. Disamping itu
metode ini juga banyak dipakai dalam
eksplorasi mineral dan lain-lain. Meskipun
kegunaannya dapat diterapkan dalam
berbagai macam hal tetapi pada prinsipnya
metoda ini dipilih karena kemampuannya
dalam membedakan rapat massa suatu
mineral terhadap lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian struktur bawah
permukaan dapat diketahui. Pengetahuan
tentang struktur bawah permukaan ini
penting untuk perencanaan langkah-
langkah eksplorasi baik itu minyak ataupun
mineral lainya.
b. Metode Magnetik

6
Metode magnetik merupakan metode permukaan bumi gelombang tersebut
geofisika yang didasarkan pada diterima oleh serangkaian penerima
pengukuran variasi medan magnet bumi. (geophone) yang umumnya disusun
Seperti halnya metode gravitasi, membentuk garis lurus dengan sumber
pengukuran pada metoda ini juga dapat ledakan (profil line), kemudian
dilakukan di permukaan bumi, di dicatat/direkam oleh suatu alat
permukaan laut maupun di udar. Yang seismogram. Dengan mengetahui waktu
dipelajari adalah variasi medan magnetik tempuh gelombang dan jarak antar
akibat perbedaan sifat suseptibilitas penerima dengan sumber ledakan, struktur
magnet dari batuan-batuan di bawah lapisan bumi di bawah permukaan dapat
permukaan bumi. diperikirakan berdasarkan sifat kecepatan
Pada kasus magnetik ini, yang diukur gelombangnya.
adalah medan magnetik total dari bumi. Hal
ini berbeda dengan metode gravitasi yang d. Metode geolistrik
hanya mengukur beda medan saja. Metode geolistrik merupakan salah satu
Dalam eksplorasi geofisika, biasanya metode geofisika yang mempelajari sifat
metode magnetik dilakukan bersama-sama aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana
dengan metode gravity. Hal ini dilakukan cara mendekteksinya di permukaan bumi.
karena kedua metode tersebut sangat erat Dalam hal ini meliputi pengukuran
kaitannya satu dengan yang lainnya, potensial, pengukuran arus dan medan
sehingga membantu satu sama lain dalam elektromagnetik yang terjadi baik secara
proses penginterpretasian data baik dalam alamiah maupun akibat injeksi arus
pengeksplorasian minyak atau mineral kedalam bumi. Geolistrik didasarkan pada
lainnya. Umumnya kedua metode ini sifat-sifat listrik dari batuan penyusun kerak
dilakukan pada awal suatu rangkaian bumi.
proses eksplorasi suatu sumber kekayaan (geolistrik tahanan jenis, oleh Lilik Hendar
alam yang terletak di bawah permukaan jaya, Laboratorium Fisika Bumi Jurusan
bumi. Fisika FMIPA, ITB, 1990).
c. Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu 3. METODE PENELITIAN
metode geofisika yang penting dan banyak 3.1 Lokasi Penelitian
dipakai. Hal ini disebabkan metode seismik
mempunyai ketepatan serta resolusi yang Penelitian ini dilakukan di desa Akar-akar
tinggi didalam memodelkan struktur geologi dan desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten
di bawah permukaan bumi. Dalam Lombok Utara, dimana masing-masing untuk
penentuan struktur geologi bawah penentuan lintasan titik berbeda-beda, karena
permukan, metode seismik dikategorikan pengambilan titik lintasan penelitian sesuai luas
menjadi dua bagian besar yaitu seismik lokasi.
biasa dangkal (head wave atau refracted
seismic) dan seismik refleksi (reflected
seismic). Seismik refraksi efektif digunakan
untuk penentuan struktur geologi yang
dangkal sedang seismik refleksi untuk
struktur geologi yang dalam.
Dasar teknik seismik dapat digambarkan
sebagai berikut. Suatu sumber gelombang
dibangkitkan di permukaan bumi. Karena
material bumi bersifat elastik maka
gelombang seismik yang terjadi akan
dijalarkan ke dalam bumi dengan berbagai
arah. Pada bidang batas antar lapisan, Gambar 3.1. Lokasi peneletian
gelombang seismik ini sebagian
dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan
untuk diteruskan ke permukaan bumi. Di
7
3.2 Alat dan Bahan - Kabel arus dan potensial (@ 100 m)
- Software akuisisi seperti pada
Alat yang di gunakan dalam penelitian di Gambar 3.2
lapangan adalah alat Multi Channel Resistivity - Laptop
merk S-Field Multichannel 1 unit. Yang dilengkapi
dengan 16 elektroda dari tembaga dan kabel
penghubung arus potensial.

Gambar 3.3 Software Akuisisi S-Field

Gambar 3.2 Alat Resistivitas S-Field 16


Elektroda Automatic Multichannel
Mulai
3.3.1 Spesifikasi dari alat Geolistrik Multichannel
(S-Field) adalah: Studi Literatur Survey Pendahuluan

a) Pengukuran dilakukan full otomatik untuk


data ID (sounding), 2D dan 3D (profiling) Persiapan Alat dan Bahan

b) Format Output file 2D sudah kompatibel


Pelaksanaan Pengukuran Geolistrik
dengan software Res2Dinv Tidak
c) Multi elektroda (standard 16 elektroda dan
dapat ditingkatkan menjadi 32/64/128, Pengolahan data
(software Res2Dinv)
kelipatan 16 sampai dengan 1000
elektroda)
d) Arus 100 mA (current sources) Ya
e) Data tersimpan dalam format ASCII
kompatibel pada software Res2Dinv Hasil Berupa ρ , h , d
f) Long life battery
g) Anti short circuit Interpretasi Akhir :

h) Setting lapangan dikontrol oleh PC - Jenis batuan


Laptop - Sebaran Akuifer

i) Bisa digunakan untuk pengukuran


sounding atau profiling/mapping Analisa dan Pembahasan

resistivitas
Selesai
j) Instrument S-Field bisa diupgrade
dengan alat ukur Induce Polarization/IP
k) Geolistrik Multichannel (S-Field)
mempunyai komponen standar yang
meliputi: Gambar :3.4 Bagan Alir Penelitian
- S-Field (main unit)
- Battery 75 W by 2 x 12 V NiCad
Battery
- Instruction manual
- 16/ 32/ 64/ 128 elektroda dst
8
3.3 Akuisisi Data Geolistrik Multichannel (S- Daerah Akar-akar dan Sukadana dengan
Field) Konfigurasi Shlumberger bentangan 160 meter. Hasil pengukuran pada 6
lintasan didapatkan nilai resistivitas yang
Dalam pengambilan data di lapangan dilakukan bervariasi.
dengan menggunakan alat Geolistrik
Multichannel (S-Field) konfigurasi Schlumberger Adapun pembahasan data Resistivity
dengan panjang lintasan 80 m. Jarak antar mapping dengan menggunakan konfigurasi
elektroda satu dengan yang lain adalah 5 m. sclumberger, setelah pengukuran atau
Skema susunan peralatan ditunjukkan pada pengambilan data di lapangan, selanjutnya di
Gambar 3.5 dan diagram alir dalam penelitian lakukan inversi pada komputer dengan
dapat dilihat pada Gambar 3.4 menggunakan software RES2DINV. Hasilnya di
dapatkan penampang 2 dimensi sebaran nilai
resistivitas dari hasil pengukuran pada masing-
masing lintasan atau titik pengukuran, yang
selanjutnya dapat di lihat pada penjelasan di
bawah ini.

Lokasi 1 desa Akar-akar

Gambar 4.1 Penampang Resistivitas Lapisan


Bawah Permukaan 2-D di Lokasi 1 Daerah Desa
Gambar 3.5 Skema Susunan Alat Geolistrik Akar-akar

Multichannel (S-Field) pada gambar 4.1 diatas dapat


diinterpretasikan bahwa pada patok 26 -58 m
dimulai dari permukaan lintasan hingga
kedalaman 9 m terdapat lapisan batuan yang
3.4 Prosedur Penelitian mempunyai nilai resisitivitas sekitar 71.9 – 191
Ωm. Dari data yang di peroleh dari nilai
Pengambilan data dilakukan dengan langkah- resistivitas batuan dan analisa peta geologi
langkah sebagai berikut: daerah penelitian, maka dapat diinterpretasikan
1. Mengukur panjang lintasan penelitian. bahwa lapisan batuan ini diduga merupakan
2. Menancapkan 16 elektroda dengan spasi memiliki kandungan air tanah yang diikuti
dengan lapisan batuan seperti pasir, kerikil,
antar elektroda sejauh 5 m.
lempung.
3. Memasang kabel pada masing-masing
elektroda. Sementara pada patok 15 – 40 m
4. Menyusun alat seperti pada Gambar 3.3. dimulai dari kedalaman 8.0 m terdapat adanya
5. Melakukan kontrol lapangan menggunakan lapisan batuan yang resistivitasnya cenderung
software akuisisi geores. rendah yaitu 27.1 – 70 Ωm dan terdapat juga
pada patok 70 – 86 m dengan kedalaman yang
lebih rendah yaitu dari permukaan sampai
kedalaman sekitar 8 m. Lapisan ini diduga
4. HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan air tanah, yang bercampur dengan
kandungan batuan, tanah, dan mineral seperti
4.1 Interpretasi Data Konfigurasi Schlumberger aluvium, pasir, dan tanah lempung. Karena
menurut tabel Telford nilai resisitivitas untuk air
Pengukuran geolistrik mapping yang dilakukan tanah 0.5 - 300 Ωm.
dengan menggunakan Konfigurasi Schlumberger Selanjutnya pada patok 74 – 90 m dimulai dari
mempunyai panjang bentangan 160 meter. kedalaman 12.80 m terdapat adanya lapisan
batuan yang nilai resistivitasnya cukup rendah
9
yaitu sekitar 3.86 – 10.2 Ωm Lapisan ini diduga resistivitas batuan dan analisa geologi daerah
merupakan air tanah yang diikuti batuan penelitian, maka dapat diinterpretasikan bahwa
penyusun yaitu, alluvium, pasir, dan lempung lapisan batuan ini diduga merupakan air tanah
yang basah yang termasuk sebagai kandungan yang di ikuti lapisan lempung kering, dan pasir.
pembawa akuifer, Lapisan ini kemudian di
kelilingi oleh lapisan batuan yang mempunyai Selanjutnya pada patok 110 – 120 m
nilai resistivitas yang lebih tinggi, yaitu sekitar dimulai dari permukaan sampai dengan
27.1 – 71.9 Ωm. berdasarkan nilai resistivitas kedalaman 12.80 m terdapat adanya lapisan
batuan dan analisa peta geologi daerah batuan yang nilai resistivitasnya cukup tinggi
penelitian, maka dapat di interpretasikan yaitu sekitar 275 – 574 Ωm. Berdasarkan nilai
bahwa lapisan batuan ini diduga merupakan resistivitas batuan dan analisa peta geologi
endapan seperti kerikil, batu pasir keras, daerah penelitian, maka dapat diinterpretasikan
lempung, ataupun lumpur yang mengeras, bahwa lapisan batuan ini diduga merupakan
yang kemudian membentuk bongkahan besar. kandungan batuan pasir, batu gamping, batu
serpih, Lapisan ini kemudian di kelilingi oleh
lapisan batuan yang mempunyai nilai
resistivitas yang lebih rendah, yaitu sekitar 131
– 275 Ωm. berdasarkan nilai resistivitas batuan
dan analisa peta geologi daerah penelitian,
Lokasi 2 Desa Akar-akar maka dapat di interpretasikan bahwa lapisan ini
diduga merupakan batu pasir, batu gamping,
kerikil kering, pasir.

Pada patok 50 – 60 m, pada


kedalaman 24.9 – 31.9 m terdapat lapisan
batuan dengan resistivitas yang tinggi yaitu,
574 – 1201 Ωm, dan berdasarkan nilai
Gambar 4.2 Penampang Resistivitas Lapisan rsesitivitas batuan dan analisa peta geologi
daerah penelitian, maka dapat diinterpretasikan
Bawah Permukaan 2-D di Lokasi 2 daerah
bahwa lapisan batuan ini diduga merupakan
Desa Akar-Akar alluvium, batu gamping, kerikil kering, kerikil,
dan kuarsa.
Gambar diatas merupakan penampang
sebaran nilai resistivitas bawah permukaan
hasil inversi dengan menggunakan software
RES2DINV. Penetrasi data di peroleh Lokasi 3 Desa Sukadana
mencapai kedalaman 31.9 m. Penampang
menggambarkan lapisan batuan atau struktur
bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas
di mana kedalaman lapisan di tunjukkan oleh
sumbu vertikal sedangkan sumbu horizontal
menunjukkan panjang lintasan dalam satuan
meter. Gradasi warna yang berbeda
menggambarkan nilai resistivitas masing- Gambar 4.3 Penampang Resistivitas Lapisan
masing lapisan yang ada di bawah permukaan. Bawah Permukaan 2-D di Daerah desa
Pada gambar 4.10 di atas dapat dilihat Sukadana
bahwa pada patok 20 - 50 m dimulai dari
permukaan lintasan hingga kedalaman 12.8 m Gambar diatas merupakan penampang
yang di tunjukkan dengan warna biru muda, sebaran nilai resistivitas bawah permukaan
biru. Terdapat lapisan batuan yang mempunyai hasil inversi dengan menggunakan software
nilai resistivitas yang cukup rendah, yaitu 14.3 RES2DINV. Penetrasi data di peroleh
– 30.0 Ωm. Berdasarkan nilai resistivitas mencapai kedalaman 31.9 m.Penampang
batuan dan analisa geologi daerah penelitian, menggambarkan lapisan batuan atau struktur
maka dapat diinterpretasikan bahwa lapisan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas
batuan ini diduga merupakan air tanah yang di di mana kedalaman lapisan di tunjukkan oleh
ikuti lapisan lempung kering, dan pasir. sumbu vertikal sedangkan sumbu horizontal
menunjukkan panjang lintasan dalam satuan
Selanjutnya dapat dilihat pada patok 60 meter. Gradasi warna yang berbeda
– 90 m pada kedalaman 7.50 – 31.9 m terdapat menggambarkan nilai resistivitas masing-
lapisan batuan yang mempunyai nilai masing lapisan yang ada di bawah permukaan.
resistivitas rendah seperti pada patok 20 – 50
m, 14.3 – 30.0 Ωm. Berdasarkan nilai
10
Berdasarkan penampang resistivitas ,
Air tanah tertekan = 22000000
diatas (gambar 4.3) dapat di interpretasikan 3 3
bahwa pada patok 16 – 36 m di mulai dari m /tahun = 2642 m /tahun
permukaan lintasan hingga kedalaman 18.5 m
Jadi perkiraan jumlah air bebas (tidak
terdapat lapisan batuan yang mempunyai
tertekan) pada lokasi I (Akar-akar) dengan luas
resistivitas cukup rendah, yakni sekitar 144 – 2
tinjauan ± 0,135 Km adalah 26903,914
177 Ωm dan memanjang hingga patok 125 m, 3
m /tahun dan air tanah tertekan adalah 2642
dengan kedalaman yang semakin bertambah. 3
m /tahun atau 0,012 %.
Selanjutnya pada patok 40 - 130 m terdapat
lapisan batuan yang mempunyai nilai Berdasarkan data dari peta
resistivitas lebih rendah sekitar 19.8 – 73.1 Ωm. hidrogeologi, dimana lokasi penelitian ini
Dengan kisaran kedalaman mulai dari termasuk dalam akuifer produktif tinggi dimana
permukaan tanah hingga kedalaman 18.50 m. debit sumur rata-rata lebih dari 10 liter/detik.
Lapisan ini diduga merupakan air tanah, yang Dan sumur yang diizinkan adalah 5 sumur
bercampur dengan kandungan batuan, tanah, 2
dalam setiap 1 km dengan jarak 150 meter,
dan mineral seperti aluvium, pasir, dan tanah jadi :
lempung. Karena menurut tabel Telford nilai
resisitivitas untuk air tanah 0.5 - 300 Ωm. Jumlah air yang di ambil = 10x60x60x24x360 =
311040000 liter/tahun/sumur atau = 311.040
Kemudian dari gambar di atas pada 3
m /tahun.
patok 30 – 64 m dan pada patok 85 – 112 m di
mulai dari kedalaman 18.50 m terdapat lapisan Sementara sumur yang diizinkan
2
batuan dengan nilai resistivitas yang lebih dalam 1 km adalah 5 sumur dengan jarak 150
tinggi dibandingkan lapisan lainnya yaitu 276 – m. Perkiraan air tanah bebas dan air tanah
3
tertekan sebesar 29.546,262 m /tahun.
430 Ωm. Berdasarkan nilai resistivitas batuan
Sehingga dengan perkiraan air tanah sebesar
dan analisa peta geologi daerah penelitian, 3
29.546,262 m /tahun dapat diambil air sekitar 1
maka dapat diinterpretasikan bahwa lapisan liter/detik. Sementara untuk kebutuhan air
batuan ini diduga merupakan kandungan irigasi untuk tanaman padi dibutuhkan 1
basalt, batuan pasir, granit, batu gamping, batu liter/detik/hektar. Sehingga satu sumur bor
serpih. dapat mengairi ± 1 hektar.

4.2 Perkiraan Jumlah Air Tanah pada Lokasi 4.2.2 Lokasi II (Akar-akar)
Penelitian
,
Air tanah bebas = 224000000
Berdasarkan data dan peta 3 3
m /tahun = 26903,914 m /tahun
hidrogeologi, dimana lokasi penelitian termasuk
dalam akuifer produktif dengan debit air sumur ,
rata-rata 10 liter/detik. (Peta Hidrogeologi Pulau Air tanah tertekan = 22000000
3 3
Lombok) m /tahun = 2642 m /tahun

Dengan luas tinjauan (luasan area Jadi perkiraan jumlah air bebas (tidak
masing-masing lokasi) Akar-akar lokasi pertama tertekan) pada lokasi II (Akar-akar) dengan luas
2 2
dan kedua ± 0,135 Km dan desa Sukadana ± tinjauan ± 0,135 Km adalah 26903,914
2 3
0,225 Km . Perkiraan jumlah air tanah pada m /tahun dan air tanah tertekan adalah 2642
3
lokasi penelitian, berdasarkan hasil pendugaan m /tahun atau 0,012 %.
geolistrik dan dibandingkan dengan data
sekunder berupa peta hidrogeologi dan peta Berdasarkan data dari peta
Cekungan Air Tanah (CAT). hidrogeologi, dimana lokasi penelitian ini
termasuk dalam akuifer produktif tinggi dimana
debit sumur rata-rata lebih dari 10 liter/detik.
Dan sumur yang diizinkan adalah 5 sumur
4.2.1 Lokasi I (Akar-akar) 2
dalam setiap 1 km dengan jarak 150 meter,
jadi :
,
Air tanah bebas = 224000000
3 3 Jumlah air yang di ambil = 10x60x60x24x360 =
m /tahun = 26903,914 m /tahun 311040000 liter/tahun/sumur atau = 311.040
3
m /tahun.

11
Sementara sumur yang diizinkan batu gamping, batu serpih, dan kerikil.
2
dalam 1 km adalah 5 sumur dengan jarak 150 Kedalaman akuifer pada lokasi I
m. Perkiraan air tanah bebas dan air tanah berkisar antara 7,5 m – 31,9 m
3
tertekan sebesar 29.546,262 m /tahun. 2. Pada lokasi II (Desa Akar-akar) didapat
Sehingga dengan perkiraan air tanah sebesar litologi batuan yang terdiri dari batuan
3
29.546,262 m /tahun dapat diambil air sekitar 1 serpih, lempung, batu pasir, batu
liter/detik. Sementara untuk kebutuhan air gamping, batu serpih, granit, basalt,
irigasi untuk tanaman padi dibutuhkan 1 dolomit, kerikil, dan kuarsa. Litologi
liter/detik/hektar. Sehingga satu sumur bor batuan di lokasi kedua memiliki
dapat mengairi ± 1 hektar. kedalaman akuifer berkisar antara
kedalaman 7 m – 31,9 m.
4.5.3 Lokasi III (Sukadana) 3. Sedangkan pada lokasi III (Desa
Sukadana) di dapat litologi batuan
,
Air tanah bebas = 224000000 terdiri dari granit, basalt, kerikil, pasir,
3 3
m /tahun = 44839,858 m /tahun lempung, andesit, garbo, batu
gamping, batu serpih, dan aluvium.
, Kedalaman akuifer pada lokasi III
Air tanah tertekan = 22000000 berkisar antara 13,4 m – 31, 9 m.
3 3
m /tahun = 4403,915 m /tahun 4. Pada lokasi I dan lokasi II (Desa Akar-
akar) Kecamatan Bayan diperkirakan
Jadi perkiraan jumlah air bebas (tidak memiliki air tanah bebas (tidak
tertekan) pada lokasi III (Sukadana) dengan tertekan) dengan luas tinjauan ±
2
luas tinjauan ± 0,225 Km adalah 44839,858 0,135 km
2
sebesar 26903,914
3
m /tahun dan air tanah tertekan adalah 3
m /tahun dan air tanah tertekan
3
4403,915 m /tahun atau 0,021 %. 3
sebesar 2642 m /tahun atau 0,012 %
dari jumlah air tanah pada Cekungan
Berdasarkan data dari peta Air Tanah (CAT) Tanjung – Sambelia.
hidrogeologi, dimana lokasi penelitian ini Sedangkan pada lokasi III (Desa
termasuk dalam akuifer produktif tinggi dimana Sukadana) Kecamatan Bayan
debit sumur rata-rata lebih dari 10 liter/detik. diperkirakan jumlah air tanaha bebas
Dan sumur yang diizinkan adalah 5 sumur (tidak tertekan) dengan luas tinjauan
2
dalam setiap 1 km dengan jarak 150 meter, ± 0,225 km
2
sebesar 44839,858
jadi : 3
m /tahun dan air tanah tertekan
3
sebesar 4403,915 m /tahun atau
Jumlah air yang di ambil = 10x60x60x24x360 =
0,021 % dari jumlah air tanah pada
311040000 liter/tahun/sumur atau = 311.040
3 Cekungan Air Tanah (CAT) Tanjung –
m /tahun.
Sambelia. Dengan debit air tanah
Sementara sumur yang diizinkan bebas dan air tanah tertekan
2
dalam 1 km adalah 5 sumur dengan jarak 150 diperkirakan bisa mengairi lahan
m. Perkiraan air tanah bebas dan air tanah seluas ± 2 hektar/sumur.
3
tertekan sebesar 49.243,773 m /tahun.
Sehingga dengan perkiraan air tanah sebesar
3
49.243,773 m /tahun dapat diambil air sekitar 2 5.2 Saran
liter/detik. Sementara untuk kebutuhan air
irigasi untuk tanaman padi dibutuhkan 1 Berdasarkan hasil kondisi lapangan
liter/detik/hektar. Sehingga satu sumur bor dan hasil penyelidikan yang telah di lakukan
dapat mengairi ± 2 hektar. disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pengukuran penampang resistivitas


5. KESIMPULAN DAN SARAN atau pengukuran geolistrik perlu
5.1 Kesimpulan dilakukan secara periodik untuk
mengetahui apakah aktifitas
Dari hasil pembahasan penyelidikan pengeboran dan pemompa air tanah
geolistrrik yang telah di lakukan, dapat (Ground Water) menimbulkan
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : perubahan yang signifikan terhadap
elevasi air tanah. Dengan
1. Pada lokasi I (Desa Akar-akar) pengamatan secara periodik
Kecamatan Bayan didapat litologi penurunan elevasi air akibat
batuan yang terdiri dari lempung, kemungkinan adanya instrusi air laut
aluvium, batu gamping, dolomit, granit, dapat di ketahui.
batuan pasir dan didominasi oleh pasir,

12
2. Bila kemungkinan jangkauan Hendrajaya Lilik, Arif Idam 1990, Geolistrik
pengukuran penampang resistivitas Tahanan Jenis, Laboratium Fisika
perlu di perluas termasuk di bagian Jurusan Fisika- FMIP, ITB, Bandung.
daerah Akar-akar yang lain dan
J. Kodoate Robet, 2010, Tata Ruang Air
daerah Sukadana
3. Perlu di pertimbangkan pembuatan Tanah, Andi Yogyakarta
sumur-sumur pengamatan di sekitar Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi.
bangunan instalasi pompa untuk Gadjah Mada University Press.
mengetahui perubahan elevasi air Yogyakarta. 380 hlm.
tanah yang mungkin terjadi akibat Telford. 1990. Applied Geophysics. Second
pengaruh pengeboran dan Edition. Cambridge University press.
pemompaan air tanah yang terus
Wuryantro. 2007. Aplikasi Metode Geolistrik
menerus
Tahanan Jenis Untuk Menentukan
Letak dan Kedalaman Aquifer Air
Tanah (Studi Kasus di Desa Temperek
DAFTAR PUSTAKA
Kecamatan Sarang Kabupaten
Ali, M.N., Za’ari, Supoyo, 2003. “Ekplorasi, Rembang Jawa Tengah)
eksploitasi Sumber Daya Mineral Air
Bawah Tanah : Studi Kasus Di .
Kawasan Industri Pasuruan Jawa Timur”.
Anonim, Survei Identifikasi Potensi Air Tanah. .
(PU NTB), Mataram.
Anonim, 2004. Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral, Direktoral Jendral
Geologi dan Sumber Daya Mineral
Direktoral Tata Lingkungan Geologi
dan Kawasan Pertambangan
Bisri. 1991. Aliran Air Tanah. Universitas
Brawijaya.
Hendrayana, Heru. 1994. Metode Resistivity
Untuk Eksplorasi Air Tanah. Jurusan
Teknik Geologi. Fakultas Teknik.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai