Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN VI

BOILER

Program Studi : Teknik Sistem Perkapalan


Nama mata kuliah/Kode : Permesinan Kapal II
Jumlah SKS : 3 sks
Pengajar : 1. Ir. Hj. Syerly Klara, MT
2. Ir. Zulkifli A Yusuf, MT
3. Muh. Iqbal Nikmatullah, ST, MT
Sasaran Belajar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu
menjelaskan Sistem Turbin dan penggunaannya,
menghitung prestasi Sistem Turbin, memilih dan
menentukan mesin utama penggerak kapal
Mata kuliah Prasyarat : Termodinamika
Mekanika Fluida
Deskripsi mata Kuliah : Mata kuliah ini merupakan bagian dari kajian ilmu
Termodinamika yang fokus pembahasannya adalah
Sistem Turbin. Dalam perkuliahan dibahas
pendahuluan mesin pembakaran luar dan dalam,
Prinsip Kerja Turbin, Boiler, Sistem turbin Uap, system
Turbin gas, Prestasi system turbin, Kombinasi Diesel
dan Sistem Turbin, Pemilihan Mesin Penggerak,
Keuntungan dan Kerugian Mesin Penggerak,
Kombinasi Diesel dan Sistem Turbin. Untuk dapat
mengikuti kuliah ini dengan baik mahasiswa harus telah
memahami hukum termodinamika I dan II, distribusi
aliran fluida. Kemampuan yang diperoleh dari mata
kuliah ini selanjutnya dapat digunakan sebagai
pengetahuan dasar dalam pemilihan dan perencanaan
power system permesinan kapal.

I. PENDAHULUAN .
Pada pertemuan VI masih menjelaskan tentang Boiler yang digunakan
sebagai penggerak kapal. Penguasaan materi ini akan membantu mahasiswa
dalam menjelaskan prinsip kerja turbin, jenis fluida kerja. Untuk mencapai
kemampuan mahasiswa yang efektif/efisien akan dirancang proses
pembelajaran yang inovatif bernuansa learning

1.1. Ruang lingkup Materi


Materi pembelajaran pada modul ini masih menguraikan tentang Boiler.
Pada pertemuan ini dibahas Alat Pengaman Boiler, Pembakaran,
Treatment Feedwater, Operasional Boiler.
1.2. Sasaran pembelajaran Modul
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami alat-alat pengaman dan
operasional boiler.
1.3. Perilaku Awal Mahasiswa
Untuk dapat mengikuti kuliah ini dengan baik mahasiswa harus telah
memahami, hukum termodinamika I dan distribusi aliran fluida.
Kemampuan yang diperoleh dari materi ini selanjutnya dapat digunakan
sebagai pengetahuan dalam menjelaskan prinsip kerja system turbin
1.4. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui jenis katup pengaman boiler yang dapat
digunakan pada kapal
2. Mahasiswa mengetahui cara merawat boiler pada kapal
1.5. Urutan Pembahasan
1. Menjelaskan alat pengaman water tube boiler .
2. Menjelaskan katup pengaman boiler
3. Menjelaskan pengoperasian boiler
1.6. Petunjuk Belajar
1. Memperhatikan dan menyimak materi pembelajaran yang dijelaskan
2. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar
yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan.
3. Menanyakan materi pembelajaran yang belum jelas
4. Mengerjakan tugas kelompok dan dipresentasikan
5. Mendiskusikan materi pembelajaran yang telah dijelaskan
6. Menanggapi jawaban (umpan balik) dari materi yang di diskusikan
7. Menunjuk satu atau dua orang mahasiswa untuk memberikan ”insight”
atau hal penting yang diperoleh dari pembahasan materi, lalu diberi
kesempatan dua atau tiga mahasiswa lain untuk memberi tanggapan.

II. PENYAJIAN
2.1. Materi Pembelajaran

A. Alat Pengaman Boiler/ Mountings

Fitting atau peralatan tertentu sangat diperlukan pada boiler untuk


memastikan operasional yang aman. Biasanya disebut sebagai mounting
boiler yang berarti alat pengaman boiler. Mounting yang biasanya ditemukan
pada boiler adalah:
- Katup pengaman. Ini dipasang untuk melindungi boiler terhadap overpressure.
Katup diatur untuk membuka otomatis pada tekanan berlebih yang telah
ditetapkan.
- Main steam stop valve. Katup ini dipasang di jalur suplai uap utama dan
biasanya dari jenis non-return (bolak balik atau searah)
- Auxiliary steam stop valve. Ini adalah katup yang lebih kecil dan dipasang
pada jalur suplai uap tambahan/bantu, dan biasanya dari jenis non-return juga.
- Katup kontrol. Sepasang katup kontrol harus dipasang: satu sebagai katup
utama, yang lain untuk cadangan atau stand by. Katup ini juga bertipe non-
return dan harus memiliki tanda posisi terbuka dan tertutup.
- Water level gauge (Pengukur level air) Pengukur tingkat air dipasang secara
berpasangan di kedua ujung boiler. Konstruksi dari alat ini tergantung pada
tekanan boiler.
- Koneksi pengukur tekanan. Digunakan bila perlu pada drum boiler,
superheater, dan lain- lain, alat pengukur tekanan dipasang untuk
menunjukkan tekanan pembacaan.
- Air release cock. Alat ini dipasang di header, drum boiler dll untuk
melepaskan udara saat mengisi boiler atau peningkatan uap awal.
- Koneksi Sampling. Sebuah katup outlet air dan pendinginan disediakan untuk
pengambilan sampel dan analisis feedwater. Kadang pula disuntikkan bahan
kimia dalam pengolahan air.
- Blow down valve. Katup ini digunakan untuk mengosongkan air dari boiler. Alat
ini biasanya digunakan ketika boiler dikosongkan sebagian atau seluruhnya.
- Scum valve/ katup sampah. Sebuah piringan diposisikan pada permukaan air
normal dan terhubung ke katup sampah. Hal ini memungkinkan proses blow-
down atau pembersihan kotoran dari permukaan air.
- Whistle stop valve. Alat ini adalah katup non-return berdiameter kecil yang
menghasilkan suatu bunyi disertai keluarnya uap dari drum boiler.

1. Alat pengaman boiler tipe water-tube


Watertube boiler, karena kandungan air yang lebih kecil sehingga kenaikan
uap yang lebih cepat, maka memerlukan mounting tambahan tertentu:
- Automatic feed water regulator. Perangkat ini sangat penting untuk
memastikan ketepatan tingkat air. Boiler dengan tingkat penguapan yang
tinggi akan menggunakan multi-elemen sistem kontrol feedwater.
- Low Level Alarm. Alat untuk memberikan peringatan yang akan terdengar
ketika air mencapai level yang rendah
- Superheater Circulating Valve. Berfungsi juga sebagai ventilasi udara,
perlengkapan ini memastikan aliran uap ketika pada awal pemanasan telah
melewati dan meningkatkan uap dalam boiler.
- Soot blowers, Dioperasikan oleh uap atau udara terkompresi, Alat ini
berfungsi untuk mendorong jelaga dan produk pembakaran keluar dari
permukaan tabung.
2. Water Level Gauge/ Pengukur level air
Pengukur ketinggian air memberikan indikasi yang terlihat mengenai tingkat air
yang tepat untuk operasional boiler. Jika permukaan air yang terlalu tinggi maka
air meluap dari boiler dan berpotensi terjadi kerusakan peralatan yang parah. Jika
permukaan air yang terlalu rendah maka perpindahan panas mungkin menjadi
cepat sehingga mengakibatkan suhu yang berlebihan dan kegagalan operasional.
Oleh karena gerakan kapal yang tidak menentu maka sangat perlu memiliki alat
pengukur ketinggian air pada setiap ujung boiler untuk pengamatan yang benar.
Sesuai dengan tekanan operasi pada boiler, maka ada dua jenis water level
gauge yang dapat dipilih. Untuk tekanan boiler sampai maksimal 17 bar, jenis pipa
kaca bundar / round glass tube tepat untuk digunakan. Alat ini terhubung ke
selubung boiler oleh keran dan pipa, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.
cincin packing diposisikan pada ujung tabung untuk memberikan segel yang
kedap dan mencegah kebocoran. pengukur permukaan air biasanya terhubung
langsung ke boiler. Selain keran untuk menguras air juga, sebuah katup bola
dipasang di bawah tabung untuk mematikan air.

Gambar 4.11 Gelas Ukur Tubular

Untuk tekanan boiler di atas 17 bar, jenis piringan kaca digunakan untuk
mengukur tingkat air digunakan. Pipa kaca diganti oleh kumpulan yang terdiri dari
piring kaca di dalam rumahan logam. Beberapa sambungan ditempatkan di antara
kaca dan pelat logam dan selembar mika ditempatkan di atas permukaan kaca
menghadap air dan uap. Lembar mika adalah isolasi yang efektif untuk mencegah
kerusakan kaca pada suhu yang sangat tinggi. Ketika perakitan dilakukan ,
ketelitian sangat diperlukan untuk memastikan semua baut telah dikencangkan.
Kebocoran pada sambungan akan mengakibatkan kebocoran sehingga piringan
kaca akan mudah pecah.
3. katup pengaman/ Safety Valves

Katup pengaman yang dipasang berpasangan. Setiap katup harus mampu


melepaskan semua uap boiler tanpa menghasilkan kenaikan tekanan lebih dari
10% selama periode yang ditetapkan. Katup pegas selalu dipasang di kapal
karena dapat terus bekerja di kemiringan berapapun. Alat ini ditempatkan pada
drum boiler di ruang uap.
Katup ditutup oleh pegas heliks yang tekanannya diatur oleh mur kompresi di
bagian atas. Pegas diatur tetap dan disegel oleh Surveyor. Ketika uap melebihi
tekanan katup ini akan terbuka dan pegas terkompresi. Uap yang keluar kemudian
menuju cerobong asap untuk disalurkan ke atmosfer.
Beberapa perbaikan dilakukan untuk meningkatkan keselamatan katup ini
diantaranya dengan menambahkan luas area sekitar pegas yang lebih rendah
sehingga uap yang keluar dapat lebih banyak, seperti yang ditunjukkan pada

Pegas bawah digunakan sebagai piston untuk uap yang bekerja di bagian
bawah. Sebuah cincin longgar di sekitar piston bertindak sebagai silinder yang
mengandung uap. Katup uap atau lubang akses disediakan dalam piring-antar
(guide plate). Limbah uap dikeluarkan ketika katup membuka pada saat piston
bergerak ke bawah untuk memberikan peningkatan kekuatan terhadap pegas,
katup terbuka lebih jauh. Setelah tekanan berlebih telah dikeluarkan, gaya pegas
cepat akan menutup katup. Sebuah pipa pembuangan dipasang pada sisi outlet
dari katup pengaman untuk menghilangkan uap terkondensasi yang mungkin
terkumpul di atas katup dan akan berhenti membuka pada tekanan yang sesuai.

Gambar 4.14 Safety Valve High-Lift

1. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu proses penyalaan bahan bakar di udara untuk
melepaskan energi panas. Untuk pembakaran sempurna dan efisien jumlah
yang seimbang antara bahan bakar dan udara harus dipasok ke ruang bakar
dan dinyalakan. Biasanya udara 14 kali lebih banyak dari bahan bakar yang
diperlukan untuk pembakaran sempurna. Udara dan bahan bakar harus
tercampur secara homogen dan sebaiknya ada penambahan kadar udara
untuk memastikan bahwa semua bahan bakar yang terbakar dengan
sempurna. Ketika pasokan udara tidak cukup sehingga bahan bakar tidak
sepenuhnya terbakar maka akan menghasilkan asap pembakaran yang
berwarna hitam.

Suplai Udara

Aliran udara melalui ruang bakar boiler dikenal sebagai 'draught'. Boiler
kapal diatur untuk memaksa udara masuk ke ruang bakar dengan
menggunakan kipas. Saluran udara biasanya melewati gas buang boiler
dimana udara panas bersirkulasi. Saluran ini memiliki kipas yang dapat
mendorong udara menuju ruang bakar.
Suplai Bahan Bakar

Boiler kapal menggunakan bahan bakar residu kelas rendah. Bahan bakar ini
disimpan dalam tangki alas ganda yang ditransfer menggunakan pompa ke tangki
pengendapan (Gambar 4.15). Di sini ada air dalam bahan bakar yang mungkin
tercampur dan harus dipisahkan. Minyak dari tangki pengendapan disaring dan
dipompa ke pemanas melalui filter halus. Memanaskan minyak akan mengurangi
viskositas sehingga lebih mudah untuk dipompa dan disaring. Pasokan bahan
bakar diesel mungkin dapat pula digunakan pada kondisi penyalaan awal atau
saat operasi boiler dengan daya rendah. Setelah disaring melalui filter, maka
bahan bakar residu kemudian disemprotkan dalam bentuk tetesan atau droplet
yang kecil sehingga mudah tercampur dengan udara. Sebuah jalur sirkulasi
disediakan untuk memungkinkan pemanasan awal bahan bakar.

Gambar 4.15 Sistem Suplai Bahan Bakar Boiler


Gambar 4.16: Jenis-Jenis Burner

Penyalaan bahan bakar

Bahan bakar bertekanan tinggi disuplai ke burner dalam bentuk kabut


halus (Gambar 4.16). Burner juga memutar tetesan bahan bakar dengan pelat
putar (swirl plate). Berbagai desain ruang bakar telah dirancang sedemikian
rupa, salah satunya adalah 'pressure jet burner' (Gambar 4.16 (a)). 'Rotating
cup burner' (Gambar 4.16 (b)) dan 'steam blast jet burner ', yang ditunjukkan
pada Gambar 4.16 (c).

Air Register/ Pengatur panas udara adalah kumpulan flap, baling-baling,


dll, yang mengelilingi setiap burner dan dipasang di antara selubung boiler.
Register memiliki bagian pemasukan udara melalui windbox. Penutupan udara
dilakukan lengan geser/ sliding sleeve atau check. Udara mengalir sejajar
dengan burner, dan swirler melakukan gerakan putar. Udara berputar-putar
dalam arah yang berlawanan dengan bahan bakar untuk memastikan
pencampuran yang memadai (Gambar 17 (a)). Tekanan tinggi, boiler
watertube laut adalah atap dipecat (Gambar 17 (b)). Hal ini dimaksudkan untuk
memperpanjang jalur panas api sehingga perpindahan panas dapat terjadi
pada seluruh bagian ruang bakar.

Bahan bakar memasuki ruang bakar dinyalakan lebih awal untuk


memudahkan pembakaran. Setelah dinyalakan, elemen bahan bakar ringan
terbakar lebih awal sebagai api utama dan menyediakan panas untuk membakar
unsur-unsur yang lebih berat di api sekunder. Proses pembakaran di ruang bakar
boiler sering disebut sebagai 'suspended flame' karena tingkat pasokan minyak
dan udara yang masuk ke ruang bakar sama dengan produk pembakaran yang
dihasilkan.

2. Kebersihan/ Kejernihan Feedwater Boiler


Boiler modern dengan tekanan dan suhu yang tinggi dengan output uap yang
besar membutuhkan feedwater sangat jernih. Kebanyakan air murni mengandung
garam terlarut yang keluar dari larutan pada saat mendidih. Garam-garam ini
kemudian menempel pada permukaan panas dalam bentuk kerak dan mengurangi
laju perpindahan panas, yang dapat menyebabkan overheating lokal dan
kerusakan pada pipa. Garam lainnya tetap dalam bentuk larutan dan dapat
menghasilkan asam yang akan menyerang logam boiler. Kelebihan garam alkali
dalam boiler, bersama-sama dengan efek dari tekanan operasi, akan
menghasilkan kondisi yang dikenal sebagai 'retak kaustik'. Hal ini adalah
keretakan logam yang sebenarnya yang dapat menyebabkan kerusakan serius.
Keberadaan oksigen dan karbon dioksida dalam feedwater boiler dapat
menyebabkan korosi pada boiler dan feed system. Ketika air boiler terkontaminasi
oleh materi tersuspensi, kelebihan garam atau minyak yang kemudian
menghasilkan busa dapat mengakibatkan kerusakan parah pada bagian boiler
seperti pada drum.

3. Treatment Feedwater
Treatment feedwater dapat dilakukan secara kimiawi untuk menghindari kerak
dan korosi serta gas tertentu. Treatment yang dapat dilakukan meliputi:
a. Dengan menjaga tingkat kekerasan garam dalam larutan untuk mencegah
pembentukan kerak.
b. Dengan menghilangkan garam dan kotoran menempel pada permukaan
perpindahan panas.
c. Dengan memberikan perlindungan anti-busa agar air tidak ikut membawa
kotoran.
d. Dengan menghilangkan gas-gas terlarut dan menyediakan alkali yang akan
mencegah korosi.
Setelah melakukan hal tersebut, maka feedwater dapat diuji sampelnya
dengan menggunakan test kit. Test kit biasanya diberikan oleh produsen
perawatan kimia dengan petunjuk sederhana untuk penggunaannya.

Untuk boiler tambahan, bahan kimia yang dapat ditambahkan seperti kalsium
hidroksida, soda (sodium karbonat) dan Soda kaustik (natrium hidroksida)
sebagai alternatif lainnya.

Sedangkan untuk boiler watertube tekanan tinggi, alternative treatment kimiawi


dapat dilakukan dengan menambahkan berbagai macam garam fosfat,seperti
trisodium fosfat, disodium fosfat dan natrium metaphosphate.

B. Operasional Boiler
Prosedur diadopsi untuk meningkatkan uap akan bervariasi antara boiler satu
dan lainnya dan petunjuk maker/ produsen harus selalu dicermati dan diikuti .
Adapun sejumlah aspek dan prosedur yang umum digunakan untuk semua boiler
adalah sebagai berikut.

1. Persiapan

- Saluran gas buang harus diperiksa untuk memastikan jalur yang bersih dan
bebas hambatan untuk gas melalui boiler.
- Setiap peredam harus dioperasikan pada terletak pada posisi yang benar.
- Semua koneksi/ sambungan ventilasi, alarm, air dan pengukur tekanan harus
dibuka.
- Katup sirkulasi superheater atau saluran air harus dibuka untuk memastikan
aliran uap melalui superheater dengan baik.
- Semua saluran air boiler lainnya dan katup blow-down harus diperiksa untuk
memastikan bahwa semuanya dalam posisi tertutup.
- Boiler kemudian harus diisi air pada level sedikit di bawah tingkat kerja dengan air
de-aerasi panas.
- Kepala ventilasi harus ditutup agar aliran air dapat terlihat.
- Economiser harus diperiksa untuk memastikan bahwa air telah terisi penuh dan
ventilasi udara telah tertutup
- Pengoperasian kipas harus diperiksa
- Sistem bahan bakar minyak harus diperiksa termasuk posisi katup yang benar
- Bahan bakar minyak kemudian harus disirkulasikan dan dipanaskan.
2. Menaikkan Uap
Kipas draught harus dinyalakan sehingga udara melewati ruang bakar selama
beberapa menit untuk menjaga kontaminasi dari gas buang atau uap minyak.
Semua bukaan udara pada lubang pengatur panas/ register harus ditutup kecuali
pencahayaaan pada burner. Baru setelah itu, burner dapat beroperasi dan diatur
untuk memberikan laju pembakaran rendah untuk pembakaran awal yang baik.
Tekanan bahan bakar dan udara melalui kipas draught harus sesuai agar dapat
menghasilkan pembakaran yang baik dengan nyala api yang stabil.
Ventilasi atas superheater dapat ditutup setelah uap keluar. Ketika tekanan drum
sekitar 210 kPa (2,1 bar) telah tercapai, maka ventilasi udara pada drum bisa
ditutup. Boiler harus dioperasikan perlahan-lahan agar tekanan kerja naik secara
bertahap sehingga overheating elemen superheater dan komponen tahan api
dapat dihindari sedini mungkin. Produsen boiler biasanya menyediakan diagram
kenaikan uap dalam bentuk grafik tekanan drum terhadap waktu (jam) setelah
penyalaan.
Setelah prosedur di atas dilakukan, jalur pipa uap utama dan bantu dapat mulai
dinyalakan dan kemudian saluran air ditutup. Selain alat pengukur ketinggian air
harus diperiksa untuk pembacaan yang akurat. Ketika tekanan uap sekitar 300
kPa (3 bar) di bawah nilai operasional normal, katup pengaman harus
diangkat dan dilepaskan dengan menggunakan alat.
Ketika telah mencapai tekanan operasi, maka boiler dapat diisi dan katup
sirkulasi superheater ditutup. Semua ventilasi lainnya, termasuk saluran air dan
bypasses kemudian harus ditutup pula. Water Gauge/ pengukur level air dalam
boiler harus diperiksa dengan hati-hati dan pengaturan air otomatis harus diamati
untuk pengoperasian yang benar.

2.2. Lingkup penghiliran/penerapan


Penerapan Boiler dapat dijumpai pada sistem penggerak turbin uap,
pembangkit energi laut terbarukan, dan lain-lain.

2.3. Latihan
Jelaskan kegunaan boiler pada suatu kapal ?
III. PENUTUP
3.1. Rangkuman
Operasinya sederhana dan feedwater dari kualitas medium dapat digunakan.
Nama “tangki boiler “ kadang-kadang digunakan untuk firetube boiler karena
kapasitas air yang digunakan cukup banyak. Istilah “pipa asap”/”smoke tube” dan
“donkey tube” juga biasa digunakan untuk merepresentasikan boiler tipe ini.
Treatment feedwater dapat dilakukan secara kimiawi untuk menghindari
kerak dan korosi serta gas tertentu. Treatment yang dapat dilakukan meliputi:
a. Dengan menjaga tingkat kekerasan garam dalam larutan untuk mencegah
pembentukan kerak.
b. Dengan menghilangkan garam dan kotoran menempel pada permukaan
perpindahan panas.
c. Dengan memberikan perlindungan anti-busa agar air tidak ikut membawa
kotoran.
d. Dengan menghilangkan gas-gas terlarut dan menyediakan alkali yang akan
mencegah korosi.
Untuk boiler tambahan, bahan kimia yang dapat ditambahkan seperti
kalsium hidroksida, soda (sodium karbonat) dan Soda kaustik (natrium
hidroksida) sebagai alternatif lainnya. Sedangkan untuk boiler watertube tekanan
tinggi, alternative treatment kimiawi dapat dilakukan dengan menambahkan
berbagai macam garam fosfat,seperti trisodium fosfat, disodium fosfat dan natrium
metaphosphate.

3.2. Umpan Balik


1. Mahasiswa dapat bertanya apabila ada materi uraian yang tidak jelas.
2. Pertanyaan mahasiswa dapat dialihkan ke mahasiswa lain untuk menguji
kemampuannya.
3. Dosen menjelaskan kembali jika diperlukan
3.3 Soal Test Formatif
Diskusikanlah dengan kelompok anda pertanyaan berikut ini :
1. Mengapa mounting boiler (alat pengaman boiler) dibutuhkan pada boiler
2. Jelaskanlah bagaimana operasional suatu boiler ?
3.4. Daftar Pustaka
 Harrington,R., L., 1992, Marine Engineering, SNAME, Jersey City, New York.
 Taylor,D., A., 2003, Introduction to Marine Engineering.
 Arismunandar,W., 1997, Penggerak Mula Turbin.
 Shlyakhin,P., 1990, Steam Turbines Theory and Design, Erlangga, Jakarta.
 El Wakil,M., M., 1988, Power Plant Technology, McGraw-Hill, Singapore.
 Akimov,P., Marine Power Plant.
 Syerly Klara, 2014, Buku Ajar Permesinan Kapal II LKPP Universitas
Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai