Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERMESINAN KAPAL 2

“Penggunaan Sistem Turbin Pada Penggerak Kapal Tugboat”

Disusun oleh :

Rachmat Zakaria Ilyas (D091191059)

Departemen Teknik Sistem Perkapalan

Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Wave Energy”. Kami menyadari, bahwa
makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, Bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang. Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan pembaca dan bisa bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.

Gowa, 3 maret 2021

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kapal tunda (bahasa Inggris: tugboat) adalah kapal yang dapat digunakan untuk
melakukan manuver / pergerakan, utamanya menarik atau mendorong kapal lainnya di
pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai atau terusan. Kapal tunda digunakan pula untuk
menarik tongkang, kapal rusak, dan peralatan lainnya.
Kapal tunda memiliki tenaga yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya. Kapal
tunda zaman dulu menggunakan mesin uap, saat ini menggunakan mesin diesel. Mesin Induk
kapal tunda biasanya berkekuatan antara 750 sampai 3000 tenaga kuda (500 s.d. 2000 kW),
tetapi kapal yang lebih besar (digunakan di laut lepas) dapat berkekuatan sampai 25000
tenaga kuda (20000 kW). Kebanyakan mesin yang digunakan sama dengan mesin kereta api,
tetapi di kapal menggerakkan baling-baling. Dan untuk keselamatan biasanya digunakan
minimum dua buah mesin induk.
Kapal tunda memiliki kemampuan manuver yang tinggi, tergantung dari unit penggerak.
Kapal Tunda dengan penggerak konvensional memiliki baling-baling di belakang, efisien
untuk menarik kapal dari pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Jenis penggerak lainnya sering
disebut Schottel propulsion system (azimuth thruster/Z-peller) di mana baling-baling di
bawah kapal dapat bergerak 360° atau sistem propulsi Voith-Schneider yang menggunakan
semacam pisau di bawah kapal yang dapat membuat kapal berputar 360°.
Turbin Uap adalah Pesawat tenaga yang merobah tenaga potensial dari uap menjadi
tenaga kinetis didalam pipa pancar, selanjutnya tenaga kinetis ini dirobah lagi menjadi tenaga
mekanis didalam Roda jalan. Sedangkan mesin uap adalah pesawat tenaga yang merobah
tenaga potential dari uap langsung dirobah menjadi tenaga mekanis di poros engkol.
Uap yang menggerakan turbin uap maupun mesin uap diproduksi di ketel uap (steam boiler).
Dewasa ini mesin uap sudah tidak, digunakan di kapal lagi, karena tenaga mesin uap jauh
lebih kecil dibandingkan dengan tenaga turbin uap, sementara kapal-kapal saat ini cenderung
mempunyai Ruang muat yag besar, sehingga ukuran kapal menjadi besar, pada ukuran kamar
mesin yang sama, tenyata tenaga turbin uap jauh lebih besar dari pada tenaga mesin uap.
Komponen pompa, ketel (boiler), kondensor dan turbin uap akan membentuk suatu sistem
yang dinamakan sistem turbin uap. Sedang kompresor, ruang bakar dan turbin gas akan
membentuk suatu sistem yang dinamakan sistem turbin gas. Sistem turbin uap dan turbin gas
inilah yang dapat digunakan sebagai mesin penggerak kapal. Saat ini penggunaan kedua
sistem tersebut sebagai penggerak kapal tidak berkembang, karena membutuhkan ruang
kamar mesin yang besar dan pemakaian bahan bakar spesifiknya lebih tinggi dari mesin
diesel. Tetapi untuk kapal yang membutuhkan daya mesin diatas 50.000 Hp, maka mesin
penggerak yang cocok/sesuai adalah sistem turbin uap atau sistem turbin gas atau kombinasi
keduanya atau dengan mesin diesel.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Turbin
Turbin adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk
memutar roda turbin. Jadi, berbeda dengan yang terjadi pada mesin torak, pada turbin tidak
terdapat bagian mesin yang bergerak translasi. Bagian turbin yang berputar dinamai rotor
atau roda turbin, sedangkan yang tidak berputar dinamai stator atau rumah turbin. Roda
turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang
menggerakkan atau memutar bebannya (generator listrik, pompa, kompressor, baing-baling
atau mesin lainnya). Di dalam turbin fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses
penurunan tekanan dan mengalir secara kontinu.
Mesin pembakaran luar adalah mesin panas – mesin uap – energi yang ditimbulkan
selama pembakaran bahan bakar diteruskan lebih dahulu ke uap atau gas dan hanya melalui
uap atau gas kerja dilakukan dalam mesin/turbin atau karena proses pembakaran terjadi
diluar mesin/turbin. Adapun jenis pembakaran luar yaitu mesin uap turbin uap, turbin gas dan
turbin air. Jenis ini didasarkan pada fluida kerja yang digunakan. Jenis mesin tersebut tidak
dapat digunakan sebagai penggerak kapal tanpa menggunakan komponen-komponen lainnya,
dimana komponennya tergantung jenis turbin yang digunakan. Komponen pompa, ketel
(boiler), kondensor dan turbin uap akan membentuk suatu sistem yang dinamakan sistem
turbin uap. Sedang kompresor, ruang bakar dan turbin gas akan membentuk suatu sistem
yang dinamakan sistem turbin gas. Sistem turbin uap dan turbin gas inilah yang dapat
digunakan sebagai mesin penggerak kapal. Saat ini penggunaan kedua sistem tersebut
sebagai penggerak kapal tidak berkembang, karena membutuhkan ruang kamar mesin yang
besar dan pemakaian bahan bakar spesifiknya lebih tinggi dari mesin diesel. Tetapi untuk
kapal yang membutuhkan daya mesin diatas 50.000 Hp, maka mesin penggerak yang
cocok/sesuai adalah sistem turbin uap atau sistem turbin gas atau kombinasi keduanya atau
dengan mesin diesel.
Turbin uap berfungsi sebagai berikut :
a. Turbin de Laval sebagai penggerak pesawat-pesawat bantu.
b. Turbin Zoelly sebagai penggerak generator-generator listrik dan kapal pada unit unit
kecil.
c. Turbin Curtis sebagai Roda muka pada turbin gabungan atau sebagai turbin mundur.
d. Turbin Parson sebagai penggerak baling-baling kapal.

Selanjutnya dijumpai lagi turbin gabungan yaitu beberapa turbin (biasa 2 unit turbin)
digabungkan dan dipasang serie pada satu poros (rotor) turbin, dengan maksud kelemahan-
kelemahan turbin yang satu dapat terkompensasi pada turbin lainnya sehingga efeciency
dapat diraih.

Jenis – jenis Uap


Uap yang diproduksi di ketel dapat dibedakan dalam beberapa jenis uap seperti :
a. Uap basah ialah uap yang masih mengandung butir-butir air
b. Uap jenuh ialah uap yang tidak mengandung butir-butir air yang mempunyai tekanan
tertinggi pada suhu tertentu.
c. Uap panas lanjut (uap kering) ialah uap yang suhunya lebih tinggi dari pada tekanan
yang sama.

Prinsip kerja turbin uap


Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang
disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang berasal
dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat, cair
dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai
untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya
dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul
menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor menyebabkan uap
berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang
oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan
efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang
modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan temperatur
kondensor 200C sampai 300C.
System turbin uap, turbin hanyalah merupakan salah satu komponen dari suatu system
tenaga karena system ini terdiri dari beberapa komponen utama lainnya yaitu boiler (ketel),
kondensor, pompa air boiler. Uap yang berfungsi sebagai fluida kerja turbin dihasilkan oleh
boiler, sebuah alat yang berfungsi mengubah air menjadi uap. Kondisi uap yang dihasilkan
pada umumnya berkisar antara 15 kg/cm2 dan 1250C untuk unit daya rendah, sampai 325
kg/cm2 dan 6500C untuk unit modern daya tinggi. Uap yang dihasilkan dalam boiler masuk
ke dalam turbin, dimana energi uap diubah menjadi energi mekanis. Daya yang dihasilkan
oleh turbin dapat mencapai 1300 MW, bahkan ada rencana 2500 MW per unit, sedangkan
kecepatan putar poros berkisar antara 3000 sampai 20.000 putaran per.menit atau lebih
tinggi. Secara umum Turbin uap diklasifikasikan ke dalam tiga jenis: impuls, reaksi dan
gabungan (impuls, reaksi) yang tergantung pada cara perolehan pengubahan energi potensial
menjadi energi kinetik semburan uap. Turbin impuls adalah turbin di mana proses ekspansi
(penurunan Tekanan) dari fluida kerja hanya terjadi di dalam baris sudu tetap saja.
Sedangkan Turbin reaksi adalah turbin di mana proses ekspansi dari fluida kerja terjadi baik
di dalam baris sudu tetap maupun sudu gerak.
System penggerak kapal
Di dalam sejarah perkembangan motor penggerak kapal terdapat beberapa tipe yang
mendominasi hingga kurun waktu tertentu, adalah sebagai berikut :
Reciprocating Steam Engine;
mendominasi dunia ship propulsion (sistem penggerak kapal) hingga sekitar tahun 1910-
an. Keunggulannya adalah terletak pada pengaturan beban, khususnya untuk arah reversed
(arah mundur) yang mana Reciprocating Steam Engine memberikan kemudahan serta lebih
efisien pada range kecepatan rotasi tertentu agar match dengan kinerja screw propeller.
Kelemahannya Reciprocating Steam Engine adalah pada instalasinya yang relatif berat,
kebutuhan space yang besar, output power per cylinder-nya masih sangat terbatas. Selain itu,
Steam tidak dapat bekerja secara efektif pada tekanan relatif rendah. Serta kebutuhan fuel
consumption yang tinggi, sebagai gambaran bahwa untuk triple-expansion engine maka
memerlukan superheated steam yang mengkonsumsi bahan bakar (oil) hingga ± 0.70 kg per
kWh.
Marine (Steam) Turbines;
yang pertama diinstal oleh Sir Charles Parsons ke kapal Turbinia pada tahun 1894,
dengan kecepatan mencapai 34 knots. S.W. Adji ©2006 3 Kemudian turbines mengalami
kemajuan pesat hingga pada tahun 1906, yang mana diaplikasikan sebagai tenaga penggerak
untuk kapal perang HMS. Dreadnought dan kapal Atlantic Liner – Mauretania. Kebutuhan
bahan bakar (fuel consumption) secara rata-rata untuk suatu Large Turbine adalah 0.30 kg
per kWh. Namun demikian, keunggulan segi ekonomis tersebut mengalami suatu tantangan
dari sisi Non-reversible dan Rotational Speed, yang mana memerlukan pertimbangan teknis
lebih lanjut. Untuk kepentingan reverse diperlukan adanya reversing turbines yang secara
terpisah diinstal ke sistem. Sementara itu untuk mengatasi rotational speed-nya yang relatif
tinggi, maka diperlukan adanya mechanical geared untuk menurunkan putaran output
turbines khususnya untuk alat gerak kapal berjenis screw propeller, sehingga hal itu
menyebabkan terjadinya power loss berkisar 2 hingga 4 persen. Penurunan putaran turbines
(rpm) ke propeller shaft (poros propeller), dapat juga diatasi dengan merancang electric
driven, yaitu dengan meng-couple secara langsung antara turbine dengan generator yang
mana keduanya samasama memiliki operasional yang lebih efisien bila dalam kondisi
putaran tinggi. Kemudian, generator men-supply listrik ke electric motor yang dihubungkan
dengan poros propeller. Hal ini memberikan kelonggaran pada masalah lay-out engine room
yang mana pengaruh hubungan poros secara langsung dari turbine ke propulsor dapat
dieleminasi. Turbo-electric Drive juga memberikan keuntungan terhadap pengurangan untuk
reversed gear mechanism serta fleksibilitas dalam operasinya. Namun demikian, power loss
akibat transmisi tenaga serta investment perlu dipertimbangkan.

Gas Turbine;
juga telah dikembangkan dalam dunia ship propulsion yang mana bahan bakar (fuel)
dibakar melalui proses udara yang dikompresikan, dan gas panas hasil pembakaran tersebut
digunakan untuk memutar turbine. Gas turbine umumnya diaplikasikan pada dunia
kedirgantaraan, dan perkembangannya sangat tergantung pada teknologi metal yang mampu
menahan terhadap tekanan dan temperatur yang tinggi. Keunggulan dari gas turbine ini
terletak pada ukuran dan kapasitas power yang dihasilkan dibandingkan dengan tenaga
penggerak lainnya. Selain itu, kesiapannya untuk beroperasi pada kondisi fullload sangat
cepat, yaitu berkisar 15 menit untuk warming-up period. Marine Gas Turbine sangat jarang
dijumpai pada kapal-kapal niaga, hal ini disebabkan karena operasi dan investasinya yang
relatif mahal. Sehingga paling banyak dijumpai pada kapal-kapal perang jenis, frigates;
destroyers; patrol crafts; dsb. Instalasinya pun kadang merupakan kombinasi dengan tipe
permesinan yang lainnya, yakni Diesel engines.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan dan kekurangan penggunaan turbin pada kapal
Keuntungan turbin
- Rendemen aliran besar, karena jatuh kalor tiap tingkat kecil
- Rendemen dalam besar
- Kecepatan uap dan gesekan kecil
- Tenaga panas kecil, karena tenaga panas yang keluar ditingkat satu
diteruskan pada tingkat-tingkat berikutnya.
Kerugian
- Tekanan uap/tingkat tidak sama
- Kontruksi turbin panjang, karena banyak tingkat
- Harga beli mahal
- Perawatan lebih banyak

Sketsa peletakkan dan komponen system turbin angin

Anda mungkin juga menyukai