Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN 2

Pengkondisian udara adalah proses perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban,
kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman yang dibutuhkan
penghuni yang ada di dalamnya.

Faktor yang mempengaruhi:

1. Iklim,
2. Suhu
3. Udara,
4. Kelembaban,
5. Radiasi matahari,
6. Aktivitas manusia,
7. Pakaian,
8. Kesehatan,
9. Metabolisme tubuh (umur, kesehatan, tingkat kegiatan)
10. Kecepatan udara

Batas-batas suhu

1. Suhu kerja 20℃ - 26℃


2. Kelembaban suhu pengembunan 2-17℃
3. Kecepatan udara rata-rata 0.25 m/s

Beban pemanasan dan beban pendinginan

Suhu yang normal untuk manusia yaitu 20 – 26 derajat celcius. Jumlah dan jenis pakaian serta tingkat
kegiatan penghuni berinteraksi dengan keempat faktor ini. Faktor dari luar tubuh yaitu kesehatan dan
umur. Sedangkan faktor yang ada dalam tubuh yaitu adalah prose metabolisme atau aktivitas makan.
Perpindahan panas yang terjadi yaitu radiasi dan konveksi. Bagaimana menghitung beban pemanasan
dan beban pendinginan. Objek utama yang akan diteliti yaitu manusia.

Heat gain (perolehan kalor) adalah kuantitas kalor yang masuk ke ruangan dan melalui struktur ruangan
atau yang berasal dari sumber-sumber kalor dari luar dan dari dalam ruangan.

Data yang diperlukan untuk menghitung pengkondisian udara

1. Luas ruangan
2. Volume ruangan
3. Temperature (suhu)
4. Nama bulan perancangan
5. Temperatur dan perubahan temperatur udara luar
6. Temperatur udara luar sesaat,

Beban kalor sensible dan beban kalor laten

Beban kalor sensible adalah mengeluarkan atau menaikkan kalor. Sedangkan beban kalor laten. Kalor
yang dibutuhkan untuk merubah suatu wujud dari suatu fluida atau zat.
Apabila suatu zat menerima kalor sensibel maka akan mengalami peningkatan temperatur sedangkan
jika zat melepas kalor sensibel, maka akan terjadi penurunan temperatur

Pers. Kalor sensibel: Q = m. Cp.∆ T

M = massa

Cp = kalor jenis pada tekanan tetap (konstan)

Cv = kalor jenis pada volume tetap (konstan)

Kalor sensibel yaitu panas yang menyebabkan terjadinya kenaikan/temperatur, tetapi wujud tidak
berubah.

Mesin motor adalah volume konstan. Jika tekanan konstan itu terjadi pada mesin diesel.

Kalor laten: apabila suatu zat menerima atau melepas kalor, pada awalnya akan terjadi perubahan
temperatur, namun demikian hal tersebut suatu saat akan mencapai keadaan jenuhnya dan
menyebabkan perubahan fase fisik.

Kalor laten memiliki dua macam kalor yaitu kalor laten peleburan atau pembekuan dan kalor laten
penguapan atau pengembunan.

Kalor laten suatu zat biasanya lebih besar dari kalor sensibelnya, hal ini karen diperlukan energi yang
besar untuk merubah fase atau zat.

Contohnya pemanasan air, perubahan suhu itu dinamakan kalor sensibel, dan perubahan wujud
dinamakan kalor laten. Begitu juga dengan pendinginan air.

Pertemuan 3

Beban Kalor

Bangunan didirikan untuk mendapatkan perlindungan dan lingkungan dalam yang aman dan nyaman,
sehingga penghuninya terhindar dari keadaan luar yang berubah-ubah. Ruangan yang berkondisi interior
baik dan murah biaya perawatannya merupakan suatu kriteria penting suksesnya rancangan suatu
bangunan. Walaupun pengaturan kondisi di dalam biasanya dilakukan dengan sistem penghangatan dan
pendinginan yang aktif, perancangan, penghangatan dan pendinginan, ventilasi dan pengkondisian
udara (heating, ventilating and air conditioning, HV AC) harus dimulai dengan mengetahui sifat-sifat
termal dinding dan atap, yang menentukan kapasitas dan energi kerja yang dibutuhkan.

Indonesia membutuhkan pendingin.

Beban kalor pada suatu bangunan dipengaruhi oleh jenis bangunan yaitu batu bata, tripleks, dll.
Perpindahan kalor melalui suatu selubung bangunan dipengaruhi oleh jenis bahan yang digunakan:

Faktor geometris: ukuran, bentuk, orientasinya

Adanya sumber-sumber kalor dalam dan faktor iklim.

Beban umumnya dibagi atas empat kelompok, yaitu


1. Transmisi: kehilangan kalor atau perolehan kalor yang disebabkan oleh beda suhu antara kedua
sisi elemen bangunan.
2. Pembebasan udara (infiltrasi): kehilangan kalor atau perolehan kalor yang disebabkan oleh
perembesan udara luar ke daam ruangan yang dikondisikan, seperti pembukaan pintu dan
jendela Solar (panas matahari) diteruskan karena melalui kaca
3. Sumber dalam (internal): perolehan kalor yang disebabkan oleh pelepasan energi didalam
ruangan, seperti lampu, telveisi, laptop, dll.
4. Kondisi-kondisi rancangan (design condition): untuk menghitung beban-beban penghangatan.
Suhu dalam ruangan pada rancang penghangatan 20-22 ℃ , dan pada rancang pendinginan 24-
26℃ .

Eksfiltrasi, yaitu panas yang keluar dari suatu bangunan atau ruangan.

Ventilasi didefinisikan sebagai kegiatan pemasukan udara segar secara alamiah atau mekanis kedalam
ruangan.

Beban ventilasi: beban yang disebabkan oleh masuknya udara dari luar ke dalam ruangan yang disengaja
untuk mempertahankan kesegaran udara dalam ruangan.

Beban infiltrasi: beban yang disebabkan oleh masuknya udara luar ke dalam ruangan tanpa disengaja
melalui celah-celah, buka-bukaan seperti jendela dan pintu.
Selubung bangunan: dinding, lantai, atap, partisi.

A = luas permukaan

U = Koefisien transmisi

Q = beban kalor
Kipas: meningkatkan sirkulasi udara, maksimal sama dengan suhu luar.

Anda mungkin juga menyukai