Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aidha Ratna FS

NIM : 1177030003
BAB 3
Refleksi dan Refraksi

Berikut merupakan vektor gelombang dalam bentuk Vektor satuan 𝒚̂ dan 𝒛̂ berdasarkan gambar
3.1:

Sesuai gambar 3.1, medan listrik dapat dituliskan menjadi:

Dalam sistem koordinat, komponen 𝒙̂ dan 𝒚̂ sejajar dengan interface, sedangkan 𝑧=0
mendefinisikan interface. Ini berarti bahwa bidang yang dipantulkan harus sama dengan bidang
yang ditransmisikan:

Karena persamaan ini harus diterapkan untuk semua nilai t dan y, frekuensi semua gelombang harus
menjadi:

Demikian pula, persamaan (3.3) membutuhkan


Nama : Aidha Ratna FS
NIM : 1177030003

dan

Berdasarkan 𝑘𝑖 = 𝑘𝑟 = 𝑛𝑖𝜔/c dan 𝑘𝑡 = 𝑛𝑡𝜔/c, persamaan (3.5) menjadi Hukum Snell:

Karena semua eksponen telah sama, persamaan (3.3) disederhanakan menjadi:

Dan

Dari hukum Faraday pada persamaan (1.3), diketahui persamaan gelombang datar :

Substitusi persamaan (3.1) dan (3.2) ke persamaan (3.10), maka medan magnet yang datang,
dipantulkan, dan ditransmisikan berubah menjadi:

Selanjutnya menerapkan syarat batas, yaitu komponen B sejajar dengan interface (yaitu dalam
dimensi 𝒙̂ dan 𝒚̂) sama pada kedua sisi bidang 𝑧=0. Karena semua eksponennya telah sama, lalu 𝜃𝑟=
𝜃𝑖 dan 𝑛𝑖= 𝑛𝑟 menjadi:

Seperti sebelumnya, persamaan (3.12) disederhanakan (satu untuk dimensi 𝒙̂ dan satu untuk
dimensi 𝒚̂) menjadi:

Dan
Nama : Aidha Ratna FS
NIM : 1177030003
Kedua persamaan ini merupakan solusi untuk menyelesaikan 𝑬𝑟 dan 𝑬𝑡 untuk polarisasi s dan p.
Koefisien Fresnel

Rasio dari daerah dipantulkan dan ditransmisikan ditentukan oleh koefisien Fresnel, yang
didefinisikan sebagai berikut:

Reflektansi dan Transmitansi

Reflektansi, dalam koefisien Fresnel dapat dituliskan:

Dan berikut merupakan Transmitansi:

Sudut Brewster

Sudut Brewster:

Refleksi Internal Total

Berdasarkan hukum Snellius, sudut yang ditransmisikan dapat dihitung dalam bentuk sudut:

Jika 𝑛𝑖>𝑛𝑡, maka akan menjadi sudut kritis:


Nama : Aidha Ratna FS
NIM : 1177030003

Jika 𝜃𝑖>𝜃𝑐, tidak terjadi pembiasan. Yang terjadi adalah refleksi internal total dari berkas cahaya
datang. Substitusi persamaan (3.20) dan (3.22) ke persamaan berikut:

Setelah substitusi, persamaan (3.39) menjadi:

Dan

Kedua persamaan diatas dapat diubah ke dalam bentuk:

Dan

Untuk menghitung bentuk eksplisit dari gelombang evanescent, persamaan (3.39) dapat menjadi:
Nama : Aidha Ratna FS
NIM : 1177030003
Bab 4
Solusi double interface menggunakan koefisien Fresnel

Dengan berpacu kepada persamaan (3.20) - (3.23). Lapisan pertama dapat didefinisikan sebagai:

Notasi 0→1 menunjukkan bahwa cahaya dari lapisan pertama merambat menuju lapisan tengah.
Sedangkan notasi 0←1 menunjukkan bahwa cahaya dari lapisan tengah merambat menuju lapisan
pertama:

Dan untuk cahaya yang merambat ke lapisan kedua adalah

Koefisien refleksi keseluruhan adalah (lihat Gambar 4.1) :


Nama : Aidha Ratna FS
NIM : 1177030003

Transmisi melalui double interface pada Sudut Subkritis

Dimana:

Melalui Sudut Kritis: Tunneling Gelombang Evanescent

Dalam kasus ini, persamaan (4.15) tidak dapat digunakan untuk menghitung transmisi. Namun,
persamaa (4.14) dapat digunakan selama selama sudut 𝜃2 real. Dalam hal ini gelombang evanescent
hanya ada di bagian tengah, tetapi tidak ada di bagian terakhir. Jika lapisan kedua cukup dekat
dengan lapisan pertama, gelombang evanescent akan menstimulasi lapisan kedua untuk
menghasilkan gelombang yang ditransmisikan melaui sudut 𝜃2 di bagian terakhir. Inilah yang
disebut tunneling, dan dapat menggunakan persamaan (4.14).

Anda mungkin juga menyukai