Tingkat/Semester :½
TEORI
Founder dan Chairman center for Healthcare Policy and Reform Studies
(Chapters Indonesia) Luthfi Mardiansyah menuturkan, setidaknya terdapat 6 kendala
yang dibenahi dan perlu disikapi secepatnya, Antara lain :
1. Konektivitas
Kendala konektivitas menjadi kendala utama sistem kesehatan digital
(E-Health) di Indonesia tidak berkembang, terutama di daerah-daerah
terpencil yang seharusnya butuh akses kesehatan yang sama dengan
masyarakat kota.
Apabila konektivitas sudah merata di seluruh Indonesia, maka bisa
dipastikan masyarakat bisa mendapatkan akses kesehatan yang baik karena
bisa berkonsultasi dengan dokter meski berjauhan, dan biaya nya lebih murah.
2. Kejelasan Regulasi
Menurut sebuah survey dari Deloitte Indonesia, Bahar, dan Chapter
sebesar 15,6 % pengguna masih merasa tidak puas dengan adanya layanan
kesehatan digital. Ketidakpuasan ini terjadi karena pengguna
mengkhawatirkan keamanan data yang diinput kedalam layanan kesehatan
digital tersebut. Pun belum adanya aturan tata cara pengantaran obat agar
tidak terkontaminasi benda lain hingga sampai kepada pasien.
Selain keamanan data, yang masih menjadi masalah dalam perkembangan
layanan digital ini yaitu, terjadinya komunikasi yang kurang baik antara
dokter dengan penderita penyakit karena tidak memeriksa penyakit secara
langsung.
Kendala terkait regulasi di atas, tentu menjadi kendala pada perkembangan
E-Health. Pemerintah hendaknya mengatur regulasi tersebut secara cepat,
mengingat pengguna layanan kesehatan digital semakin bertumbuh.
3. Bonus Demografi
Populasi Indonesia merupakan terbesar ke-4 di dunia, yang banyak
didominasi oleh usia muda dan masyarakat ekonomi kelas menengah. Bonus
demografi ini menjadi kekuatan Indonesia untuk bersaing di kancah global.
Namun, bonus demografi ini tidak dibarengi dengan pelayanan kesehatan
yang baik. Anak muda dan masyarakat yang dianggap mampu memajukan
Indonesia, justru jadi tak terlindungi karena tidak adanya pelayanan kesehatan
yang baik.
4. Negara Kepulauan
Menjadi Negara kepulauan memang sangat berpengaruh besar terhadap
potensi ekspor Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Indonesia terkenal
dengan beragam SDA dan keindahan alam yang mampu menarik wisatawan
untuk berkunjung. Di sisi lain, distribusi pangan dan distribusi kesehatan
banyak terkendala karena tidak bisa ditempuh hanya dengan jalur darat.
5. Pelayanan Rendah
Tingkat pelayanan rumah sakit di Indonesia relatif rendah. Ini tercermin
dari kendala masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan dibeberapa
rumah sakit.
Pasien yang menderita penyakit berat diminta menanti pelayanan hingga 1
bulan lamanya di rumah. Akibatnya banyak masyarakat di daerah medan yang
akhirnya memilih Penang, Malaysia, untuk berobat kertimbang Indonesia.
6. Teknologi Tak Dimanfaatkan dengan Baik
Teknologi yang ada tidak dimanfaatkan dengan baik untuk pelayanan
kesehatan. Padahal, pengguna internet di Indonesia paling tinggi ketimbang
Negara lain.
B. Program untuk meningkatkan kesehatan baik dari pemerintah pusat atau daerah
Menteri kesehatan Nila F. Moeloek mengungkapkan pemerintah memiliki empat
prioritas dalam bidang kesehatan untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia. Pertama, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kedua, meningkatkan
gizi masyarakat. Ketiga, mengendalikan penyakit infeksi dan tidak menular. Keempat,
mendorong gerakan masyarakat dan dokter keluarga.
1. Menurunkan angka kematian ibu dan anak
Dinas kesehatan membentuk tim rujukan di tingkat desa, kecamatan, dan
kabupaten yang mempermudah proses rujukan dan proses administrasi pasien.
Kemitraan bidan dan dukun adalah solusi Dinkes. Padahal, ada Pemerintahan
Daerah yang melarang dukun untuk membantu persalinan. Namun, banyak
ibu yang lebih memilih dukun ketimbang bidan. Meski begitu, Dinkes telah
berhasil mengurangi hal ini lewat sosialisasi melalui camat atau tokoh-tokoh
masyarakat.
Pemerintah memberikan solusi dengan memperbanyak tenaga kesehatan
di daerah terpencil, yang memang jangkauan pelayanannya masih dirasa
kurang. Melengkapi sarana dan prasarana yang ada di fasilitas kesehatan, baik
fasilitas kesehatan dasar atau rujukan. Obat disatukan dalam bentuk satu
keaatuan dengan sistem layanan kesehatan. Dan meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang kehamilan.
2. Mengendalikan gizi masyarakat
Dalam mengendalikan masalah gizi, kementrian kesehatan melakukan
pemantauan dan pemberian bantuan melalui Dinas Kesehatan. Kegiatan ini
tidak hanya dilakukan Kemenkes dan Dinas Kesehatan saja, namun juga
melibatkan 12 kementrian, universitas, anggota legislatif, PKK, dan LSM.
Sebagaimana diketahui bahwa keberhasilian status gizi masyarakat ditentukan
oleh 30% sektor kesehatan dan 70% non kesehatan seperti tingkat pendidikan,
ekonomi, dan kualitas lingkungan.
Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam mencegah terjadinya gizi
buruk. Ini dilakukan dengan aktif pemantauan pertumbuhan anak dimulai dari
Posyandu.
3. Mengendalikan penyakit infeksi dan tidak menular
Pengendalian program mengacu pada paket strategi yang luas, untuk
mengendalikan penyakit dari pencegahan primer, promosi kesehatan, dan
undang-undang kesehatan untuk skrining, deteksi dini, pengobatan dan
rehabilitasi. Ini dirancang untuk membantu petugas pengendalian penyakit
mempertahankan kekuatan program mereka, dan bergerak ke arah pendekatan
yang lebih terintegrasi dan sektor lebar.
Untuk memilih strategi yang tepat terhadap penyakit tertentu dalam situasi
tertentu, manajer kesehatan perlu memahami konteks dimana penyakit
muncul, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyebarannya, dan
perjalanan penyakit alami.
4. Mendorong gerakan masyarakat dan dokter keluarga
Pemerintah bersama masyarakat telah memulai Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) dengan kegiatan utama antara lain :
1. Peningkatan aktivitas Fisik.
2. Peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat.
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi.
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit.
5. Peningkatan kualitas lingkungan.
6. Peningkatan edukasi hidup sehat.
GERMAS ini penerapannya didukung melalui pendekatan keluarga.
Pendekatan keluarga dilakukan oleh Puskesmas dengan kunjungan rumah
berkala oleh petugas kesehatan, guna melakukan deteksi dini masalah
kesehatan, pengobatan segera bagi yang sakit, melakukan upaya promotif-
preventif, dan melakukan penanggulangan faktor resiko kesehatan dalam
keluarga.
Hidup sehat memang sulit mempertahankanya, tetapi akan terasa mudah jika kita
mengetahui kuncinya, berkomitmen, disiplin, serta bertanggung jawab terhadap diri
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://Fdwiyanto.blogspot.com/2011/10/masalah-mendasar-pelayanan-kesehatan-di.html?m=1
http://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2019/08/19/171503026/6-kendala-
ini-membuat-pelayanan-kesehatan-di-indonesia-tak-maksimal
http://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-4-prioritas-pemerintah-di-bidang-kesehatan/
http://m.liputan6.com/health/read/2039834/5-langkah-kemkes-turunkan-angka-kematian-ibu-
dan-anak
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20150817/4312738/pemerintah-serius-
tangani-gizi-masyarakat/
http://www.healthcarestudies.co.id/Strategi-Pengendalian-Penyakit-Menular-dan-Tidak-
Menular-(CCND)/Belanda/KIT/
http://ppti.id/famous-quotes-about-giving
http://www.google.com/amp/s/www.cermati.com/artikel/amp/25-cara-hidup-sehat
http://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/silvifitria/5dce4e7f097f36601232750
2/prilaku-sehat-untuk-perlindungan-kesehatan
http://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kumparanstyle/7-strategi-untuk-
mempertahankan-gaya-hidup-sehat-di-tahun-2019