Anda di halaman 1dari 3

Arti Sebuah Pengorbanan

Di sebuah pondok kecil di tepi sungai tinggallah seorang ayah dan anak yang hidupnya
serba seadanya. Sehari-hari rutinitas mereka adalah mengatur oprasional jembatan tersebut yang
merupakan jalur penghubung antara satu kota dgn kota lain. Dibawah jembatan tersebut terdapat
sebuah sungai besar yang memisahkan antara kota Sodom dan Gomora dan sungai itu
merupakan sarana transportasi bagi beberapa kapal pesiar dan kapal penangkap ikan. Kehidupan
keluarga kecil ini walaupun hanya sederhana tetapi penuh dengan kebahagiaan dan rasa syukur
atas apa yang diberikan Tuhan kepada mereka.

Ibu anak ini meninggal sewaktu ia dilahirnkan. Hal tersebut membuatnya harus hidup
bersama ayahnya saja tanpa mengenal apa itu sosok seorang ibu. Namun sejak kecil ayahnya
selalu mengajarinya untuk bersyukur dan menerima semua keadaan dengan sabar juga
mengambil hikmah dari setiap kejadian. Anak tersebut semakin bertumbuh dan sangat disayangi
oleh ayahnya. Hampir setiap akhir pekan saat jam kereta sudah berakhir mereka selalu
menghabiskan waktu berdua untuk memancing, pergi ke taman hiburan, bermain bisbol di
lapangan terbuka, hingga membakar jagung di dekat hutan.

Anak ini terbilang sebagai seorang anak yang cerdas dan sangat dicintai oleh teman-
temannya. Kepribadiaanya yang baik dan suka menolong orang lain membuatnya disegani di
lingkungan sekolahnya dan pergaulannya. Berbekal kemampuan serba bisa yang diajarkan oleh
ayahnya, hampir setiap pulang sekolah anak ini melakukan berbagai kerja sampingan sebagai
upaya untuk membantu ayahnya. Ayahnya yang juga seorang mekanik handal selalu dipercaya
oleh bos pemilik jalur kereta tersebut dan tidak pernah melalaikan tugasnya.

Suatu hari, mereka berdua merencanakan sebuah perjalanan untuk pergi mengunjungi
makam istri sekaligus ibu dari ayah dan anak tersebut dalam rangka merayakan hari ulang
tahunnya. Bertepatan saat itu adalah akhir pekan yang dimana jadwal keretanya tidak terlalu
padat dan menyisahkan banyak jam kosong bagi mereka berdua. Sang anak membuka
celengannya yang sudah ia kumpulkan sejak lama untuk membeli karangan bunga bagi ibunya.
Sang ayah juga mempersiapkan peralatan pembersih makam yang baru saja ia beli. Namun
ditengah kebahagiaan mereka sang ayah mendapat telepon bahwasannya ada sebuah kereta
tambahan yang akan dimasukkan kedalam jadwal keberangkatan hari itu. Awalnya mereka
sedikit kecewa karena jadwal mereka berubah namun mereka tetap mensyukurinya.

Hari itu mereka berdua sangat semangat dalam melakukan pekerjaanya. Sang ayah yang
dengan siap sedia selalu berada di panel pengendali jembatan untuk mengawasi jika dari
kejauhan ada kereta yang akan melintas. Sang anak juga selalu siap di tepi sungai untuk
memberitahukan kepada ayahnya kalau seandainya ada kapal yang ingin berlabu dibawah
jembatan tersebut. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat hingga sedikit lagi tiba waktunya
untuk kereta terakhir tersebut akan diberangkatkan dari stasiun kereta. Segala perlengkapan yang
akan mereka bawa sudah mulai mereka persiapkan sembari menunggu kedatangan kereta
terakhir tersebut.

Di stasiun kereta terlihat jelas bahwa kereta terakhir sudah menunggu di gerbong kereta.
Tapi ternyata yang datang untuk menaiki kereta tersebut adalah orang-orang yang bisa dikatakan
sebagai pendosa berat. Didalam kereta terakhir itu terdapat orang-orang yang rutinitas
kesehariannya ialah pemabuk, pembunuh, gangster. Pemerkosa, penjudi, pengedar narkotika,
penggunga narkotika, pelacur, koruptor, dukun, ahli hipnotis, sekte sesat, dan sebagainya.
Masinis kereta itu juga pernah terjerat berbagai kasus tindak pidana tertentu. Keadaan di dalam
kereta itu seakan-akan mengambarkan bahwa kereta tersebut adalah kereta yang mengangkut
orang berdosa menuju ke neraka. Teriakan orang-orang di dalam kereta tersebut menggambarkan
kesesatan dan dosa yang tiada tara.

Setelah sampai kira-kira pukul setengah 3 sore kereta tersebut berangkat dari stasiun
kereta Sodom menuju ke stasiun kereta Gomora. Ditengah perjalanan, orang orang di dalam
kereta tersebut melakukan hal-hal yang sangat tidak senonoh. Mereka melakukan free sex, pesta
miras, pesta narkoba, perkelahian, saling menghujat, ritual-ritual penyembahan berhala dan
sebagainya. Hingga akhirnya sampailah mereka ke jembatan tersebut. Hujan lebat mengguyuri
daerah tersebut menjadikan suasananya sangat mencekam dan menakutkan. Namun dibenak
orang-orang dalam kereta tersebut yang ada hanya pesta pora dan segala macam kegiatan mereka
sehingga mereka tidak menghiraukan kondisi sekitar mereka.

Dari kejauhan sang ayah sudah melihat tanda-tanda kedatangan kereta tersebut. Ia mulai
mempersiapkan segala mekanisme untuk menurunkan jembatan tersebut. Disaat kereta tersebut
sebentar lagi akan tiba di jematan itu terjadi hal yang tidak pernah terbayangkan oleh sang ayah.
Sebuah halilintar raksasa menyambar panel listrik jembatan tersebut mengakibatkan alat kendali
untuk mengaktifkan roda penggerak dibawah jembatan mati. Untuk mengaktifkan kembali panel
tersebut dibutuhkan seseorang untuk pergi ke bagian sela jembatan dan menghidupkan
mekanisme cadangan dari jembatan itu. Namun sang ayah tidak bisa meninggalkan ruangan
panel utama dikarenakan harus ada orang yang langsung mengoprasikan jembatan tersebut.

Sang ayah yang panik dengan situasi tersebut terus mencoba namun tidak membuahkan
hasil. Sang ayah ingin menyuruh anaknya namun ia tau bahwa jikalau jembatan tersebut
diturunkan maka anaknya bisa terimpit disela jembatan tersebut. Pilihan yang berat dan waktu
yang semakin menipis membuat sang ayah menjadi stress dan bingung dengan apa yang harus ia
lakukan. Sang anak yang mengetahui bahwa pilihan satu-satunya untuk menyelamatkan kereta
tersebut adalah dengan mengaktifkan panel cadangan di sela jembatan walaupun ia tau bahwa ia
harus mengorbankan nyawanya pergi menghampiri ayahnya. Ayah anak itu melihat ke arah
anaknya dengan mata penuh dengan keputusasaan. Namun sang anak berkata kepada ayahnya
dengan segenap keberanian yang ia miliki “ Papa, hanya ini satu-satunya jalan”. Sang ayah yang
mendengar hal itu serentak terkejut, ia ingat perkataan yang dikatakan istrinya sebelum ia
meninggal. Waktu itu dokter sudah mengatakan bahwa istrinya harus menggugurkan
kandungannya karena jika ia tetap melahirkan resikonya adalah kematian dikarenakan fisiknya
yang lemah. Namun istrinya hanya mengatakan hal yang sama dengan apa yang anaknya
katakan.

Sang ayah memeluk erat anaknya, dan dengan senyum terindah berlinang air mata dia
merelakan anaknya untuk pergi ke sela kereta walau ia tau anaknya akan celaka. Kereta semakin
mendeka ke arah jembatan tersebut, dan tiba-tiba sang masinis mendapat kabar bahwa panel
jembatannya rusak. Masinis tersebut tahu bahwa sudah mustahil untuk menghentikan kereta
tersebut. Dengan rasa takut yang sangat besar ia memberitahukan kepada seluruh penumpang
kereta bahwa mereka akan menabrak sebuah jembatan dan jatuh ke sungai yang deras. Serentak
hal itu mengakibatkan kepanikan dan kerusuhan di dalam kereta tersebut. Para penumpang
serentak menjerit ketakutan dan histeris mengetahui apa yang akan menimpa mereka. Beberapa
penumpang mulai berdoa dan minta ampun kepada Tuhan mengingat semua dosa yang mereka
perbuat. Sang masinis pun hanya bisa berserah dan meminta maaf kepada Tuhan untuk segala
yang ia pernah perbuat.

Namun berbekal sebuah ketulusan yang besar sang anak pergi ke sela jembatan dan
berusaha mengaktifkan panel cadangan disana. Sang ayah yang melihat dari kejauhan tidak
berhenti mencucurkan air mata menyaksikan sebentar lagi anaknya satu-satunya akan mati demi
menyelamatkan kereta tersebut. Saat panel cadangan aktif maka dengan cepat sang ayah
mengoperasikan panel jembatan dan dengan berat hati ia menurunkan tuas yang menandakan
jembatan tersebut akan turun dan menghimpit anaknya. Segera setelah jembatan itu turn ia
mendengar sebuah jeritan keras dari anaknya dan ia berlari untuk menghampirinya.
Didapatinyalah anaknya dengan sekujur tubuh penuh dengan darah dan ditariknya keluar dari
sela jembatan tersebut.

Semua orang dalam kereta yang melihat bahwa mereka selamat dari peristiwa itu
serentak bersorak kegirangan. Semua orang menangis dan menyesali semua perbuatan mereka
setelah mengetahui mereka diberi kesempatan kedua untuk hidup dan berubah dari kebiasaan
mereka yang jahat. Dalam kereta tersebut ada seorang wanita pelacur yang secara tidak sengaja
melihat seorang pria tua paruh baya yang menggendong seorang anak kecil yang tidak bernyawa
di pinggir rel kereta tersebut. Seorang ayah yang rela mengorbankan anaknya demi ratusan orang
berdosa.

Anda mungkin juga menyukai