Anda di halaman 1dari 5

Nama : Zanuba Miftahul Janah

NIM : 180810201141

UTS Manajemen Perbankan B

Soal
1. Berdasarkan UU No.21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK);
a. Apa yang dimaksud dengan Dewan Komisioner bersifat kolektif dan kolegial ?
Jawab:
Kolektif Kolegial sendiri adalah sistem kepemimpinan yang melibatkan para pihak yang
berkepentingan dalam mengeluarkan keputusan atau kebijakan melalui mekanisme yang
ditempuh, musyawarah untuk mencapai mufakat atau pemungutan suara, dengan
mengedepankan semangat keberasamaan. Yang memberlakukan sistem ini
adalah organisasi, partai politik, lembaga wakil rakyat, dan lembaga peradilan seperti
salah satu contohnya yang dibahas yaitu Dewan Komesioner. Artinya di dalam Otoritas
Jasa Keuangan ada Dewan Komisioner yang keputusannya kolektif kolegial. Jadi
keputusan itu diambil secara bersama-sama (kolektif) dan bersifat kekeluargaan
(kolegial). Pada umumnya proses seleksi dilakukan salah satu komisioner, tapi
keputusannya adalah kolektif kolegial. Artinya, komisioner yang lain ikut bertanggung
jawab atas keputusan komisioner lainnya
b. Setujukah anda jika status sehat-tidaknya bank dipublikasikan ? Mengapa ?
Jawab:
Setuju, karena dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah
bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan
fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat
digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama
kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi
perekonomian secara keseluruhan. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik,
bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik,
dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan
keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta
memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu,
suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah
ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-
prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia
sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets
Quality, Management, Earning dan Liquidity). Dengan demikian faktor-faktor yang
diperhitungkan dalam system baru ini nantinya adalah CAMEL. Kelima faktor tersebut
memang  merupakan faktor yang menentukan kondisi suatu bank. Apabila suatu bank
mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut (apalagi apabila suatu bank
mengalami permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor tersebut), maka bank
tersebut akan mengalami kesulitan. Wilopo (2001) melakukan penelitian laporan
keuangan bank yang dipublikasikan oleh bank di Indonesia dapat digunakan untuk
memprediksi tingkat kesehatan bank, termasuk kemungkinan kebangkrutannya dengan
rasio CAMEL serta indikator lainnya.

2. Apa yang dimaksud dengan “Prinsip kehati-hatian bank (prudential banking)” yang terdapat
dalam Pasal 2 UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan UU
No.10/1998.
Jawab:
Prinsip kehati-hatian adalah prinsip yang menegaskan bahwa bank dalam menjalankan
kegiatan usaha, baik dalam penghimpunan, terutama dalam penyaluran dana kepada
masyarakat, harus sangat berhati-hati. Tujuan penerapan prinsip kehati-hatian ini agar bank
selalu dalam keadaan sehat menjalankan usahanya dengan baik dan mematuhi ketentuan-
ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku di dunia perbankan. Prinsip kehati-hatian
tertera dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998.
Pasal 2 UU No. 7 tahun 1992 menetapkan bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan
usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Makna
asas demokrasi ekonomi ini dipertegas dalam penjelasan umum dan penjelasan Pasal 2 yang
menyebutkan, yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah demokrasi ekonomi
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Tabel berikut menyajikan kinerja risk dan return antara Bank Amarta dan Bank Astina.

a. Apakah risiko likuiditas Bank Amarta lebih rendah daripada Bank Astina, mengapa ?
Jawab :
Ya, karena nilai Liquidity Risk Bank Amarta > Bank Astina. Oleh Karena itu Bank
Amarta perusahaan mampu memperoleh gambaran akan perkembangan finansial.
Dengan begitu, kondisi keuangan dan kemampuan Bank Amarta dalam melunasi
kewajiban serta utang jangka pendek dapat diketahui.
b. Apakah pemegang saham Bank Amarta lebih diuntungkan daripada pemegang saham
Bank Astina, mengapa ?
Jawab:
Tidak, karena nilai Return On Equity Bank Amarta < Bank Astina. Artinya semakin
tinggi rasio ROE , semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya
tarik bagi pemegang saham untuk menanamkan sahamnya di Bank Astina.
c. Secara umum, apakah kinerja risk dan return Bank Amarta lebih baik, mengapa ?
Jawab:
Ya, karena risiko yang ditimbulkan Bank Amarta < Bank Astina. Artinya semakin besar
risiko maka semakin besar pula return yang diharapkan atas pemegang saham tersebut.
Sedangkan semakin kecil risiko, maka return yang diharapkan pemegang saham juga
semakin kecil
Untuk menjawab soal nomor 4 dan 5 berikut didasarkan pada lampiran Laporan Keuangan Bank
yang telah ditugaskan. Tuliskan nama bank dan tahun laporannya (2 tahun).

Nama Bank : PT. Bank Jtrust Indonesia


Periode 31 Desember 2019 & 2018
(Dalam Jutaan Rupiah)

4. Berdasarkan Laporan Keuangan yang anda lampirkan, berapa rupiahkah nilai akun-akun
berikut pada posisi tahun terakhir:
a. Modal bank yang berasal dari tabungan masyarakat
Jawab :
Simpanan Nasabah (Tabungan)
Tabungan pihak ketiga Rp. 12.737.863.000.000
Tabungan pihak berelasi Rp. 68.369.000.000
Total Rp. 12.806.232.000.000
b. Laba (rugi) operasional
Jawab :
Jumlah laba (rugi) Rp. 49.495.000.000
c. Aktiva tetap yang dimiliki bank
Jawab:
Aset tetap Rp. 199.165.000.000

5. Lakukan analisis trend nilai-nilai akun berikut pada posisi tahun terakhir:
a. Kredit, atau pembiayaan yang disalurkan kepada debitur
Jawab : Pinjaman Yang diberikan Pihak Ketiga dan Pihak Berelasi
Akun 2018 2019 Perubahan (Rp) %
Pinjaman yang Rp. 10.129.117.000.000 Rp. 6.132.883.000.000 Rp. 3.996.234.000.000 65,16%
diberikan

b. Laba (rugi) tahun berjalan


Jawab :
Akun 2018 2019 Perubahan (Rp) %
Jumlah Laba Rp. 305.175.000.000 Rp. 11.558.000.000 Rp. 293.617.000.000 2540,37%
operasional

c. Harta bank
Jawab :
Akun 2018 2019 Perubahan (Rp) %
Jumlah Aset Rp. 17.823.669.000.000 Rp. 17.311.597.000.000 Rp. 512.072.000.000 2,95%

Anda mungkin juga menyukai