Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang berat lahir antara 2500 - 4000 gram,

cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat

bawaan) yang berat. Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai

terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi

memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat suatu

transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir juga

membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa

transisi dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses

penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di

luar uterus (Rahardjo dan Marmi, 2015 : 11).

Keberlangsungan hidup bayi baru lahir bergantung pada kemampuannya

untuk beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin. Kemampuan adaptasi ini

meliputi adaptasi dalam sikulasi kardiopulmunal dan penyesuaian fisiologis lain

untuk menggantikan fungsi plasenta dan mempertahankan homeostatis. (Fraser

dan Cooper, 2012 : 397). Penelitian menunjukkan bahwa 50% kematian bayi

terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan, kurang

baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-

kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. (Indrayani,

2013 : 309).
WHO tahun 2018 menyatakan secara global 2.5 juta anak meninggal di bulan

pertama kehidupan, kurang lebih 7000 kematian bayi baru lahir setiap hari dengan

sekitar sepertiga meninggal pada 24 jam pertama kehidupan dan sekitar 3/4

meninggal pada minggu pertama kehidupan. Afrika sub-sahara memiliki angka

kematian tertinggi tahun 2018 dengan kematian per 1.000 kelahiran hidup, diikuti

Asia tengah dan selatan dengan 25 kematian per 1.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2018 hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat

mencatat bahwa angka kematian bayi terjadi kenaikan, tahun 2017 jumlah

kematian Neonatal (0-28 hari) sebanyak 531 sedangkan pada tahun 2018 sejumlah

574. Pada bayi (<1 tahun) pada tahun 2017 sejumlah 544 sedangkan tahun 2018

naik menjadi 771 (sumbar, bps.go).

Berdasarkan data World Health Organisation (WHO) tahun 2017 menyatakan

mayoritas dari semua kematian bayi baru lahir 75% terjadi selama minggu

pertama kehidupan dan sekitar 1 juta bayi meninggal dalam 24 jam pertama

sebelum kelahiran. Kelahiran prematur, kesulitan bernapas (asfiksia atau

kekurangan oksigen saat lahir), infeksi dan cacat lahir menyebabkan sebagian

besar kematian neonatus . Bayi baru lahir dengan komplikasi adalah bayi baru

lahir dengan penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan atau

kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanusneonatorum, infeksi/sepsis,

trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital

maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah padapemeriksaan dengan

manajemen terpadu bayi muda (MTBM). Komplikasi yang menjadi penyebab

kematian terbanyak pada bayi. Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan
ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan

tenaga cakupan target kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang

belum berjalan dengan baik,terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua

untuk mencari pertolongan kesehatan (Kemenkes RI, 2016 : 129).

Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United

Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dan WHO

merekomendasikan sebaiknya anak disusui hanya air susu ibu (ASI) selama paling

sedikit enam bulan (Survei Demografi dan kesehatan Indonesia, 2012 : 159).

Salah satu upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab

utama kematian bayi baru lahir (BBL) adalah pelayanan antenatal yang

berkualitas asuhan persalinan normal atau dasar pelayanan kesehatan neonatal

oleh tenaga professional. (Depkes RI, 2013).

Untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kesehatan bayi baru lahir

dan mengakhiri kelahiran mati yang dapat dicegah dengan mencapai cakupan

tinggi perawatan antenatal berkualitas, perawatan terampil saat lahir, perawatan

pasca melahirkan untuk ibu dan bayi, dan perawatan bayi baru lahir yang sakit

dan kecil. Dalam pengaturan dengan program bidan yang berfungsi dengan baik,

penyediaan kontinuitas perawatan yang dipimpin bidan dapat mengurangi

kelahiran prematur hingga 24%. MLCC adalah model perawatan di mana bidan

atau tim bidan memberikan perawatan kepada wanita yang sama selama

kehamilan, persalinan dan periode pascanatal, meminta bantuan medis jika perlu.

Dengan peningkatan kelahiran di fasilitas (hampir 80% secara global), ada

peluang besar untuk memberikan perawatan bayi baru lahir yang penting dan

mengidentifikasi serta mengelola bayi baru lahir yang berisiko tinggi. Namun,
beberapa wanita dan bayi baru lahir tetap di fasilitas selama 24 jam yang

direkomendasikan setelah kelahiran, yang merupakan waktu paling kritis ketika

komplikasi dapat terjadi. Selain itu, terlalu banyak bayi yang baru lahir meninggal

di rumah karena keluar dari rumah sakit lebih awal, hambatan untuk mengakses

dan keterlambatan dalam mencari perawatan. Keempat kontak perawatan nifas

yang direkomendasikan yang diberikan di fasilitas kesehatan atau melalui

kunjungan rumah untuk menjangkau bayi baru lahir ini dan keluarga mereka

(WHO.2019). Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk

menurunkan kematian bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2014).


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan

“Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Di

Tahun 2020”?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi

baru lahir normal di tahun 2020

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pengkajian data subjektif dan objektif pada bayi baru lahir

b. Diketahui interpretasi data meliputi diagnosa, masalah, kebutuhan

pada bayi baru lahir

c. Diketahui diagnosa dan masalah potensial pada bayi baru lahir di

d. Diketahui masalah yang membutuhkan tindakan segera, kolaborasi dan

rujukan pada bayi baru lahir

e. Diketahui perencanaan asuhan pada bayi baru lahir

f. Diketahui asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

g. Diketahui evaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

normal

h. Diketahui pendokumentasian SOAP asuhan kebidanan pada bayi baru

lahir normal
D. Manfaat Penelitian

1. Penulis

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal

2. Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan referensi sumber kepustakaan dalam meningkatkan

mutu pendidikan serta acuan untuk penelitian selanjutnya

3. Lahan Praktek

Dapat dijadikan sebagai evaluasi untuk tempat lahan praktek dalam

meningkatkan pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan pada

bayi baru lahir normal

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah studi kasus Asuhan Kebidanan pada

Bayi Baru Lahir Normal di BPM dengan memberikan Asuhan Kebidanan

sesuai program yaitu Kunjungan Neonatal ( KN ) I sampai KN III, pada saat

bayi tidak dirawat akan dilakukan kunjungan rumah.

Anda mungkin juga menyukai