TA - Desain Bracket Pada Struktur Kantilever
TA - Desain Bracket Pada Struktur Kantilever
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2017
ABSTRAK
Muh. Faisal Syam, Desain Bracket Pada Struktur Kantilever (dibimbing oleh
Ashury dan Muhammad Zubair Muis Alie).
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat dan nikmat berupa nikmat
kesehatan jasmani dan rohani yang diberikan kepada penulis, sehingga mampu
menyelesaikan tugas akhir ini sesuai yang diharapkan. Shalawat serta salam kepada
Hasanuddin.
oleh banyak pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Ayahanda (Syamsuddin) dan Ibunda (Farida) tercinta selaku orang tua atas
dukungan dan doa yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada penulis.
Terima kasih juga telah mendidik, merawat dan membesarkan hingga kini
3. Bapak Ashury, ST., MT dan Bapak Muhammad Zubair Muis Alie, ST.,
vi
4. Bapak Sabaruddin Rahman, ST., MT., Ph.D selaku penasehat akademik
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu serta pengalamannya
Crew yang selalu memberi motivasi dan dukungannya serta waktu yang telah
kita lalui bersama dalam suka dan duka. Tak lupa pula penulis sampaikan
banyak terima kasih kepada kanda-kanda senior dan dinda-dinda Junior atas
Universitas Hasanuddin.
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ............................................................................................................................. iv
ABSTRACT ........................................................................................................................... v
viii
2.5 Jenis Pembebanan ........................................................................................ 9
LAMPIRAN
ix
DAFTAR NOTASI
L Panjang Bentang mm
2
σ Tegangan N/mm
F Gaya N
2
A Luas Penampang mm
2
σijin Tegangan Ijin N/mm
ε Regangan
2
E Modulus Elastis N/mm
2
∆L Jumlah Luasan m
2
L1 Luas 1 m
2
L2 Luas 2 m
q Beban Merata N/mm
x
DAFTAR TABEL
Bracket .............................................................................................................. 37
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.4 Grafik tegangan regangan struktur kantilever tanpa bracket .............. 28
model 1 ........................................................................................................... 41
model 2 ........................................................................................................... 42
xii
Gambar 4.14 Grafik tegangan-regangan struktur kantilever menggunakan bracket
model 3 ........................................................................................................... 43
model 4 ........................................................................................................... 44
model 5 ........................................................................................................... 45
model 6 ........................................................................................................... 46
model 7 ........................................................................................................... 47
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
mendistribusikan barang dan penumpang. Maka dari itu sebuah kapal harus
yang aman serta bentuk dan desain yang baik. Hal ini disebabkan agar pada saat
berlayar kapal dapat tetap stabil dan aman hingga sampai ke pelabuhan. Oleh
karena itu, konstruksi pada kapal harus dibuat kokoh dan kuat sehingga dapat
Konstruksi kantilever adalah jenis konstruksi yang dapat menggantikan fungsi tiang
(pillar). Dengan menggunakan konstruksi kantilever ruangan yang ada pada kapal
dapat semakin luas, sehingga kapal dapat memuat muatan lebih banyak.
Namun, perlu diketahui pada struktur kantilever dapat terjadi defleksi yang
lebih besar. Jika semakin besar defleksi yang terjadi maka semakin besar pula
tersebut. Salah satu perkuatan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
1
bracket. Dimana, bracket berfungsi untuk menguatkan sambungan antara dua
diangkat studi kasus untuk melakukan analisa dengan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana desain bracket yang ideal untuk struktur kantilever pada sebuah
kapal?
pressure?
Agar kajian lebih fokus pada inti permasalahan maka dalam studi ini
2
2. Material bracket menggunakan baja ASTM A36.
ANSYS.
Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai dasar dalam
menganalisis dimensi bracket yang ideal pada struktur kantilever serta diharapkan
struktur kantilever.
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan yang mendasari penulis
masalah yang akan dianalisis, batasan masalah yang digunakan, tujuan dan
Bab ini berisi tentang dasar teori dari penelitian ini yang mendukung
3
struktur kantilever, defleksi, tegangan, kurva tegangan regangan dan
Bab ini berisi jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, penyajian
data, analisa data dilakukan studi literatur terkait dengan desain bracket
pada struktur kantilever, analisa defleksi dan tegangan yang terjadi pada
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan tentang hasil analisis struktur kantilever tanpa
bracket. Inti dari pembahasan berupa defleksi dan tegangan yang terjadi
struktur.
BAB V PENUTUP
kesimpulan dan saran atas permasalahan yang telah dibahas pada bab
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur kantilever adalah struktur dimana salah satu ujungnya dijepit dan
ujung lainnya bebas yang batas kekuatannya adalah batas terbesar ukuran
Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bentuk struktur kantilever dimana salah satu
yang dijepit, terjadi pada salah satu pangkalnya saja, sehingga cenderung ujung
yang lain menggantung sehingga memungkinkan ruang yang lebar dan bebas
kolom.
5
Namun demikian struktur ini mempunyai keterbatasan, dalam hal beban
Pada struktur kantilever dapat terjadi defleksi yang lebih besar, jika semakin
besar defleksi yang terjadi maka semakin besar pula perkuatan struktur yang harus
kondisi ruangan lebih leluasa dan dari segi ergonominya juga dirasa lebih nyaman
lain yaitu menggunakan kantilever antara lain yaitu bangunan atas kapal, ruangan-
ruangan palka, engine casing dan ruangan yang lain dimana terdapat lubang
bukaan di atasnya.
balok pada kapal yaitu gading besar di bagian sisi/lambung kapal yang dihubung
balok geladak besar oleh lutut (knee). Yang membedakan konstruksi kantilever
dan pelintang penumpu geladak kapal yaitu cara merencanakan dan betuk
konstruksinya.
Dari segi proses bongkar muat di ruang palka kapal dengan adanya
konstruksi kantilever dan tidak adanya konstruksi pillar maka barang yang di atur
di palka lebih mudah karena tidak terhalang, lebih-lebih barang dalam ukuran
6
2.3 Macam-Macam Bentuk Struktur Kantilever
Pada Gambar 2.2 menunjukkan distribusi beban pada kerangka grid lebar
pada sisi panjang dari sistem pendek bangunan. Hal-hal yang perlu
struktur pendukung.
7
c. Balok kantilever harus dihubungkan secara organis kerangkanya, sebab
Dalam struktur rangka kecuali kantilever di satu sisi dapat pula dipasang
kantilever dikedua sisi sudut bangunan bagian atas. Gambar dibawah ini
menunjukkan bagaimana cara rangka grid lebar membagi ratakan beban pada
Pada Gambar 2.3 menunjukkan bagaimana cara rangka grid lebar membagi
ratakan beban pada kolom-kolom berikut yakni kolom sudut. Disini kolom
Pemberian kantilever ini pada grid sempit tidaklah cocok, karena jarak
sisi. Disini kerangka diundurkan dari semua tampak dan hanya dapat
8
2.4 Bracket
Bracket kapal yaitu konstruksi kapal pada midship Section kapal merupakan
pelat siku yang berfungsi sebagai penguat sambungan antara dua elemen
gading besar (web Frame) atau dengan gading utama (main Frame) [8].
satu sama lain, maka ukuran konstruksi bracket umumnya dihitung berdasarkan
Beban yang dipikul oleh suatu bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian besar
yaitu beban mati dan beban hidup. Beban mati terdiri dari beban angin, salju dan
konstruksi sedangkan beban hidup terdiri dari beban manusia dan beban perabot.
Unsur struktur pada umumnya, dirancang untuk beban mati dan beban
hidup. Akan tetapi unsur tersebut dapat dibebani oleh beban yang lebih besar dari
juga harus diperhitungkan untuk suatu balok yang dirancang untuk perilaku secara
9
2.6 Parameter Struktur
diperkirakan dengan cara perhitungan matematis struktur. Hal ini perlu dilakukan
2.7 Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya
pembebanan vertikal yang diberikan kepada balok atau batang tersebut. Suatu
batang akan mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun
terbagi merata akan mengalami defleksi. Defleksi diukur dari permukaan netral
Batas defleksi ijin yang dapat diterima dalam sebuah struktur yaitu defleksi
tidak boleh melebihi 1/360 kali panjang bentangnya balok dengan beban yang
10
Dimana:
a. Kekakuan batang
gaya atau beban sangat dibutuhkan di bidang teknik bangunan. Jika suatu batang
prismatik, dengan luas tampang seragam di sepanjang batang, menerima beban atau
gaya searah dengan panjang batang, maka gaya tersebut akan menimbukan
tegangan atau tekanan pada tampang batang. Tegangan atau tekanan merupakan
bentuk dan ukuran benda bergantung pada arah dan letak gaya luar yang diberikan.
Ada beberapa jenis deformasi yang bergantung pada sifat elastisitas benda, antara
bekerja pada benda dengan luas penampang benda. Secara matematis dituliskan [3]:
11
Dimana:
2
σ = tegangan (N/mm )
F = gaya (N)
2
A = luas penampang (mm )
Batas tegangan ijin yang dapat diterima struktur berdasarkan rules BKI section 10-
dimana:
k = Faktor keamanan
batang dengan panjang mula-mula (L). Pertambahan panjang ini tidak terjadi pada
ujungnya saja, tetapi pada setiap bagian batang yang terentang dengan
berikut: [3]
ΔL / L ................................................................................................................. (2.4)
Dimana :
Hasil-hasil pengujian biasanya tergantung pada benda uji. Oleh karena sangat
12
benda uji, maka perlu dinyatakan hasil pengujian dalam bentuk yang dapat
diterapkan pada elemen struktur yang berukuran berapapun. Cara sederhana untuk
Setelah melakukan uji tarik atau tekan dan menentukan tegangan dan regangan
pada berbagai taraf beban, kita dapat memplot diagram tegangan dan regangan.
memberikan informasi penting tentang besaran mekanis dan jenis perilaku bahan baja
struktural, yang dikenal dengan baja lunak atau baja karbon rendah.
Baja struktural adalah salah satu bahan metal yang paling banyak digunakan
untuk gedung, jembatan, menara, dan jenis struktur lain. Diagram tegangan-
regangan untuk baja struktural tipikal yang mengalami tarik diperlihatkan pada
Gambar 2.4.
Pada diagram terlihat garis lurus dari pusat sumbu 0 ke titik A, yang berarti
bahwa hubungan antara tegangan dan regangan pada daerah ini linier dan
13
proporsional, dimana titik A tegangan maksimum, tidak terjadi perubahan bentuk
ketika beban diberikan disebut batas elastis, jadi tegangan di A disebut limit
regangan mulai meningkat secara lebih cepat untuk setiap pertambahan tegangan.
horisontal. Mulai dari titik B terjadi perpanjangan yang cukup besar pada benda
uji tanpa adanya pertambahan gaya tarik (dari B ke C), fenomena ini disebut luluh
dari bahan, dan titik B disebut titik luluh. Di daerah antara B dan C, bahan
menjadi plastis sempurna, yang berarti bahwa bahan terdeformasi tanpa adanya
ke D, dan beban pada akhirnya mencapai harga maksimum, dan tegangan di titik
D disebut tegangan ultimite. Penarikan batang lebih lanjut akan disertai dengan
pengurangan beban dan akhirnya terjadi putus/patah di suatu titik yaitu pada titik
E [4].
Tegangan luluh dan tegangan ultimite dari suatu bahan disebut juga masing-
masing kekuatan luluh dan kekuatan ultimite. Kekuatan adalah sebutan umum
yang merujuk pada kapasitas suatu struktur untuk menahan beban. Sebagai contoh
kekuatan luluh dari suatu balok adalah besarnya beban yang dibutuhkan untuk
14
terjadinya luluh di balok tersebut, dan kekuatan ultimit dari suatu rangka batang
adalah beban maksimum yang dapat dipikulnya, yaitu beban gagal. Tetapi dalam
melakukan uji tarik untuk suatu bahan, didefinisikan kapasitas pikul beban dengan
tegangan di suatu benda uji, bukannya beban total yang bekerja pada benda uji.
ANSYS adalah program paket yang dapat memodelkan elemen hingga untuk
masalah static, dinamik, analisis struktur (baik linear maupun non linear), masalah
perpindahan panas, masalah fluida dan juga masalah yang berhubungan dengan
penelitian ini produk yang digunakan adalah ANSYS Mechanical APDL yang
ANSYS adalah berupa gaya aksial, gaya geser, gaya lentur, momen, dan
Menganalisa lenturan antara metode elemen hingga dan metode beda hingga.
Hal yang dibahas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi lendutan dan jumlah
elemen yang digunakan. Metode Elemen Hingga dengan menggunakan finite element
package dan metode beda hingga dengan dibantu oleh program ANSYS.
terhadap luas alas. Penelitian ini menggunakan pembebanan pressure yang mana
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya dengan
Hasanuddin.
Penelitian ini menggunakan kapal general cargo dari PT. BANDAR ABADI
dengan data yang diperoleh berupa drawing main transverse section, navigation
deck and below casing wall structure, general arrangement12 dan data material
ASTM A36 dari data tersebut dapat dilihat pada Lampiran. Data struktur
kantilever yang digunakan pada pemodelan ini yaitu pada daerah navigation deck
16
Gambar 3.1 Struktur kantilever pada navigation deck
17
3.4 Analisis Data
ukuran konstruksi kantilever pada kapal general cargo seperti pada Gambar 3.1.
Selanjutnya dilakukan studi literature terkait dengan desain bracket pada struktur
kantilever, analisa defleksi dan tegangan yang terjadi pada struktur kantilever
kantilever dilakukan dengan cara memvariasikan dimensi dan tebal bracket pada
defleksi dan tegangan yang terjadi pada struktur kantilever. Adapun tahapan
1. Preferences
yang akan diselesaikan oleh software tersebut, dalam opsi preferences, ANSYS
2. Pre-processor
a. Element Type
Memilihan tipe element yang akan digunakan pada model ini. Element yang
digunakan untuk model ini yaitu shell 4node 181. Tipe element shell 4node
18
181 dipilih karena lebih cocok untuk pemodelan pelat dan memiliki enam
tipe element shell, dapat dilakukan analisis pada tegangan tiga dimensi
b. Material Properties
linear elastic (modulus elastic dan poisson ratio) dan data plastis atau
dan PRXY (poisson ratio) yang digunakan sebesar 0.26, nilai Yield Stss
yang digunakan sebesar 250 dan Tang Mod 425 dan Dens (Density) yang
c. Sections
d. Pemodelan
1) Membuat Keypoint
3) Membuat Area
e. Meshing
19
pembagian objek yang dilakukan maka hasil perhitungan akan semakin
teliti.
f. Loads
Pada tahapan ini pemodelan akan diberikan tumpuan dan beban yang
3. Solution
hasil analisis pada pemodelan. Setelah proses solution selesai maka akan
muncul kotak dialog solve, jika pemberitahuan done muncul maka dapat
dilanjutkan untuk melihat hasil analisis yang diinginkan (data defleksi dan
pemberitahuan done maka dapat dinyatakan bahwa model yang dibuat gagal.
4. Hasil analisis
memaparkan hasil analisis yang telah didapatkan berupa data defleksi dan
Dalam menganalisis struktur perlu ada kontrol nilai atau aspek parameter
ini yang dijadikan kontrol nilai apakah struktur aman atau tidak yaitu defleksi
20
dan tegangan yang diterima struktur, jika defleksi dan tegangan yang diterima
struktur tidak melebihi dari defleksi ijin dan tegangan ijin maka struktur
dikategorikan aman. Berdasarkan data yang diperoleh maka nilai defleksi ijin
dan tegangan ijin yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Defleksi Ijin
Dari Persamaan (2.1) maka defleksi ijin untuk struktur kantilever dengan
b. Tegangan Ijin
Faktor keamanan yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,9 maka
5. Kesimpulan
Pada bagian ini akan dibuat kesimpulan secara keseluruhan dari hasil analisis
21
Secara ringkas tahapan analisis diatas dapat ditunjukkan dengan alur penelitian
Mulai
Pemodelan Struktur
Menggunakan Program ANSYS
Analisis Model
Hasil Analisis
Tidak
∆struktur<∆ijin
σstruktur< σijin
Ya
Kesimpulan
Selesai
22
BAB IV
1. Beban mati
Beban mati adalah beban dengan besar yang konstan dan berada pada posisi
Dari Gambar 4.1 beban mati yang diterima yaitu beban struktur kantilever
∆L = L1 + L2
23
2 2
= 0,0025 m + 0,0009 m
2
= 0,0034 m
2
= 0,0034 m x 4,25 m
3
= 0,01445 m
3 3
= 0,01445 m x 7850 kg/m
= 113,4325 kg
= 1112,7728 N
2. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban yang besar dan posisinya dapat berubah-ubah.
Pada navigation deck ada 3 ABK yang beroperasi dengan estimasi berat 80
Karena beban yang bekerja pada penelitian ini dianggap sebagai beban
= 3464,7728 N/4250 mm
= 0,81524 N/mm
defleksi dan tegangan yang diterima struktur dapat dilihat sebagai berikut:
24
1. Defleksi
vertikal yang diberikan kepada balok atau batang tersebut. Defleksi diukur
Dari Gambar 4.2 merupakan bentuk defleksi yang terjadi pada struktur kantilever
struktur itu sendiri dimana perubahan tersebut dapat dilihat dalam perubahan
25
pada area tersebut terjadi defleksi maksimum dan warna biru menunjukkan
2. Tegangan (Stress)
Hasil tegangan yang diterima struktur kantilever tanpa bracket dapat dilihat
26
3. Grafik Hubungan antara Tegangan dengan Regangan
struktur kantilever tanpa menggunakan bracket dapat dilihat pada Tabel 4.1
2
σ (N/mm ) ε
7,6441 0,0000364
15,2882 0,0000728
26,7543 0,000127
43,9536 0,000209
69,7524 0,000332
108,451 0,000516
166,498 0,000793
242,939 0,001157
253,634 0,008532
264,58 0,034797
276,487 0,062409
288,858 0,091165
301,537 0,120902
314,419 0,151115
325,389 0,176843
Sumber : Hasil analisa ANSYS
Hasil analisis pada Tabel 4.1 dapat dibuat menjadi sebuah grafik dimana
pada grafik tersebut akan terlihat jelas hubungan tegangan regangan struktur
27
350
300
250
200
150
100
50
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
ε
Pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa ketika nilai tegangan
2
sebesar 242,939 N/mm dengan nilai regangan sebesar 0,001157, pada titik
dengan nilai regangan 0,176843, pada titik tersebut merupakan daerah plastis
4. Kontrol Nilai
Berdasarkan hasil analisis defleksi dan tegangan yang terjadi pada struktur
28
Tabel 4.2 Kontrol nilai struktur kantilever tanpa bracket
Defleksi Tegangan
2
(∆struktur<11,805 mm) (σstruktur<138,89 N/mm )
2
∆struktur = 15,194 mm σstruktur = 152,882 N/mm
(tidak memenuhi) (tidak memenuhi)
menggunakan bracket melebihi defleksi dan tegangan ijin maka struktur akan
desain bracket yang ideal untuk struktur kantilever agar layak digunakan dapat
1 Model 1 150x225 8 10
2 Model 2 150x250 8 10
3 Model 3 150x275 8 10
4 Model 4 175x225 8 10
5 Model 5 175x250 8 10
6 Model 6 175x275 8 10
7 Model 7 175x300 8 10
29
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat posisi dan bentuk desain bracket tiap model
1. Model 1
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat posisi bracket sebagai penumpu dari struktur
2. Model 2
Dari Gambar 4.6 dapat dilihat posisi bracket sebagai penumpu dari struktur
3. Model 3
Dari Gambar 4.7 dapat dilihat posisi bracket sebagai penumpu dari struktur
30
4. Model 4
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat posisi bracket sebagai penumpu dari struktur
5. Model 5
Dari Gambar 4.9 dapat dilihat posisi bracket sebagai penumpu dari struktur
6. Model 6
Dari Gambar 4.10 dapat dilihat posisi bracket sebagai penumpu dari struktur
31
7. Model 7
Dari Gambar 4.11 dapat dilihat posisi bracket sebagai penumpu dari struktur
1. Defleksi
32
2. Tegangan (Stress)
perubahan bentuk dan ukuran benda bergantung pada arah dan letak gaya luar
2
Tegangan yang diterima (N/mm )
No Uraian
Ketebalan Ketebalan
bracket 8 mm bracket 10 mm
1 Model 1 134,594 134,122
3. Kontrol Nilai
33
a. Model 1
kantilever dengan desain bracket model 1 dapat dilihat pada Tabel 4.6.
b. Model 2
kantilever dengan desain bracket model 2 dapat dilihat pada Tabel 4.7.
34
c. Model 3
kantilever dengan desain bracket model 3 dapat dilihat pada Tabel 4.8.
d. Model 4
kantilever dengan desain bracket model 4 dapat dilihat pada Tabel 4.9.
35
e. Model 5
kantilever dengan desain bracket model 5 dapat dilihat pada Tabel 4.10.
f. Model 6
kantilever dengan desain bracket model 6 dapat dilihat pada Tabel 4.11.
36
g. Model 7
kantilever dengan desain bracket model 7 dapat dilihat pada Tabel 4.12.
bracket
Ketebalan 8 mm Ketebalan 10 mm
No Uraian σ σ
2 ε 2 ε
(N/mm ) (N/mm )
6,72972 0,0000323 6,70612 0,0000323
1 Model 1 13,4594 0,0000647 13,4122 0,0000645
23,554 0,000113 23,4714 0,000113
37
38,6959 0,000186 38,5602 0,000186
61,4087 0,000295 61,1934 0,000294
95,478 0,000459 95,1432 0,000458
146,582 0,000705 146,068 0,000703
213,879 0,001028 213,129 0,001026
249,003 0,003192 248,793 0,003192
256,33 0,015089 255,73 0,013734
265,694 0,037003 264,724 0,034768
276,28 0,061747 275,023 0,05885
297,449 0,111434 286,762 0,086333
306,933 0,133716 299,226 0,11554
311,066 0,14342 309,714 0,140153
6,67658 0,0000318 6,6823 0,0000319
13,3532 0,0000636 13,3646 0,0000637
23,368 0,000111 23,388 0,000111
38,3903 0,000183 38,4232 0,000183
60,9238 0,00029 60,976 0,000291
94,7239 0,000451 94,8051 0,000452
145,424 0,000693 145,549 0,000694
212,19 0,001011 212,372 0,001012
250,054 0,003192 250,056 0,003192
2 Model 2 258,236 0,019532 258,147 0,019393
267,797 0,042143 267,609 0,041896
270,194 0,047788 269,996 0,047527
272,606 0,053436 272,409 0,053165
276,288 0,06204 276,103 0,061758
279,948 0,070621 279,791 0,070365
285,46 0,083985 285,364 0,083415
294,366 0,105776 293,709 0,10309
300,991 0,121088 299,642 0,117061
306,75 0,134362 305,58 0,131673
6,48941 0,0000317 6,46884 0,0000317
12,9788 0,0000635 12,9377 0,0000635
22,7129 0,000111 22,641 0,000111
37,3141 0,000183 37,1959 0,000182
3 Model 3
59,2158 0,00029 59,0282 0,00029
92,0685 0,00045 91,7767 0,00045
141,347 0,000691 140,9 0,000691
206,241 0,001009 205,588 0,001008
38
249,837 0,003192 249,762 0,003192
251,495 0,003719 251,439 0,003624
255,392 0,013418 255,281 0,013247
261,624 0,028889 261,297 0,028555
270,035 0,049614 269,608 0,049246
279,903 0,070716 278,059 0,070159
290,339 0,095179 288,139 0,091292
296,013 0,108389 293,735 0,103398
301,693 0,1216 299,424 0,116688
6,72291 0,0000323 6,70042 0,0000323
13,4458 0,0000647 13,4008 0,0000645
23,5302 0,000113 23,4515 0,000113
38,6568 0,000186 38,5274 0,000185
61,3466 0,000295 61,1413 0,000294
95,3813 0,000459 95,0622 0,000458
146,433 0,000704 145,943 0,000703
4 Model 4 213,663 0,001027 212,948 0,001025
248,908 0,003192 248,726 0,003192
256,147 0,014678 255,6 0,013454
265,317 0,036118 264,335 0,033867
275,775 0,060575 274,48 0,057574
291,634 0,101025 286,109 0,08481
312,216 0,148709 298,45 0,115886
314,419 0,151115 313,442 0,15195
6,67777 0,0000318 6,68349 0,0000319
13,3555 0,0000637 13,367 0,0000637
23,3722 0,000111 23,3922 0,000112
38,3972 0,000183 38,4301 0,000183
60,9347 0,00029 60,9868 0,000291
94,7409 0,000452 94,822 0,000452
145,45 0,000693 145,575 0,000694
5 Model 5 212,228 0,001012 212,41 0,001013
250,055 0,003192 250,057 0,003192
258,201 0,019474 258,118 0,01935
267,679 0,041989 267,484 0,041747
270,07 0,047624 269,851 0,047356
272,48 0,053265 272,256 0,052976
276,171 0,061859 275,942 0,061542
279,854 0,070466 279,636 0,070137
39
285,396 0,083473 285,209 0,083169
293,715 0,103088 293,601 0,102899
299,633 0,118397 299,566 0,116954
306,617 0,134471 306,028 0,13231
6,48311 0,0000318 6,49064 0,0000318
12,9662 0,0000635 12,9813 0,0000635
22,6909 0,000111 22,7172 0,000111
37,2779 0,000183 37,3212 0,000183
59,1584 0,00029 59,2271 0,00029
91,9791 0,000451 92,086 0,000451
141,21 0,000692 141,374 0,000692
206,041 0,00101 206,281 0,00101
6 Model 6 249,814 0,003192 249,731 0,003192
251,459 0,003654 251,413 0,003577
255,351 0,013353 255,229 0,013171
261,497 0,028764 261,22 0,028471
269,864 0,049474 269,401 0,049101
279,027 0,070374 277,832 0,070022
289,217 0,092793 287,137 0,091214
294,842 0,105974 292,536 0,102607
300,534 0,119238 298,067 0,114094
5,99174 0,0000286 5,99128 0,0000285
11,9835 0,0000571 11,9826 0,0000571
20,9711 0,0000999 20,9695 0,0000999
34,4525 0,000164 34,4499 0,000164
54,6746 0,000261 54,6705 0,000261
85,0078 0,000405 85,0013 0,000405
130,508 0,000622 130,498 0,000622
190,425 0,000907 190,41 0,000907
7 Model 7 244,939 0,001166 244,957 0,001167
252,265 0,005614 252,256 0,005588
256,773 0,016972 256,786 0,016965
262,249 0,029362 262,272 0,029368
270,27 0,048005 270,293 0,04802
280,895 0,073074 280,903 0,073065
290,913 0,097197 290,925 0,097224
296,222 0,110095 296,257 0,11011
301,608 0,123341 301,567 0,123362
Sumber : Hasil analisis ANSYS
40
b. Grafik hubungan tegangan dan regangan
dengan beban terbagi merata dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
350
300
250
200
150
8 mm
100 10 mm
tanpa bracket
50
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
ε
Sumber : Hasil analisis ANSYS
41
0,140153 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai tegangan-regangan
350
300
250
200
150
8 mm
100 10 mm
tanpa bracket
50
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
ε
Sumber : Hasil analisis ANSYS
42
0,131673 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai tegangan-regangan
350
300
250
m
m
N
(
2
150
)
200
σ
8 mm
100 10 mm tanpa
bracket
50
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
ε
43
dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai tegangan-regangan yang diterima
350
300
250
m
m
N
(
2
150
)
200
σ
8 mm
100 10 mm tanpa
bracket
50
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
ε
44
0,15195 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai tegangan-regangan
350
300
250
200
150
8 mm
100
10 mm
tanpa bracket
50
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
ε
45
0,13231 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai tegangan-regangan
350
300
250
2(N/mm )
200
150 8 mm
σ
10 mm tanpa
100
bracket
50
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
ε
46
0,114094 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai tegangan-regangan
350
300
250
2(N/mm )
200
150 8 mm
σ
10 mm tanpa
100
bracket
50
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
ε
47
0,123362 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai tegangan-regangan
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa struktur kantilever maka nilai defleksi ijin yang
melebihi batas defleksi ijin dan tegangan ijin yaitu nilai defleksi maksimum
2
sebesar 15,194 mm dan nilai tegangan maksimum sebesar 152,882 N/mm ,
karena melebihi batas ijin maka struktur kantilever perlu di tambahkan bracket
Dalam penelitian ini, ada 7 model desain bracket yang dianalisis dengan
ketebalan 8 mm dan 10 mm. Dari hasil analisis tiap-tiap model bracket nilai
besar kecilnya defleksi dan tegangan yang diterima, meskipun dimensi bracket sama
dengan penambahan ketebalan bracket nilai defleksi dan tegangan yang diterima
mm, maka defleksi yang diterima akan lebih kecil. Hasil analisis bracket dari 7
48
2 2
untuk nilai tegangan yang diterima sebesar 134,594 N/mm dan 134,122 N/mm .
maksimum yang diterima sebesar 12,541 mm dan 12,4246 mm, untuk nilai tegangan
2 2
yang diterima sebesar 133,532 N/mm dan 133,646 N/mm . Model 3 dengan
sebesar 12,3706 mm dan 12,2403 mm, untuk nilai tegangan yang diterima sebesar
2 2
129,788 N/mm dan 129,377 N/mm . Model 4 dengan ketebalan 8 mm dan 10 mm
2
134,008 N/mm . Model 5 dengan ketebalan 8 mm dan 10 mm masing-masing nilai
defleksi maksimum yang diterima sebesar 12,5013 mm dan 12,391 mm, untuk nilai
2 2
tegangan yang diterima sebesar 133,555 N/mm dan 133,67 N/mm . Model 6
diterima sebesar 12,264 mm dan 12,1442 mm, untuk nilai tegangan yang diterima
2 2
sebesar 129,662 N/mm dan 129,813 N/mm . Model 7 dengan ketebalan 8 mm dan
2
119,826 N/mm .
sampai dengan model 6 dengan ketebalan 8 mm, dimensi bracket tidak dapat
digunakan karena hasil analisis defleksi yang diterima struktur kantilever masih
49
Analisa model 1 sampai dengan model 6 dengan ketebalan 10 mm,
dimensi bracket tidak dapat digunakan karena hasil analisis defleksi yang
karena hanya sedikit mengurangi nilai defleksi dan tegangan yang diterima
struktur.
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari 7 model yang didesain model yang desainnya dianggap ideal untuk
karena hasil analisis defleksi dan tegangan yang diterima struktur kantilever
kantilever dapat digunakan karena defleksi dan tegangan yang diterima tidak
5.2 Saran
penulis menyarankan:
51
1. Beban yang bekerja pada struktur kantilever divariasikan dengan
bracket tempel untuk mengetahui posisi bracket yang baik digunakan pada
struktur kantilever.
52
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arham, Dedi. 2014. Konstruksi Kapal 1 (midship section and sheel
expansion task). Gowa: Universitas Hasanuddin.
[2] Dzhano, Engkos. 2013. Cantilever Slab. https://www.scribd.com/doc/1751
21819/Sko-2-Tentang-Cantilever-Slabdocp. Diakses pada 17 April 2017
pukul 00.30.
[3] Hisham. 2015. Pengertian tegangan dan regangan. http://hisham.id/
2015/06/pengertian-tegangan-dan-regangan.html. Diakses pada 17 April
2017 pukul 22.15.
[4] Maulana, Aji. Tanpa Tahun. Bab II Studi Pustaka. http://elib.unikom.ac.id/
download.php?id=93379. Diakses pada 17 April 2017 pukul 22.05.
[5] Nurdianyoto, Kresna. 2016. Perencanaan Struktur Beton (Pelat Lantai
Kantilever) – part. 6. http://www.newkidjoy.com/2016/01/perencanaan-
struktur-beton-pelat-lantai.html. Diakses pada 17 April 2017 pukul 19.20.
[6] Putra, Kadek Bagus Widana. 2010. Dasar-Dasar Tegangan. http://pustaka-
ts.blogspot.co.id/2010/11/dasar-dasar-tegangan.html. Diakses pada 17
april 2017 pukul 21.40.
[7] Ramadhan, Afrizal. 2012. ANSYS (Introduction). http://www.afrizalr.com/
2012/02/ansys-introduction.html. Diakses pada 17 April pukul 01,08.
[8] Wahyuddin, Mohamad. 2011. Konstruksi Kapal pada Midship Section
Kapal. http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/01/konstruksi-kapal-pada-
midship-section.html. Diakses pada 17 April 2017 pukul 20.53.
[9] Zain, Muchlis. 2011. Defleksi dan Hal-hal yang Mempengaruhi.
http://muchlis 88.blogspot.co.id/2011/03/defleksi-dan-hal-hal-yang-
mempengaruhi.html. Diakses pada 17 April 2017 pukul 18.30.
53