DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Kelompok 14 :
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah dan Inayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Perpajakan 2 dengan materi pembahasan tentang Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perpajakan 2. Tugas yang telah kami buat ini mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, baik dari pihak pemberi referensi serta dosen pengampu mata kuliah
Perpajakan 2. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam pembuatan tugas makalah Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tatanan bahasanya. Oleh karena itu kami
berlapang dada menerima segala saran dan kritik membangun dari pembaca agar
kami dapat memperbaikinya dan tidak mengulangi kesalahan serupa dikemudian
hari.
Harapan kami semoga tugas ini dapat bermanfaat dalam manambah
wawasan, pengatahuan dan inspirasi dari pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.8. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dalam Mendaftarkan Objek Pajak........5
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................9
ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi
individu seperti kepentingan rakyat, pendidikan, kesejahteraan rakyat,
kemakmuran rakyat dan sebagainya. Sehingga pajak merupakan salah satu alat
untuk mencapai tujuan Negara.
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pungutan atas tanah dan bangunan yang
muncul karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi bagi
seseorang atau badan yang memiliki suatu hak atasnya, atau memperoleh manfaat
dari padanya.
Dilihat dari sifatnya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang
bersifat kebendaan. Artinya, besaran pajak terutang ditentukan dari keadaan objek
yaitu bumi dan/atau bangunan. Sedangkan keadaan subjeknya tidak ikut
menentukan besarnya barang.
1
3. Siapa yang menjadi Subjek PBB?
4. Bagaimana tarif PBB?
5. Apa yang dimaksud NJOP?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dilihat dari sifatnya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang
bersifat kebendaan. Artinya, besaran pajak terutang ditentukan dari keadaan objek
yaitu bumi dan/atau bangunan. Sedangkan keadaan subjeknya tidak ikut
menentukan besarnya barang.
a. Sawah.
b. Ladang.
c. Kebun.
d. Tanah.
e. Pekarangan.
f. Tambang.
a. Rumah tinggal
b. Bangunan usaha
c. Gedung bertingkat
d. Pusat perbelanjaan
e. Pagar mewah
f. Kolam renang
g. Jalan tol.
3
2.3. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan
Subjek PBB adalah orang pribadi dan badan yang secara nyata memiliki
hal-hal berikut ini:
4
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak
dan Retribusi Daerah, maka kewenangan dalam pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) telah diserahkan ke
pemerintah kabupaten/kota. Sedangkan, untuk PBB sektor Pertambangan,
Perhutanan, dan Perkebunan (PBB P3) masih di bawah wewenang pemerintah
pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
2.8. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dalam Mendaftarkan Objek Pajak
Berikut ini hak-hak Anda ketika mengurus atau mendaftarkan Objek Pajak Anda
ke KPP dan KP2KP:
5
4. Anda boleh memperbaiki atau mengisi ulang SPOP jika terdapat kesalahan
dalam pengisian. Namun, perbaikan ini juga harus disertai dengan
fotokopi bukti sah sertifikat tanah, akta jual beli tanah, dan lain
sebagainya.
5. Anda juga berhak menunjuk pihak lain selain pegawai DJP dengan syarat
melampirkan surat kuasa khusus yang disertai meterai, sebagai tanda atas
kuasa wajib pajak untuk mengisi serta menandatangani SPOP.
6. Anda berhak mengajukan permohonan secara tertulis soal penundaan
penyampaian SPOP asalkan tidak melampaui batas waktu dan
menyebutkan alasan-alasan yang sah.
1. Kewajiban Anda sebagai wajib pajak yang memiliki objek pajak bumi dan
bangunan adalah mendaftarkan objek pajak dengan mengisi SPOP.
2. Ketika mengisi SPOP harus jelas, benar, dan lengkap. Artinya, data dapat
dibaca sehingga tidak menimbulkan salah tafsir, sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, dan data terisi seluruhnya, kemudian ditandatangani,
serta melampirkan surat kuasa khusus jika proses pengisian/pengurusan
SPOP dikuasakan.
3. Memberikan atau menyampaikan kembali SPOP yang telah Anda isi ke
KPP Pratama atau KP2KP setempat paling lambat 30 hari setelah formulir
SPOP diterima.
4. Jika ada perubahan data, Anda wajib melaporkan perubahan atas data
objek pajak ke KPP Pratama atau KP2KP setempat dengan mengisi
kembali SPOP sebagai perbaikan SPOP yang salah sebelumnya dengan
melampirkan beberapa dokumen pendukung seperti, Fotokopi sertifikat
tanah, akta jual beli tanah, dan lain sebagainya.
NJOP merupakan harga rata-rata atau harga pasar pada transaksi jual beli
tanah. Dalam hal ini, objek pajaknya adalah bumi dan bangunan. Setiap tahun,
6
biasanya Menteri Keuangan dengan mendengarkan pertimbangan bupati/walikota
menetapkan NJOP. Penetapan tersebut didasarkan atas sejumlah hal seperti:
- Letak.
- Pemanfaatan.
- Peruntukan.
- Kondisi Lingkungan.
Terdapat juga dasar penetapan NJOP saat tidak ada transaksi jual beli.
7
kabupaten/kota setinggi-tingginya senilai Rp12.000.000 dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
Objek pajak lainnya seperti Pedesaan dan Perkotaan dilihat dari nilai
NJOP-nya, yakni:
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Pajak Bumi dan
Bangunan adalah pungutan atas tanah dan bangunan yang muncul karena adanya
keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi bagi seseorang atau badan yang
memiliki suatu hak atasnya, atau memperoleh manfaat dari padanya.
Dilihat dari sifatnya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang
bersifat kebendaan. Artinya, besaran pajak terutang ditentukan dari keadaan objek
yaitu bumi dan/atau bangunan. Sedangkan keadaan subjeknya tidak ikut
menentukan besarnya barang.
Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) merupakan dasar penghitungan PBB. NJKP
juga dikenal sebagai assessment value atau nilai jual objek yang akan dimasukan
dalam perhitungan pajak terutang. Artinya, NJKP merupakan bagian dari NJOP.
NJOPTKP merupakan batas Nilai Jual Objek Pajak atas bumi dan bangunan yang
tidak kena pajak.
3.2 Saran
Dari uraian di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
manfaat dari pembahasan mengenai pajak pertambahan nilaidapat disebar luaskan
dan memberikan wawasan positif bagi yang membacanya, sehingga literasi terkait
PBB dapat terus berkembang dan makalah ini dapat menjadi sumber informasi
yang bermanfaat bagi pembacanya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10