Anda di halaman 1dari 3

Ciri-ciri penelitian kuantitatif

a.       Sifat realitasnya dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur.


b.      Hubungan peneliti dengan yang diteliti independen, supaya terbangun objektivitas.
c.       Hubungan variabelnya sebab-akibat (kausal)
d.      Cenderung membuat generalisasi
e.       Cenderung bebas nilai .1[9]
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R& D, (Bandung: AFFABETA, 2012) hlm.1

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari pada asumsi, kemudian ditentukan variabel,
dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode-metode penelitian yang valid, terutama
dalam penelitian kuantitatif. Adapun ciri dari penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

1. Adanya hubungan antarvariabel


2. Biasanya penelitian dilakukan dengan cara deduktif
3. Penelitian kuantitatif berhubungan erat dengan angka-angka sebagai bahan penelitian,
sehingga peralatan seperti kalkulator, komputer, dan lainnya dengan serta merta menjadi
instrumen utama penelitian kuantitatif
4. Teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif antara lain
yaitu eksperimen survei, dan angket.
5. Karena penelitian kuantitatif biasanya dilakukan dengan cara deduktif, maka analisis
dilakukan setelah pengumpulan data.
6. Hubungan dengan responden memiliki jarak dan berjangka pendek.

https://www.zenius.net/prologmateri/sosiologi/a/1457/ciripenelitiankua
ntitatif

1. Penelitian Deskriptif Kuantitatif

1
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan
menggunakan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik individu atau kelompok
(Syamsudin & Damiyanti: 2011). Penelitian ini menilai sifat dari kondisi-kondisi yang tampak.
Tujuan dalam penelitian ini dibatasi untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana
adanya. Contoh: Berapa besar nilai rata-rata kemampuan efektif membaca peserta didik di SMP?

Penelitian ini sangat penting sebagai studi pendahuluan bagi penelitian lain atau penelitian
lanjutan. Adapun ciri-ciri penelitian deskriptif kuantitatif sebagai berikut.

 Cenderung menggunakan satu variabel dalam operasionalnya.


 Tidak menutup kemungkinan menggunakan dua variabel atau lebih tetapi tidak untuk
dihubungkan, dibandingkan, atau dicari sebab-akibat.
 Analisis data diarahkan pada pencarian mean, persentase, atau modus.
 Kegiatan data dimungkinkan untuk diwakilkan.
 Analisis data dilakukan sesudah semua data terkumpul.

2. Penelitian Korelasi

Penelitian korelasi ini berhubunngan dengan penilaian antara dua atau lebih fenomena.jenis
penelitian ini biasanya melibatkkan ukuran statistik tingkat/derajat hubungan,yang disebut
korelasi (Syamsudin & Damiyanti: 2011). Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak
berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel
lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai
yang tinggi pada variabel yang lain. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi pada suatu variabel
berhubungan dengan nilai yang rendah pada variabel lainnya. Korelasi yang tinggi antara tinggi
badan dan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan badan yang berat, tetapi
antara keduanya memiliki hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya yaitu
ketidaksejajaran (korelasi negatif), badan yang tinggi tetapi berat yang rendah (ringan).

Sebagai contoh penelitian korelasi ini misalnya “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan
Motivasi Membaca”. Setiap metode penelitian memiliki ciri-ciri/karakteristiknya masing-masing
sebagai pembeda dengan metode penelitian yang lain. Berikut ciri-ciri penelitian korelasi.

 Menghubungkan dua variabel atau lebih


 Besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi
 Dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi, seperti penelitian eksperimen
 Data bersifat kuantitatif
 Dianalisis dengan menggunakan statistik korelasi
 Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam lingkungan nyata
 Memungkinkan peneliti mendapatkan derajad asosiasi yang signifikan.

3. Penelitian Ekspos Fakto 

Penelitian ekspos fakto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi
perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat
dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi.
Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis bahwa sesuatu variabel disebabkan
oleh variabel tertentu dan mengakibatkan variabel tertentu.

Sebagai contoh, penelitian tentang pengaruh kebiasaan membaca orang tua terhadap minat baca
siswa. Salah satu variabel di atas, yaitu kebiasaan membaca orang tua tidak bias dimanipulasi,
sehingga peneliti melihat pengaruhnya setelah kondisi tersebut terjadi.

Mirip dengan penelitian eksperimental namun tidak ada pengontrolan variabel, dan biasanya juga
tidak ada pra tes. Adapun ciri-ciri penelitian ekspos fakto, yaitu:

 Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.


 Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut kebelakang untuk
menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
 Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.
 Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.
 Dasar logika dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris.

Daftar pustaka

Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof.Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin, dkk. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai