Anda di halaman 1dari 12

Rumus Tegangan Tali Pada Gerak Melingkar

Vertikal, Contoh Soal dan Pembahasan


 1. Besaran Fisika
 2. Vektor dan Resultan
 3. Mekanika (Kinematika dan Dinamika)
 4. Fisika Optik
 5. Suhu dan Kalor
Pernahkah kalian berkunjung ke Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol, di
Jakarta Utara? Di tempat tersebut banyak dijumpai wahana permainan yang
menerapkan prinsip gerak melingkar vertikal seperti Swing Boat (kora-kora
atau perahu ayun) dan Roller Coaster (kereta luncur). Gerak melingkar vertikal
juga dialami oleh seseorang yang mengendarai mobil di daerah perbukitan
yang naik turun atau pilot yang melakukan demonstrasi gerakan loop di langit.

Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar mengenai cara menentukan rumus
gaya tegangan tali pada benda yang bergerak melingkar vertikal. Misalnya,
sebuah batu yang diikat dengan seutas tali kemudian diputar secara vertikal.
Jika kalian pernah melakukannya, tentu kalian akan merasakan perbedaan
tegangan tali saat benda berada di titik tertinggi, terendah, mendatar dan
sembarang titik yang membentuk sudut θ.

Pada saat benda berada di titik terendah, Tegangan tali yang kita rasakan
cukup besar. Namun seiring benda bergerak melingkar ke atas, tegangan tali
yang kita rasakan semakin lama semakin kecil dan puncaknya, ketika benda
mencapai titik tertinggi, tegangan tali hampir tidak kita rasakan sama sekali.
Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan
penjelasan berikut ini.
Ketika sebuah benda bermassa m diikatkan pada ujung seutas tali kemudian
ujung tali lainnya diputar secara vertikal, maka benda tersebut akan bergerak
melingkar mengikuti lintasan yang dibentuk putaran tali. Ketika benda
bergerak melingkar vertikal, besar gaya tegangan tali di setiap titik sepanjang
lintasan berbeda-beda. Perbedaan ini timbul karena terjadinya perubahan arah
gaya tegangan tali dan gaya berat benda pada saat tali dan benda berputar.

Coba kalian perhatikan gambar di atas. Di titik A, B, C, D dan E arah gaya


tegangan tali T dan gaya berat w terhadap pusat lingkaran berubah-ubah. Di
titik A atau titik terendah, tegangan tali dan gaya berat bekerja dalam satu
garis tetapi berlawanan arah. Sedangkan di titik E atau titik tertinggi kedua
gaya tersebut bekerja searah. Berikut ini akan dibahas rumus gaya tegangan
tali di 5 titik tersebut.

#1 Tegangan Tali di Titik Terendah


Perhatikan kembali gambar di atas, di titik A komponen gaya yang bekerja
dalam arah radial (berhimpit dengan jari-jari lingkaran) adalah gaya tegangan
tali T  dan gaya berat w. Arah gaya tegangan tali menuju pusat lingkaran
A

sedangkan gaya berat menjauhi pusat lingkaran. Dalam gerak melingkar, gaya-
gaya yang bekerja dalam arah radial merupakan gaya sentripetal.
Apabila arah gaya menuju pusat lingkaran maka gaya berharga positif.
Sedangkan jika menjauhi pusat lingkaran maka gaya berharga negatif.
Berdasarkan Hukum II Newton, persamaan gerak benda di titik A adalah
sebagai berikut.
ΣF  = ma
s s

T  − w = ma
A s

T  = ma  + w
A s

T  = mv /R + mg
A
2

T  = m(v /R + g)
A
2

Karena v /R = ω R maka


2 2

T  = m(ω R + g)
A
2

Dengan demikian, rumus gaya tegangan tali di titik terendah untuk benda yang
bergerak melingkar vertikal adalah sebagai berikut.

T = m(v /R + g)
A
2

T = m(ω R + g)
A
2

Keterangan:
T A = Tegangan tali di titik A (N)
m = Massa benda (kg)
v = Kecepatan linear (m/s)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
R = Jari-jari lintasan (m)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s ) 2
#2 Tegangan Tali di Titik Bawah Membentuk Sudut
Ketika benda bergerak dari titik terendah (A) menuju titik yang membentuk
sudut θ terhadap garis vertikal (B), maka gambar garis-garis gaya yang bekerja
pada benda secara detail diperlihatkan seperti pada gambar di bawah ini.

Pertama, gambar gaya tegangan tali yang arahnya sudah pasti menuju pusat
lingkaran. Selanjutnya gambar garis gaya berat yang arahnya selalu ke bawah
menuju pusat gravitasi bumi. Sekarang coba kalian perhatikan gambar di atas.
jika perpanjangan garis gaya tegangan tali dijadikan patokan sumbu-Y dan
perpanjangan garis vektor kecepatan linear v dijadikan sebagai sumbu-X, maka
gaya berat w membentuk sudut θ terhadap sumbu-Y.

Karena membentuk sudut terhadap sumbu-Y, maka gaya berat w dapat


diproyeksikan ke sumbu-X dan juga sumbu-Y sesuai dengan aturan proyeksi
vektor. Hasil proyeksi gaya berat ini adalah w  dan w . Apabila semua gaya telah
X Y

berhasil digambarkan, maka langkah selanjutnya adalah meninjau gaya-gaya


yang bekerja pada arah radial.

Dari gambar di atas, dapat kalian lihat bahwa komponen gaya yang bekerja
pada arah radial (berhimpit dengan jari-jari lingkaran) adalah gaya tegangan
tali T  dan proyeksi gaya berat pada sumbu-Y yang disimbolkan dengan w . Arah
B Y

T  menuju pusat lingkaran sedangkan w  menjauhi pusat lingkaran. Berdasarkan


B Y

Hukum Newton, persamaan gerak benda di titik B adalah sebagai berikut.


ΣF  = ma
s s

T  – w  = ma
B Y s
T  = ma + w
B s  Y

Kemudian kita lihat hubungan antara w dan w . Dengan menggunakan


Y

konsep trigonometri, maka kita peroleh hubungan antara w dan w sebagai


Y

berikut.
Cos θ = w /w Y

w  = w cos θ
Y

Dengan demikian, persamaan gaya tegangan tali sebelumnya dapat kita


tulis ulang sebagai berikut.
T  = ma + w cos θ
B s 

T = mv /R + mg cos θ

2

T  = m(v /R + g cos θ)


B
2

Karena v /R = ω R maka2 2

T  = m(ω R + g cos θ)


B
2

Jadi rumus gaya tegangan tali di titik bawah membentuk sudut tertentu untuk
benda yang bergerak melingkar vertikal adalah sebagai berikut.

T = m(v /R + g cos θ)
B
2

T = m(ω R + g cos θ)
B
2

Keterangan:
T B = Tegangan tali di titik B (N)
m = Massa benda (kg)
v = Kecepatan linear (m/s)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
R = Jari-jari lintasan (m)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s ) 2
θ = Sudut antara tali dan garis vertikal

#3 Tegangan Tali di Titik Tengah


Advertisement

Baca Juga:

 Contoh Soal Katrol Ganda dan Jawabannya Lengkap


 Perbedaan Gaya Sentripetal dan Sentrifugal Beserta Contohnya
 Rumus Kecepatan Minimum Gerak Melingkar Vertikal

Coba kalian amati lagi gambar pertama. Ketika benda berada di titik C atau titik
tengah, maka benda dikatakan berada pada posisi seimbang. Di titik ini,
komponen gaya yang bekerja dalam arah radial hanya gaya tegangan tali
sedangkan gaya berat bekerja tegak lurus terhadap arah radial. Dengan
demikian, yang berperan sebagai gaya sentripetal adalah gaya tegangan tali
saja. Menurut Hukum II Newton, persamaan gerak benda di titik C adalah
sebagai berikut.

ΣF  = ma
s s

T  = ma
C s

T  = mv /R
C
2

Karena v /R = ω R maka


2 2

T = mω R

2

Dengan demikian, rumus gaya tegangan tali di titik tengah untuk benda yang
bergerak melingkar vertikal adalah sebagai berikut.

T = mv /R
C
2

T = mω R
C
2
Keterangan:
TC = Tegangan tali di titik C (N)
m = Massa benda (kg)
v = Kecepatan linear (m/s)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
R = Jari-jari lintasan (m)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s ) 2

#4 Tegangan Tali di Titik Atas Membentuk Sudut


Ketika benda mencapai titik D yang membentuk sudut sebesar θ terhadap garis
vertikal, maka arah gaya tegangan tali menuju pusat lingkaran sedangkan arah
gaya berat lurus ke bawah menuju pusat bumi. Seperti pada pembahasan
sebelumnya, ketika benda berada di titik dengan sudut kemiringan tertentu,
maka gaya beratnya dapat diproyeksikan terhadap sumbu-X dan sumbu-Y.
Perhatikan gambar berikut.

Coba kalian amati gambar di atas secara cermat. Apabila perpanjangan garis
gaya tegangan tali dijadikan sebagai sumbu-Y dan perpanjangan garis vektor
kecepatan linear v dijadikan sebagai sumbu-X, maka gaya berat akan
membentuk sudut θ terhadap sumbu-Y. Dengan demikian, gaya berat dapat
diproyeksikan pada sumbu-X dan sumbu-Y.
Apabila proyeksi gaya berat w terhadap sumbu-X dilambangkan dengan w  dan
X

proyeksi gaya berat w terhadap sumbu-Y dilambangkan dengan w , maka


Y

komponen gaya yang bekerja pada arah radial adalah gaya tegangan tali T  dan
D

proyeksi gaya berat pada sumbu-Y atau w  di mana kedua gaya ini arahnya
Y

sama-sama menuju pusat lingkaran. Berdasarkan Hukum II Newton,


persamaan gerak benda pada titik ini adalah sebagai berikut.
ΣF  = ma
s s

T  + w  = ma
D Y s

T  + w  = mv /R
D Y
2

T = mv /R – w

2
Y

Karena w = w cos θ maka Y 

T = mv /R – w cos θ

2

T = mv /R – mg cos θ

2

T = m(v /R – g cos θ)



2

Karena v /R = ω R maka persamaan di atas dapat kita tulis menjadi


2 2

T = m(ω R – g cos θ)



2

Dengan demikian, rumus gaya tegangan tali di titik atas membentuk sudut
tertentu untuk benda yang bergerak melingkar vertikal adalah sebagai berikut.

T = m(v /R − g cos θ)


D
2

T = m(ω R − g cos θ)


D
2

Keterangan:
T D = Tegangan tali di titik D (N)
m = Massa benda (kg)
v = Kecepatan linear (m/s)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
R = Jari-jari lintasan (m)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s ) 2

θ = Sudut antara tali dan garis vertikal

#4 Tegangan Tali di Titik Tertinggi


Sekali lagi, coba kalian perhatikan gambar pertama di atas. Di titik E atau titik
tertinggi arah gaya tegangan tali dan gaya berat sama-sama menuju pusat
lingkaran sehingga kedua gaya ini berperan sebagai gaya sentripetal positif.
Berdasarkan Hukum II Newton, persamaan gerak benda di titik teratas adalah
sebagai berikut.
ΣF  = ma
s s

T  + w = ma
E s

T  = ma  − w
E s

T  = mv /R − mg
E
2

T  = m(v /R − g)
E
2

Karena v /R = ω R maka


2 2

T  = m(ω R − g)
E
2

Dengan demikian, rumus gaya tegangan tali di titik terendah untuk benda yang
bergerak melingkar vertikal adalah sebagai berikut.

T = m(v /R − g)
E
2

T = m(ω R − g)
E
2

Keterangan:
T E = Tegangan tali di titik E (N)
m = Massa benda (kg)
v = Kecepatan linear (m/s)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
R = Jari-jari lintasan (m)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s ) 2

Dari penjelasan di atas, kita peroleh rumus besar gaya tegangan tali di titik
terendah adalah T = ma  + w sedangkan di titik tertinggi besar gaya tegangan
s

talinya adalah T = ma  – w. Dengan demikian, di titik terendah T merupakan


s

gaya tegangan tali maksimum karena berfungsi untuk mengimbangi gaya berat
benda agar benda tidak jatuh ke bawah dan tetap bergerak melingkar.

Sedangkan di titik tertinggi, nilai T merupakan nilai minimum karena arah gaya
berat searah dengan gaya tegangan tali sehingga gaya tegangan tali tidak
berfungsi untuk melawan gaya berat. Itulah kenapa pada saat di titik terendah,
tegangan tali yang kita rasakan cukup besar sedangkan di titik tertinggi kita
hampir tidak merasakan tegangan tali.

Contoh Soal #1
Nizar mengikat bolpointnya yang bermassa 0,1 kg dengan seutas tali dan
diputar vertikal dengan kecepatan tetap 4 m/s. Jika panjang tali 1 m dan
percepatan gravitasi bumi 10 m/s , maka tentukan tegangan tali saat bolpoint
2

berada di posisi terendah dan posisi tertinggi!


Jawab
Diketahui:
m = 0,1 kg
v = 4 m/s
r=1m
g = 10 m/s 2

maka gaya tegangan tali di titik terendah adalah


T  = m(v /R + g)
A
2
T  = (0,1)[(4) /1 + 10]
A
2

T  = (0,1)(16 + 10)
A

T  = (0,1)(26)
A

T  = 2,6 N
A

Sedangkan gaya tegangan tali di titik tertinggi adalah


T  = m(v /R − g)
A
2

T  = (0,1)[(4) /1 − 10]
A
2

T  = (0,1)(16 − 10)
A

T  = (0,1)(6)
A

T  = 0,6 N
A

Contoh Soal #2
Sebuah benda bermassa 2 kg diikat dengan seutas tali yang memiliki panjang
1,5 meter. Kemudian, benda tersebut diputar menurut lintasan lingkaran
vertikal dengan kecepatan sudut tetap. Jika g = 10 m/s  dan pada saat benda di
2

titik terendah, tali mengalami tegangan sebesar 47 Newton, kecepatan


sudutnya (dalam rad/s) adalah
Jawab
Diketahui:
T  = 47
A

m = 2 kg
r = 1,5 m
g = 10 m/s 2

Rumus gaya tegangan tali di titik terendah adalah


T  = mω R + mg
A
2

mω R = T – mg
2

ω  = (T – mg)/mR
2

ω = √[(T – mg)/mR] A 

ω = √[(47 – 2×10)/(2)(1,5)] 
ω = √[(47 – 20)/3]
 

ω = √(27/3)
ω = √9
ω = 3 rad/s

Anda mungkin juga menyukai