PERPUSTAKAAN
Makalah Disajikan dalam Diskusi
pada Mata Kuliah
Oleh:
Kelompok 6
Akhmad Hanafi NIM.180101120892
Khadijah NIM.180101120896
Rika Yuliana NIM.180101120899
Dosen Pengampu:
Sari Wahdati, S.Pd., M.A.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sulistyo Basuki kerjasama adalah dua orang atau lebih untuk
melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu atau bersinergi yang
diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu. Konsep sinergi disini maksudnya
adalah kegiatan bersama mau melakukan untuk kerja atau kinerja yang lebih besar
dibandingkan dengan kegiatan masing-masing. Berdasarkan hal tersebut maka
kerjasama antar perpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan
atau lebih dengan keseepakatan tertentu.
Ada berbagai macam definisi jaringan namun di perpustakaan istilah
jaringan mengacu pada perangkat keras, perangkat lunak, proyek, badan, dan
system komunikasi. Perangkat keras ini maksudnya adalah pada bentuk fisik seperti
peralata yang digunakan di perpustakaan sedangkan perangkat lunak adalah
program, instruksi atau rencana yang akan dilaksankaan. Masih menurut Sulistyo-
Basuki Jaringan perpustakaan adalah sebuah kumpulan perpustakaan yang
melayanisejumlah badan, instansi atau lembaga atau melayani berbagai instansi
yang berada di bawah yurisdiksi tertentu dan memberikan sejumlah jasa sesuai
dengan rencana terpadu untuk mencapai tujuan bersama.1
Dalam rangka memenuhi kebutuhan setiap perpustakaan maka diperlukan
kerjasama sebab setiap perpustakaan memiliki kendala masing-masing dalam
melengkapi semua keperluannya baik dari segi teknis dan non teknisnya, sehingga
kerjasama antar perpustakaan dilakukan. Adapun bentuk-bentuk kerjasama tersebut
meliputi kerjasama pengadaan, pelayanan, temu balik informasi, bidang teknologi
dan informasi, dan lain sebagainya.
Agar kerjasama lebih efektif maka ditentukanlah standar kerjasama sebagai
acuan dalam melaksanakan kegiatan kerjasama antar perpustakaan, standar ini
dapat diperoleh dari hasil musyawarah antar perpustakaan yang melakukan
1
Dyah Puspitasari dkk, “Kerjasama dan jaringan perpustakaan antara Indonesia-Malaysia”,
Jurnal EduLib, Vol 1, NO 12, 2014, h. 4.
1
kerjasama ataupun berpedoman pada teori-teori kerjasama hasil pemikiran para
ilmuan. Dan dalam kajian ini jaringan perpustakaan lebih merujuk pada sebuah
organisasi formal yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan bantuan teknologi informasi.
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis—Kelompok 6—tertarik
membahas lebih dalam mengenai kegiatan kerjasama dan jaringan perpustakaan
dalam karya ilmiah yang berjudul “Kegiatan Kerjasama dan Jaringan
Perpustakaan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
makalah—kegiatan kerjasama dan jaringan perpustakaan—ini, akan dibahas pada
poin-poin berikut:
1. Apa definisi kerjasama dan jaringan perpustakaan?
2. Bagaimana bentuk kegiatan kerjasama perpustakaan?
3. Bagaimana contoh kerjasama perpustakaan?
4. Bagaimana standar kerjasama perpustakaan?
5. Bagaimana jaringan kerjasama perpustakaan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan penjelasan latar belakang dan rumusan masalah pada
makalah—kegiatan kerjasama dan jaringan perpustakaan—ini, akan dibahas pada
poin-poin berikut:
1. Untuk mengetahui definisi kerjasama dan jaringan perpustakaan.
2. Untuk mengetahui bentuk kegiatan kerjasama perpustakaan.
3. Untuk mengetahui contoh kerjasama perpustakaan.
4. Untuk mengetahui standar kerjasama perpustakaan.
5. Untuk mengetahui jaringan kerjasama perpustakaan.
2
D. Metode Penulisan
2
Abdi Mirzakon dan Budi Purwoko, “Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori dan
Praktik Konseling Expressive Writing”, dalam Artikel Jurnal, 2016. h. 3-4.
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dyah Puspitasari dkk, “Kerjasama dan jaringan perpustakaan antara Indonesia-
Malaysia”…, h.4.
4
B. Bentuk kegiatan kerjasama perpustakaan
Hampir semua kegiatan kerja kerumahtanggaan (house keeping)
perpustakaan dapat dikerjasamakan, mulai dari kegiatan persiapan pengadaan,
akuisisi, pertukaran publikasi, pengolahan dokumen, penyimpanan, penelusuran,
pelayanan kepada pengguna, pinjam antar perpustakaan, peningkatan kemampuan
profesi pustakawan dan lain-lain. Intensitas kerjasama berbeda-beda sesuai yang
disepakati, namun keuntungan yang diperoleh dari kerjasama harus diperhitungkan
dengan teliti. Diantara yang paling umum dilakukan dalam berbagai kerjasama
adalah sebagai berikut:4
1. Kerjasama Pengadaan
4
Syakirin Pangaribuan, Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan, (Sumatera utara:
Pustakawan Madya), h. 6-8.
5
3. Penyusunan dan pengembangan katalog induk
6
ini dilakukan baik dalam lingkup nasional (IPI), regional (CONSAL), serta
internasional (IFLA).
7. Kerjasama pendidikan dan pelatihan
Pinjam antar perpustakaan (inter library loan) telah dilakukan sejak ratusan
tahun yang lalu. Bentuk kerjasama ini dapat dibagi menurut kawasan lokal,
regional, nasional. Sementara tingkat internasional masih merupakan gagasan yang
belum seluruhnya dapat dilaksanakan. Di Indonesia sendiri kerjasama ini pernah
dilakukan beberapa perpustakaan di Jakarta dan Bogor.
9. Kerjasama pemberian jasa informasi
7
C. Contoh kerjasama perpustakaan
Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Se-Indonesia Bagian Timur
telah melakukan kegiatan kerjasama antar perpustakaan, lalu jika dilihat dari
fungsinya ada beberapa sebagai berikut:5
1. Untuk menjalin komunikasi antar perpustakaan. Dengan terjalinnya komunikasi
diantara pengelola perpustakaan diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas
layanan pada para pengguna.
2. Untuk saling tukar informasi (sharing information) diantara para pengelola
perpustakaan. Melalui kegiaran ini diharapkan dapat lebih meningkatkan
pengetahuan, keterampilan serta para pengelola lebih tahu informasi terhadap
berbagai perkembangan informasi yang berjalan sangat cepat.
3. Untuk memperdayakan sumber daya manusia (SDM). Berkaitan dengan hal ini,
maka melalui kerjasama dapat meningkatkan pengelolaan perpustakaan. Apalagi
jika memperhatikan adanya kesenjangan pengetahuan yang ada di beberapa
perpustakaan yang ada di beberapa perpustakaan perguruan Tinggi Islam yang
ada di Jawa Barat.
4. Untuk pemberdayakan koleksi dan sumber informasi lainnya. Melalui kerjasama
antara perpustakaan, maka koleksi yang ada di masing-masing perpustakaan
dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para penggunanya.
5. Untuk memperdayakan sarana dan prasarana. Melalui kerjasama antar
perpustakaan ini dapat memberdayakan sarana dan prasrana yang dimiliki oleh
masing-masing perpustakaan yang terlibat kerjasama untuk dimanfaatkan secara
optimal dalam melayani pengguna perpustakaan.
Berdasarkan point di atas dapat diuraikan kerjasama perpustakaan memiliki
tujuan untuk saling menguntungkan, melengkapi dan menutupi kekurangan yang
ada dalam sebuah perpustakaan sehingga melalui kerjasama perpustakaan itu untuk
menyelesaikan masalah yang ada.
5
Yunus Winoto, “Model Jaringan Kerjasama Antar Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam
Di Wilayah Provinsi Jawa Barat”, KOMUNIKASI DAN MEDIA, Vol.2 No.1 Agustus 2017. h. 90.
8
Apabila memperhatikan tentang perpustakaan, sumber daya manusia serta
sarana dan prasarana yang dimiliki beberapa perpustakaan tinggi Islam yang ada
pada umumnya masih sederhan. Oleh karena itu maka ada beberapa bentuk
kegiatan kerjasama antar perpustakaan yang bisa dibangun diantara penggelola
perguruan tinggi sebagai berikut:6
1. Kerjasama pengadaan bahan pustaka. Dalam kegiatan ini bebepa perpustakaan saling
bekerjasama dalam pengadaan bahan pustaka yang dilakukan pengadaan buku
dilakukan secara bersama oleh perpustakaan yang ditunjuk sebagai kordinator. Hal ini
dapat dilakukan oleh beberapa perpustakaan perguruan tinggi dengan menunjuk satu
perpustakaan perguruan tinggi sebagai kordiantornya.
2. Kerjasama penyedian fasilitas. Menyediakan fasilitas buku dan fasilitas lainnya
yang dilakukan oleh perpustakaan yang telah melakukan sebuah kerjasama.
6
Ibid…, h. 91.
9
Hal ini berbeda dengan kerjasama yang bersifat jaringan, yaitu Jogja Library for
All dan Jaringan Perpustakaan APTIK. Kedua kerjasama ini langsung ditangani
oleh pihak perpustakaan. Penandatanganan perjanjian kerjasama dilakukan oleh
kepala perpustakaan.
Kedua perjanjian ini melibatkan beberapa perpustakaan dan dalam
perjanjian tersebut kesepakatan dilakukan oleh kepala perpustakaan yang terjaring
kerjasama dengan pihak yang berkepentingan. Pada prinsipnya, Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta sangat terbuka dengan berbagai bentuk
kerjasama dengan pertimbangan bahwa kerjasama tersebut saling menguntungkan.7
Kethy
7
Hariyadi Putri, “STRATEGI PENGEMBANGAN KERJASAMA
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA DALAM UPAYA
MENINGKATKAN LAYANAN”, Journal of Information and Library Studies, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta, h. 46.
8
Perpustakaan Nasional, Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan
Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 24.
10
2) perpustakaan umum;
3) komite sekolah;
c. Standar Nasional Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah.
Perpustakaan melakukan pengembangan perpustakaan dengan cara mengadakan
kerjasama dengan:
1) perpustakaan sekolah lain;
2) perpustakaan umum;
3) komite sekolah;
4) lembaga yang berkaitan dengan pendidikan.
2. Perpustakaan perguruan tinggi
Perpustakaan bekerjasama dengan unit lain di perguruan tinggi dan
perpustakaan lain di luar lingkungan perguruan tinggi.
Standardisasi adalah proses perumusan dan penerapan peraturan bagi
ancangan teratur kepada aktivitas khusus guna manfaat dan dengan kerjasama
semua pihak yang terikat, dan khususnya untuk promosi ekonomi keseluruhan yang
optimum dengan mempertimbangkan kondisi fungsional dan tuntutan keselamatan.
Standardisasi mutlak diperlukan dalam kerjasama antara perpustakaan.
Standardisasi berdampak terhadap perlengkapan, pengolahan bahan
perpustakaan serta sarana perpustakaan. Standardisasi juga menyederhanakan dan
merasionalisasikan metode dan teknik perpustakaan serta mengharmoniskan
produk perpustakaan. Keharmonisan produk ini memudahkan operasi, mengurangi
biaya, menurunkan waktu tunda serta memungkinkan pertukaran dokumen antar
perpustakaan.
Perpustakaan menerapkan standar untuk keperluan yaitu:9
1. Penyajian dokumen
2. Pengolahan dokumen
3. Transliterasi atau konversi aksara dari satu bahasa ke bahasa lain
4. Premis dan perlengkapan
5. Reproduksi
9
http://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/10/23/standard-dan-standardisasi-sebuah-
pengantar-sangat-singkat/ Diakses pada: Selasa, 06 April 2021 pukul 07.00 WITA.
11
6. Terminologi
7. Aplikasi
Standar untuk perpustakaan terbagi atas 3 kelompok besar yaitu:
1. Pedoman atau model sebagai alat ukur sebuah jasa. Salah satu contoh ialah
standar jasa perpustakaan dan perpustakaan.
2. Peraturan yang harus dilaksanakan secara taat asas. Contohnya ialah peraturan
pengkatalogan untuk berbagai jenis dokumen.
3. Spesifikasi atau standar teknis. Salah satu contoh ialah struktur format,
himpunan huruf.
Di Indonesia, standar untuk perpustakaan adalah merujuk pada Standar
Nasional Perpustakaan (SNP). Keberadaan SNP ini sempat menimbulkan
kebingungan karena standar nasioal harus dikeluarkan oleh Badan Standardisasi
Nasional (Peraturan pemerintah) sementara Perpustakaan Nasional berpijak pada
Undang-Undang no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan.
12
3. Pendukung Penelitian Peran: Perpustakaan untuk kegiatan penelitian adalah
menyediakan informasi untuk mendukung suatu penelitian. Di dalam menunjang
program penelitian, perpustakaan bertugas menyediakan daftar buku, daftar
artikel jurnal, membuat/ menyusun abstrak tulisan-tulisan ilmiah dan
sebagainya. Selain itu perpustakaan juga menyediakan daftar artikel terpilih
menurut subyek atau penelitian yang sedang dikerjakan oleh seorang
dosen/peneliti.
4. Pusat Sumber Belajar Peran perpustakaan sebagai pusat sumber belajar adalah
sebagai tempat pendidikan seumur hidup. Seseorang yang telah meninggalkan
bangku kuliah dapat terus melakukan proses belajar di perpustakaan. Di
perpustakaan seseorang dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan serta
kemampuan-kemampuan lainnya untuk menunjang profesi dan pekerjaannya.
10
Wiji Suwarno. Konsep dasar jaringan kerja sama perpustakaan dan informasi. (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2014), h. 1.10.
13
2. Era sekarang ini terbitan tidak hanya dalam bentuk buku, melainkan bentuk
media lain pun diterbitkan sehingga semakin banyaknya jenis media yang
diterbitkan ini menjadi alasan bagi perpustakaan untuk melakukan Kerjasama.
3. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan tuntutan kepada
masyarakat untuk dapat mengikutinya. Hal ini mengakibatkan kebutuhan
mencari informasi dan mengembangkan diri semakin meningkat. Singkatnya
alasan perpustakaan untuk melakukan kerjasama adalah meningkatnya
kebutuhan pemakai.
4. Perpustakaan melakukan kerja sama di antaranya adalah tuntutan masyarakat
untuk memperoleh informasi yang sama baiknya dengan tidak memandang
lokasi di mana mereka berada.
5. Paradigma perpustakaan sebagai gudang buku sudah perlahan mulai terkikis
sejalan dengan berkembangnya IPTEK, serta tuntutan pemustaka untuk
tersedianya informasi yang accessable.
Istilah lain untuk jaringan Kerjasama perpustakaan konsorsium
perpustakaan, artinya dua perpustakaan atau lebih yang bekerja bersama-sama
mengerjakan sejumlah proyek, dapat menggunakan komputerdan telekomunikasi,
namun dapat pula tidak menggunakannya. Istilah lain yang berkaitan yaitu jaringan
bibliografi atau bibliographic network adalah badan nirlaba yang bertujuan mencari
laba dengan memberikan istem rujukan nasional dan internasional.11
Jaringan kerja sama perpustakaan tidak lepas dari sejumlah perpustakaan
yang menjadi anggotanya. Semakin banyak jumlah anggota yang terlibat dalam
kerja sama ini semakin kompleks pula model jejaring kerja sama yang terjadi.
Seperti halnya sarang laba-laba yang membentuk jejaring yang dapat
menghubungkan satu perpustakaan dengan perpustakaan yang lainnya.
Ibid…, h. 13.
11
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kegiatan kerjasama dan jaringan perpustakaan dilaksanakan dalam
beberapa kegiatan seperti kerjasama antar pustakawan, kerjasama pengadaan,
kerjasama dalam hal sarana dan prasaran, dan lain sebagainya. Kerjasama ini
dilakukan dengan standar yang kerjasama yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak yang bekerjasama. Adapun contoh kerjasama perpustakaan yaitu seperti
kerjasama perpustakaan perguruan tinggi dalam satu wilayah atau seIndonesia,
semakin banyak anggota jaringan kerjasama perpustakaan maka akan semakin
memperluas cakupan jaringan kerjasama.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, kami memohon maaf apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan ini, untuk itu kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca agar makalah ini nantinya bisa diperbaiki dan menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Sekian penutup dari kami semoga bermanfaat dan
dapat diterima oleh pembaca, akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/10/23/standard-dan-standardisasi
sebuah-pengantar-sangat-singkat/ Diakses pada: Selasa, 06 April 2021
pukul 07.00 WITA.
Mirzakon Abdi dan Purwoko Budi, Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori
dan Praktik Konseling Expressive Writing, Artikel Jurnal, 2016.
Suwarn, Wiji, Konsep dasar jaringan kerja sama perpustakaan dan informasi.
Jakarta: Universitas Terbuka, 2014.
16