Aminingsih Proposal BAB 1-3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 60

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK DENGAN

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING


DILENGKAPI TEKA-TEKI SILANG PADA MATERI SEGIEMPAT DAN
SEGITIGA KELAS VII SMP

Proposal Penelitian

Diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

AMININGSIH
NIM 160384202013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2020
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi …………………………………………………………………… i
Daftar Gambar ……………………………………………………………… iii
Daftar Tabel ………………………………………………………………... iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah …………….…….………………………... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian ………………...………………………………… 5
D. Spesifikasi Produk yang diharapkan ………………………………. 6
E. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 7
- Bagi Pendidik …………………………………………………... 7
- Bagi Peserta Didik ……………………………………………… 7
- Bagi Peneliti …………………………………………................. 7
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian ……………………………….. 7
G. Definisi Istilah ……………………………………………………… 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………... 11
A. Landasan Teori ……………………………………………………... 11
B. Penelitian yang Relevan ……………………….…………………… 30
C. Kerangka Berfikir ………………..…………………………………. 35
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….. 36
A. Jenis Penelitian ……………………………………………………... 36
B. Model Penelitian …….……………………………………………... 36
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan …………………………… 36
D. Uji Coba Produk ……………………………………………………. 42
1. Desain Uji Coba ………………………………………………... 42
2. Subjek Uji Coba ……………………………………………….. 44
3. Jenis Data ………………………………………………………. 44
4. Instrumen Pengumpulan Data …………………………………. 44
5. Teknik Analisis Data …………………………………………… 49

i
6. Jadwal Penelitian ……………………………………………… 53
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 54

ii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.1 Jajargenjang ………………………………………………………... 26


2.2 Belah Ketupat ………………………………………………………. 26
2.3 Persegi Panjang …………………………………………………….. 27
2.4 Persegi ……………………………………………………………… 27
2.5 Layang-Layang …………………………………………………….. 28
2.6 Trapesium ………………………………………………………….. 28
2.7 Segitiga Sama Kaki ………………………………………………… 29
2.8 Segitiga Sama Sisi ………………………………………………….. 29
2.9 Segitiga Siku-Siku …………………………………………………. 30
2.10 Kerangka Berpikir ………………………………………………….. 35
3.1 Alur Prosedur Pengembangan LKPD ……………………………… 43

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

2.1 Kompetensi Dasar dan Materi Pokok Segiempat dan Segitiga …… 25


2.2 Relevansi Penelitian ………………………………………………... 32
3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas……………….. 45
3.2 Kisi-Kisi Lembar Penilaian Ahli Materi …………………………… 46
3.3 Kisi-Kisi Lembar Penilaian Ahli Bahasa …………………………... 46
3.4 Kisi-Kisi Lembar Penilaian Ahli Media …………………..……….. 47
3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Pendidik dan Peserta Didik …………….. 47
3.6 Kisi-Kisi Lembar Pretest dan Posttet ……………………………… 48
3.7 Pedoman Skor Penilaian Angket Validitas ………………………… 49
3.8 Pedoman Skor Penilaian Angket Praktikalitas …………………….. 49
3.9 Kriteria Persentase Kepraktisan ……………………………………. 52
3.10 Kriteria Skor Gain Temormalisasi …………………………………. 53
3.11 Jadwal Penelitian …………………………………………………... 53

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi merupakan era yang dirasakan pada saat ini. Dimana pada

saat ini pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Pendidikan

dapat menentukan kualitas seseorang serta tidak lepas dari belajar dan

pembelajaran, ini terlihat dari adanya suatu proses pembelajaran (Nunung Novisa,

2014: 1). Proses pembelajaran yang dimaksud ialah melakukan kegiatan yang

aktif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan mengenal dua

subjek penting yang terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu pendidik dan

peserta didik.

Berdasarkan kondisi yang terlihat dilapangan dalam proses pembelajaran

kemampuan berpikir peserta didik sudah berkembang dengan baik, namun

alangkah lebih bagusnya jika ditingkatkan lagi. Dalam penelitian Nunung Novisa

(2014: 5) mengatakan bahwa proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan

kepada kemampuan peserta didik untuk menghafal, otak anak dipaksa untuk

mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami

makna dari informasi yang diingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan

sehari-hari.

Pendidikan matematika memiliki peranan penting karena menjadi dasar

dan perkembangan ilmu yang lain. Mengingat pentingnya matematika, maka

sangat diharapkan peran seorang pendidik agar dapat menentukan pendekatan

pembelajaran yang dapat merubah pola fikir dan pandangan peserta didik

1
2

terhadapmatematika. Novelia et al (2017: 20) mengatakan bahwa matematika

dianggap pelajaran yang sulit dipahami dan diaplikasikan kedalam kehidupan

sehari-hari karena obyeknya yang abstrak, membutuhkan penalaran, dan pola pikir

deduktif, sehingga peserta didik kurang tertarik, kurang antusias, serta rasa ingin

tahu peserta didik cukup rendah dalam mengikuti pelajaran matematika jika hanya

disajikan untuk menghafal rumus-rumus. Salah satu pendekatan pembelajaran

yang dapat merubah pikiran negatif peserta didik terhadap pelajaran matematika

adalah dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) .

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata atau kehidupan sehari-hari peserta didik. Dengan demikian

proses pembelajaran akan lebih bermakna. Menurut Sardiman (2008: 223)

pendekatan CTL mempunyai ciri yang biasa dikenal dengan tujuh aspek dalam

pembelajaran CTL yakni : 1) Construktivisme; 2) Inquiry; 3) Questioning; 4)

Learning Community; 5) Modelling; 6) Reflection; 7) Authentic Assesment.

Pendekatan CTL ini dapat membantu peserta didik untuk menyusun perencanaan

pembelajaran sesuai dengan tujuh aspek tersebut dan dapat digunakan sebagai

bahan ajar yang memfasilitasi peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan.

Sesuai dengan motto yang ungkapkan oleh Sardiman (2008: 223) yaitu “cara

belajar terbaik adalah peserta didik mengkonstruksikan sendiri secara aktif

pemahamannya”. Dengan tujuh aspek tersebut, maka peserta didik akan

melakukan kegiatan belajar seperti mencari, mengolah, menghubungkan dan

menemukan pengalaman belajar yang lebih konkret.


3

Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam RPP.

Menurut National Centre for Competency Based Training (2007) bahan ajar

merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam

melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Bahan ajar yang dapat dikembangkan

memiliki beragam jenisnya yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar audio, bahan ajar

audio visual, dan bahan ajar interaktif. Yulita, (2017: 45) mengatakan dari

keempat jenis bahan ajar tersebut, bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang

lebih efesien untuk dikembangkan karena terdapat banyak manfaat serta mudah

untuk dikembangkan. Bahan ajar cetak juga dapat digunakan dengan mudah, serta

mudah dipindahkan dan juga tidak membutuhkan perangkat lain untuk

menggunakannya. Salah satu bahan Ajar cetak yang dapat menunjang

terlaksananya kegiatan CTL adalah dengan tersedianya Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD). LKPD dipilih karena pendidik bisa merancang sendiri bahan ajar

yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu sarana yang

dapat digunakan oleh pendidik untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik

dalam proses pembelajaran dan dapat membantu peserta didik belajar secara

terarah serta membantu peserta didik untuk melakukan penemuan secara

prosedural. Oleh sebab itu, agar dapat membantu dan mempermudah pemahaman

materi sehingga menjadikan proses pembelajaran yang lebih efektif, peneliti akan

mengembangkan LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang.

Menurut Shoidah et al (2012: 8) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

dengan pendekatan CTL diperlukan agar siswa mampu menggunakan kemampuan


4

berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan proses pembelajaran yang

efektif, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan peserta didik terlibat

aktif dalam proses pembelajaran. Prastowo (2015: 34) menjelaskan bahwa jika

dilihat dari strukturnya LKPD memiliki unsur yang lebih sederhana daripada

modul, namun lebih kompleks dari buku. Kemudian Khalilullah dalam Edriati et

al (2017: 72) menyatakan bahwa teka-teki silang berfungsi membangun saraf-

saraf otak yang memberi efek menyegarkan ingatan sehingga fungsi kerja otak

kembali optimal karena otak dibiasakan untuk terus belajar dengan santai. Dengan

demikian teka-teki silang dalam LKPD akan membuat peserta didik lebih santai

dalam belajar karena sambil bermain dengan kata sehingga setelah mereka

menyelesaikan kegiatan di LKPD tersebut sebagai evaluasinya, diakhir LKPD

akan disajikan teka-teki silang sehingga peserta didik dapat bermain serta

mengasah otak dengan teki-teki silang tersebut.

Berdasarkan pengalaman Pengenalan Lapangan Persekekolahan (PLP)

2019 di SMP Negeri 7 Tanjungpinang sudah terdapat pendidik (guru matematika)

yang menggunakan LKPD dalam proses pembelajaran, tetapi LKPD tersebut

belum menggunakan pendekatan CTL dan masih terdapat juga guru matematika

yang belum menggunakan LKPD. Alasannya, pendidik (guru matematika)

tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk merancang sebuah LKPD,

sehingga guru matematika tersebut lebih memilih mengajar secara konvensional

menggunakan buku paket yang telah difasilitasi oleh pemerintah. Berdasarkan

hasil wawancara secara tidak terstruktur dengan peserta didik kelas VII dan

sebagian peserta didik mengatakan jika buku paket yang digunakan dalam proses
5

pembelajaran matematika sudah sangat menantang akan tetapi untuk

menyelesaikan latihan yang ada di dalam buku paket tersebut peserta didik masih

mengalami kesulitan.

Dengan demikian, salah satu upaya yang akan dilakukan peneliti ialah

mengembangkan LKPD dengan pendekatan contextual teaching and learning

dilengkapi teka-teki silang difokuskan pada materi segiempat dan segitiga yang

nantinya diharapkan dapat memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik untuk

mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat

konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melaui keterlibatan aktivitas peserta

didik dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan masalah di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah bagaimana pengembangan lembar kerja peserta didik dengan

pendekatan contextual teaching and learning dilengkapi teka-teki silang pada

materi segiempat dan segitiga untuk peserta didik kelas VII SMP jika di tinjau

dari aspek valid, praktis dan efektif?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

adalah untuk mendeskripsikan pengembangkan lembar kerja peserta didik dengan

pendekatan contextual teaching and learning dilengkapi teka-teki silang pada

materi segiempat dan segitiga untuk peserta didik kelas VII SMP yang valid,

praktis, dan efektif.


6

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang akan dikembangkan yaitu lembar kerja peserta didik dengan

pendekatan contextual teaching and learning dilengkapi teka-teki silang pada

materi segiempat dan segitiga untukpeserta didik kelas VII SMP. Adapun

karakteristik produk yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut.

1. LKPD berbentuk media cetak dengan ukuran kertas A4, ketebalan kertas

untuk isi LKPD 70 gram dan untuk cover LKPD 120 gram.

2. LKPD hanya memuat materi segiempat dan segitiga sesuai dengan KD 3.11

dan 4.11 kurikulum 2013 revisi 2017.

3. Bagian depan merupakan sampul LKPD yang terdiri judul sampul LKPD

yaitu pendekatan contextual teaching and learning dilengkapi teka-teki silang

kelas VII SMP. Selanjutnya, dilanjutkan dengan kata pengantar, daftar isi serta

deskripsi tokoh matematika.

4. Bagian isi LKPD terdiri dari kompetensi dasar sesuai kurikulum 2013 revisi

2017, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, petunjuk belajar,

materi pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan

dilengkapi dengan teka-teki silang.

5. Bagian penutup terdiri atas daftar pustaka dan biografi penulis sekaligus

sampul belakang LKPD.

6. Penyajian materi mengikuti sintaks CTL.

7. Memenuhi kriteria ketercapaian yaitu LKPD dengan pendekatan contextual

teaching and learning dilengkapi teka-teki silang memenuhi tiga unsur

kelayakan yaitu valid, praktis dan efektif.


7

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan paparan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian

ini yaitu :

1. Bagi Pendidik

Bagi pendidik diharapkan dengan menggunakan bahan ajar berupa LKPD

dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang ini dapat mempermudah

mencapai tujuan pembelajaran serta menambah wawasan tentang memodifikasi

dan merancang LKPD serta sebagai referensi bahan ajar.

2. Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik dapat membantu agar aktif dan menciptakan proses

pembelajaran yang lebih bermakna serta memudahkan peserta didik untuk

memahami materi.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan tentang mengembangkan LKPD untuk bekal

mengajar serta menambah pengetahuan tentang memodifikasi dan merancang

LKPD.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Pengembangan LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang

pada materi segiempat dan segitiga kelas VII SMP ini dikembangkan dengan

asumsi yaitu LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang ini dapat

menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan santai, serta LKPD yang

dikembangkan dapat digunakan di semua jenjang SMP/MTs.


8

Pengembangan LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang

pada materi segiempat dan segitiga kelas VII SMP ini memiliki keterbatasan

yaitu:

1. LKPD dengan pendekatal CTL dilengkapi teka-teki silang dikembangkan

berdasarkan pada KD 3.11 dan 4.11 kurikulum 2013 revisi 2017 memuat

materi segiempat dan segitiga.

2. Teka-teki silang hanya sebagai evaluasi setelah peserta didik memahami

kegiatan di LKPD.

3. Uji coba LKPD dilakukan secara terbatas, yaitu hanya pada satu sekolah dan

satu kelas.

4. Dikarenakan pada tahap define, design, dan developmen sudah tervalidasi dan

teruji, sehingga peneliti tidak melakukan uji coba kembali pada tahap

dessiminate dan hanya melakukan penyebaran prodeuk melalui file.

G. Definisi Istilah

Agar terhindar dari kesalahan persepsi antara peneliti dan pembaca, perlu

ditegaskan definisi yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun definisi

istilah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menghasilkan dan

mengembangkan produk baru berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

sebagai bentuk tambahan inovasi bahan ajar yang dapat dimanfaatkan oleh

peserta didik dengan pendekatan contextual teaching and learning yang

dilengkapi dengan teka-teki silang sehingga LKPD yang dikembangkan ini

berbeda dari bentuk yang sudah ada.


9

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan bahan ajar cetak sebagai

panduan bagi peserta didik dalam memahami materi dan LKPD juga memuat

kegiatan yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai indikator

pencapaian kompetensi.

3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan

pembelajaran yang menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan

kehidupan sehari-hari peserta didik.

4. LKPD dengan pendekatan contextual teaching and learning merupakan suatu

bahan ajar berupa lembaran-lembaran berupa materi ajar yang disusun secara

sistematis dan berisi panduan bagi peserta didik dalam melakukan kegiatan

pemecahan masalah yang didalamnya memuat langkah-langkah ilmiah yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

5. Teka-Teki Silang (TTS) merupakan salah satu permainan yang membantu

mengingat pelajaran. Salah satu bentuk kecerdasan anak adalah linguistic

intelligence dengan salah satu ciri-cirinya yaitu anak memiliki kemampuan

kuat dalam mengingat nama atau fakta, dan permainan teka teki silang dapat

mengasah kecerdasan linguistik tersebut.

6. Kriteria LKPD dengan Pendekatan CTL dilengkapi TTS dilihat dari 3 aspek

yaitu:

a. Validitas, pada LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi TTS ini

validitas yang dilihat yaitu dari lembar penilaian kualitas yang dinilai oleh

ahli materi, ahli bahasa dan ahli media.


10

b. Praktikalitas, pada LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi TTS ini

praktikalitas yang dilihat yaitu dari respon pendidik dan peserta didik.

c. Efektifitas, pada LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi TTS ini

efektifitas yang dilihat yaitu dari hasil pretest dan posttest peserta didik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Adapun yang akan dibahas dalam landasan teori ini yaitu Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD), pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL),

teka-teki silang, penelitian dan pengembangan, segiempat dan segitiga.

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

a. Pengertian LKPD

Menurut Yulita (2017: 37) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik berupa

petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang

diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang

dicapainya. Selain itu, menurut Prastowo (2015: 204) LKPD adalah materi ajar

yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat

mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.

Definisi LKPD menurut Yulita lebih mengacu pada kumpulan lembaran

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Sedangkan Prastowo menyebutkan

bahwa LKPD tidak hanya sekedar berisi lembaran tugas namun LKPD merupakan

bahan ajar yang mencangkup materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa LKPD merupakan bahan

ajar berupa lembar kegiatan peserta didik yang disusun secara sistematis dalam

bentuk lembaran yang berisi materi, ringkasan, petunjuk dan serangkaian tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

11
12

b. Fungsi LKPD

Prastowo (2015: 205) menjelaskan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) memiliki beberapa fungsi dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai

berikut :

1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih

mengaktifkan peserta didik.

2) Sebagai bahan ajar yang mempermudahkan peserta didik untuk memahami

materi yang diberikan.

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.

4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

c. Tujuan LKPD

Tujuan penyusunan LKPD menurut Prastowo (2015: 206) adalah sebagai

berikut :

1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi

dengan materi yang diberikan.

2) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan.

3) Melatih kemandirian belajar peserta didik.

4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

d. Manfaat LKPD

Adapun manfaat penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran yang

dipaparkan oleh Prastowo (2015: 207) sebagai berikut:


13

1) Membantu peserta didik menemukan konsep.

2) Sebagai penuntun belajar.

3) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

4) Melatih peserta didik dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis.

5) Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

e. Unsur-unsur LKPD

Adapun unsur-unsur LKPD menurut Prastowo (2015: 207) terdapat enam

unsur yaitu :

1) Judul

2) Petunjuk belajar

3) Kompetensi dasar atau materi pokok

4) Informasi pendukung

5) Tugas atau langkah kerja

6) Penilaian

f. Macam-macam bentuk LKPD

Adapun macam-macam bentuk LKPD menurut Prastowo (2015: 208)

adalah sebagai berikut :

1) LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.

2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan

berbagai konsep yang telah ditemukan.

3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar.


14

4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan.

5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.

g. Langkah-langkah aplikatif menyusun LKPD

Dalam Prastowo (2015: 211-215) adapun langkah-langkah aplikatif

menyusun LKPD adalah sebagai berikut :

1) Melakukan analisis kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan

LKPD. Langkah ini bertujuan untuk menentukan materi-materi mana saja yang

memerlukan bahan ajar LKPD. Dalam menentukan materi langkah analisis yang

dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, serta materi

yang akan diajarkan. Kemudian perlu dicermati kompetensi yang dimiliki oleh

peserta didik.

2) Menyusun peta kebutuhan LKPD

Untuk mengetahui jumlah LKPD yang harus ditulis serta melihat sekuensi

atau urutannya, maka sangat diperlukan peta kebutuhan LKPD. Langkah ini

biasanya diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

3) Menentukan judul-judul LKPD

Judul LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-

materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.

Kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai satu judul LKPD apabila kompetensi

tersebut tidak terlalu luas dan jika diuraikan kedalam materi pokok mendapatkan

maksimal 4 materi pokok. Jika kompetensi dasar tersebut terlalu luas atau
15

melebihi 4 materi pokok, maka kompetensi dasar itu perlu dipecah, contohnya

menjadi dua judul LKPD.

4) Penulisan LKPD

Dalam penulisan LKPD, langkah-langkah yang dilakukan adalah pertama

merumuskan kompetensi dasar, kedua menentukan alat penilaian, ketiga

menyusun materi, keempat memperhatikan struktur LKPD.

h. Pengembangan LKPD

Untuk membuat sebuah LKPD yang kreatif dan inovatif sehingga menarik

bagi peserta didik untuk belajar keras dan belajar cerdas Prastowo (2015: 216)

menjelaskan bahwa perlu memperhatikan desain pengembangan dan langkah-

langkah pengembangannya. Adapun langkah-langkah pengembangan LKPD

sebagai berikut :

1) Menentukan desain pengembangan LKPD

LKPD pada dasarnya tidak mengenal pembatasan. Batas yang ada

hanyalah imajinasi sebagai pendidik. Meski demikian, ada dua faktor yang perlu

diperhatikan pada saat mendesain LKPD, yaitu tingkat kemampuan membaca

peserta didik dan pengetahuan peserta didik. Adapun batasan umum yang dapat

dijadikan pedoman pada saat menentukan desain LKPD adalah sebagai berikut :

a) Ukuran

Ukuran yang dimaksud ialah ukuran-ukuran yang mampu membantu

peserta didik menuliskan pendapat yang ingin dituliskan dalam LKPD. Contohnya

penggunaan ukuran kertas LKPD yang tepat, tidak terlalu kecil atau pun terlalu

besar.
16

b) Kepadatan halaman

Dalam bagian ini sangat perlu diperhatikan. Misalnya dalam satu halaman

tidak dipenuhi dengan tulisan-tulisan karena hal tersebut akan membuat peserta

didik kurang fokus untuk mengerjakan LKPD sesuai dengan pencapain tujuan

pembelajaran.

c) Penomoran

Dalam hal penomoran ini, akan mempermudah peserta didik untuk

menentukan mana yang menjadi nomor judul, subjudul, dan anak subjudul dari

materi yang akan disajikan di LKPD.

d) Kejelasan

Aspek ini cukup penting pada bagian pemaparan materi maupun pada

urutun langkah-langkah yang tertera pada LKPD. Hal ini disebabkan karena

dengan adanya urutan langkah tersebut, maka peserta didik dapat melakukan

kegiatan secara berkelanjutan dan mampu menyimpulkan hasil pengerjaan yang

dilakukan.

2) Langkah-langkah pengembangan LKPD

Untuk mengembangkan LKPD yang menarik dan dapat digunakan secara

maksimal oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, ada empat langkah

yang ditempuh menurut Prastowo (2015: 220) yaitu :

a) Menentukan tujuan pembelajaran yang akan di breakdown dalam LKPD

b) Pengumpulan materi

c) Pengumpulan elemen atau unsur-unsur

d) Pemeriksaan dan penyempurnaan


17

2. Pendekatan Contexctual Teaching and Learning (CTL)

a. Pengertian Pendekatan CTL

Dalam kamus bahasa Inggris, kata kontekstual (Contextual) memiliki arti

yaitu hubungan, konteks, suasana dan keadaan. Dengan demikian Contextual

Teaching and Learning (CTL) dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang

berhubungan dengan suasana tertentu. Menurut Lestari & Yudhanegara (2017: 38)

Contextual Teaching and Learning atau pembelajaran kontekstual adalah suatu

pembelajaran yang mengupayakan agar peserta didik dapat menggali kemampuan

yang dimilikinya dengan mempelajari konsep-konsep sekaligus menerapkannya

dengan dunia nyata di sekitar lingkungan peserta didik tersebut. Sedangkan

menurut Trianto (2007: 101) Contextual Teaching and Learning merupakan suatu

konsepsi yang membantu pendidik mengaitkan konten mata pelajaran dengan

situasi dunia nyata dan memotivasi peserta didik membuat hubungan antara

pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.

Jadi dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual

Teaching and Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

mengaitkan suatu materi ke dalam kehidupan sehari-hari.

b. Komponen CTL

Aqib (2013: 7) mengatakan ada tujuh komponen utama dalam

pembelajaran kontekstual, yaitu:


18

1) Contruktivism (Konstruktivisme)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir yaitu pengetahuan dibangun

oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan tersebut dan memberi makna

melalui pengalaman nyata. Dalam pandangan konstruktivis, strategi memperoleh

lebih diutamakan dibandingkan mengingat pengetahuan.

2) Inquiry (Menemukan)

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan

bukan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

3) Questioning (Bertanya)

Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan pendidik

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir peserta didik.

Bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

4) Learning Community (Kelompok Belajar)

Konsep kelompok belajar ini disarankan agar hasil pembelajaran diperoleh

dari kerjasama dengan teman yan lain. Hasil belajar diperoleh dari diskusi antar

teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu.

5) Modelling (Pemodelan)

Pemodelan yang dimaksud dalam pendekatan kontekstual ini adalah suatu

pembelajaran atau keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa

ditiru. Sebagian pendidik memberi contoh tentang cara bekerja sesuatu sebelum

peserta didik melakukan tugas. Dalam pendekatan kontekstual, pendidik bukan

satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan peserta didik.


19

6) Reflection (Refleksi)

Refleksi merupakan respon terhadap suatu kejadian, aktivitas, atau

pengetahuan yang baru diterima. Pengetahuan dimiliki peserta didik diperluas

melalui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit.

Kunci dari hal tersebut ialah bagaimana pengetahuan itu dapat meresap dibenak

peserta didik.

7) Authentic Assesment (Penilaian Sebenarnya)

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Data yang

dikumpulkan melalui kegiatan penilaian. Kegiatan penilain ini dilakukan bukanlah

untuk mencari informasi tentang hasil belajar peserta didik, tetapi untuk kemajuan

belajar yang dinilai dari proses dan tidak selalu pada hasil.

c. Karakteristik CTL

Menurut Aqib (2013: 8) karateristik CTL sebagai berikut:

1) Kerja sama.

2) Saling menunjang.

3) Menyenangkan, tidak membosankan.

4) Belajar dengan bergairah.

5) Pembelajaran terintegrasi

6) Menggunakan berbagai sumber.

7) Peserta didik aktif

8) Diskusi dengan teman

9) Peserta didik kritis pendidik kreatif


20

3. Teka Teki Silang (TTS)

Menurut KBBI teka-teki silang yaitu berupa kalimat (cerita, gambar) yang

dikemukakan secara samar-samar, biasanya untuk permainan atau untuk

mengasah pikiran dengan mengisi huruf di kotak-kotak yang telah disediakan.

Kemudian menurut Silberman dalam penelitian Edriati et al (2017: 72) Teka Teki

Silang (TTS) termasuk dalam strategi pengulangan (reviewing strategi). Strategi

teka teki silang berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang

telah mereka pelajari dan pengujian kemampuan serta pengetahuan yang telah

mereka peroleh.

Selain itu, Childres dalam skripsi Ulfayanti (2017: 29) menyatakan bahwa

diantara banyak permainan, teka-teki silang tampaknya lebih menarik daripada

yang lain. Teka-teki silang adalah semacam permainan kata. Apri Bayu Saputra

(2018: 43) dalam skripsinya mengatakan bahwa teka-teki silang adalah permainan

bahasa dimana kata-kata disusun dan disesuaikan dengan pertanyaan atau definisi

yang disampaikan, kemudian dicocokan sesuai dengan jumlah set kotak-kotaknya,

dan pada setiap kotak diisi satu huruf. Kata-kata disusun secara horizontal

maupun vertikal sehingga ada huruf yang menjadi bagian dari kata yang lain.

Sexena dalam Ulfayanti (2017: 30) menyatakan bahwa penggabungan

teka-teki silang dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu untuk membuat

peserta didik lebih menyenangkan dan meningkatkan keterlibatan perserta didik

dalam materi. Keuntungan lain dari teka-teki silang adalah dapat memperluas kosa

kata, merangsang pikiran, mendorong pemikiran logis dan membantu

meningkatkan pemahaman konsep.


21

4. Penelitian dan Pengembangan

a. Pengertian penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau yang sering disebut Research and

Development merupakan salah satu jenis penelitian. Menurut Sugiyono (2016: 28)

penelitian pengembangan berfungsi untuk memvalidasi dan mengembangkan

produk. Memvalidasi dalam artian produk yang telah ada diuji terlebih dahulu

efektivitas atau validatasnya dan mengembangkan dalam artian produk yang telah

ada atau menciptakan produk baru.

b. Model-model penelitian dan pengembangan

Menurut Borg dan Gall Sugiyono (2016: 35) langkah-langkah dalam

penelitian dan pengembangan terbagi menjadi sepuluh, yaitu:

1) Penelitian dan pengumpulan informasi, meliputi analisis kebutuhan, review

literatur, penelitian dalam skala kecil, dan persiapan membuat laporan terkini.

2) Perencanaan, meliputi pendefinisian keterampilan yang harus dipelajari,

perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji coba kelayakan

dalam skala kecil.

3) Mengembangkan produk awal, meliputi penyiapan materi pembelajaran,

prosedur atau penyusunan buku pegangan dan instrumen evaluasi.

4) Pengujian lapangan awal pada 1 sampai 3 sekolah dengan sampel 6 sampai 12

dan mengumpulkan data menggunakan wawancara, observasi, kuesioner serta

data selanjutnya dianalisis.

5) Melakukan revisi utama pada produk didasarkan pada saran-saran pada uji

coba.
22

6) Melakukan uji coba lapangan utama yang mana performance subjek sebelum

dan sesudah pelatihan dianalisis.

7) Melakukan revisi terhadap produk yang siap dioperasionalkan berdasarkan

saran-saran dari uji coba.

8) Melakukan uji lapangan operasional, data wawancara, observasi dan kuesioner

dianalisis.

9) Revisi produk akhir, berdasarkan saran dari uji lapangan.

10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, seperti membuat

laporan mengenai produk pada pertemuan professional dan pada jurnal-jurnal

serta bekerja sama kepada penerbit untuk melakukan distribusi secara

komersuial.

Robert Maribe Branch Sugiyono (2016: 38-39) mengembangkan model

ADDIE yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.

1) Analysis, kegiatan analisis terhadap situasi kerja dan lingkungan sehingga

dapat ditemukan produk apa yang dikembangkan.

2) Design, kegiatan perancangan produk sesuai dengan yang dibutuhkan.

3) Development, kegiatan pembuatan dan pengujian produk.

4) Implementation, kegiatan menggunakan produk.

5) Evaluation, kegiatan menilai apakah setiap kegiatan dan produk sudah sesuai

dengan spesifikasi yang diharapkan atau belum.

Richey and Klein dalam Sugiyono (2016: 39) menyatakan bahwa fokus

dari perancangan dan penelitian pengembangan bersifat analisis dari awal sampai
23

akhir, yang meliputi Planning (perencanaan), Production (memproduksi), dan

Evaluation (Evaluasi) atau disingkat dngan PPE.

1) Planning, kegiatan membuat rencana produk yang akan dibuat untuk tujuan

tertentu.

2) Production, kegiatan membuat produk berdasarkan rancangan yang telah

dibuat.

3) Evaluation, kegiatan menguji, menilai seberapa tinggi produk telah memenuhi

spesifikasi yang telah ditentukan.

Model pengembangan yang disarankan oleh Thiagarajan (1974) dalam

Al-Tabany (2017: 232) adalah model 4D. Model 4D terdiri dari empat tahap

pengembangan yaitu Define, design, Development, dan Dessemination. Adapun

langkah-langkah penelitian dan pengembangan 4D sebagai berikut:

1) Define (pendefinisian), berisi kegiatan produk apa yang ingin dikembangkan

beserta spesifikasinya dan menganalisis kebutuhan yang dilakukan melalui

penelitian dan studi literatur.

2) Design (perancangan), kegiatan membuat rancangan tehadap produk yang

ditetapkan.

3) Development (pengembangan), kegiatan membuat rancangan menjadi produk

dan menguji validitas produk secara berulangulang sampai dihasilkan produk

sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.

4) Dissemination (penyebaran), kegiatan menyebarluaskan produk yang telah

teruji untuk dimanfaatkan orang lain.


24

Berdasarkan pemaparan tiga model di atas pada dasarnya memiliki

persamaan, namun dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah yang dikemukakan oleh

Thiagarajan yang disingkat dengan 4D dan disesuaikan dengan rancangan

penelitian. Alasannya setiap tahap lebih sistematis dan revisi dilakukan setiap

saat.

c. Tingkatan penelitian dan pengembangan

Tingkatan penelitian dan pengembangan memiliki empat tingkatan

kesulitan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2015: 32) yaitu meneliti tanpa

membuat dan menguji produk, tanpa meneliti tetapi menguji produk yang telah

ada, meneliti dan mengembangkan produk yang sudah ada, dan meneliti serta

menciptakan produk baru.

Berdasarkan keempat tingkatan kesulitan yang dikemukan oleh Sugiyono

di atas maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait pengembangan LKPD

dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang termasuk dalam tingkatan

keempat yaitu tingkatan meneliti serta menciptakan produk baru yang berkriteria

valid, praktis dan efektif.

5. Segiempat dan Segitiga

Segiempat dan segitiga merupakan bangun datar. Karakteristik segiempat

dan segitiga dapat dikenali melalui sifat dan bentuknya. Bentuk segiempat dan

segitiga sangat mudah dikenali dikehidupan sehari-hari. Segiempat memilki empat

sisi dan empat sudut. Sedangkan segitiga memiliki tiga sisi dan tiga sudut. Berikut

disajikan Kompetensi Dasar, Materi Pokok dan pembelajaran segiempat dan


25

segitiga pada kelas VII SMP berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017 dari

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tabel 2.1 Kompetensi dasar dan materi pokok segiempat dan segitiga

Kompetensi Dasar Materi Pokok


3.11 Mengaitkan rumus keliling dan luas Bangun Datar:
untuk untuk berbagai jenis segiempat  Macam-macam
(persegi, persegipanjang, belah segiempat
ketupat, jajargenjang, trapesium, dan  Sifat-sifat segiempat
laying-layang) dan segitiga.  Keliling dan luas
4.11 Menyelesaikan masalah kontekstual segiempat
yang berkaitan dengan luas dan  Macam-macam segitiga
keliling segiempat dan segitiga.  Keliling dan luas
segitiga
Sumber: SMP Negeri 7 Tanjungpinang

Jadi, materi segiempat dan segitiga ini merupakan materi yang akan dipilih

untuk dimuat dalam LKPD. Pengembangan LKPD disesuaikan dengan pemaparan

yang ada pada materi ini berdasarkan kompetensi dasar yang telah disebutkan

sebelumnya.

a. Segiempat

Jenis-jenis segiempat sebagai berikut:

1) Jajargenjang

Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang saling berhadapan dan

sama panjang atau sejajar. Adapun sifat-sifat jajargenjang sebagai berikut:

a) Sudut-sudut berhadapan sama besar.

b) Jumlah sudut yang berdekatan 180˚.

c) Kedua diagonalnya saling berpotongan di tengah-tengah.


26

Rumus :
Keliling Jajargenjang : K = 2(AB+DA)
Luas Jajargenjang : L = a x t

Gambar 2.1 Jajargenjang

2) Belah ketupat

Belah ketupat memenuhi semua sifat jajargenjang, dengan demikian belah

ketupat adalah jajargenjang yang keempat sisinya sama panjang. Adapun sifat-

sifat belah ketupat sebagai berikut:

a) Setiap sudut dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.

b) Diagonal-diagonalnya berpotongan saling tegak lurus.

Rumus :
Keliling Belah Ketupat : K = AB+BC+CD+DA
Luas Belah Ketupat : L = 1/2 × BD × AC

Gambar 2.2 Belah Ketupat

3) Persegi panjang

Persegi panjang adalah segiempat dimana sisi-sisi yang berhadapan sejajar

dan sama panjang serta semua sudutnya membentuk sudut 90˚. Jadi, persegi

panjang adalah jajargenjang yang semua sudutnya membentuk sudut 90˚. Adapun

sifat-sifat persegi panjang sebagai berikut:

a) Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.

b) Setiap sudutnya sama besar yaitu 90˚.

c) Memiliki dua buah diagonal bidang yang sama panjang.


27

Rumus :
Keliling Persegi Panjang : K = 2(p + l)
Luas Persegi Panjang : L = p × l

Gambar 2.3 Persegi Panjang

4) Persegi

Persegi panjang yang semua sisinya sama panjang atau belah ketupat yang

sisi berpotongannya saling tegak lurus taitu membentuk sudut 90˚. Adapun sifat-

sifat persegi sebagai berikut:

a) Memiliki empat sisi yang sama panjang.

b) Memilki dua pasang sisi sejajar dan sama panjang.

c) Memiliki dua diagonal bidang yang sama panjang.

Rumus :
Keliling Persegi : K = 4 × s
Luas Persegi : L = s × s

Gambar 2.4 Persegi

5) Layang-Layang

Layang-layang merupakan segiempat yang dibentuk dari dua segitiga

sama kaki yang memiliki panjang sisi yang berbeda. Adapun sifat-sifat laying-

layang sebagai berikut:

a) Sisinya sepasang-sepasang sama panjang.

b) Sepasang sudut yang berhadapan sama panjang.

c) Salah satu diagonal membagi dua sama panjang diagonal lainnya, maka kudua

diagonal tersebut saling tegak lurus.


28

Rumus :
Keliling Persegi : K = 2(AB+CD)
Luas Persegi : L = 1/2 × AC × BD

Gambar 2.5 Layang-Layang

6) Trapesium

Trapesium merupakan suatu segiempat yang memiliki sepasang sisi yang

sejajar. Adapun sifat-sifat trapesium sebagai berikut:

a) Memiliki sepasang sisi sejajar.

b) Jumlah dua sudut berdekatan yaitu 180˚.

c) Trapesium siku-siku, salah satu kakinya tegak lurus terhadap sisi sejajarnya.

Trapesuim dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

(a) (b) (c)

Gambar 2.6 (a) Trapesium sebarang, (b) Trapesium sama kaki,


(c) Trapesium siku-siku

b. Segitiga

Segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan

mempunyai tiga buah titik sudut. Segitiga biasanya dilambangkan dengan “

Δ”. Adapun jenis-jenis segitiga adalah sebagai berikut:


29

1) Segitiga sama kaki

Gambar 2.7 Segitiga sama kaki

Sifat-sifat segitiga sama kaki adalah sebagai berikut:

a) Segitiga sama kaki, apabila diputar satu putaran penuh akan menempati

bingkainya dengan tepat satu cara, sehingga memilki simetri putar tingkat

satu.

b) Memiliki satu sumbu simetri pada gambar 2.7 yaitu garis CD.

2) Segitiga sama sisi

Gambar 2.8 Segitiga sama sisi

Sifat-sifat segitiga sama sisi adalah sebgai berikut:

a) Memiliki simetri putar tingkat tiga.

b) Memilki tiga sudut sama besar yaitu 60˚.

c) Memiliki tiga sisi sama panjang


30

3) Segitiga siku-siku

Gambar 2.9 Segitiga siku-siku

Sifat dari segitiga siku-siku yaitu memiliki sudut 90˚.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanto et al (2018) dengan judul,

“Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Kontekstual

pada Materi Ekosistem Kelas VII SMPN Tanjung Jabung Timur”.

Relevansi studi ini dengan studi yang akan dilakukan adalah jenis

penelitian yang digunakan yaitu R&D dan menguji suatu produk yang berupa

bahan ajar yaitu LKPD. Studi ini menggunakan pendekatan kontekstual yang

sama dengan penelitian yang akan dilakukan. Kemudian hasil penelitian

terdahulu yaitu agar menghasilkan suatu produk LKPD yang memenuhi

kriteria valid, praktis, dan efektif dimana kriteria hasil ini sama dengan yang

akan dilakukan oleh peneliti.

Perbedaan dengan studi yang akan dilakukan terletak pada model

penelitian dan pengembangan yang digunakan. Dimana studi terdahulu

menggunakan model ADDIE, sedangkan studi yang akan diteliti

menggunakan model 4D, kemudian studi yang akan dilakukan dilengkapi

dengan permainan teka-teki silang diakhir LKPD sedangkan penelitian

terdahulu tidak.
31

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki et al (2017) dengan judul,

“Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Contextual

Teaching and Learning untuk Memfasilitasi Kemampuan Koneksi Siswa

SMP/MTs”.

Relevansi studi ini dengan studi yang akan dilakukan terletak pada jenis

penelitian yang sama-sama menggunakan jenis penelitian pengembangan dan

dengan pendekatan kontekstual yang juga sama dengan peneliti lakukan. Studi

terdahulu menggunakan model 4D, yang sama dengan penelitian yang akan

dilakukan.

Perbedaan dengan studi yang akan dilakukan adalah penelitian

sebelumnya untuk melihat kemampuan koneksi matematis siswa, sedangkan

penelitian yang akan dilakukan tidak. Kemudian LKPD yang akan

dikembangkan oleh peneliti dilengkapi teka-teki silang.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfayanti (2017) dengan judul,

“Pengembangan Media Permainan Edukatif Teka-Teki Silang (TTS) Pada

Materi Pelajaran Biologi Kelas XI di SMA Negeri 12 Makassar”.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan ialah pada

metode yang digunakan yaitu 4D. Penelitian ini juga menggunakan teka-teki

silang dalam pembelajaran.

Perbedaan dengan studi yang akan dilakukan adalah penelitian

sebelumnya menggunakan media permainan edukatif, sedangkan penelitian

yang akan dilakukan berbentuk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).


32

Tabel 2.2 Relevansi penelitian

Yanto Sugiyanto, M. Haris Efendi Hasibuan, dan Evita Anggereni


(2018)
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS
KONTEKSTUAL PADA MATERI EKOSISTEM KELAS VII SMPN
TANJUNG JABUNG TIMUR
Perbedaan
Persamaan
Penelitian Relevan Peneliti
1.  Menggunakan bahan Materi: Materi:
ajar berupa LKPD Ekosistem Segiempat dan
 Menggunakan Metode: segitiga
pendekatan ADDIE Metode:
kontekstual (CTL) 4D
Dilengkapi teka-teki
silang
Lussy Midani Rizki, Risnawati, dan Zubaidah Amir MZ
(2017)
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI
KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP/MTS
Perbedaan
2. Persamaan
Penelitian Relevan Peneliti
 Pengembangan LKPD Materi: Materi:
dengan pendekatan Aritmatika sosial Segiempat dan
CTL segitiga
 Menggunakan metode Dilengkapi teka-teki
4D silang
Nur Ulfayanti (2017)
PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN EDUKATIF TEKA-TEKI SILANG
(TTS) PADA MATERI PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI
12 MAKASSAR
Perbedaan
Persamaan
3. Penelitian Relevan Peneliti
 Menggunakan teka- Materi: Materi:
teki silang Biologi Segiempat dan
 Menggunakan metode Pengembangan media segitiga
4D permainan edukatif Pengembangan LKPD
33

C. Kerangka Berpikir

Bahan ajar berupa LKPD merupakan salah satu alternatif yang bisa

digunakan dalam proses pembelajaran, namun pada kenyataannya masih terdapat

beberapa pendidik (guru matematika) yang belum menggunakan LKPD dalam

proses pembelajaran. Jikalau pun ada untuk LKPD dengan pendekatan CTL yang

dilengkapi teka-teki silang ini masih jarang ditemui. Kemudian dari segi peserta

didik merasa buku paket yang digunakan sudah cukup baik, namun mereka merasa

sulit untuk memahami materi dan soal-soal yang disajikan di buku paket.

Ada beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang peserta

didik untuk aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu

pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran terutama

matematika adalah pendekatan kontekstual yang biasa dikenal dengan Contextual

Teaching and Learning (CTL). Pendekatan CTL merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang menghubungkan materi pembelajaran dengan keadaan sehari-

hari atau dunia nyata peserta didik. Dengan pendekatan ini peserta didik akan lebih

memahami apa yang mereka kerjakan karena berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari.

Pendekatan pembelajaran akan lebih mudah diterapkan jika

dikolaborasikan dengan bahan ajar sehingga akan mempermudah pendidik

mencapai tujuan pembelajaran. Jika dalam proses pembelajaran dikaitkan dengan

sebuah permainan maka akan lebih berkesan bagi peserta didik. Disini salah satu

permainan yang mengasah otak dan tidak menggunakan rumus-rumus pada

matematika hanya menggunakan kalimat atau kata kunci adalah permainan teka-
34

teki silang. Dengan demikian peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar

berupa LKPD dengan pendekatan contextual teaching and learning dilengkapi

teka-teki silang. Produk yang sudah dikembangkan akan divalidasi oleh beberapa

ahli untuk mengukur kevalidan LKPD. Kemudian produk yang sudah dinyatakan

valid akan diujicobakan kepada subjek penelitian. Tahap tersebut dilakukan agar

dapat mengetahui kepraktisan dan keefektifan LKPD. Sehingga diharapkan,

penelitian ini dapat menghasilkan suatu LKPD yang valid, praktis dan efektif.

Kerangka berpikir yang dijelaskan di atas dapat dilihat pada gambar 2.10.
35

Kondisi Awal

1. LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang


masih jarang ditemui.
2. Ada beberapa pendidik (guru matematika) yang belum
menggunakan LKPD
3. Peserta didik masih sulit memahami materi dan soal-soal di
buku paket

Dikembangkannya lembar kerja peserta didik dengan pendekatan


contextual teaching and learning dilengkapi teka-teki silang pada
materi segiempat dan segitiga kelas VII SMP

Tahap Tahap Tahap Tahap


Define Design Developmen Dessiminate

 Analisis awal  Penyusunan


 Analisis instrument  Uji validitas
Penyebaran
peserta didik  Pemilihan  Uji praktikalitas produk
 Analisis tugas media  Uji efektifitas
 Analisis  Pemilihan
Konsep format
 Analisis  Rancangan
tujuan awal produk
pembelajaran  Penilaian teman
sejawat

Menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik dengan pendekatan


Contextual Teaching and Learning dilengkapi teka-teki silang pada
materi segiempat dan segitiga kelas VII SMP yang valid, praktis dan
efektif

Gambar 2.10 Kerangka berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian dan pengembangan atau sering disebut Research and Development

(R&D). Menurut Sugiyono (2016: 297), metode penelitian dan pengembangan

merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Tujuan dilakukan penelitian ini

adalah untuk mengembangkan produk berupa bahan ajar LKPD dengan

pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang. Penelitian ini diujicobakan agar

dapat mengetahui kevalidan, kepraktisan dan keefektifan dari LKPD yang

dikembangkan.

B. Model Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan dari

Thiagarajan yaitu model penelitian dan pengembangan 4D. 4D merupakan

singkatan dari Define, Design, Development, dan Dessiminate. Model ini

digunakan oleh peneliti karena lebih lengkap dan cocok untuk pengembangan

dalam bahan ajar dan dengan model ini setiap tahap dapat dilaksanakan (Yulita,

2017).

C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian pengembangan 4D menurut

sebagai berikut:

36
37

1. Tahap Define/Pendefinisian

Pada tahap ini dilakukan analisis awal, analisis peserta didik, analisis

tugas, analisis konsep dan analisis tujuan pembelajaran.

a. Analisis awal

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan informasi-informasi yang muncul

pada saat di lapangan seperti permasalahan yang sedang dialami peserta didik

selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga nantinya peneliti bisa

membuat produk yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan

tersebut. Analisis tersebut akan dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi.

Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif

penyelesaian dari masalah mendasar untuk memudahkan dalam penentuan

ataupun landasan dalam pengembangan LKPD yang akan dikembangkan.

b. Analisis peserta didik

Analisis peserta didik dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik dari

peserta didik yang akan menjadi subjek dari penelitian pengembangan ini. Hal ini

dilakukan agar dapat disesuaikan dengan LKPD yang akan dikembangkan.

Selanjutnya, menelaah lingkungan peserta didik yang bertujuan untuk penyusunan

LKPD agar kontekstual dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

c. Analisis tugas

Analisis tugas digunakan peneliti untuk menentukan isi materi dan

kompetensi yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Penyusunan LKPD ini

harus sesuai dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang ada

pada kurikulum 2013.


38

d. Analisis konsep

Analisis konsep dilakukan dengan cara dokumentasi. Analisis konsep

bermaksud untuk mengetahui kesesuaian materi yang akan disajikan dalam LKPD

dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang. Analisis materi yang

dilakukan ialah dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan,

mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan menyusunnya kembali

secara sistematis. Analisis materi ini menggunakan buku Kemendikbud edisi

revisi 2016 dan LKPD dari pemerintah.

e. Analisis tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dibuat sesuai dengan indikator pembelajaran yang

merupakan suatu penjabaran dari kompetensi inti dan kompetensi dasar.

Perumusan tujuan pembelajaran ini adalah dasar untuk penyusunan dan

perancangan perangkat pembelajaran yang akan dibuat nantinya dengan

mengintegrasikan materi ke dalam LKPD yang akan dikembangkan yang sesuai

dengan hasil analisis tugas dan analisis konsep.

2. Tahap Design/Perancangan

Tahap perancangan atau desain dilakukan untuk merancang produk LKPD

sesudah dilakukannya tahap analisis. Kegiatan yang dilakukan pada perancangan

spesifikasi produk LKPD adalah dengan melakukan pengorganisasian sistematika

LKPD mulai dari cover LKPD, urutan komponen isi LKPD hingga bagian

penutupnya yang akan dikembangkan dengan menggunakan software Microsoft

Office Word 2010. Pada tahap ini dilakukan penyusunan instrumen, pemilihan

media, pemilihan format, rancangan awal dan penilaian teman sejawat.


39

a. Penyusunan instrumen

Instrumen yang disusun dan digunakan pada penelitian dan pengembangan

ini adalah instrumen observasi, instrumen validasi, instrumen praktikalitas, dan

instrumen tes. Instrumen observasi disusun untuk mengetahui aktivitas peserta

didik pada saat proses pembelajaran menggunakan LKPD. Instrumen validasi

disusun bertujuan untuk menguji kelayakan LKPD yang dikembangkan.

Instrumen praktikalitas merupakan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui

kepraktisan dari LKPD yang dikembangkan. Instrumen tes merupakan instrumen

yang bertujuan untuk melihat keefektifitas dari LKPD yang dikembangkan,

dengan mengukur peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik setelah

menggunakan LKPD tersebut.

b. Pemilihan media

Pemilihan media dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi media

pembelajaran yang relavan dengan karakteristik materi dan kebutuhan peserta

didik. Adapun media yang dipilih adalah bahan ajar LKPD dengan pendekatan

CTL dilengkapi teka-teki silang.

c. Pemilihan format

Adapun format dalam LKPD yang akan dikembangkan terdiri dari tiga

bagian yaitu:

1) Bagian depan meliputi halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, dan

deskripsi tokoh matematika.


40

2) Bagian isi meliputi kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, petunjuk belajar, materi pembelajaran yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari dan dilengkapi dengan teka-teki silang.

3) Bagian penutup meliputi daftar pustaka dan biografi penulis sekaligus sampul

belakang LKPD.

d. Rancangan awal

Rancangan awal bertujuan untuk menyusun LKPD beserta perangkat

pembelajaran lainnya. Adapun rancangan awal ini dibuat agar LKPD yang akan

dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah dan komponen yang terdapat pada

rancangan pembelajaran. LKPD didesain menggunakan Microsoft Office Word.

e. Penilaian teman sejawat

Setelah produk selesai dibuat berdasarkan design sebelumnya. Selanjutnya

dilakukan penilaian teman sejawat. Teman sejawat yang dimaksud disini adalah

peneliti yang sama-sama mengambil jenis penelitian R&D. Hal ini bertujuan

untuk perbaikan versi awal produk sebelum penilaian oleh para ahli dan

dilakukannya tahap pengembangan.

3. Tahap Development/Pengembangan

Tahap pengembangan yang dilakukan pada pembuatan produk LKPD

yang telah dirancang tampilan dan isinya menggunakan software yang telah

ditentukan. Prastowo (2015: 212) mengemukakan bahwa dalam pembuatan

produk LKPD terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan. Berikut adalah

deskripsi langkah-langkah tersebut :


41

a. Analisis kurikulum

Berdasarkan kurikulum 2013 materi yang dipilih dalam LKPD yaitu

segiempat dan segitiga, untuk SMP kelas VII semester genap, tahun pelajaran

2019/2020.

b. Menyusun peta kebutuhan LKPD

Dalam menyusun peta kebutuhan LKPD peneliti menyusun 3 bagian.

Pertama, desain LKPD. Kedua, penyusunan jumlah LKPD dengan

memperhatikan materi yang akan dipilih. Ketiga, penyisipan pendekatan CTL ke

dalam LKPD.

c. Menentukan judul LKPD

Penentuan judul berdasarkan analisis kurikulum adalah segiempat dan

segitiga, sehingga judul LKPD disesuaikan dengan materi yang telah dipilih.

d. Penulisan struktur LKPD

Struktrur dalam LKPD dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian depan yang

terdiri dari (halaman sampul, kata pengantar, kata motivasi, daftar isi dan tokoh

matematika). Bagian isi (kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

petunjuk belajar, materi pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari, latihan soal, permainan teka-teki silang dan rangkuman. Bagian penutup

meliputi daftar pustaka dan biogarfi penulis serta sampul belakang LKPD.

Setelah pembuatan LKPD selesai dan telah melalui tahapan bimbingan

kepada dosen pembimbing, maka LKPD yang dihasilkan harus diuji terlebih

dahulu validitasnya oleh ahli materi, ahli bahasa, dan ahli media agar dapat

ditentukan kelayakannya sebelum dilakukan uji coba kepada peserta didik.


42

Kemudian dilakukan uji praktikalitas kepada pendidik dan peserta didik, serta

diuji efektifitasnya yaitu berupa pretest dan posttest yang dikerjakan oleh peserta

didik.

4. Tahap Dessiminate/Penyebaran

Setelah LKPD dikatakan valid, praktis dan efektif selanjutnya adalah tahap

penyebaran yaitu menyebarkan LKPD kepada pendidik (guru matematika) SMP

kelas VII semsester genap yang ada di Tanjungpinang dengan cara membagi file

maupun melalui flahdisk atau Bluetooth.

D. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Berikut bagan yang menjelaskan tahapan-tahapan dari model penelitian

dan pengembangan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini.


43

Analisis Awal, Analisis Peserta Didik, Analisis Tugas,


DEFINE Analisis Konsep, Analisis Tujuan Pembelajaran

Perancangan Spesifikasi LKPD meliputi Tampilan


DESIGN dan Sistematika Urutan Komponen LKPD

Penyusunan LKPD dan Instrumen Penelitian

Draft LKPD

Validasi Ahli Materi,


Revisi
Bahasa dan Media

Tidak Valid
Valid

DEVELOP Uji Coba Tahap 1 (Uji Praktikalitas)

Tidak
Praktis Revisi

Ya

Uji Coba Tahap 2 (Uji Efektifitas)

Tidak
Efektif Revisi

Ya
Penyebarluasan Hasil Produk LKPD yang
DESSIMINATE Telah dinyatakan Valid, Praktis, dan Efektif

Gambar 3.1 Alur prosedur pengembangan LKPD


44

2. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII 1 SMP

Negeri 7 Tanjungpinang yang berjumlah 42 orang. Peserta didik yang menjadi

subjek dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data kepraktisan dan

keefektifan dari LKPD yang telah dibuat. Subjek dalam penelitian ini ditentukan

oleh pendidik yang bersangkutan.

3. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data kualitatif dan

kuantitatif.

a. Data kualitatif berupa komentar, saran dan kesimpulan dari ahli media dan

ahli materi dalam angket kualitas pengembangan LKPD dengan pendekatan

CTL dilengkapi teka-teki silang.

b. Data kuantitatif berupa skor yang diperoleh dari subjek uji coba dalam angket,

pretest dan posttest untuk penilaian kualitas pengembangan LKPD dengan

pendekatan CTL dilengkapai teka-teki silang.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen merupakan alat ukur seperti tes, angket, pedoman wawancara

dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam

suatu penelitian (Sugiyono, 2016: 156). Instrumen pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi, lembar angket, serta soal

pretest dan posttest.

Angket digunakan untuk mengukur validitas LKPD dan praktikalitas

LKPD. Narasumber dapat memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada
45

lembar angket. Selain itu pada bagian akhir angket disediakan kolom saran untuk

memperbaiki kekurangan yang ada pada LKPD sebagai perbaikan LKPD menjadi

lebih sempurna. Sedangkan soal pretest dan posttest digunakan untuk mengukur

efektifitas yang ditujukan pada peserta didik uji coba. Soal pretest dan posttest

masing-masing berisikan 3 soal berbentuk uraian. Soal pretest dan posttest berisi

materi pelajaran yang diajarkan pada uji coba. Adapun kisi-kisi instrumen

pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Lembar observasi

Tabel 3.1 Kisi-kisi lembar observasi pembelajaran di kelas

Indikator Aspek yang diamati No


Membuka pembelajaran 1
Penyajian materi 2
Penggunaan bahasa 3
Penggunaan waktu 4
Gerak 5
Proses pembelajaran Memotivasi peserta didik 6
Teknik bertanya 7
Teknik penguasaan kelas 8
Penggunaan media 9
Bentuk dan cara evaluasi 10
Menutup pembelajaran 11
Perilaku peserta didik di 12
Perilaku peserta didik kelas
Kelengkapan pembelajaran 13

2) Lembar validasi ahli materi

Lembar validasi ahli materi mencakup aspek kelayakan isi, aspek

kelayakan penyajian dan aspek penilaian kontekstual.


46

Tabel 3.2 Kisi-kisi lembar penilaian ahli materi

Kriteria Indikator Nomor Soal


Aspek Kelayakan A. Kesesuaian Materi dengan KD 1,2,3
Isi B. Keakuratan Materi 4,5,6,7,8
C. Kemutakhiran Materi 9,10
D. Mendorong Keingintahuan 11,12
Aspek Kelayakan A. Teknik Penyajian 1
Penyajian B. Pendukung Penyajian 2,3,4,5,6,7
C. Penyajian Pembelajaran 8
D. Koherensi dan Keruntutan 9,10
Alur Pikir
Aspek Penilaian A. Hakikat Kontekstual 1,2
Kontekstual B. Komponen Kontekstual 3,4,5,6,7,8,9

3) Lembar validasi ahli bahasa

Lembar validasi ahli bahasa mencakup aspek kelayakan kebahasaan.

Berikut kisi-kisi lembar penilaian ahli bahasa.

Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar penilaian ahli bahasa

Kriteria Indikator Nomor Soal


Aspek Kelayakan A. Lugas 1,2,3
Kebahasaan B. Komunikatif 4
C. Dialogis dan 5
Interaktif
D. Kesesuaian dengan 6,7
Perkembangan
Peserta Didik
E. Kesesuaian dengan 8,9
Kaidah Bahasa

4) Lembar validasi ahli media

Lembar validasi ahli media mencakup aspek kelayakan kegrafisan yang

terdiri dari tiga indikator yaitu ukuran LKPD, desain sampul LKPD dan desain isi

LKPD.
47

Tabel 3.4 Kisi-kisi penilian validasi ahli media

Kriteria Indikator Nomor Soal


Aspek Kelayakan A. Ukuran LKPD 1,2
Kegrafisan B. Desain Sampul LKPD 3,4,5,6,7
(Cover 8,9,10,11,12,13,14
C. Desain Isi LKPD

5) Lembar praktikalitas LPKD

Lembar praktikalitas disusun untuk mengetahui kepraktisan dari LKPD

yang digunakan dalam proses pembelajaran. Lembar praktikalitas dibuat dalam

bentuk angket berisi pernyataan yang menunjukkan tingkat kemudahan

penggunaan dan pelaksanaannya pada proses pembelajaran berlangsung dengan

ditanggapi oleh pendidik dan peserta didik.

Tabel 3.5 Kisi-kisi angket respon pendidik dan peserta didik

Kriteria Indikator Nomor Soal


Respon Pendidik A. Ketertarikan 1,2,3,4,5,6,
dan Peserta Didik B. Materi 7,8,9,10,11,12
C. Bahasa 13,14,15

6) Instrumen tes hasil belajar

Instrumen tes dibuat untuk mengukur keefektifan LKPD sehingga dapat

mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik. Efektifitas dari produk yang

dikembangkan dapat diketahui dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta

didik setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan produk tersebut.

Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes yang disusun

oleh peneliti yang telah divalidasi oleh pendidik yaitu guru mata pelajaran

matematika pada materi segiempat dan segitiga. Pemberian tes ini digunakan

untuk mengetahui pengetahuan peserta didik mengenai materi segiempat dan


48

segitiga. Peserta didik akan diberi soal dalam bentuk uraian yang berjumlah 3

soal. Soal yang diberikan telah disesuaikan dengan pencapaian indikator pada KD

3.11 dan 4.11.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar pretest dan posttest


Nomor Level
Kompotensi Dasar Soal
Soal Kognitif
3.11 Mengaitkan rumus Diberikan gambar persegi panjang,
keliling dan luas trapesium, dan segitiga siku-siku yang
untuk untuk telah diketahui salah satu sisinya.
peserta didik dapat menghitung luas
berbagai jenis
dan keliling dari bangun tersebut.
segiempat
(persegi,
persegipanjang, 1 C4
belah ketupat,
jajargenjang,
trapesium, dan
laying-layang) dan
segitiga.

Terdapat kebun berbentuk persegi


panjang dengan dengan panjang dan
lebar yang sudah diketahui, kebun
tersebut akan ditanami pohon kelapa
yang jaraknya sudah diketahui satu
2 C3
dengan yang lain. Peserta didik
diminta untuk menentukan berapa
banyak bibit pohon kelapa yang
diperlukan.

Diketahui karton putih berbentuk


persegi panjang dengan ukuran
panjang 60 cm dan lebar 26 cm, akan
membuat mainan ikan merah biru
seperti gambar di bawah ini.
Berapakah cm2 luas karton yang tidak
terpakai? 3 C3
49

5. Teknik Analisis Data

a. Teknik analisis data validitas

Data penilaian LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang

diperoleh dari angket validitas oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli media.

Angket penilaian validitas LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki

menggunakan skala likert dengan empat pilihan yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.7 Pedoman skor penilaian angket validitas

Kategori
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif melalui

kesimpulan mengenai valid atau tidak valid diujicobakan.

b. Teknik analisis data praktikalitas

Angket respon pendidik dan peserta didik digunakan sebagai pengukur

praktikalitas LKPD. Angket praktikalitas menggunkan skala Likert dengan lima

pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan

sangat tidak setuju (STS).

Tabel 3.8 Pedoman skor penilaian angket praktikalitas

Kategori Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2016: 165)
50

Data yang diperoleh dari angket respon adalah data ordinal. Menurut

Ningsih dan Dukalang (2019: 44), data ordinal tidak dapat dijumlah untuk

mencari rata-rata, dengan demikian terdapat cara mengubah data ordinal menjadi

data interval. Cara yang digunakan adalah transformasi msi (method of successive

interval). Tahap-tahap mengubah data dengan msi, yaitu:

1) Menghitung frekuensi untuk setiap pilihan yang ada

2) Menghitung proporsi dari masing-masing pilihan

3) Dari perolehan proporsi, dihitung proporsi kumulatif

4) Mengitung nilai Z (distribusi normal) dari proporsi kumulatif

5) Menentukan nilai batas Z setiap pilihan masing-masing

6) Menghitung scala value (interval rata-rata)

7) Menghitung skor (hasil transformasi) untuk setiap pilihan

Untuk memudahkan cara transformasi msi, dapat menggunakan bantuan

microsoft excel. Menu yang terdapat pada microsoft excel ditambah dengan menu

add-ins. Menu add-ins terdapat pilihan salah satunya adalah successive interval.

Langkah-langkah menggunakan add-ins pada Microsoft excel adalah sebagai

berikut.

a) Siapkan tabel responden dan masing-masing pilihannya

b) Tekan menu add-ins dan tanda panah statistics, maka akan muncul sembilan

pilihan, klik successive interval

c) Muncul kotak, input data range dengan cara memblok pilihan-pilihannya saja

(tidak termasuk nama responden dan soal).


51

d) Masukkan cell output dengan cara mengklik sel sembarang untuk meletakkan

hasil msi. Klik next

e) Klik select all, kemudian next

f) Pilihan yang terkecil adalah 1 dan pilihan yang terbesar adalah 5, maka isi min

value 1 dan max value 5, kemudian beri tanda centang pada display summary

dan klik finish

g) Keluarlah hasil dari transformasi msi masing-masing pertanyaan

Dari hasil transformasi msi angket respon peserta didik, dapat dianalisis

dengan menggunakan rumus yang diadaptasi dari Anas Sudijono 2008 dalam

Dewi (2018: 59) sebagai berikut.

Keterangan:

Angka Presentase

Skor mentah yang diperoleh

Skor maksimal

Dari hasil analisis data dengan menggunakan transformasi msi tersebut,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil dari anget respon peserta didik

terhadap LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang sebagai

berikut.
52

Tabel 3.9 Kriteria persentase kepraktisan LKPD

Rata-Rata (%) Kategori


85-100 Sangat Praktis
75-84 Praktis
60-74 Cukup Praktis
55-59 Kurang Praktis
0-54 Tidak Praktis
Sumber: Sukmadinata dalam (Ramadhona 2018: 22)

Berdasarkan tabel 3.9 peneliti menentukan LKPD dengan pendekatan CTL

dilengkapi teka-teki silang dikatakan “Praktis” apabila mendaptkan rata-rata

minimal 75-84 berkategori “Praktis”. Kemudian jika rata-rata berkategori “Cukup

Praktis dan dibawahnya, maka LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-tki

silang dikatakan “Tidak Praktis”.

c. Teknik analisis data efektifitas

Efektifitas dari produk yang dikembangkan dapat diketahui dengan adanya

pemberian tes kepada peserta didik setelah melakukan pembelajaran dengan

menggunakan produk tersebut. Untuk mengetahui hasil tes tersebut, kelas yang

menjadi subjek penelitian diberi pretest dan posttest. Berdasarkan nilai pretest dan

posttest pada kelas tersebut, dihitung seberapa besar hasil tes dengan menghitung

n-gain. Perhitungan data analisis n-gain menggunakan gain ternormalisasi

menggunakan rumus:

nilai nilai
g
nilai maksimum nilai

Setelah hasil didperoleh, maka dilakukan pengelompokkan yang sesuai

dengan kriteria skor gain pada tabel di bawah ini:


53

Tabel 3.10 Kriteria skor gain temormalisasi

Skor Interpretasi
0,7 < g ≤ 1,0 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 Sedang
≤ 0,3 Rendah
Sumber: Hake (1998) dalam Sutrisno (2019: 52)

LKPD dengan pendekatan CTL dilengkapi teka-teki silang pada penelitian

dan pengembangan ini dikatakan sangat efektif dalam proses pembelajaran, jika

memperoleh skor n-gain sebesar 0,7 < g < 1. Pembelajaran cukup efektif adalah

yang memiliki peningkatan sebesar 0,3 < g ≤ 0,7. Pembelajaran kurang efektif

adalah yang memiliki nilai peningkatan sebesar ≤ 0,3.

6. Jadwal Penelitian

Tabel 3.11 Jadwal penelitian

Bulan
Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Juni Juli

Pengajuan judul

Penulisan proposal

Bimbingan proposal

Seminar proposal

Revisi proposal

Penelitian

Bimbingan skripsi

Sidang skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, T. I. M. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,


dan Kontekstual. Jakarta: KENCANA.

Aqib, Z. (2013). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual


(Inovatif). Bandung: YRAMA WIDYA.

Edriati, S., Handayani, S., & Sari, N. P. (2017). Penggunaan Teka-Teki Silang
Sebagai Sebagai Strategi Pengulangan Dalam Meningkatkan Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Sma Kelas Xi Ips. Jurnal Pelangi, 9(2), 71–78.
https://doi.org/10.22202/jp.2017.v9i2.2047

Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.


Bandung: PT Refika Aditama.

Ningsih, S., & Dukalang, H. (2019). Penerapan metode suksesif interval pada
analisis regresi linier berganda. Jambura Journal of Mathematics, 1, 43–53.

Novelia, R., Rahimah, D., & Syukur, M. F. (2017). Penerapan Model Mastery
Learning Berbantuan LKPD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Peserta Didik di Kelas VIII.3 SMP Negeri 4 Kota Bengkulu. Jurnal
Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), 1(1), 20–25.
https://doi.org/10.33369/jp2ms.1.1.20-25

Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. DNA


Jogjakarta: PRESS.

Ramadhona, R., & Izzati, N. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa


Berbasis Inkuiri Mata Kuliah Matematika Umum Untuk Mahasiswa
Pendidikan Kimia. Jurnal Kiprah, 6(2), 21–24.
https://doi.org/10.31629/kiprah.v6i2.780

Rizki, L. M., Mz, Z. A., & Risnawati. (2017). Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk

54
55

Memfasilitasi Kemampuan Koneksi Siswa SMP/MTs. Indonesian Digital


Journal of Mathematics and Education, 4(6), 400–409.

Sardiman. (2008). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. PT RAJA GRAFINDO


Jakarta: PERSADA.

Shoidah, Z., Rachmadiarti, F., & Winarsih. (2012). Pengembangan LKS Berbasis
Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan.
Jurnal Unesa, 1(3), 1–5. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Sugiyanto, Y., Hasibuan, M. H. E., & Anggereni, E. (2018). Pengembangan


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Kontekstual pada Materi
Ekosistem Kelas VII SMPN Tanjung Jabung Timur. Edu-Sains, 7(1), 23–33.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and


Development/R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016b). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sutrisno, E. (2019). Pengembangan E-Modul Matematika Interaktif


Menggunakan Visual Studio. 4, 5–10.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ulfayanti, N. (2017). Pengembangan Media Permainan Edukatif Teka-teki Silang


(TTS) Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI Di SMA Negeri 12 Makassar.
1–75. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8605/1/NUR ULFAYANTI.pdf

Yulita, I. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Kimia. Tanjungpinang: UMRAH


Press.

Anda mungkin juga menyukai