Hal ini membuat individu atau kelompok tersebut merasa memiliki kebudayaan dan
sejarah tersebut. Berbagai identitas tersebut, yakni berupa bahasa, kebiasaan, hingga
peristiwa masa lalu yang berasal dari nenek moyang. Bangsa Indonesia mempunyai
banyak suku, ras, agama, dan golongan. Etnosentrisme ialah sebagai salah satu bentuk
sikap, maka dapat disederhanakan bahwa pembentukan etnosentrisme sama halnya
dengan pembentukan sikap, sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh
individu.
Factor external
Faktor politik
Diskriminasi Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu
tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu
tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat
manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang
lain.
1. Struktur gaji
2. Bagaimana perekrutan
3. Strategi yang dianut dalam promosi
4. Kondisi kerja umum bersifat diskriminatif
Penyebab Diskriminasi
Tindakan diskriminasi yang terjadi dalam masyarakat umum disebabkan oleh dua hal,
yaitu:
Prasangka merupakan perasaan negatif terhadap seseorang atau kelompok semata-mata
berdasar pada keanggotaan dalam sebuah kelompok tertentu. Prasangka dari suatu
kelompok terhadap kelompok lain muncul karena agresi. Sebuah kelompok akan
melakukan agresi apabila usahanya untuk memperoleh kekuasaan terhalang. Apabila
agresi terhalang oleh kelompok lain, maka agresi akan dialihkan dengan
mengkambinghitamkan kelompok lain tersebut. Tindakan ini akan berkembang menjadi
prasangka yang dianut oleh anggota kelompok yang melancarkan agresi.
Stereotip merupakan citra kaku tentang kelompok ras atau budaya lain tanpa
memerhatikan kebenaran dari citra tersebut. Contoh stereotip adalah pandangan terhadap
lapisan bawah masyarakat yang dinilai bersifat malas, bodoh, tidak berambisi, dan lain-
lain.
Prejudis, atau Prasangka berasal dari bahasa Latin. Pracjudicium yang berarti preseden
atau suatu penilaian berdasarkan keputusan dan pengalaman terdahulu. Richard W.
Brislin mengartikan prasangka sosial sebagai suatu sikap tidak adil, menyimpang atau
tidak toleran terhadap sekelompok orang. Prasangka itu sendiri bremacam-macam. Dan
yang paling populer adalah prasangka sosial kesukuan, agama dan gender.
Faktor Frustasi dan Agresi. Prasangka sosial dapat menjelma ke dalam tindakan-
tindakan diskriminatif, agresif terhadap orang yang diprasangkai. Teori frustasi yang
menimbulkan agresi, di mana orang- orang akan mengalami frustasi apabila maksd-
maksud dan keinginan yang diperjuangkan dengan intensif mengalami kegagalan atau
hambatan, akibatnya timbul perasaan jengkel atau perasaan-perasaan agresif yang akan
ditumpahkan kepada orang lain. Hal ini yang dinamakan denagn teori Seapegatisme :teori
kambing hitam.
prasangka mempunyai tiga komponen dasar yaitu kognitif, afektif, dan konatif (Mann
dalam Azwar 2003) :
1. Komponen kognitif
Komponen ini melibatkan apa yang dipikirkan dan diyakini oleh subjek mengenai objek
prasangka. Stereotip adalah salah satu contoh bentuk dari komponen kognitif.
2. Komponen afektif
Komponen ini melibatkan perasaan atau emosi (negatif) individu yang berprasangka
ketika berhadapan atau berpikir tentang anggota kelompok yang tidak mereka sukai.
Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam dan bertahan sebagai
komponen sikap. Komponen ini sering disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap sesuatu. Namun, perasaan pribadi seringkali dapat berbeda perwujudannya
dengan perilaku aktual individu. Azwar (2003) menambahkan bahwa reaksi emosional
banyak dipengaruhi oleh kepercayaan (apa yang dipercayai) sebagai sesuatu yang benar
dan berlaku bagi objek tertentu.
3. Komponen konatif
Komponen ini melibatkan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu
(negatif) atau bermaksud untuk melakukan tindakan (negatif) tersebut terhadap kelompok
yang menjadi target prasangka.
Daftar Pustaka