Anda di halaman 1dari 1

Agus Sujanto (1993: 143) mengatakan bahwa di dalam dunia pendidikan pembinaan akhlak

dititikberatkan pada pembentukan mental anak agar tidak mengalami ‘juvenile deliquency’ karena
pembinaan akhlak berarti juga anak dituntut agar belajar bertanggung jawab.

Selanjutnya, pendidikan agama dalam keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap kepribadian
anak dan akan menjadi kenangan hidupnya (Zuhairini dkk., 1993: 32).

Hukum internasional sebenarnya sudah sejak lama dikenal eksisitensinya, yaitu pada zaman Romawi
Kuno. Orang-orang Romawi Kuno mengenal dua jenis hukum, yaitu Ius Ceville dan Ius Gentium,Ius
Ceville adalah hukum nasional yang berlaku bagi masyarakat Romawi, dimanapun mereka berada,
sedangkan Ius Gentium adalah hukum yang diterapkan bagi orang asing, yang bukan berkebangsaan
Romawi.

“Dalam perkembangannya, Ius Gentium berubah menjadi Ius Inter Gentium yang lebih dikenal juga
dengan Volkenrecth (Jerman), Droit de Gens (Perancis) dan kemudian juga dikenal sebagai Law of
Nations(Inggris)*)

“Sesungguhnya, hukum internasional modern mulai berkembang pesat pada abad XVI, yaitu sejak
ditandatanganinya Perjanjian Westphalia 1648, yang mengakhiri perang 30 tahun (thirty years war)
di Eropa. Sejak saat itulah, mulai muncul negara-negara yang bercirikan kebangsaan, kewilayahan
atau territorial, kedaulatan, kemerdekaan dan persamaan derajat. Dalam kondisi semacam inilah
sangat dimungkinkan tumbuh dan berkembangnya prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum
internasional**)

*)Kusamaatmadja Mochtar, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung:Putra Abardin, 1999), p.50.

**)Phartiana I Wayan, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung:Mandar Maju, 2003),p.44.

Anda mungkin juga menyukai