Anda di halaman 1dari 19

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2(1) (2020): 1—19

KAINAWA
JURNAL PEMBANGUNAN & BUDAYA

ISSN (Cetak): 2657-0505


ISSN (Elektronik): 2715-6184

http://jurnalkainawa.baubaukota.go.id/index.php/knw

M��������� P���������� P������� K�������� B����:


E��������� P����� S��������-K������������ ����� P����������
K��������

N��������� ��� F�������� �� P������� �� B���� I������:


E���������� �� S��������-C���������� P������� �� ��� D���������� ��
��� A����������
Herie Saksono*
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri
Jl. Kramat Raya No. 132, Senen – Jakarta

Dikirim: 27 April 2020; Disetujui: 1 Juni 2020; Diterbitkan: 31 Juli 2020

DOI: 10.46891/kainawa.2.2020.1-19

Inti Sari
Menavigasi pembentukan Provinsi Kepulauan Buton merupakan kontribusi pemikiran dalam upaya
penguatan sekaligus memastikan ketersediaan data (big data) untuk mendukung pembentukan Provinsi
Kepulauan Buton. Kelak, Provinsi Kepulauan Buton akan mencakup enam (6) pemerintahan daerah
kabupaten/kota. Pemberlakuan moratorium pemekaran daerah menjadi momentum konsolidasi, berbenah,
dan melengkapi hal ihwal yang masih memerlukan penyempurnaan. Kajian ini dilakukan secara kualitatif-
deskriptif dengan metode studi literatur. Melalui navigasi yang tepat, dapat ditentukan arah, tujuan, dan
sasaran yang mampu memperkuat argumentasi pentingnya Provinsi Kepulauan Buton. Eksplorasi posisi
strategis kompetitif lebih berorientasi futuristik dengan paradigma era digital. Studi ini bersifat kualitatif
menggunakan metode studi literatur yang dilakukan secara mandiri melalui pemanfaatan peluang disela-sela
aktivitas kelitbangan di Kota Baubau. Studi ini bertujuan mengeksplorasi posisi strategis-kompetitif calon
Provinsi Kepulauan Buton. Frasa Strategis-kompetitif dimaknai sebagai mendudukkan keberadaan Kepulauan
Buton dan sumberdayanya. Hasil analisis menemukan dua kategorisasi sumberdaya, yakni: sumberdaya nyata
(tangible) dan sumberdaya yang tidak nyata (intangible). Sumberdaya berwujud adalah modal yang terdiri atas
6 jenis antara lain: kewilayahan, manusia, sosial, budaya, lingkungan, dan ekonomi, sedangkan sumberdaya
nirwujud meliputi 4 (empat) jenis yakni: kreativitas, inovasi, komunitas kreatif, dan IoT & digitalisasi. Hasil
analisis menyimpulkan bahwa posisi strategis-kompetitif merupakan salah satu faktor penguat yang dapat
dijadikan pertimbangan untuk mengukuhkan terbentuknya Provinsi Kepulauan Buton. Eksistensi sumberdaya
di Kepulauan Buton mengindikasikan kesiapan sekaligus wujud garansi bahwa melalui pembentukan Provinsi
Kepulauan Buton akan tercipta perubahan, kemandirian, kecepatan merespons dan perbaikan mutu layanan,
kesiapan penatakelolaan kepemerintahan yang baik, dan kesinambungan pembangunan berkelanjutan. Kedua
pertimbangan tersebut diharapkan dapat membangun rasa percaya (trust) Pemerintah bahwa memang sudah
layak dan sepantasnya Provinsi Kepulauan Buton segera disahkan menjadi daerah otonom baru (DOB) dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kata Kunci: navigasi; pembangunan kepulauan; Kepulauan Buton; posisi strategis-kompetitif

*
Penulis Korespondensi © 2020 Penulis
Telepon : +62-811-8899-965 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons
Surel : herie.saksono26@gmail.com Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. 1
Abstract
Navigating the formation of the Buton Islands Province is a contribution to thinking in an effort to strengthen
and ensure the availability of data (big data) to support the formation of the Buton Islands Province. Later, the
Buton Islands Province will cover six (6) district/city regional governments. The enactment of the regional
moratorium on regional expansion has become a momentum of consolidation, improvement and complete matters
that still need improvement. This study was conducted qualitatively-descriptive using the literature study method.
Through proper navigation, direction, goals and targets can be determined which can strengthen the
argumentation about the importance of the Buton Islands Province. Exploration of competitive strategic positions
is more futuristic oriented with the paradigm of the digital age. This study is a qualitative study using a literature
study method that is carried out independently through the use of opportunities in the midst of research activities
in the City of Baubau. This study aims to explore the strategic-competitive position of prospective Buton Islands
Province. The phrase Strategic-competitive is interpreted as seizing the existence of the Buton Islands and its
resources. The analysis found two resource categories, namely: tangible resources and intangible resources.
Tangible resources are capital consisting of 6 (six) types including: territorial, human, social, cultural,
environmental, and economic, while intangible resources include 4 (four) types, namely: creativity, innovation,
creative community, and IoT & digitization. The results of the analysis concluded that the strategic-competitive
position is one of the reinforcing factors that can be taken into consideration to con�irm the formation of the Buton
Islands Province. The existence of resources in the Buton Islands indicates readiness as well as a form of guarantee
that through the formation of the Province of the Buton Islands will create change, independence, speed of
responding and improving service quality, readiness for good governance, and the sustainability of sustainable
development. Both of these considerations are expected to be able to build the trust of the Government that it is
indeed feasible and appropriate that the Buton Islands Province be rati�ied as a new autonomous region (DOB)
within the framework of the Unitary Republic of Indonesia (NKRI).

Keywords: navigation; islands development; Buton Islands; strategic-competitive position

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2 (1) (2020): 1—19

2
I. P���������� akan menjadi cakupan wilayah daerah
Merealisasikan pemekaran suatu wilayah persiapan provinsi dan persetujuan Bersama
provinsi maupun kabupaten/kota merupakan DPRD provinsi induk dengan gubernur daerah
suatu perjuangan yang harus dilakukan secara provinsi induk. Gagasan membentuk provinsi
komprehensif, simultan, dan futuristik. baru sebagai pemekaran dari wilayah Provinsi
Pemekaran daerah merupakan bagian dari Sulawesi Tenggara telah dirintis sejak 1994 dan
proses pembentukan daerah dalam rerangka mencapai puncaknya pada 1996, sehingga
penataan daerah. Penataan daerah merupakan sampai saat ini telah menyita waktu 26 tahun.
mandatori desentralisasi yang terdiri atas Sebuah penantian panjang yang
pembentukan daerah dan penyesuaian daerah. mengakumulasikan permasalahan dengan
Sudah pasti, keduanya dapat dilakukan beragam suka-duka dalam pengelolaannya.
berdasarkan pertimbangan kepentingan Namun, dibalik hal ihwal tersebut, terkandung
strategis nasional. Pertimbangan kepentingan kepastian yang memberikan pengharapan,
strategis nasional diberlakukan untuk daerah mendeskripsikan cita-cita luhur nan mulia
perbatasan, pulau-pulau terluar, dan daerah yang mengindikasikan kesabaran, kebesaran
tertentu untuk menjaga kepentingan dan jiwa, kegigihan, dan semangat untuk
kedaulatan Negara Kesatuan Republik mewujudkan Provinsi Kepulauan Buton
Indonesia (NKRI). sebagai daerah otonom.
Pemerintah dalam ketentuan Pasal 32 Dalam konteks manajemen perencanaan
Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 pembangunan daerah berbasis penelitian &
tentang Pemerintahan Daerah menyatakan pengembangan dan desain & inovasi, Saksono
bahwa pembentukan daerah berupa: a) (2019, hlm. 214) menyebutkan adanya 6
pemekaran daerah; dan b) penggabungan (enam) jenis modal pembangunan, yakni: i)
daerah. Pembentukan daerah yang dimaksud modal kewilayahan (territorial capital); ii)
mencakup pembentukan daerah provinsi dan modal manusia (human capital); iii) modal
pembentukan daerah kabupaten/kota. sosial (social capital); iv) modal kebudayaan
Sementara dalam konteks pemekaran daerah (cultural capital); v) modal lingkungan/alam
yang dimaksud adalah: a) pemecahan daerah (environment/natural capital); dan vi) modal
provinsi atau daerah kabupaten/kota untuk ekonomi (economic capital). Mengapa
menjadi dua atau lebih daerah baru; atau menggunakan pendekatan modal (capital)?
penggabungan bagian daerah dari daerah yang Modal terdiri dari, menurut de�inisi, input yang
bersanding dalam 1 (satu) daerah provinsi diperlukan dalam proses ekonomi dan yang
menjadi satu daerah baru. Saat ini, pemekaran bertahan (sebagai lawan input yang digunakan
daerah dilakukan melalui tahapan daerah pada konsumsi) agar perekonomian dapat
persiapan provinsi atau daerah persiapan berlanjut besok. Sebagai sebuah konsep, modal
kabupaten/kota. Tentunya, pembentukan sejalan dengan aspek temporal dari
daerah persiapan tersebut menuntut pembangunan berkelanjutan. Inti dari
terpenuhinya persyaratan dasar dan keberlanjutan adalah bahwa produksi ekonomi
persyaratan administratif. terus berlanjut untuk kepentingan masa depan
Sejauh mana prosesi pembentukan (bukan karena produksi secara inheren baik
Provinsi Kepulauan Buton? Sekalipun hingga tetapi karena berkontribusi pada
saat ini, Pemerintah masih memberlakukan kesejahteraan manusia). Untuk melakukan ini,
moratorium pembentukan daerah otonom perlu mempertahankan alat-alat produksi —
baru (DOB), hal ini merupakan peluang untuk atau modal — secara utuh dari waktu ke waktu.
membenahi sejumlah persyaratan Modal mewujudkan banyak hal yang
pembentukan daerah otonom secara diperlukan untuk menciptakan aliran jasa dan
paripurna. Persyaratan dasar meliputi bahan yang diperlukan untuk produksi
persyaratan dasar kewilayahan dan ekonomi, hari ini dan untuk masa depan. Jika
persyaratan dasar kapasitas daerah. Adapun modal dipertahankan konstan atau tumbuh
persyaratan administratif untuk daerah seiring waktu, maka produksi ekonomi juga
provinsi meliputi persetujuan Bersama DPRD dapat dipertahankan seiring waktu. Argumen
kabupaten/kota dengan bupati/wali kota yang bahwa modal diperlukan untuk keberlanjutan

Menavigasi Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton:


Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitifnya dalam Pembangunan Kepulauan
Herie Saksono 3
Tabel 1.
Definisi/Penger�an/Pendapat Pakar dan Ins�tusi/Lembaga Tentang Jenis Modal Pembangunan

Jenis Modal Pakar I Ins�tusi/Lembaga Definisi/Penger�an Dalam Studi Ini

Each region has a specific territorial capital


Territorial capital refers to the stock of assets Modal kewilayahan adalah stok aset dan
that is dis�nct from that of other areas and
which form the basis for endogenous potensi lokal yang spesifik di suatu wilayah,
generates a higher return for specific kinds
development in each city and region, as well bila dieksploitasi secara profesional dan
Modal Kewilayahan (Territorial Capital) of investments than for others, since these
as to the ins�tu�ons, modes of decision- bijak akan menghasilkan nilai tambah yang
are be�er suited to the area and use its
making and professional skills to make best bermanfaat untuk strategi pertumbuhan
assets and poten�al more effec�vely (Tóth,
use of those assets (OECD, 2001, hlm. 13). daerah.
2015, hlm. 2).

Human capital relates to the processes of


training, voca�onal educa�on and other
Human capital is defined by the OECD as the Modal manusia adalah pengetahuan,
ini�a�ves in order to increase knowledge,
knowledge, skills, competencies and keterampilan, kompetensi, dan atribut lain
skills, abili�es, values and social assets of
Modal Manusia (Human Capital) a�ributes embodied in individuals that yang dimiliki seseorang untuk meningkatkan
an employee that will lead to sa�sfac�on &
facilitate the crea�on of personal, social and kinerja dan kesejahteraan pribadi serta
employee performance, and ul�mately the
economic well-being (OECD; 2007, hlm. 29). organisasi tempatnya berkarya.
compe��veness of the organiza�on
(Gogan, 2014, hlm. 54).

Modal Sosial (Social Capital) Portes and Sensenbrenner (1993) define The defini�on of social capital is: networks Modal sosial adalah kebersamaan secara
social capital as “those expecta�ons for together with shared norms, values and sosial yang memengaruhi tujuan ekonomi
ac�on within a collec�vity that affect the understandings that facilitate co-opera�on atau untuk mencapai tujuan lainnya.
economic goals and goal-seeking behavior of within or among groups (OECD, 2001, hlm.
its members, even if these expecta�ons are 41).
not oriented toward the economic sphere.”
(Portes & Sensenbrenner (1993) dalam
Perret (2014, hlm. 4)).

Modal Budaya (Cultural Capital) Cultural capital can be defined as an asset Cultural capital is a community’s embodied Modal budaya adalah keterampilan dan
that embodies, stores or gives rise to cultural cultural skills and values, in all their nilai-nilai budaya sebagai aset dan warisan
value independently of whatever economic community-defined forms, inherited from the untuk dikembangkan dalam upaya
value it may possess (Towse, 2011, hlm. 143). community’s previous genera�on, mewujudkan, menyimpan atau
undergoing adapta�on and extension by menimbulkan nilai budaya terlepas dari nilai
current members of the community, and ekonomi apa pun yang mungkin dimilikinya
desired by the community to be passed on to
its next genera�on (Dalziel dkk., 2009).

Modal Lingkungan/Alam (Environmental/ Environmental capital - defined as the OECD sta�s�cal glossary defines natural Modal lingkungan/alam adalah
Natural Capital) possible uses, or func�ons, of the capital as follows: Natural capital are natural kemungkinan penggunaan/fungsi dari
environment and natural resources - assets in their role of providing natural lingkungan & SDA sebagai aset yang
provided by nature and capable of being resource inputs and environmental services disediakan oleh alam untuk produksi
scien�fically established, should remain for economic produc�on. Usually the ekonomi. Modal lingkungan/alam melipu�
intact (Daly (1973), Hue�ng (1974), defini�ons of natural capital include aset lingkungan, ekosistem, & nilainya bagi
Goodland (1995) dalam Hue�ng & Reijnders environmental assets, as well as ecosystems masyarakat.
(1998, hlm. 2)). (Kurecic dkk., 2017, hlm. 7).

Modal Ekonomi (Economic Capital) Economic capital is the amount necessary to Economic capital, which can be defined as Modal ekonomi dapat didefinisikan sebagai
be in business – at a 99 percent or be�er the methods or prac�ces that allow financial jumlah modal yang diperlukan untuk
level of confidence – in regard to assumed ins�tu�ons to consistently assess risk and to ak�vitas pembangunan/bisnis beserta risiko
risks (Chorafas, 2004, hlm. 107). a�ribute capital to cover the economic ekonomi riil yang dihadapinya baik oleh
effects of risk-taking ac�vi�es, has Pemerintah, pemda, dan lembaga keuangan.
increasingly become an accepted input into
decision-making at various levels within
banking organisa�ons (Bank for
Interna�onal Se�lements, 2009, hlm. 8).

Sumber: Berbagai Sumber. Data diolah, 2020

produksi didasarkan pada teori ekonomi yang Things/IoT) & digitalisasi, sehingga
dengannya sebagian besar orang tidak terbiasa. mempercepat tercipta kemajuan, kemandirian,
Sekalipun tidak terbiasa dengan gagasan daya saing, dan kesejahteraan masyarakat
teoretis tentang modal, mereka akan memiliki sebagaimana tujuan pembentukan daerah
perasaan intuitif tentang pentingnya modal otonom. Senada dengan itu, Saksono (2013,
(Smith dkk., 2001, hlm. 1). hlm. 1–2) menegaskan bahwa dalam perspektif
Secara rinci, pengertian, de�inisi, dan negara kepulauan, Negara menjadi semakin
pendapat yang disampaikan oleh para pakar sejahtera ketika para pengelolanya inovatif
maupun institusi/lembaga serta pandangan dalam pemanfaatan kearifan lokal berbasis
penulis yang akan digunakan dalam analisis kekayaan sumber daya kepulauan disertai
studi ini diuraikan pada Tabel 1. dukungan dan partisipasi masyarakat secara
Operasionalisasi modal pembangunan di komprehensif dan berkelanjutan dalam semua
wilayah kepulauan wajib berbasis kreativitas lini penyelenggaraan pembangunan kepulauan.
dan inovasi dengan mengoptimalkan Kajian ini menjadi yang pertama dalam
pemanfaatan internet untuk segala (Internet of mengeksplorasi posisi strategis-kompetitif

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2 (1) (2020): 1—19

4
untuk membangun wilayah kepulauan. Kabupaten Buton Selatan; dan vi) Kota Baubau.
Menavigasi alam konteks ini dimaksudkan Memerhatikan letak geografis dan kondisi
memandu dengan mencermati posisi, kewilayahannya, dalam studi ini digunakan
kedudukan, dan sumberdayanya menuju istilah wilayah Kepulauan Buton untuk
kesiapan paripurna prosesi pembentukan merepresentasikan keenam kabupaten/
Provinsi Kepulauan Buton. Kelak, dengan kotanya.
terbentuknya Provinsi Kepulauan Buton akan Metode yang digunakan mengeksplorasi
mengintroduksi peradaban baru berupa posisi strategis-kompetitif adalah studi
pemerintahan digital (digital government) yang literatur dalam kerangka penelitian kualitatif.
tumbuh dan berkembang seiring dinamika Posisi strategis-kompetitif ini merupakan
kehidupan masyarakat kepulauan (islands tinjauan dari perspektif sumberdaya yang telah
society & islands community). Disinilah ada maupun yang kelak dapat dan menjadi
pentingnya sinergi, di mana pemerintahan milik Provinsi Kepulauan Buton. Dalam
daerah bersama para pemangku kepentingan menganalisis data digunakan data sekunder
dan masyarakatnya menjalin kolaborasi dengan rujukan utama data/informasi/
(collaborative government) dan membangun dokumentasi yang diterbitkan Badan Pusat
komitmen untuk menjadikan wilayah Statistik (BPS). Selain itu diperkaya sejumlah
kepulauan sebagai hub beragam inovasi referensi yang relevan untuk memperkuat dan
(islands as a hub of innovations). Tujuannya mempertajam analisis dan pembahasannya.
mengakselerasi perubahan fundamental
menuju masyarakat yang lebih berkemampuan III. H���� ��� P���������
dan berdaya (empower) didukung oleh pemda
yang lebih profesional dalam mengelola modal A. Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitif
pembangunannya. Secara astronomis, geogra�is, topogra�is,
dan demogra�is, calon Provinsi Kepulauan
II. M����� Buton memiliki 2 (dua) kategori sumberdaya.
Artikel ini merupakan hasil observasi dan Sumberdaya dimaksud adalah sumberdaya
wujud refleksi pemikiran pribadi yang berwujud (tangible resources) dan sumberdaya
didedikasikan untuk membantu menavigasi, nirwujud (intangible resources). Sumberdaya
berbagi data dan analisisnya, dan dukungan berwujud (tangible) berupa kekayaan
informasi pengambilan keputusan bagi upaya lingkungan, kondisi alam, dan potensinya
pembentukan Provinsi Kepulauan Buton. seperti bukit, dataran, lembah, hutan, sungai,
Ruang lingkup bahasannya difokuskan kepada air terjun, selat, perairan, laut, pantai, pulau-
analisis posisi strategis-kompetitif wilayah pulau, dan kawasan pertambangan di seluruh
kepulauan yang disorot dari sumberdaya kunci wilayah calon Provinsi Kepulauan Buton. Tentu
(key resources), baik sumberdaya berwujud saja sumberdaya berwujud ini memiliki
maupun sumberdaya nirwujud. Melalui keterbatasan potensi, sehingga diperlukan
eksplorasi sumberdaya ingin diketahui manajemen profesional untuk menjaga dan
keberadaan/keanekaragamannya, sehingga memeliharanya. Sumberdaya berwujud
lebih optimum mengelolanya. Dampaknya merupakan modal (capital) yang sangat
akan mengakselerasi perubahan yang penting bagi terselenggaranya pemerintahan
menyejahterakan melalui peningkatan daerah, prosesi pembangunan, dan aktivitas
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta kemasyarakatan. Secara �isik, sumberdaya
masyarakat, serta peningkatan daya saing berwujud dapat dikelompokkan menjadi 6
daerah. (enam) jenis modal, yakni: i) modal
Posisi strategis-kompetitif ditinjau kewilayahan (territorial capital); ii) modal
menurut masing-masing kabupaten/kota yang manusia (human capital); iii) modal sosial
kelak akan tergabung dan menjadi satu (social capital); iv) modal kebudayaan (cultural
kesatuan dalam wilayah administrasi capital); v) modal lingkungan (environment
pemerintahan Provinsi Kepulauan Buton. capital); dan vi) modal ekonomi (economic
Daerah tersebut adalah: i) Kabupaten Buton; ii) capital).
Kabupaten Wakatobi; iii) Kabupaten Buton Keadaan yang kontras terdapat pada
Utara; iv) Kabupaten Buton Tengah; v) sumberdaya yang tidak nyata, di mana

Menavigasi Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton:


Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitifnya dalam Pembangunan Kepulauan
Herie Saksono 5
Modal Modal
Kewilayahan Manusia

Modal
Lingkungan/ Modal Sosial Peningkatan
Alam Pelayanan

Percepatan
Terwujudnya
Posisi Modal Modal Pemberdayaan Kesejahteraan
Strategis- Ekonomi Budaya Masyarakat di Prov. Kep.
Kompe��f Buton Sebagai Daerah
Otonom Baru
(DOB)
Peran Serta
Masyarakat

Komunitas
Krea�vitas
Krea�f

Peningkatan
DSD

IoT &
Inovasi
Digitalisasi

Gambar 1. Posisi Strategis-Kompetitif untuk Penguatan Calon Provinsi Kepulauan Buton

keberadaannya tidak dapat langsung dilihat B. Sumberdaya Berwujud (Tangible


secara kasat mata atau dirasakan secara �isik. Resources)
Sumberdaya nirwujud memerlukan proses dan Sumberdaya berwujud di Kepulauan
waktu untuk mengaktualisasikannya. Buton sangat melimpah. Optimasi sumberdaya
Sumberdaya nirwujud dikelompokkan ke ini menggerakkan perekonomian, mengubah
dalam 4 (empat) kategori, yakni: i) kreativitas pola hidup masyarakat, dan meningkatkan
(creativity) yang mencakup 16 subsektor daya saing daerah. Pemda kabupaten/kota
industri kreatif; ii) inspirasi-imajinasi-inovasi, secara kolaboratif melakukan identi�ikasi,
khususnya inovasi daerah (regional inventarisasi, pemetaan, dan pemanfaatan
innovations); iii) komunitas kreatif (creative seluruh sumberdaya berwujud tersebut agar
communities) dalam hal ini pelaku usaha menghasilkan nilai (value) untuk perubahan
kreatif; dan iv) IoT & digitalisasi yang lebih baik. Dalam konteks ini, identi�ikasi
(digitalization). Secara operasional kolaborasi dimaksudkan sebagai upaya menemukenali
antarpara aktor, kreator, dan inovator menjadi berbagai potensi kekayaan alam yang telah ada
krusial dalam upayanya menghasilkan sinergi di wilayah Kepulauan Buton sejak dahulu dan
yang berperan mengintroduksi lahirnya masih tersedia hingga saat ini. Inventarisasi
kreativitas, inovasi, komunitas kreatif, produk merupakan upaya mendata seluruh potensi
kreatif, industri kreatif, dan kota kreatif serta kekayaan alam baik yang keberadaannya
membentuk ekosistem kreatif di daerah. Kini, sangat mendominasi, menjadi potensi
diera digital, kreativitas/inovasi sangat unggulan daerah (PUD), maupun yang memiliki
dipengaruhi keberadaan internet & kualitasnya andil setelah dilakukan pengelolaan. Proses
dan tata kelola digital. Keadaan ini turut selanjutnya adalah pemetaan keberadaan
membentuk ekosistem pemerintahan digital. potensi kekayaan alam menurut locus, habitus,
Kinerja setiap ekosistem tersebut semakin sektor, dan produktivitasnya. Terakhir adalah
memperkokoh keberadaan ekonomi kreatif pemanfaatan yang merupakan prosesi untuk
dan inovasi sebagai talenta-talenta baru yang meningkatkan nilai tambah dan komersialisasi
tak akan berkesudahan karena senantiasa produk, sehingga semakin jelas
terbarukan. kemanfaatannya bagi publik, terutama dalam
penciptaan lapangan kerja, meningkatkan
produktivitas dan pendapatan per kapita,
mereduksi kemiskinan, menjamin kelestarian

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2 (1) (2020): 1—19

6
Tabel 2.a.
Posisi Strategis-Kompe��f Berdasarkan Modal Kewilayahan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2020

Luas Tinggi Jumlah


Kabupaten/Kota Dasar Hukum Luas Laut
Daratan Wilayah
(Ibukota) Pembentukan (Km2)
(Km2)*) (MDPL) Pulau Kec. Desa Kel. UPT Desa/Kel.

Buton UU No. 29/1959


1.648,04 ND 45,14 44 7 83 12 - 95
(Pasarwajo) 4 Juli 1959

Wakatobi UU No. 29/2003


473,62 ND - 142 8 75 25 - 100
(Wanci) 18 Des. 2003

Buton Utara UU No. 14/2007


1.923,03 ND 100-500 29 6 78 12 1 91
(Buranga) 2 Januari 2007

Buton Tengah UU No. 15/2014


837,08 ND 7,94 13 7 67 10 - 77
(Labungkari) 23 Juli 2014

Buton Selatan UU No. 16/2014


546,58 ND 6,69 5 7 60 10 - 70
(Batauga) 23 Juli 2014

Kota Baubau UU No. 13/2001


295,07 ND 133,31 13 8 - 43 - 43
(Baubau) 21 Juni 2001

Total 5.723,42 - - 246 43 363 112 1 476

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2020). Data diolah & dikon�irmasi dengan masing-masing dokumen Kabupaten/Kota dalam Angka, 2020.

Keterangan: *) Luas Daratan Menurut Data dari setiap Dokumen Kabupaten/Kota dalam Angka, Penyediaan Data untuk Perencanaan Pembangunan 2020;
UPT = Unit Permukiman Transmigrasi yang Masih Menjadi Tanggung Jawab Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Pembinaannya (Sumber: Kabupaten Buton
Utara dalam Angka, Penyediaan Data untuk Perencanaan Pembangunan 2020).

lingkungan, dan mempercepat tercapainya karena belum tersedia data mengenai ukuran
kesejahteraan masyarakat. Memerhatikan pasti luas wilayah laut dan panjang garis pantai
kondisi �isik pemerintahan dan dominasi yang kelak menjadi wilayah administrasi
wilayah kepulauan, maka pembahasan modal pemerintahannya. Dalam perspektif batas
kewilayahan mencakup: keadaan geogra�is/ wilayah administrasi pemerintahan, kelak
topogra�is, wilayah administrasi pemerintahan batas-batas wilayah administrasi
dan batas-batasnya, serta keberadaan pemerintahan calon Provinsi Kepulauan Buton
pelabuhan/bandar udara (bandara) didominasi wilayah laut/selat/perairan (Tabel
sebagaimana disajikan Tabel 2.a., Tabel 2.b., 2.b.). Atas dasar hal tersebut dan sesuai
dan Tabel 2.c. ketentuan Pasal 27 dan Pasal 28 UU No. 32
Tabel 2.a. Membuktikan betapa luas dan Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
kayanya calon Provinsi Kepulauan Buton yang Pemerintah memberi kewenangan untuk
memiliki 246 pulau dengan luas daratan yang mengelola sumberdaya alam di laut yang ada di
mencapai 5.723,42 km 2. Amat disayangkan wilayahnya sejauh 12 (dua belas) mil laut

Tabel 2.b.
Batas Wilayah Administrasi Pemerintahan Sebagai Modal Kewilayahan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2020

Kabupaten/Kota Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat

Buton Kabupaten Buton Utara Kabupaten Buton Selatan Laut Banda Selat Tiworo
Kabupaten Muna Kota Baubau Kabupaten Wakatobi Kabupaten Muna
Laut Banda Laut Flores Kabupaten Buton Tengah

Wakatobi Laut Banda Laut Flores Laut Banda Laut Flores


Kabupaten Buton

Buton Utara Selat Wawonii Kabupaten Buton Laut Banda Selat Buton
Kabupaten Konawe Kepulauan Kabupaten Muna
Kabupaten Konawe Selatan

Buton Tengah Kabupaten Muna Laut Flores Kota Baubau Kabupaten Bombana

Buton Selatan Kota Baubau Laut Flores Kabupaten Buton Laut Flores
Kabupaten Buton Laut Flores

Kota Baubau Kabupaten Buton Kabupaten Buton Selatan Kabupaten Buton Selat Masiri
Selat Buton
Kabupaten Buton Tengah

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2020). Data diolah & dikon�irmasi dengan masing-masing dokumen Kabupaten/Kota dalam Angka, 2020.

Menavigasi Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton:


Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitifnya dalam Pembangunan Kepulauan
Herie Saksono 7
Tabel 2.c.
Keberadaan Pelabuhan dan Bandara Sebagai Modal Kewilayahan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2020

Posisi Wilayah Kerja UPP dan/atau Nama Pelabuhan Bandara

Buton (10) 1. Pel. Banabungi 6. Pel. Lawele -


2. Pel. Bonelalo 7. Pel. Matanawue
3. Pel. Dongkala Pasar Wajo 8. Pel. Poreu
4. Pel. Kamaru 9. Pel. Wakalembe
5. Pel. Lasalimu 10. Pel. Waoleona
Wakatobi (15) 1. Pel. Binongko 9. Pel. Waha/Ususku Matahora
2. Pel. Kaledupa 10. Pel. Wanci (Bandara Domes�k, Kelas III, UPT Ditjen
3. Pel. Panggulu Belo Wanci 11. Dermaga Numana Desa Liya One Hubud Kemenhub)
4. Pel. Papalia Melangka
5. Pel. Penyeberangan Wanci 12. Dermaga Ambeua di P. Kaledupa
6. Pel. Pulau Kapota 13. Dermaga Fery Kaledupa
7. Pel. Pulau Runduma 14. Dermaga Fery Tomia
8. Pel. Tomia 15. Dermaga Fery Binongko
Buton Utara (6) 1. Pel. Buranga 4. Pel. Labuan Belanda -
2. Pel. Ereke 5. Pel. Ngapea
3. Pel. Labuan 6. Pel. Waode Buri/Lelamo
Buton Tengah (16) 1. Pel. Dongkala 9. Pel. Onewara -
2. Pel. Kolowa 10. Pel. Talaga Besar
3. Pel. Liana Banggai 11. Pel. Talaga Raya
4. Pel. Lombe 12. Pel. Tolandona
5. Pel. Madongkala 13. Pel. Wadiobero
6. Pel. Mawasangka 14. Pel. Wajo GU
7. Pel. Mawasangka Induk 15. Pel. Wamengkoli
8. Pel. Mone 16. Pel. Wongko
Buton Selatan (6) 1. Pel. Batauga 4. Pel. Sampolawa -
2. Pel. Batu Atas 5. Pel. Siompu
3. Pel. Kadatua Timur 6. Pel. Siompu Barat
Kota Baubau (5) 1. Pel. Baubau 4. Pel. Lakologou Betoambari
2. Pel. Baubau/Murhum 5. Pel. Penyeberangan Wara (Bandara Domes�k, Kelas III, UPT Ditjen
3. Pel. Jembatan Batu Hubud Kemenhub)
Total (58) - - 2

Sumber: 1. Statistik Transportasi Udara dan Laut Kabupaten Wakatobi (2018) dan BPS Kabupaten Wakatobi (2020)
2. Dinas Perhubungan Prov. Sulawesi-Tenggara Bidang Kepelabuhanan (t.t.)
3. Ema (2019) dan BPS Kabupaten Wakatobi (2020)
Data diolah. 2020

diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/ pemerintahan daerah, menegaskan batas-batas
atau ke arah perairan kepulauan. Kewenangan wilayah administratif pemerintahan,
tersebut meliputi: i) eksplorasi, eksploitasi, membentuk kesatuan masyarakat hukum,
konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di memberi kepastian berusaha/berinvestasi,
luar minyak dan gas bumi; ii) pengaturan dan mengoptimalkan potensi kewilayahan
administratif; iii) pengaturan tata ruang; iv) untuk kesejahteraan masyarakat.
ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; Keberadaan pulau-pulau dalam dominasi
dan v) ikut serta dalam mempertahankan wilayah laut dan dinamika pembangunannya
kedaulatan negara. Secara regulatif, kelak calon akan turut mengubah wajah kemaritiman di
Provinsi Kepulauan Buton pun mendapat Kawasan Timur Indonesia (KTI).
penugasan dari Pemerintah Pusat untuk Eksistensi pelabuhan (Tabel 2.c.) dan
melaksanakan kewenangan Pemerintah Pusat tingkat kemapanan aktivitasnya mampu
di bidang kelautan berdasarkan asas Tugas menarik kunjungan kapal untuk singgah,
Pembantuan setelah terlebih dahulu memenuhi berbagai kebutuhan standar
memenuhi norma, standar, prosedur, dan pelayanan kapal, dan melakukan embarkasi
kriteria (NSPK) yang ditetapkan Pemerintah dan debarkasi penumpang/barang. Aktivitas
(Pusat). kepelabuhanan ini akan menimbulkan dampak
Memerhatikan kewenangan yang berganda (multiplier effects) berupa
diberikan kepada provinsi berciri kepulauan, peningkatan produksi barang/jasa termasuk
maka perlu diketahui secara pasti panjang pengeluaran untuk konsumsi. Keadaan ini
garis pantai maupun luas wilayah laut/selat/ mampu mengakselerasi sirkulasi
perairan yang kelak akan menjadi batas perekonomian di daerah.
wilayah sekaligus pagar imajiner Provinsi Letak dan keberadaan pelabuhan di
Kepulauan Buton. Pengukuran bertujuan untuk wilayah Kepulauan Buton dengan berbagai
menjamin eksistensi kewilayahan beserta hak fasilitasnya menjadi titik labuh yang strategis.
dan kewajiban daerah dalam tatanan Keadaan ini dapat berimbas kepada

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2 (1) (2020): 1—19

8
Tabel 3.
Posisi Strategis-Kompe��f Berdasarkan Modal Manusia Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Penduduk ASN
Rasio ASN/
Kabupaten/Kota
Penduduk (%)
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah

Buton 59.997 58.265 118.262 1.491 1.426 2.917 2,47 (2,5)

Wakatobi ND ND 114.600 1.447 1.647 3.094 2,70 (2,7)

Buton Utara ND ND 66.291 1.176 1.138 2.314 3,49 (3,5)

Buton Tengah 59.248 58.818 118.066 986 1.014 2.000 1,69 (1,7)

Buton Selatan 49.788 48.489 98.277 1.104 935 2.039 2,07 (2,1)

Kota Baubau ND ND 157.911 1.868 2.371 4.239 2,68 (2,7)

Total/Rata-rata 169.033 165.572 673.407 8.072 8.531 16.603 2,47 (2,5)

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2020). Data diolah & dikon�irmasi dengan masing-masing dokumen Kabupaten/Kota dalam Angka, 2020.

perubahan/penambahan rute/trayek maupun kendali wilayah kepulauan sekaligus


frekuensi kunjungan kapal yang semakin mengindikasikan kesiapan Kepulauan Buton
intensif. Frekuensi lalu lintas pelayaran sebagai daerah otonomi baru. Kemapanan
nasional dan internasional yang semakin tinggi infrastruktur pelabuhan merupakan
semakin cepat mengubah wajah kemaritiman prakondisi mutlak bagi tempat persinggahan
di Kawasan TImur Indonesia (KTI). yang menguntungkan berbagai pihak karena
Bagi wilayah kepulauan, dapat dipastikan membuka peluang produksi barang dan
keberadaan pelabuhan dan aktivitas mengakomodasi kebutuhan konsumen.
kepelabuhanannya turut menstimulasi Mobilitas orang/barang termasuk pengiriman
dinamika sosial, perubahan gaya hidup komoditas bahan pokok/perdagangan
masyarakat, dan percepatan pembangunan, antarpulau mendatangkan manfaat dan nilai
terutama kemajuan pembangunan pulau-pulau tambah ekonomi, sosial, dan budaya.
kecil dan wilayah kepulauan. Kapal sebagai Manusia sebagai modal utama
moda transportasi laut/selat/perairan pembangunan memiliki peran sentral. Dalam
membutuhkan pelabuhan untuk proses konteks modal manusia akan dibahas
embarkasi/debarkasi orang maupun barang. keberadaan penduduk yang nantinya menjadi
Posisi wilayah kepulauan Indonesia berada di kesatuan masyarakat hukum dan dibandingkan
antara ruang sediaan (supply) dari “Naga dengan eksistensi pegawai negeri sipil (PNS)/
(Dragon)” di Utara (China) dan permintaan berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN)
(demands) oleh “Kanguru (Kangaroo)” di dan merupakan unsur pelayanan masyarakat.
Selatan (Australia). Keberadaan Kepulauan Rincian jumlah populasi dan ASN disajikan
Buton di sisi Tenggara dan dalam perlintasan pada Tabel 3.
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III Data pada Tabel 3 dibangun dengan
membentuk posisi strategis-kompetitifnya asumsi bahwa: i) belum ada pegawai aparatur
secara alamiah. Kelak, eksistensi Provinsi sipil negara (PASN) yang bekerja di kantor-
Kepulauan Buton memberi andil penciptaan kantor pemerintahan daerah Provinsi
peluang bisnis dan investasi asing secara Kepulauan Buton; ii) tidak termasuk pegawai
langsung (foreign direct investment), pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di
pengembangan transportasi laut, peningkatan masing-masing pemerintahan daerah
frekuensi perdagangan internasional dan kabupaten/kota; dan iii) hanya mencakup
kepariwisataan, bahkan memicu pegawai negeri sipil (PNS) pada keenam
perkembangan industri manufaktur, seperti wilayah administrasi pemerintahan
industri pembuatan/perawatan kapal, dan kabupaten/kota. Mengacu pada asumsi
lain-lain. tersebut, maka rasio jumlah ASN terhadap
Keberadaan seluruh modal kewilayahan di jumlah penduduk di calon wilayah pemekaran
Kepulauan Buton (Tabel 2.a., Tabel 2.b., dan Provinsi Kepulauan Buton berkisar 2,47 % atau
Tabel 2.c.) mere�leksikan pentingnya rentang 2,5 %. Hal ini dapat dimaknai bahwa setiap 100

Menavigasi Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton:


Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitifnya dalam Pembangunan Kepulauan
Herie Saksono 9
Tabel 4.
Posisi Strategis-Kompe��f Berdasarkan Modal Sosial Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

IPM (Kondisi Tahun 2018)


Jumlah Persentase
Kabupaten/ TPT TPAK
Pengeluaran Penduduk Penduduk
Kota (%) (%)
UHH HLS RLS (Ribuan IPM Miskin Miskin (%)
Rupiah)

Buton 67,60 13,53 7,50 7.209 65,08 1,29 65,44 13.970 13,65

Wakatobi 69,85 13,15 7,72 9,136 68,52 2,48 69,34 14.140 14,75

Buton Utara 70,56 12,74 8,54 7.393 67,13 2,70 71,74 9.180 14,38

Buton Tengah 67,33 12,35 7,28 7.160 63,46 4,22 66,80 14.640 15,77

Buton Selatan 67,33 12,56 7.07 7.192 63,47 3,77 64,82 11.810 14,66

Kota Baubau 70,72 14,80 10,13 10.374 74,67 5,84 66,12 12.420 7,27

Kep. Buton - - - - - 3,38 67,38 76.160 11,31

Prov. Sultra 70,72 13,53 8,69 9.262 70,61 3,59 69,07 302.580 11,24

Indonesia 71,20 12,91 8,17 11.059 71,39 5,28 67,49 24.144.720 9,41

Sumber: BPS (2019a, 2019b, 2019c) dan BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2020). Data diolah, 2020.

orang penduduk di wilayah administrasi maupun dalam penyelenggaraan


pemerintahan Provinsi Kepulauan Buton akan pembangunan di wilayah kepulauan.
dilayani oleh 2 (dua) orang sampai 3 (tiga) Beragam faktor memengaruhi rasio ideal
orang pegawai aparatur sipil negara (PASN). ASN per jumlah penduduk, terutama di wilayah
Tentu saja hal ini relatif kurang ideal. kepulauan. Keadaan ini menjadi penyebab
Sebab, 1 (satu) orang ASN mendapat tugas tidak ada patokan idealnya perhitungan rasio
memberi pelayanan kepada sekitar 50 jumlah ASN terhadap jumlah penduduk yang
penduduk. Terlebih di Kabupaten Buton harus dilayani. Sebab, selain jumlah penduduk,
Tengah yang hanya didukung oleh 2000 ASN, di luas wilayah, kondisi geogra�is maupun
mana aparaturnya memiliki jumlah paling topogra�is wilayah, keberadaan wilayah
sedikit bila dibandingkan dengan kabupaten/ daratan (mainland) & kepulauan,
kota lainnya. Begitu pula bila dicermati secara keterjangkauan, maupun tingkat kesulitan
demogra�is, banyaknya penduduk Kabupaten mencapai suatu wilayahnya menjadi bahan
Buton Tengah menempati urutan ketiga yang pertimbangan yang tidak dapat diabaikan.
mencapai jumlah 118.066 jiwa. Kondisi ini Patut diakui, belum terdatanya penduduk
semakin tidak sepadan ketika melihat menurut jenis kelamin di beberapa kabupaten/
jangkauan wilayah geogra�is dan daya dukung kota. Selain itu, masih diperlukan tambahan
sumberdaya aparaturnya, di mana Kabupaten pegawai untuk memberikan layanan yang lebih
Buton Tengah memiliki luas 837,08 Km2 dan cepat dan berkualitas. Hal ini terlihat dari rasio
hanya didukung oleh 2000 ASN. jumlah ASN per jumlah penduduk di masing-
Keadaan ini menjadi semakin tidak masing kabupaten/kota. Secara rata-rata,
realistis ketika dihadapkan kepada Kabupaten pelayanan terhadap 100 orang penduduk
Wakatobi, di mana penduduknya mencapai hanya dilakukan oleh 2 (dua) orang ASN.
114.600 orang yang tersebar di 100 desa/ Kondisi yang memerlukan perhatian adalah
kelurahan pada 4 (empat) pulau utama (P. Kabupaten Buton Tengah, di mana 1 (satu)
Wangi-wangi, P. Kaledupa, P. Tomia, dan P. orang ASN melakukan pelayanan untuk 100
Binongko) dan beberapa pulau lainnya. orang penduduk. Intervensi yang tepat adalah
Sekalipun Kabupaten Wakatobi memiliki 3.094 menerapkan teknologi, kreativitas, dan inovasi.
ASN disertai rasio ASN per jumlah penduduk Merespons prosesi pembentukan Provinsi
mencapai 2,7%, namun mengingat kondisi Kepulauan Buton, maka pemantapan modal
wilayahnya berupa pulau-pulau yang tersebar manusia menjadi prioritas utama.
dengan jarak antarpulaunya relatif berjauhan Modal sosial yang perlu dicermati agar
tentu berimplikasi terhadap pelayanan keberadaannya bermanfaat bagi percepatan

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2 (1) (2020): 1—19

10
pembangunan wilayah kepulauan adalah TPAK adalah persentase penduduk usia 15
kapasitas penduduk yang dicerminkan melalui tahun ke atas yang merupakan angkatan kerja.
indeks pembangunan manusia (IPM), tingkat TPAK di Kepulauan Buton mencapai 67,38
pengangguran terbuka (TPT), tingkat persen. Hal ini mengindikasikan adanya 67,38
partisipasi angkatan kerja (TPAK), dan persen penduduk usia kerja yang aktif secara
keberadaan penduduk miskin. Perbaikan ekonomi di Kepulauan Buton. Semakin tinggi
keempat komponen tersebut berimplikasi TPAK menunjukkan semakin tingginya
terhadap pencapaian tujuan ekonomi dan pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk
sasaran pembangunan. Posisi strategis- memproduksi barang/jasa dalam
kompetitif dalam perspektif modal sosial perekonomian di suatu wilayah.
disajikan pada Tabel 4. Persoalannya, masih terdapat 11,31
Memerhatikan Tabel 4, terdapat 6 (enam) persen atau 76.160 orang penduduk miskin di
kabupaten yang memerlukan peningkatan IPM. Kepulauan Buton. Terlihat bahwa persentase
Begitu pula dengan TPT, di mana masih penduduk miskin terbesar berada di
terdapat 3 (tiga) orang penganggur dari 100 Kabupaten Buton Tengah, yaitu sebesar 15,77
orang angkatan kerja di Kepulauan Buton persen. Sementara itu, persentase penduduk
karena tidak terserap pasar kerja. Intervensi miskin terendah berada di Kota Baubau, yaitu
IPM diperlukan untuk meningkatkan usia sebesar 7,27 persen. Dari sisi jumlah,
harapan hidup (UHH), harapan lama sekolah penduduk miskin terbanyak masih berada di
(HLS), rata-rata lama sekolah (RLS), dan Kabupaten Buton Tengah (14.640 orang),
jumlah pengeluaran per tahunnya. Kota sedangkan jumlah penduduk miskin terendah
Baubau memiliki IPM tertinggi, sedangkan berada di Kabupaten Buton Utara (9.180
Kabupaten Buton Tengah memiliki IPM orang). Kondisi ini dapat diatasi melalui
terendah. Kolaborasi dan inovasi kolaborasi antardaerah, sehingga lebih
pemerintahan daerah melalui peningkatan melancarkan proses pemekaran daerah.
standar akan mendukung peningkatan kualitas Diketahui bahwa seluruh daerah di
pendidikan seseorang, sehingga semakin wilayah Kepulauan Buton memiliki budaya
memperluas peluangnya memeroleh pekerjaan yang sangat luhur dan mulia. Memerhatikan
yang baik. Implikasi, penerimaan pendapatan keterbatasan data dan referensi pendukung
bertambah dan pengeluaran pun semakin yang dapat merepresentasikan budaya dari
meningkat. Begitu pula kehidupan seseorang setiap kabupaten/kota, maka pembahasannya
semakin layak karena didukung oleh kesehatan difokuskan kepada destinasi wisata yang
yang lebih baik, sehingga memiliki hidup yang memiliki relevansi dengan budaya/
lebih lama. kebudayaan, keberadaan tempat peribadatan,

Tabel 5.
Posisi Strategis-Kompe��f Berdasarkan Modal Budaya/Kebudayaan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Des�nasi Wisata
Jumlah Tempat
Kabupaten/Kota Regulasi Terkait
Ibadah
Budaya Cagar Budaya Religi Sejarah Kuliner

Perda Kab. Buton No. 4/2015


Buton 6 - - 3 - 182
Perda Kab. Buton No. 3/2017

Wakatobi 1 4 - 50 - 164 ND

Buton Utara - - - 6 - 123 ND

Buton Tengah - - - - - 107 ND

Buton Selatan - - - - - 108 ND

Kota Baubau 5 - - 27 - 181 ND

Total 12 4 - 86 - 865 -

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2020). Data diolah & dikon�irmasi dengan masing-masing dokumen Kabupaten/Kota dalam Angka, 2020.

Keterangan: Tempat peribadatan mencakup masjid, mushola, gereja Protestan, gereja Katolik, pura, dan vihara.

Menavigasi Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton:


Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitifnya dalam Pembangunan Kepulauan
Herie Saksono 11
Tabel 6.
Posisi Strategis-Kompe��f Berdasarkan Modal Lingkungan/Alam Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Kawasan Konservasi
Kabupaten
dan Kota Dasar/ Waktu Kondisi Ekologis/
Nama Luas (Ha.) Status Kawasan
Penetapan Keanekaragaman Haya�

Buton Kawasan Belum diusulkan/ 10.129,60 Berada di level Bertopografi kasar mulai datar hingga berbukit dengan ke�nggian
Konservasi proses penetapan merah. bervariasi;
Perairan Kab. Perlu dilakukan Kemiringan lerengan antara >50 - <450;
Buton percepatan/upaya Kondisi ekosistem pesisir menunjukkan adanya asosiasi 2 ekosistem
pembenahan pesisir, yakni hamparan lamun yang cukup luas pada kedalaman 0–3
terhadap m, sedangkan pada kedalaman 3–5 m merupakan hamparan karang
efek�vitas yang sangat beragam, selanjutnya hingga kedalaman 15–20 meter
pengelolaan merupakan wall, sehingga pola pertumbuhan karang berada pada
Kawasan. dinding-dinding wall dengan �ngkat kemiringan mencapai 90°.

Wakatobi Taman Nasional SK. Menhut No. 1.390.000,00 Perlu dukungan Bagian laut terdalam mencapai 1.044 m;
Wakatobi 7661/Kpts-II/ pembiayaan Memiliki 25 buah Gugusan Terumbu Karang;
2002; pengelolaan Keliling pantai pulau-pulau karang 600 km;
Tgl. 19-8-2002 untuk mencapai Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili;
tata kelola 93 jenis ikan hias; dll.
kawasan
konservasi yang
lebih efek�f.

Buton Utara - - - - -

Buton Tengah Kawasan - 109.069,55 - Terdapat 5 jenis ekosistem lamun;


Konservasi Terdapat 7 jenis Mangrove dan tumbuhan semak yang berasosiasi
Perairan Kab. dengan Kawasan Hutan Mangrove & beberapa tumbuhan Algae;
Buton Tengah Mayoritas karang adalah karang hidup, sisanya karang lunak dan
karang ma�.

Buton Selatan Kawasan - 174.504,74 - Terumbu karang dapat ditemukan hampir semua lokasi kecamatan
Konservasi dalam wilayah KKPD Buton;
Perairan Kab. Jenis terumbu karang tepi (fringing reef);
Buton Selatan Kedalaman ditemukan karang mulai 1 meter pada rataan terumbu
(reef flat) hingga 25 meter pada lereng terumbu (reef slope);
Kemiringan dasar perairan terumbu karang bervariasi, dari kemiringan
150 (landai) hingga 900 (drop off);
Persentase penutupan karang hidup (living coral) secara keseluruhan
rata-rata 29,78% tergolong kriteria sedang;
Penutupan karang hidup tersebut di 20 lokasi pengamatan berkisar
2%-76,0% tergolong kriteria buruk hingga baik sekali.
Terdapat 31 famili (suku) dan 188 jenis (spesies) ikan karang.

Kota Baubau - - - - -

Total 3 KKPD & 1 TNL - 1.683.703,89 - -

Sumber: DKKJI (2015). Data diolah. 2020

dan regulasi yang mendukung pengembangan Daerah (DPRD) Kabupaten Buton telah
dan pelestarian budaya dan adat istiadat di menetapkan Peraturan Daerah (Perda)
setiap kabupaten/kota. Data rinci disajikan Kabupaten Buton Nomor 4 Tahun 2015 tentang
pada Tabel 5. Lembaga Adat. Selain itu, untuk pelestarian
Berpedoman pada Tabel 5, hanya kebudayaan ditetapkan pula Peraturan Daerah
beberapa daerah yang memiliki destinasi Kabupaten Buton Nomor 3 Tahun 2017 tentang
wisata budaya menurut jenis wisata: budaya, Rencana Induk Pelestarian Kebudayaan Daerah
cagar budaya, religi, sejarah, dan kuliner. Upaya Kabupaten Buton Tahun 2017-2021.
pemajuan kebudayaan yang dilakukan secara Kabupaten Wakatobi merupakan satu-
masif, kolaboratif, dan terintegrasi satunya kabupaten yang menyediakan data
antarpemangku kepentingan maupun lintas kebudayaan dalam perspektif jenis wisata.
daerah menjadi agenda strategis demi Dokumen Kabupaten Wakatobi dalam Angka
lestarinya warisan leluhur Kesultanan Buton. 2020 (BPS Kabupaten Wakatobi, 2020, hlm.
Hingga saat ini, seluruh pemda telah memberi 243) merekod potensi 632 obyek wisata yang
perhatian yang sangat intensif untuk pemajuan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
kebudayaan dan pelestariannya. Salah satu Wakatobi. Dari sejumlah itu, terdapat obyek
daerah yang memberi perhatian secara khusus wisata budaya sebanyak 439 obyek, sedangkan
melalui inovasi kebijakan adalah Kabupaten 193 sisanya merupakan obyek wisata alam.
Buton. Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Identi�ikasi, inventarisasi, dan pemutakhiran
bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat data modal budaya wajib diagendakan oleh

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2 (1) (2020): 1—19

12
Tabel 7.a.
Posisi Strategis-Kompe��f Berdasarkan Modal Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Dana Lain-lain
APBD PAD % PAD/ % DP/ % LPYS/
Kabupaten/Kota Perimbangan Pendapatan yang
(Rp. Juta) (Rp. Juta) APBD APBD APBD
(Rp. Juta) Sah (LPYS)

Buton 750.934,59 19.157,62 2,55 620.293,40 82,60 111.483,57 14,85

Wakatobi 894.385,64 32.557,62 3,64 756.501,55 84,58 105.326,48 11,78

Buton Utara 653.364,27 16.727,38 2,56 551.170,59 84,36 85.466,30 13,08

Buton Tengah 630.089,76 29.630,69 4,70 530.686,90 84,22 69.772,17 11,07

Buton Selatan 562,285,92 5.749,37 1,02 483.260,78 85,95 73.275,77 13,03

Kota Baubau 896.384,74 75.717,00 8,45 740.127,58 82,57 80.540,17 8,99

Total 4.387.444,92 179.539,68 4,09 3.682.040,80 83,92 525.864,46 11,99

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2020). Data diolah & dikon�irmasi dengan masing-masing dokumen Kabupaten/Kota dalam Angka, 2020.

seluruh pemda agar keberadaan modal budaya struktur keuangan yang membentuk APBD,
turut berkontribusi secara proporsional dalam yakni: PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain
pembentukan daerah otonom baru. Pendapatan yang Sah sebagaimana Tabel 7.a.
Eksplorasi posisi strategis-kompetitif Pengamatan dilakukan juga terhadap
modal lingkungan/alam ditinjau dari potensi keberadaan perusahaan industri mikro dan
wilayah perairan laut, khususnya kawasan kecil dan industri besar/sedang (jumlah,
konservasi. Keberadaannya berpotensi untuk tenaga kerja, nilai investasi, dan nilai produksi)
produksi ekonomi demi kesejahteraan seiring termasuk panjang jalan dan jumlah kantor
dengan pembangunan berkelanjutan di bank (Tabel 7.b). Memerhatikan keberadaan
wilayah kepulauan sebagaimana diekspresikan Kepulauan Buton, dianalisis pula data
dalam Tabel 6. kunjungan kapal, penumpang dan barang yang
Selain keberadaan Kawasan Konservasi diangkut, produk domestik regional bruto
Perairan Daerah (KKPD) dan Taman Nasional (PDRB), dan laju pertumbuhan ekonomi
Laut (TNL) yang luasnya mencapai sebagaimana tabulasi Tabel 7.c.
1.683.703,89 hektar, masih terdapat beragam Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan
kekayaan lingkungan/alam. Mengingat salah satu instrumen pengukur tingkat
keterbatasan data, maka tidak dilakukan kemandirian daerah. Kemampuan daerah
analisis dan dibahas. Terdapat pula kekayaan menghasilkan porsi PAD tinggi akan
(wealth) yang akan diperoleh setelah terlebih mengurangi ketergantungannya terhadap
dahulu dikelola/diproses/diubah, berupa alokasi dana perimbangan (DP) yang
optimasi kawasan pesisir di sepanjang garis disediakan Pemerintah (Pusat). Tabel 7.a.
pantai dan eksplorasi potensi pulau-pulau yang menunjukkan kontribusi PAD terhadap APBD
ada di wilayah Kepulauan Buton. Selain itu, kabupaten/kota di Kepulauan Buton yang
masih terdapat potensi untuk memroduksi berada di kisaran angka1% hingga 9% pada TA.
garam, penggalian bahan tambang, pemajuan 2019. Begitu pula halnya dengan komponen
kepariwisataan, kelautan dan perikanan, serta pendapatan APBD yang bersumber dari Lain-
pengelolaan laut/perairan, pantai/pesisir, dan lain Pendapatan yang Sah (LPYS) memiliki
pulau-pulaunya. Kekayaan lingkungan dan porsi kontribusi terhadap APBD sebesar 8%
dinamikanya mengindikasikan perlunya hingga 15%.
pengelolaan secara khusus melalui daerah Setiap pemda berupaya mengidenti�ikasi
otonom berskala provinsi. dan mengukur potensi PAD-nya agar dapat
Dalam konteks modal ekonomi, ditemukan mengupayakan peningkatannya. Peningkatan
sejumlah modal ekonomi di Kepulauan Buton. PAD dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sangat
Berdasarkan posisi strategis-kompetitifnya dimungkinkan melalui inovasi administrasi,
dan memerhatikan keterbatasan data, maka inovasi manajemen, inovasi kebijakan, inovasi
analisis hanya dilakukan terhadap kondisi sosial, dan inovasi teknologi secara
keuangan daerah yang ditinjau dari APBD dan terintegrasi, bertahap, dan masif. Diperlukan

Menavigasi Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton:


Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitifnya dalam Pembangunan Kepulauan
Herie Saksono 13
Tabel 7.b.
Posisi Strategis-Kompe��f Berdasarkan Modal Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Kabupaten/ Industri Mikro Industri Besar/ Panjang Jalan


Bank
Kota & Kecil Sedang (km)

Nilai Investasi Nilai Produksi Nilai Produksi


PIMK Tenaga Kerja IBS
(Rp. Ribu) (Rp. Ribu) (Rp. Ribu)

Buton 775 3.526 94.392.240 195.795.360 1 14.788.223.170 1.102,61 9

Wakatobi 113 486 29.527.176 51.231.784 1 8.238.375.000 729,45 9

Buton Utara 359 1.654 35.288.824 78.646.216 - - 1.293,58 4

Buton Tengah 215 995 21.234.300 47.323.200 1 2.374.000.000 323,56 3

Buton Selatan 240 1.094 42.484.824 80.110.216 - - 614,35 3

Kota Baubau 1.312 6.256 147.853.304 318.592.536 6 26.002.262.000 462,03 22

Total 3.014 14.011 370.780.668 771.699.312 9 51.402.860.170 4.525,58 50

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2020). Data diolah & dikon�irmasi dengan masing-masing dokumen Kabupaten/Kota dalam Angka, 2020.

cara-cara baru menstimulasi kesadaran publik mencapai 14.011 orang. Hasilnya pun memiliki
dan menggugah partisipasi masyarakat agar nilai produksi tinggi, yakni mencapai Rp
bersedia membayar pajak daerah dan retribusi 771.699.312.000,00. Akumulasi total nilai
daerah sebagai komponen utama PAD. produksi tersebut hampir mendekati nilai
Dalam perspektif ekonomi, keberadaan APBD Kabupaten Wakatobi dan APBD Kota
jalan dan institusi keuangan (perbankan) Baubau Buton, tetapi masih lebih tinggi
menjadi salah satu faktor penentu tumbuhnya daripada nilai APBD Kabupaten Buton, APBD
sektor industri. Secara rinci, jumlah Kabupaten Buton Utara, APBD Kabupaten
perusahaan industri mikro dan kecil (PIMK), Buton Tengah, dan APBD Kabupaten Buton
industri besar/sedang (IBS), panjang jalan Selatan. Sebaliknya, aktivitas perindustrian
(negara, provinsi, dan kabupaten/kota), dan dalam skala industri besar/sedang (IBS) hanya
kantor bank (milik negara dan swasta) terdapat 9 (sembilan) perusahaan di
disajikan pada Tabel 7.b. Kepulauan Buton. Namun, dalam produksinya
Tabel 7.b. menunjukkan bahwa hadirnya yang didukung hanya 367 tenaga kerja, IBS ini
3.014 PIMK di Kepulauan Buton dengan mampu menyumbangkan total nilai produksi
kontribusi terhadap investasi di daerah sebesar Rp 51.402.860.170.000,00. Semakin
sebesar Rp 370.780.668.000,00 dan berhasil baik bila tersedia data nilai investasi yang telah
membuka lapangan pekerjaan. Hal ini terlihat ditanamkan kesembilan perusahaan IBS
dari jumlah serapan tenaga kerjanya yang tersebut. Keniscayaan ini mengingat

Tabel 7.c.
Posisi Strategis-Kompe��f Berdasarkan Modal Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Penumpang (Orang) Barang (Ton)


Kunjungan Kapal PDRB ADHB LPE
Kabupaten/Kota
(Unit) (Rp. Juta) (%)
Turun Naik Bongkar Muat

Buton 900 7.754 6.879 13.545 13.784 3.805.653,10 4,12

Wakatobi 3.265 109.350 101.763 97.344 18.066 4.356.687,77 6,60

Buton Utara 335 10.837 10.687 19.134 11.943 3.131.849,19 5,72

Buton Tengah 6.063 206.123 203.914 465.933 460.828 2.370.433,64 6,26

Buton Selatan - - - - - 2.936.998,02 5,95

Kota Baubau 10.643 685.096 806.288 2.360.655 1.939.338 9.044,331,28 6,59

Total 21.206 1.019.160 1.129.531 2.956.611 2.443.959 16.601.621,72 6,00

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2020). Data diolah & dikon�irmasi dengan masing-masing dokumen Kabupaten/Kota dalam Angka, 2020.

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2 (1) (2020): 1—19

14
keberadaan institusi perbankan yang mencapai dengan asumsi kondisi lain-lain tetap dan
50 kantor bank milik Pemerintah maupun milik dalam situasi normal, maka dapat
swasta. Begitu pun dukungan fasilitas jalan diprediksikan bahwa rata-rata laju
yang relatif panjang dan memadai, sehingga pertumbuhan ekonomi di wilayah Kepulauan
melancarkan mobilitas dan transportasi Buton dapat mencapai 6%. Keadaan ini sangat
barang secara langsung dari/ke lokasi PIMK kondusif dan menjadi faktor pendukung bagi
maupun IBS bahkan dari/ke berbagai sentra pembentukan daerah otonom baru Provinsi
perekonomian, tempat-tempat potensial dan Kepulauan Buton.
lokasi strategis antarkota di Kepulauan Buton
dan daerah lainnya. C. Sumberdaya Nirwujud (Intangible
Wilayah kepulauan sangat membutuhkan Resources)
dukungan pelabuhan dan kelayakan moda Data mengenai sumberdaya nirwujud
transportasi laut. Kapal laut sebagai moda sungguh langka/terbatas. Sumberdaya
transportasi angkutan orang dan barang nirwujud yang dibahas adalah komunitas
memiliki peran strategis. Kunjungan kapal dan kreatif, yakni: pelaku usaha ekonomi kreatif
muatannya di Kepulauan Buton, total produk (ekraf), kreativitas terutama porsi subsektor
domestik regional bruto atas dasar harga ekraf dalam pembangunan, inovasi daerah
berlaku (PDRB ADHB), dan laju pertumbuhan yang diciptakan, dan IoT yang disatukan
ekonomi (LPE) pada tahun 2019 diungkapkan dengan digitalisasi. Pada umumnya pelaku
dalam Tabel 7c. usaha kreatif memulai usahanya dari level
Modal ekonomi pada Tabel 7.c. industri mikro atau industri kecil (IMK). IMK
menunjukkan posisi strategis-kompetitif adalah perusahaan industri dengan tenaga
Kepulauan Buton sebagai jalur transportasi, kerja antara 1-4 orang (industri mikro) dan 5-
distribusi logistik, perdagangan, dan 19 orang (industri kecil). Kegiatan utamanya
perekonomian serta koridor penghubung menghasilkan produk barang/jasa dari 16
Kawasan Timur Indonesia (KTI) dengan (enam belas) subsektor industri kreatif.
Kawasan Barat Indonesia (KBI) maupun Dinamika pasar global telah membuka
lintasan pelayaran internasional Selatan-Utara peluang bisnis baru yang bersifat masif dan
di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III. berbasis ekonomi jingga (orange economy).
Hingga kini terdapat 10 (sepuluh) armada Ekonomi kreatif sebagai talenta baru
kapal milik PT. Pelayaran Nasional Indonesia merupakan pengungkit daya saing suatu
(Pelni) yang melintas dan berlabuh di daerah. Ekonomi kreatif dalam kerangka
Pelabuhan Kota Baubau dan Pelabuhan Wanci ekosistemnya merupakan agenda strategis dan
Wakatobi, yakni: i) KM. Dobonsolo; ii) KM. unggulan yang diharapkan mendominasi
Ciremai; iii) KM. Nggapulu; iv) KM. Sinabung; v) perubahan pola pikir dan pemberdayaan
KM. Tidar; vi) KM. Dorolonda; vii) KM. masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan
Lambelu; viii) KM. Leuser; ix) KM. Sirimau; dan daerah, dan pengelolaan pembangunan inklusif
x) KM. Tilongkabila. Selain itu, terdapat pula di wilayah kepulauan. Dalam studinya,
route Kapal Perintis termasuk Kapal Ferry Sidauruk & Saksono (2018, hlm. 87–88)
Cepat (KFC) Jetliner yang menghubungkan menyatakan bahwa ekosistem ekonomi kreatif
pulau-pulau di Provinsi Sulawesi Tenggara. adalah seperangkat entitas yang saling terkait
Kuantitas kapal dan tingginya frekuensi dalam kerangka pengaturan dan pengelolaan
pelayaran berkontribusi terhadap distribusi ekonomi kreatif agar tercipta produk (barang &
orang/barang, kelancaran penyelenggaraan jasa) kreatif yang berkualitas, bernilai tinggi,
pemerintahan, kecepatan pembangunan, dan dan berkesinambungan. Ekosistem industri
laju pertumbuhan ekonomi di wilayah kreatif dide�inisikan sebagai interaksi
Kepulauan Buton. antarkomponen industri kreatif, yakni: a)
Secara umum, laju pertumbuhan ekonomi gagasan; b) karya kreatif; c) tahapan produksi;
setiap daerah relatif tinggi. Keadaan ini terlihat d) komersialisasi; e) pengembangan; f )
dari angka pertumbuhan ekonomi yang berada pengarsipan; g) publikasi; dan h) pemasaran
di kisaran 4% hingga 7%. Berdasarkan untuk meningkatkan nilai tambah, persebaran
eksistensi daerah otonom yang telah ada, kemanfaatan yang semakin meluas, dan secara

Menavigasi Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton:


Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitifnya dalam Pembangunan Kepulauan
Herie Saksono 15
simultan mendorong terciptanya kreativitas games (0,09%); x) penerbitan (0,09%); xi) seni
baru yang orisinal. pertunjukkan (0,07%); xii) �ilm, animasi, &
Keberadaan ekonomi kreatif menjadi video (0,04%); xiii) desain interior (0,01%);
strategi kompetitif peningkatan daya saing xiv) periklanan (0,01%); xv) desain
wilayah kepulauan. Saksono (2012, hlm. 98) komunikasi visual atau DKV (0,01%); dan xvi)
menegaskan pengembangan ekonomi kreatif desain produk (0,00%).
memerlukan keterlibatan pemda, terutama Perbedaan semakin mencolok ketika
dalam perumusan regulasi/kebijakan agar merujuk data sebaran pelaku ekraf yang
dapat dilaksanakan secara simultan oleh para dijaring menggunakan Bekraf Information
regulator, mediator, fasilitator, implementor, System in Mobile Application (BISMA) sampai
aktor, kreator, inovator (AKI), dan para 30 Juni 2019. Diperoleh total 64 pelaku usaha
penerima manfaat lainnya. pada 16 subsektor ekraf di Provinsi Sulawesi
Mengacu data Bekraf & BPS (2019, hlm. Tenggara. Kondisi ini harus segera dieksplorasi
59–60) di Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat sebagai peluang bisnis dan investasi diwilayah
60.130 usaha ekonomi kreatif (ekraf) dalam 5 Kepulauan Buton. Dinamika dan
(lima) bentuk usaha, yakni: i) 155 usaha problematikanya merupakan posisi strategis-
berbentuk PT/Persero; ii) 198 usaha kompetitif bagi pengembangan Kepulauan
berbentuk CV; iii) 3.187 usaha dengan izin Buton sebagaimana diungkap pada Tabel 8.
khusus; iv) 30 berbentuk Badan Usaha Lain; Patut diakui bahwa dari 64 pelaku usaha
dan v) 56.560 tidak berbadan usaha. ekraf (BISMA), baru terdapat 14 pelaku usaha
Kontribusinya dalam pembangunan daerah atau 21,87% yang menjalankan usahanya di
didasarkan porsinya, yakni: i) kuliner wilayah Kepulauan Buton. Komposisi ini dapat
(61,47%); ii) fesyen (22,70%); iii) kriya dipastikan meningkat manakala seluruh
(11,46%); iv) music (0,78%); v) arsitektur pemerintah kabupaten/kota memfasilitasi,
(0,59%); vi) fotogra�i (0,51%); vii) TV & Radio menyusun kebijakan penguatan usaha ekraf,
(0,17%); viii) seni rupa (0,13%); ix) app & dan memberi insentif serta kemudahan yang

Tabel 8.
Posisi Strategis-Kompe��f Berdasarkan Sumberdaya nirwujud Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Pelaku Usaha Ekraf (BISMA) IoT & Digitalisasi


Sub Sektor Industri Krea�f/ Inovasi
Kabupaten/Kota RKB*)
Komunitas Krea�f *) Daerah
Jumlah Sebaran K-ODP S-T/I

Buton (Pasar Wajo) 1 1,56% - ND ND 768 426

Wakatobi (Wanci) - - Total UMKM (RKB) = 57 RKB ND 1.808 1.133


UMKM Unggulan = 0 Wakatobi
Go Modern = 57
Go Digital = 25
Go Online = 17
Sektor Unggulan: Makanan &
Minuman, Cra�/Kerajinan Tangan,
Fashion/Busana, Jasa, Industri.

Buton Utara 1 1,56% - ND ND - -

Buton Tengah 3 4,69% - ND ND - -

Buton Selatan - - - ND ND - -

Kota Baubau 9 14,06% Total UMKM (RKB) = 122 RKB Baubau ND 8.948 6.834
UMKM Unggulan = 7
Go Modern = 122
Go Digital = 96
Go Online = 26
Sektor Unggulan: Makanan &
Minuman, Cra�/Kerajinan Tangan,
Fashion/Busana, Lainnya, Industri.

Total 14 21,87%

Sumber: Berbagai sumber. Data diolah. 2020.

Keterangan: K-ODP = Kapasitas Optical Distribution Point; S-T/I = Sambungan Telepon/Internet; ND (No Data) = Tidak Ada Data;
*)
RKB Wakatobi (PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk), https://rkb.id/lokasi
*)
Rumah Kreatif BUMN Telkom Baubau [PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk], https://rkb.id/lokasi

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2 (1) (2020): 1—19

16
didukung stimulan anggaran bagi Telepon/Internet. ODP adalah sebuah
pengembangan usaha ekraf. perangkat pendukung layanan �iber optik yang
Memerhatikan besarnya peran industri berfungsi sebagai titik terminasi kabel drop
kreatif, di wilayah Kepulauan Buton didirikan 2 optik atau tempat untuk membagi satu core
(dua) rumah kreatif yang difasilitasi oleh badan optic ke beberapa pelanggan atau terminal
usaha milik negara (BUMN) PT. Telekomunikasi (Febriawan, 2019, hlm. 30). ODP menjadi salah
Indonesia (Persero) Tbk. Rumah kreatif BUMN satu alat produksi yang diperlukan untuk
(RKB) merupakan rumah bersama untuk mendukung pembangunan dan digitalisasi
berkumpul, belajar dan membina para pelaku secara merata di seluruh wilayah. Kegunaan
UKM menjadi UKM Indonesia yang berkualitas. ODP adalah sebagai pembagi dari kabel
RKB mendampingi dan mendorong para pelaku distribusi ke titik rumah pelanggan
UKM dalam menjawab tantangan utama (konsumen). Hingga saat ini, Kabupaten Buton
pengembangan usaha UKM dalam 3 hal, yakni: Utara, Kabupaten Buton Tengah, dan
i) peningkatan kompetensi; ii) peningkatan Kabupaten Buton Selatan belum tersedia data
akses pemasaran; dan iii) kemudahan akses sambungan telepon/internet dan kapasitas
permodalan. Saat ini, terdapat beberapa ODP-nya. Semakin banyak pengguna yang
komunitas kreatif yang tersebar di Kepulauan mencatu dari ODP, maka diperlukan kapasitas
Buton, di antaranya: Baubau Creative Forum ODP yang semakin besar/memadai. Karenanya,
(BBCF), Buton Kreatif, Buteng Kreatif, Busel kapasitas ODP menjadi penentu persebaran
Kreatif, Kepton Kreatif, dan Limbo Wolio dan kekuatan jaringan serta kualitas layanan
Institute (La Basisa, 2018). Komunitas kreatif digital di wilayah kepulauan, terutama di
tersebut aktif berkolaborasi dengan RKB untuk daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal serta
mengetahui program terkini dalam upaya perbatasan antarnegara (3T-P). Kekuatan
mengembangkan bisnisnya. Kondisi ini jaringan disertai layanan internet yang
menjadi semakin ideal ketika Pemerintah berkualitas dan murah membantu
Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, mempublikasikan keberadaan Kepulauan
Kabupaten Buton Tengah, dan Kabupaten Buton, sehingga membuka akses kepada
Buton Selatan segera melakukan identi�ikasi, peluang bisnis dan memudahkan investor
inventarisasi, dan pemetaan potensi ekraf serta menanamkan modalnya. Perbaikan laman
berkolaborasi dengan Kementerian BUMN (website) resmi masing-masing pemda
membangun RKB di masing-masing kabupaten. kabupaten/kota menjadi prasyarat utama.
Inovasi daerah menjadi salah satu poin Patut pula menambahkan 3 (tiga) Bahasa
strategis-kompetitif dalam sumberdaya pergaulan utama investor internasional, yakni:
nirwujud. Dalam perspektif inovasi daerah, Inggris, Mandarin, dan Arab pada website
ternyata seluruh kabupaten/kota di Kepulauan resmi pemda.
Buton belum melaporkan inovasi daerahnya. Merespons pembentukan Provinsi
Amanat Pasal 22 Peraturan Pemerintah (PP) Kepulauan Buton, posisi strategis-kompetitif
Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah dapat menginspirasi terciptanya city branding
belum terlaksana. Bukti ketiadaan data inovasi masing-masing kabupaten/kota. Adanya city
tertera dalam Lampiran Hasil skor dan Status branding atau citra dan karakteristik wilayah
Inovasi Daerah Berdasarkan Pengukuran perkotaan akan mempercepat popularitas
Indeks Inovasi Daerah Tahun 2018 yang suatu wilayah. Atas pertimbangan tersebut city
dikirimkan kepada Bupati/Walikota di seluruh branding menjadi aspek strategis dan sangat
Indonesia melalui Surat Kepala Badan kompetitif bagi upaya pembangunan yang
Penelitian dan Pengembangan Kementerian berorientasi daya saing antarpulau maupun
Dalam Negeri Nomor 002.6/3444/Litbang, antarwilayah kepulauan. Pemekaran daerah
tertanggal 22 Agustus 2019, Perihal Hasil semakin siap manakala city branding-nya
Indeks Inovasi Daerah Tahun 2018. dibangun berbasis ekosistem ekonomi kreatif
Pembahasan IoT dan digitalisasi dan ekosistem industri kreatif yang ada di
difokuskan kepada kapasitas Optical masing-masing kabupaten/kota.
Distribution point (ODP) dan Sambungan

Menavigasi Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton:


Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitifnya dalam Pembangunan Kepulauan
Herie Saksono 17
IV. K��������� BPS. (2019c). Keadaan Ketenagakerjaan
Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton Indonesia Agustus 2019 (91/11/Th. XXII;
akan mengoptimalkan pengelolaan Berita Resmi Statistik). BPS. https://
sumberdaya, sehingga mempercepat w w w. b p s . g o . i d / p r e s s r e l e a s e /
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Posisi 2019/11/05/1565/agustus-2019--
strategis-kompetitif merupakan salah satu tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--
faktor penguat (enabling factors) yang semakin sebesar-5-28-persen.html
mengukuhkan pertimbangan akseleratif- BPS Kabupaten Wakatobi. (2020). Kabupaten
komprehensif untuk segera membentuk Wakatobi dalam Angka 2020. BPS
sebuah provinsi baru yang berbasis wilayah Kabupaten Wakatobi. https://
kepulauan. Kesiapannya menjadi daerah wakatobikab.bps.go.id/publication/
otonom baru dibuktikan melalui keberadaan 2020/04/27/06b44dd4c3fa55f�b875a2f7
dan keanekaragaman sumberdayanya yang /kabupaten-wakatobi-dalam-angka-
berlimpah dan mengindikasikan kondisi 2020.html
mustaid. Hal ini menjadi wujud garansi bahwa
dengan dibentuknya Provinsi Kepulauan Buton BPS Provinsi Sulawesi Tenggara. (2020).
akan tercipta perubahan, kemandirian, Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Angka
kecepatan merespons dan memperbaiki mutu 2020. BPS Provinsi Sulawesi Tenggara.
layanan, penguatan good governance, https://sultra.bps.go.id/publication/
peningkatan daya saing daerah, dan 2020/04/27/5d6105874c97770e01adea
kesinambungan pembangunan. Kehadirannya c6/provinsi-sulawesi-tenggara-dalam-
menjadi pertimbangan yang membangun rasa angka-2020.html
percaya publik (public trust) bahwa pemekaran Chorafas, D. N. (2004). Economic Capital
daerah Provinsi Kepulauan Buton sudah layak Allocation with Basel II. Elsevier. https://
dan sepantasnya untuk segera direalisasikan doi.org/10.1016/B978-0-7506-6182-
menjadi daerah otonom baru dengan 9.X5000-9
memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu Dalziel, P., Saunders, C., Fyfe, R., & Newton, B.
daerah dalam kerangka Negara Kesatuan (2009). Sustainable Development and
Republik Indonesia (NKRI). Cultural Capital. Of�icial Statistics Research
Series, 5, 1–41.
V. R�������� Dinas Perhubungan Prov. Sulawesi-Tenggara
Bank for International Settlements. (2009). Bidang Kepelabuhanan. (t.t.). Pelabuhan—
Range of practices and issues in economic Dinas Perhubungan Prov. Sultra Bidang
capital frameworks. Bank for International Kepelabuhanan. Dinas Perhubungan Prov.
Settlements. https://www.bis.org/publ/ Sulawesi-Tenggara Bidang
bcbs152.htm Kepelabuhanan. http://
k e p e l a b u h a n a n . s u l t r a p r o v. g o . i d /
Bekraf & BPS. (2019). Infogra�is Sebaran Pelaku
pelabuhan.php?aksi=pelabuhan&&idpel=
Ekonomi Kreatif. Bekraf & BPS.
PEL00005
BPS. (2019a). Indeks Pembangunan Manusia
DKKJI. (2015). Pro�il Kawasan Konservasi
2018. BPS. https://www.bps.go.id/
Provinsi Sulawesi Tenggara. DKKJI.
p u b l i c a t i o n /
2019/08/27/34432798c6ae95c6751b�bb Ema. (2019, Agustus 28). Hubungkan Pulau-
a/indeks-pembangunan-manusia- pulau, Pemda Wakatobi Bangun 7
2018.html Pelabuhan. Detiksultra.com. https://
detiksultra.com/2019/08/28/
BPS. (2019b). Pro�il Kemiskinan di Indonesia
hubungkan-pulau-pulau-pemda-
Maret 2019 (56/07/Th. XXII; Berita Resmi
wakatobi-bangun-7-pelabuhan/
Statistik). BPS. https://www.bps.go.id/
pressrelease/2019/07/15/1629/ Febriawan, D. R. (2019). Laporan Kerja Praktek
persentase-penduduk-miskin-maret- di PT. Telkom Akses Yogyakarta (hlm. 1–
2019-sebesar-9-41-persen.html 86). Universitas Atma Jaya. http://e-
journal.uajy.ac.id/18526/

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 2 (1) (2020): 1—19

18
Gogan, L. M. (2014). Human capital: The need Bina Praja, 04(02), 93–104. https://
to be evaluated. Review of Applied Socio- doi.org/10.21787/JBP.04.2012.93-104
Economic Research, 7(1), 52–60. https://
Saksono, H. (2013). Ekonomi Biru: Solusi
ideas.repec.org/a/rse/wpaper/
Pembangunan Daerah Berciri Kepulauan
v7y2014i1p52-60.html
Studi Kasus Kabupaten Kepulauan
Hueting, R., & Reijnders, L. (1998). Anambas. Jurnal Bina Praja, 05(01), 01–12.
Sustainability is an objective concept. https://doi.org/10.21787/
Ecological Economics, 27(2), 139–147. JBP.05.2013.01-12
https://doi.org/10.1016/S0921-
Saksono, H. (2019). Manajemen Perencanaan
8009(98)00033-0
Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian
Kurecic, P., Milkovic, M., & Kokotovic, F. (2017). & Pengembangan dan Desain & Inovasi.
An Introduction to Empiric Approach to Jurnal Kebijakan Pembangunan, 14(2),
the Resource Curse Phenomenon in Small 213–226. http://
Island Developing States (SIDS). jkpjournal.kalselprov.go.id/index.php/
INTERNATIONAL JOURNAL OF menu/article/view/36
INNOVATION AND ECONOMIC
Sidauruk, R., & Saksono, H. (2018). Ekonomi
DEVELOPMENT, 2(6), 6–14. https://
Kreatif Sebagai Basis City Branding
doi.org/10.18775/ijied.1849-7551-
Menuju Kepariwisataan Terintegrasi di
7020.2015.26.2001
Kawasan Danau Toba. Inovasi, 15(1), 83–
La Basisa. (2018, Juni 24). Komunitas Pemuda 104. https://doi.org/10.33626/
Kreatif Kepton Ngumpul Bahas inovasi.v15i2.95
Permasalahan Ekraf. Penasultra.com.
Smith, R., Simard, C., & Sharpe, A. (2001). A
https://penasultra.com/komunitas-
Proposed Approach to Environment and
pemuda-kreatif-kepton-ngumpul-bahas-
Sustainable Development Indicators Based
permasalahan-ekraf/
on Capital (hlm. 1–21).
OECD. (2001). The Well-being of Nations: The
Tó th, B. I. (2015). Territorial Capital: Theory,
Role of Human and Social Capital. OECD
Empirics and Critical Remarks. European
Publishing. https://books.google.co.id/
Planning Studies, 23(7), 1327–1344.
books?id=rkw2iCau_wUC
h t t p s : / / d o i . o r g /
Perret, C. (2014). Social capital and viable 10.1080/09654313.2014.928675
territorial development in Kabylian
Towse, R. (Ed.). (2011). A Handbook of Cultural
communityThe central role of the regional
Economics, Second Edition (2 ed.). Edward
identity. https://halshs.archives-
Elgar Publishing. https://
ouvertes.fr/halshs-01094761
w w w. e l g a r o n l i n e . c o m / v i e w /
Saksono, H. (2012). Ekonomi Kreatif: Talenta 9781848448872.xml
Baru Pemicu Daya Saing Daerah. Jurnal

Menavigasi Pembentukan Provinsi Kepulauan Buton:


Eksplorasi Posisi Strategis-Kompetitifnya dalam Pembangunan Kepulauan
Herie Saksono 19

Anda mungkin juga menyukai