BAB 2 Dan BAB 3
BAB 2 Dan BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
2019). Pendidikan merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai
di upayakan, sehingga tujuan dari proses pendidikan dapat dicapai secara optimal.
merencanakan,memantau,mengaplikasikanmetode,mendeskripdsikan,dan
mengevaluasi hasil terhadap pengetahuan akan teknik dan metode apa saja yang
23
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya
penentu
kebijakan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, diharapkan dengan
keputusan dari kelompok ini akan berdampak kepada perilaku kelompok sasaran
berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu
suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat
itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan
karena perilaku masyarakat, sarana atau fasilitas sanitasi tersebut kurang atau
yang menderita stress dan gangguan jiwa. Oleh karena itu baik dalam
kehidupan sehari-hari.
penting dalam mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua
yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula pada
rendah dan kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi
ini, agar masyarakat atau orang tua menyadari dan melakukan hal-hal yang
dapat mewariskan kesehatan yang baik pada keturunan mereka. Ruang
1. Dimensi sasaran
tertentu.
keluarga
Kesadaran ialah siuman atau sadar akan tingkah lakunya, yaitu pikiran
sadar yang mengatur akal dan dapat menentukan pilihan terhadap yang diingini
misalnya baik buruk, indah jelek dan lain sebagainya.( Hasibuan 2018)
tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan, , tetapi lebih daripada
masa kini, agar mencintai tanah air untuk membangun tanah air Indonesia yang
a) Faktor ketidatahuan
tindakan masyarakat dari bagi lingkungan sekitar, dan lain sebagainya jadi
pemerintah.
b) Faktor kemiskinan
c) Faktor kemanusiaan
dapat terpenuhi, dan manusia tidak akan pernah puas sebelum akhir
hidupnya.
pula terhadap gaya hidup manusia. Gaya hidup yang telah terpengaruh
kebiasaan dan perilaku orang luar dan lain sebagainya itu dapat
dengan mengikuti tren yang telah mengglobal ini membutuhkan dana yang
lumayan besar apalagi tren global tersebut telah sampai di pelosok-pelosok
sebagainya
kenyataannya masih banyak manusia yang belum sadar akan makna lingkungan
itu sendiri. Oleh karena itu kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan
kebersihan lingkungan antar desa dengan sebuah hadiah atau lain sebagainya.
( Hasibuan 2018)
perilaku kita kembali bercermin kepada syariat agama Islam, pemerintah harus
efek jera kepada pelakunya, dan lain sebagainya. Di dalam Al-Qur’an juga di
jelaskan bahwa Allah telah menurunkan bumi untuk manusia dan manusia sebagai
yang salah seperti mengeksploitasi lingkungan dengan cara yang tidak wajar maka
dampak buruk yang akan kita terima. Kita sebagai makhluk ciptaan tuhan yang
memiliki akal yang dapat di pergunakan untuk menganalisis suatu hal itu salah
ataukah benar. Jadi kita dapt menilai tindakan kita kepada lingkungan itu sudah
benar atau masih harus kita perbaiki lagi karena di mulai dari dalam diri kitalaah
yang dapat menumbuhkan sikap sadar atau peduli terhadap lingkungan.( Hasibuan
2018)
2.3.1 PengertianPerilaku
terdiri dari ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah
(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
penyakit.
Perilaku peran sakit adalah segala aktivitas individu yang menderita sakit
pernyataan terpilih dan telah diuji reabilitas dan validitasnya maka dapat
1. Perilaku positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner >
T mean
2. Perilaku negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner
< T mean
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan
kesehatan masyarakatnya.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekkan
dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap lini kehidupan manusia kapan saja
dan anak tumbuh sehat dan cerdas. ( Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2019).
kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang
mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan diperlukan
2018).
1. setiap anggota rumah tangga menjadi sehata dan tidak mudah sakit
Untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) di tiap tatanan di
kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan penidak lanjutan yang di adaptasi
dari konsep L.W Green model ini mengkaji masalah perikau manusia dan faktor –
2. faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena
Informasi
kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan perlu diikuti oleh monitoring dan
Promosi Kesehatan dalam Pencapaian KIE Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Merinci manajemen program dan prosedur KIE PHBS keluarga dengan bayi
dan
balita, atau tanpa bayi dan balita di wilayah kerja masing-masing Puskesmas
mulai
1.Pengertian Indikator
Menurut (Departemen Kesehatan RI, 2007) Indikator diperlukan untuk
menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah sesuai dengan rencana dan
suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan
dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator PHBS di Tiap Tatanan
Meliputi:
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta
4. usia lanjut
5. pengasuh anak
a. Pendekatan individu
b. Pendekatan kelompok
c. Pendekatan masyarakat umum
3. Advokasi (Advocacy)
(stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat berupa tokoh masyarakat formal yang
pemerintah. Selain itu, tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh
pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai penentu kebijakan tidak
pemecahan masalah
d.Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pem
ecahan masalah
dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan
faktor non perilaku (non behavioral factors). Green menjelaskan bahwa faktor
1. Faktor Predisposisi
Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada cognitive domain dalam arti
dalam bentuk sikap subyek. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap PHBS
seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan juga nilai-
nilai tradisi.
Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktek kaitannya dalam suatu materi
sesuatu hal yang akan menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal
tersebut. Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam
kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan apabila
3. Faktor Penguat
Faktor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan yang
terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru dan petugas kesehatan
untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara pihak
rumah dan sekolah yang akan mendukung anak dalam memperoleh pengalaman
yang hendak dirancang, lingkungan yang bersifat anak sebagai pusat yang akan
suatu perilaku. Hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit
Diare akut adakah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari 1 minggu. Pada bayi yang minum ASI
sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak
dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat
badan bayi meningkat normal, al tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan
cerna. Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis
adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair
yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang-kadnag pada
seorang anak buang air besar jurang dari 3 kali per hari, tetapi konsistensinya cair,
atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita
atau tidak langsung melalui lalat ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid,
finger).
1. Faktor perilaku
2. Faktor lingkungan
2011).
2.5.3 Etiologi
stercoralis
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
sahingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi
2. Gangguan Seksresi
rongga usus.
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari atau
2. Diare Disentri
3. Diare Persisten
Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari atau
dua minggu dan terjadi secara terus-menerus. Akibat diare persisten adalah
mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi,
suhu badan mungkin menigkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin mengandung darah atau
empedu. Akibat sering defekasi, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena
sifat feses makin lama makin asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asam
laktat dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Apabila penderita
telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala
dehidrasi. Berat badan turun, ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot
dan tugor kulit berkurang, dan selaput kering pada mulut bibir terlihat kering.
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini
muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan
3. Gangguan Gizi
oleh karena asupan makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut
diare atau muntah yang bertambah hebat dan makanan yang diberikan
sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya
hiperperistaltik.
4. Gangguan sirkulasi
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang
berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan balita (2-3 tahun) dan
golongan prasekolah (>3-5 tahun). Adapun menurut WHO, kelompok usia balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita adalah istilah
umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah(3-5 tahun). Saat usia
batita, anak masih tergantung penuh pada orangtua untuk melakukan kegiatan
penting, seperti mandi, buang air dan makan (Setyawati dan Hartini, 2018).
Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan), pada masa
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi sekresi (Marmi
dan Rahardjo, 2015). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada
masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan
sel otak masih berlangsung, dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan
sangat Mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,
Tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak
Akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan
atau Keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat
dan besarnya sel Diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur
(Whalley dan Wong Dalam Marmi dan Rahardjo, 2019). Pertumbuhan memiliki
karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak
lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia
lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yangdikenal dengan usia “prasekolah”
(Irianto, 2018).
yang berkelanjutan dari konsepsi sampai dewasa yang di pengaruhi oleh faktor
genetik dan lingkungan pertumbuhan paling cepat terjadi pada masa janin , usia 0
– 1 tahun dan masa pubertas , sedangkan tumbuh kembang yang dapat dengan
mudah diamati pada masa balita pada saat masa tumbuh kembang setiap anak
kekeurangan energi dan protein asupan gizi yang baik sangat di perluakan untuk
sebuah penelitian. Menurut Wina Sanjaya (2009: 84) dalam Ria (2015) ,
instrumen adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
1. Konsiuner
Konsiuner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
sehat ditunjukan kepada ibu yang memiliki ana umur 1- 4 tahun (Sugiyono
2017)
2. Lembar Observasi
semua aspek yang akan diobservasi, sehingga obsever tinggal memberi tanda pada
Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) untuk mencegah diare Pada Anak Usia 1 – 4
kejadian diare pada anak balita (1-5 tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Kota Malang didapatkan nilai Sig. = 0,014 (p value ≤ 0,05) yang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ibu dengankejadian diare pada
anak balita (1-5 tahun) di posyandu mawar kelurahan Merjosari Kota
Malang
terdapat
sehat (p: 0,001) dan kualitas sumber air (p: 0,026) dengan kejadian
yang dilakukan oleh Arfiani yang diteliti hanya sumber air dan
sehat, perilaku hIgiene, seperti cuci tangan pakai sabun pada waktu
penting.
dari hasil penelitian yang dilakukan Rista yulpida 2019 pada ibu
pada saat
yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang baik yaitu sebanyak
kooefisien korelasi sebesar 0,001 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa
terdapat hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dangan
Kerangka konsep
Pendidikan kesehatan
Keterangan :
: Tidak diukur.
: Diukur.
: Mempengaruhi
: Menghubungkan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh edukasi kesehatan terhadap kesadran ibu
dalam perikalu hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare pada anak 1- 4 tahun
Berdasarkan gambar kerangka konsep diatas pendidikan dapat mempengaruhi
bisa mempengaruhi ibu untuk melakukan/ menerapkab perilaku hidup bersih dan
sehat Ditatanan Rumah Tangga , sehingga dapat mencega kejadian diare pada
anak / anggota keluarga . faktor resiko diare yaitu faktor perilaku dan faktor
lingkungan
asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa
perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya diare pada anak 1-4
tahun
BAB 3
METODE PENELITIAN
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok
Pada penelitian ini pre-test bertujuan untuk mengobservasi tingkat kesadaran ibu
dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare sebelum pemberian
menjaga perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyakit diare pada
tingkat kesadaran ibu tentang perilaku hidup berih dan sehat untuk mencegah
diare pada anak tersebut (P2) yang disebut post-test. Adapun rancangan
kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare
Pre-test Perlakuan Post-test
Kelompok Eksperimen
P1 X P2
Keterangan :
P1 : Observasi tingkat kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat
sebelum diberikan perlakuan.
X : Perlakuan berupa memberikan intervensi menggunakan edukasi kesehatan
P2 : Observasi tingkat kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat
setelah diberikan perlakuan
3.2 Kerangka Kerja
Populasi target : seluruh ibu yang mempunyai anak balita di desa besuk
sambungrejo sukodono sidoarjo berjumlah 76
Populasi terjangkau : seluruh anak usia dini di Desa Besuk sambungrejo sukodono
sidoarjo yang memenuhi kriteria penelitian berjumlah 45 orang.
Sampel : sebagian anak usia dini di Desa Blesuk sambungrejo sukodono sidoarjo
yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 40 orang.
Pre-test : observasi kesadaran ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat untuk
mencegah diare
Post-test : observasi kesadaran ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat untuk
mencegah diare
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian pengaruh edukasi kesehatan dalam meningkatkan kesadaran
ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencehag diare
3.3 Sampling Desain
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia dini di Desa Besuk
populasi terjangkau 45. Adapun kriteria penelitian pada penelitian ini, yaitu:
1) Anak usia dini yang tinggal di Desa besuk sambungrejo sukodono sidoarjo ibu
Sampel dari penelitian ini adalah sebagian anak usia dini di Desa besuk
orang.
1. Besar sampel
Pada penelitian ini, jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin, yaitu
(Notoatmodjo, 2012):
N
n= 2
1+ N ( d)
45
n=
1+ 45(0,05)2
45
n=
1+ 45 ( 0,0025 )
45
n=
1+0,1125
45
n=
1,1125
n=40
Keterangan :
n = jumlah sampel.
N = jumlah populasi.
Jadi, besar sampel pada penelitian ini adalah 40 orang ibu yang mempunyai anak
dengan metode simple random sampling. Untuk mencapai sampling ini, maka
setiap elemen akan diseleksi secara acak dengan cara mengundi anggota populasi
(lottery technique atau teknik undian). Semua nama responden dalam populasi
didata dan diberikan nomor urut. Setelah itu, peneliti menulis nomor urut
responden sesuai data pada secarik kertas dan memasukkannya ke dalam botol.
Dari total populasi terjangkau sebanyak 45 orang ibu yang memiliki balita usia 1
nomor, sehingga sisa nomor di dalam botol yang berjumlah 40 orang ibu yang
Prosedur pengumpulan data ini dengan alur yaitu pada tanggal peneliti
meminta ijin dengan membuat surat pengantar dari institusi yang disetujui oleh
Ketua Stikes Dian Husada Mojokerto. Kemudian peneliti ke desa untuk meminta
izin melakukan penelitian. Setelah peneliti mendapatkan ijin dari kepala desa
3. Pada siklus pertama peneliti melakukan pre test yaitu dengan memberikan
6. Setelah 2 hari di lakukan siklus ke 2 untuk melakukan kegiatan pre test dan
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni 2020 sampai bulan Juli
1. Editing
Pada penelitian ini, editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul, yaitu dengan cara memeriksa kembali data yang diperoleh
apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Jika belum sesuai, maka
2. Coding
data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
A. Jenis kelamin
Perempuan = kode 1
B. Umur
Cukup = kode 2
Kurang =kode 3
3. Scoring
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes berupa
skor yang di dapat kemudian merubah rata-rata skor ke dalam bentuk prosentase
sebagai berikut:
Jumlah skor
Skor lembar observasi kesadaran ibu dalam perilaku hidup besi dan sehat
sesuai dengan variabel yang diteliti. Hasil yang diperoleh akan dimasukkan ke
perangkat lunak komputer dengan sistem SPSS (Statistical Product and Service
signed rank test dengan tingkat kemaknaan α = 0.05. Bila α ≤ 0.05, maka H1
peningkatkan kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan seat untuk mencegah
diare pada anak usia 1- 4taun . Pada tabulasi ini, data disajikan dalam bentuk
tabel yang terdiri dari baris dan kolom sehingga mudah dibaca dan dimengerti.
Seluruhnya : 100%
Setengahnya : 50%.
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan dan hak
responden.
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan, sebagai gantinya
3) Kerahasiaan (confidentiality)
dengan cara menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah
Pelaksanaan penelitian ini disusun oleh peneliti dalam jadwal sebagai berikut :
A. Penyusunan Proposal
1. Pengajuan Pembimbing *
2. Pengajuan Judul *
3. Pengajuan Proposal *
4. Ujian Proposal *
B. Perencanaan
1. Menentukan Populasi *
2. Menentukan Sampel *
3. Menyiapkan Lembar *
Observasi
C. Pelaksanaan
1. Melaksanakan Penelitian * *
2. Mengkoding & Mengedit *
data
3. Memasukkan Data *
4. Tabulasi Data *
D. Analisis Data
Analisis Data * *
E. Pelaporan
1. Penulisan Laporan *
2. Pencetakan Laporan *
3. Penyebarluasan Laporan *
4. Presentasi Hasil *
Daftar pustaka
Lampiran 1
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu orang tua responden
Di Desa Besuk Sambungrejo Sukodono Sidoarjo.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Sekolah Tinggi
Ilmu Keperawatan Dian Husada Mojokerto:
Nama : Maulidiya Dwi Astanti
NIM : 01.17.053
TTL : Sidoarjo,25 juni 1999
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto, saya melakukan penelitian
tentang “Pengaruh pendidikan kesehatan teradap peningkatan kesadran ibu dalam
perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencega diare pada anak usia 1-4 tahun di
desa besuk sambungrejo sukodono sidoarjo”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis Pengaruh pendidikan kesehatan teradap peningkatan kesadran
ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencega diare pada anak usia 1-
4 tahun di desa besuk sambungrejo sukodono sidoarjo. Untuk keperluan tersebut
saya mohon ibu yang mempunyai anak usia 1- 4 tahun di desa besuk sambungrejo
sukodono sidoarjo berkenan untuk menjadi responden pada penelitian ini.
Jawaban yang anak anda berikan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
Demikian surat permohonan ini ini saya buat atas partisipasinya saya
ucapkan terimakasih.
Sidoarjo, April 2021
Maulidiya Dwi Astanti
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan di bawah ini ibu yang mempunyai anak umur
Nama :
Umur :
Alamat :
Bahwa anak saya diminta untuk berperan serta dalam penyusunan tugas
akhir ini sebagai responden dengan mengisi kuesioner yang disediakan oleh
penulis. Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini dan
informasi yang anak saya berikan. Demikian persetujuan ini saya buat secara
sadar dan sukarela, tanpa ada unsur paksaan dari siapapun, saya menyatakan
Responden
(…………………...)
Lampiran 3
DATA UMUM
Petunjuk Pengisian:
Isilah data dibawah sesuai dengan data anda dengan mengunakan huruf kapital
1. Nama inisial :
2. Alamat lengkap :
3. Umur :
4. Pendidika :
5. Agama :
6. Hubungan dengan anak :
Lampiran 4
Lembar Konsioner
Pendidikan kesehatan
1. Berilah tanda silang (X) pada jawaban a/b/c yang sesuai dengan pilihan
anda
2. Satu soal hanya memiliki satu jawaban dan semua jawabn dianggap benar
a. Belum menerapkan
b. Terkadang menerapkan
c. Sudah menerapkan
2) Perilaku idup bersih dan sehat apakah sangat penting di terapkan kepada
anggota keluarga ?
a. Tidak penting
b. Penting
c. Sangat penting
3) Mengapa perilaku hidup bersih dan sehat sangat penting di terapkan pada
a. Menimbulkan penyakit
b. Jika perilaku hidup bersih dan sehat di terpakan pada anggota keluarga
a. Iya pernah
b. Belum pernah
a. Sebelum tidur
b. Sebelum pergi
c. Sebelum makan
6) Berapa lama waktu yang di butuhkan untuk cuci tangan dengan sabun ?
a. 10 – 20 detik
b. 20 -40 detik
c. 1 menit
a. Di kebun
b. Di sungai
a. Di bakar
b. Di kubur
c. Di biarkan
10) Apakah anda mengerti tentang cara mencuci botol susu anak dengan benar
a. Belum tahu
11) Apakah anda menggunakan air bersih pada saat memasak ,mandi,dll ?
a. Sudah menggunakan
b. Belum menggunakan
c. Tidak perna
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan
sehat untuk mencegah diare berupa lembar observasi
2. Instrumen ini diisi oleh peneliti
B. Petunjuk pengisian
Berdasarkan pengamatan peneliti selama 2 hari setela dilakukan
pendidikan kesehatan . setiap peneliti memberi penilaian skor 1-5 , 6-10,
11,16
1.Baik (68%-100% ) : Skor 11-16
Indikator :
3. pengunaan air
11 1
bersih
Pendidikan 4. membersikan
degan benar
5. pengunaan
12 1
jamban sehat
6. mengelola
8,9 2
sampah
Jumlah Soal 12 soal