Anda di halaman 1dari 9

Bul. Littro. Vol. 23 No.

1, 2012, 61 - 69

PEMANFAATAN LIMBAH TANAMAN AROMATIK SEBAGAI MULSA


DAN DAYA REPELENSINYA TERHADAP Doleschallia polibete
Wiratno1), Sondang Suriati2), Muhamad Djazuli2), dan
Siswanto1)
1)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111
E-mail : wiratno02@yahoo.com
2)
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111

(terima tgl. 10/02/2011 – disetujui tgl. 02/12/2011)

ABSTRAK bersifat menarik larva D. polibete dengan


nilai indeks repelen (IR) terendah pada
Penelitian dilakukan sejak April sampai perlakuan limbah serai dapur diikuti serai
Juli 2010. Observasi dilakukan di wangi, cengkeh, akar wangi, dan nilam
beberapa lokasi penyulingan di Jawa dengan IR berturut-turut -68,1, -61,6,
Barat dan Jawa Tengah. Uji repelensi -58,9, -53,6, dan -42,9. Nilai C/N rasio
limbah terhadap Doleschallia polibete terendah terdapat pada perlakuan akar
dilakukan di laboratorium dan rumah wangi, diikuti nilam, serai dapur, serai
kaca Balai Penelitian Tanaman Obat dan wangi, cengkeh, dan kontrol dengan nilai
Aromatik. Uji repelensi limbah terhadap ratio berturut-turut 10,5, 11,3, 12,8,
larva dilakukan di laboratorium dengan 12,8, 13,79, dan 13,7. Dari lima limbah
memasukkan larva D. polibete instar tiga yang diuji, limbah nilam, serai dapur,
ke dalam pipa yang menghubungkan serai wangi, dan cengkeh menghasilkan
antara tanaman yang diberi dan yang pertumbuhan tanaman lebih baik dari
tidak diberi mulsa. Larva diamati perlakuan kontrol.
keberadaannya pada satu dan 24 jam
setelah perlakuan. Pengujian diulang 10 Kata kunci : Tanaman aromatik, limbah or-
kali dan setiap ulangan menggunakan ganik, mulsa, repelen
satu ekor larva. Uji repelensi limbah ABSTRACT
terhadap serangga dewasa dilakukan di
rumah kasa dengan melepas 20 pasang The Use of Aromatic Plant
kupu-kupu ke dalam kurungan kasa Wastes As Mulch and Its
berukuran 2 x 2 x 4 m 3 yang di dalamnya Repelency Effect to Doleschallia
telah diletakkan enam kelompok polibete
tanaman handeuleum yang telah diberi
mulsa 50 g per tanaman. Bioassay Study was conducted from April to July
menunjukkan limbah tanaman aromatik 2010. Field observation was completed at
mampu menekan peletakkan telur several refinery locations in West Java
serangga dewasa. Jumlah terendah ter- and Central Java. Repellency assay of
dapat pada perlakuan limbah serai dapur aromatic plant wastes to Doleschallia po-
diikuti akar wangi, serai wangi, cengkeh, libete larvae was performed in the labo-
nilam dan kontrol dengan rata-rata ratory. The third instar of D. polibete lar-
jumlah kelompok telur berturut-turut 0,3, vae was inserted into the pipe that con-
1,2, 1,4, 1,8, 3,4, dan 5,3 kelompok. nects between the treated and untreated
Sebaliknya limbah yang diuji ternyata plants. Existence of larvae was observed

61
Wiratno et al. : Pemanfaatan Limbah Tanaman Aromatik sebagai Mulsa dan Daya Repelensinya ...

at one and 24 hours after treatment. The maupun dupa. Selain sebagai bahan
assay was repeated 10 times using one pewangi, sebagian minyak aromatik
larva per application. Repellency assay of seperti minyak serai wangi (Cymbo-
the waste to adult of D. polibete was pogon citratus DC.), nilam (Pogoste-
completed in a green house. A total of 20
mon cablin Benth), dan cengkeh
pairs of D. polibete adult were released
in the cage sized 2 x 2 x 4 m3 in which (Syzygium aromaticum L.) ternyata
had been placed 6 groups of plants that dapat dipergunakan sebagai bahan
had been given 50 g mulch per plant. aktif pestisida (Ketaren 1985). Bahan
Observations made on the group and the aktif serai wangi adalah ester dari
number of eggs and the influence of sitronellol dan geraniol (Oyedele et
mulch on plant growth. Soil analysis was al. 2002), minyak nilam adalah
done after the study lasted three seskwiterpene dan patchouly alkohol
months. The results of bioassays in the (Ketaren 1980), sedangkan pada
greenhouse showed that volatile plant minyak cengkeh adalah eugenol.
waste can reduce the egg lying of D.
Minyak nilam efektif mengendalikan
polibete adult. The lowest amount of
eggs contained in lemongrass followed Stegobium paniceum (Mardiningsih
by vetiver, citronella, clove, patchouli and dan Kardinan 1995), minyak cengkeh
control with the average number of mempunyai sifat repelen serta dapat
consecutive groups of eggs 0.3, 1.2, 1.4, menghambat aktivitas makan bebe-
1.8, 3.4, and 5.3 groups. In the contrary rapa hama gudang seperti Tribolium
the study proves that tested wastes castaneum dan Sitophylus zeamais
attract larvae of D. polibete with index (Ho et al. 1994), tungau pada ung-
repellent (IR) values from the lowest are gas, Dermanyssus gallinae (Kim et al.
lemongrass followed by citronella, clove, 2004) dan serangga penghisap darah
vetiver, and patchouli with consecutive
ternak, Iodes ricinus (L) (Thorsell et
IR -68.1, -61.6, -58.9, -53.6, and -42.9.
The lowest C/N ratio is in vetiver al. 2006).
followed by patchouli, lemongrass, Saat ini kesadaran masyarakat
citronella, cloves, and control the ratio of meningkat terhadap arti penting
consecutive values 10.5, 11.3, 12.8, kesehatan serta keamanan lingkung-
12.8, 13.79, and 13.7. Of the tested an berkaitan dengan penggunaan
wastes, patchouli, lemongrass, citronella, pestisida sintetis (Addor 1995), se-
and cloves produced better plant growth hingga perlu dicari alternatif pengen-
than the control. dali hama yang ramah lingkungan.
Key words : Aromatic crops, organic waste, Salah satunya melalui pemanfaatan
mulch, repellent limbah hasil penyulingan tanaman
penghasil minyak aromatik. Bahan
PENDAHULUAN
aktif yang berasal dari minyak
Tanaman aromatik adalah ta- aromatik diharapkan akan lebih
naman penghasil minyak aromatik selektif dan kurang persisten di alam
yang memiliki aroma yang sangat jika dibandingkan dengan bahan aktif
khas. Aroma tersebut banyak diman- pestisida sintetis sehingga pengguna-
faatkan sebagai bahan pewangi baik annya relatif lebih aman bagi kehi-
untuk pewangi pakaian, karpet, dupan organisme dan lingkungan di
selendang, industri sabun, kosmetik, sekitarnya (Regnault-Roger 2005).

62
Bul. Littro. Vol. 23 No. 1, 2012, 61 - 69

Tujuan penelitian adalah tinggi 10 cm. Setelah setek tumbuh


mengkaji manfaat limbah tanaman dan mempunyai delapan lembar
aromatik sebagai repelen hama seka- daun, tanaman tersebut diberi 50 g
ligus peranannya dalam mendukung mulsa dari limbah serai wangi, serai
pertumbuhan vegetatif tanaman. dapur, nilam, cengkeh dan akar
Data yang diperoleh diharapkan wangi. Pada perlakuan kontrol
dapat menjadi masukan bagi peng- tanaman tidak diberi mulsa sama
ambil kebijakkan untuk mendorong sekali. Setelah itu tanaman disungkup
pemanfaatan bahan organik yang dan pada ketinggian 30 cm
saat ini tersedia secara berlimpah dihubungkan dengan pipa plastik
tetapi belum dimanfaatkan secara sepanjang 50 cm dengan tanaman
optimal oleh petani. lain yang disungkup tetapi tidak
diberi mulsa sebagai kontrol.
BAHAN DAN METODE Sebanyak satu ekor larva Doleschallia
Penelitian dilaksanakan sejak polibete instar tiga selanjutnya dima-
Januari sampai Desember 2009 da- sukkan ke dalam pipa melalui lubang
lam tiga taraf kegiatan yaitu baseline yang telah dipersiapkan yaitu pada
study untuk mengetahui pemanfaat- jarak 25 cm dari kedua ujung pipa
an limbah hasil penyulingan tanaman dan diulang 10 kali. Larva dibiarkan
aromatik di tingkat petani, uji repe- memilih antara tanaman yang diberi
lensi limbah tanaman aromatik ter- mulsa (T) atau yang tidak diberi
hadap hama di laboratorium, dan uji mulsa (C). Keberadaan larva diamati
peletakkan telur hama di rumah kaca. pada 1 dan 24 jam setelah perlakuan.
Baseline study dilakukan dibeberapa Indeks repelen (IR) dihitung meng-
lokasi penyulingan tanaman aromatik gunakan rumus :
di Jawa Barat yaitu di PT. Jasula-
wangi, Sukabumi (serai wangi) dan IR = 100% (C-T)/(C+T)
beberapa lokasi penyulingan rakyat
yaitu di Dukupuntang, Cirebon Nilai positif menunjukkan sifat
(kenanga), Argalingga, Majalengka penolak (repelensi) sedang nilai
(nilam), dan Panawangan, Ciamis negatif menunjukkan sifat penarik
(serai wangi) serta di Jawa Tengah (atraktan) (Pascual-Villalobos dan
yaitu Purwokerto (nilam). Survei Robledo 1998).
dilakukan guna memperoleh infor- Pengujian rumah kaca dilaku-
masi pemanfaatan limbah hasil kan dengan mengelompokkan 10 ta-
penyulingan tanaman aromatik di naman yang diberi mulsa sejenis lalu
tingkat petani, dampak limbah ter- dimasukkan di dalam ruangan ber-
hadap lingkungan dan animo masya- ukuran 2 x 2 x 4 m3. Dengan demiki-
rakat terhadap pemanfaatan mulsa an terdapat 6 kelompok perlakuan
pada tanaman sayuran. yaitu 5 jenis mulsa dan kontrol.
Penelitian laboratorium dilaku- Setelah itu, 20 pasang serangga
kan dengan menanam setek tanaman dewasa D. polibete dilepaskan ke
handeuleum ukuran panjang 20 cm dalam rumah kasa dan dibiarkan
di polibag berdiameter 5 cm dan hidup dan bertelur. Pengamatan di-

63
Wiratno et al. : Pemanfaatan Limbah Tanaman Aromatik sebagai Mulsa dan Daya Repelensinya ...

lakukan terhadap kelompok dan jum- babkan masyarakat setempat menge-


lah telur yang diletakkan pada setiap luh. Hal ini disebabkan a) limbah
tanaman. Jumlah tanaman yang di- setelah kering dibakar atau diman-
kunjungi atau tidak dikunjungi se- faatkan sebagai bahan bakar alter-
rangga untuk meletakkan telur me- natif, b) limbah tidak mengeluarkan
nunjukkan tingkat repelensi limbah bau yang tak sedap karena panen
yang diuji. dan proses penyulingan dilakukan
Pengujian manfaat mulsa ter- pada musim kemarau, dan c) umum-
hadap pertumbuhan tanaman dilaku- nya lokasi tempat penyulingan ber-
kan dengan menanam setek handeu- jauhan dengan rumah penduduk.
leum di dalam polibag. Setelah ber- Petani yang tidak memanfaat-
umur 1 bulan bagian batang atas ta- kan mulsa menggunakan plastik hi-
naman dipangkas lalu diberi 50 g tam untuk menutupi permukaan ta-
mulsa sesuai perlakuan. Pada perla- nah. Tujuannya untuk mempertahan-
kuan kontrol tanaman tidak diberi kan kelembaban tanah sehingga
mulsa sama sekali. Pertumbuhan pada musim kemarau tanaman masih
tanaman diamati setiap minggu dapat tumbuh dan berproduksi
selama 2 bulan dengan menghitung dengan baik. Berkaitan dengan itu
jumlah dan tinggi tunas. Penelitian perlu dilakukan sosialisasi pemanfaat-
diulang 10 kali. Pada akhir penelitian an mulsa kepada para petani karena
dilakukan analisis tanah. beberapa penelitian sebelumnya
mengindikasikan bahwa mulsa mam-
HASIL DAN PEMBAHASAN pu menekan perkembangan berba-
Limbah hasil penyulingan ta- gai organisme pengganggu tanaman
naman aromatik secara umum belum (OPT) yang hidup di dalam tanah
dimanfaatkan oleh para petani pe- (Akhtar dan Malik 2000; Nahar et al.
nyuling atau masyarakat setempat. 2006; Wang et al. 2004) seperti
Limbah umumnya dibakar atau dibu- nematode parasit tanaman (Mian dan
ang ke alam. Hanya 1 pengusaha Rodriguez-Kabana 1982).
penyulingan yang memanfaatkan lim- Penekanan populasi OPT di
bah sebagai bahan bakar alternatif. dalam tanah dapat terjadi karena
Hasil survey pada hamparan tanaman mulsa dapat menjadi sumber makan-
sayuran petani di Lembang, Jawa an bagi berbagai mikroorganisme ta-
Barat, ternyata tidak ada satupun nah seperti bakteri dan jamur. Pe-
petakan yang diamati memanfaatkan ningkatan organisme pengurai terse-
mulsa. Pemanfaatan limbah nilam, but memacu peningkatan populasi
hanya ditemukan di lokasi penyuling- nematoda pemakan bakteri dari famili
an nilam di Desa Kemutug Lor, Pur- Rhabditidae dan Cephalobidae dan
wokerto. Di lokasi tersebut masyara- nematoda pemakan jamur (Forge et
kat memanfaatkan limbah sebagai al. 2003). Pada tingkatan rantai ma-
mulsa dan pengusir lalat di tempat kanan berikutnya, populasi nematoda
pembuangan sampah. predator dari famili Mononchidae
Limbah hasil penyulingan (Yeates et al. 1999) juga akan me-
yang dibuang ke alam tidak menye- ningkat sehingga mempengaruhi po-

64
Bul. Littro. Vol. 23 No. 1, 2012, 61 - 69

pulasi nematoda parasit melalui kom- mendatanginya, karena di alam


petisi, antagonisme atau karena ter- serangan hama terutama banyak ter-
ciptanya kondisi yang kurang meng- jadi pada awal musim penghujan saat
untungkan. Selain itu proses dekom- cuaca cukup lembab.
posisi bahan organik menghasilkan Hasil uji indeks repelensi lim-
senyawa nitrat dan amoniak nitrogen bah di rumah kasa menunjukkan se-
yang beracun bagi berbagai OPT mua limbah mampu mempengaruhi
termasuk nematoda (Mian dan Rod- D. polibete dewasa untuk meletakkan
riguez-Kabana 1982). telur. Rata-rata jumlah kelompok
Hasil uji repelensi mulsa telur terendah terdapat pada tanam-
terhadap larva D. polibete menun- an yang diberi perlakuan serai dapur
jukkan bahwa tanaman handeuleum diikuti akar wangi, serai wangi,
yang diberi perlakuan mulsa limbah cengkeh dan nilam (Tabel 2).
tanaman aromatik secara keseluruh- Jumlah kelompok telur yang
an menarik larva untuk mendatangi rendah menyebabkan rata-rata jum-
tanaman tersebut (Tabel 1). Keadaan lah telur yang diletakkan juga ren-
ini mungkin disebabkan oleh tingkat dah. Mencermati hasil tersebut dari
kelembaban yang lebih tinggi pada keempat limbah yang diuji mengin-
tanaman yang diberi mulsa dan dikasikan bahwa limbah serai dapur
disungkup dengan plastik, terbukti dapat dimanfaatkan sebagai mulsa
dengan banyaknya uap air pada pada pertanaman handeuleum di
dinding-dinding sungkup. Kelembab- lapangan untuk menekan tingkat
an ini dapat menarik larva untuk serangan D. polibete.

Tabel 1. Pengujian laboratorium indeks repelen limbah tanaman aromatik


terhadap larva D. polibete pada tanaman handeuleum
Table 1. Laboratory assay to evaluate Repellency index of essential waste
plants against D. polibete larvae reared on handeuleum plants
Jumlah larva pada perlakuan
Number of larva on Indeks Repelensi
Perlakuan Treatments Repellency index
Kontrol Limbah (IR)
Control Wastes
Serai dapur Lemongrass 1,2 7,3 -68,1
Nilam patchouli 2,0 4,3 -42,9
Cengkeh Clove 2,9 5,8 -58,9
Serai wangi Citronella 2,3 6,2 -61,6
Akar wangi Vetiver 3,9 5,1 -53,6

65
Wiratno et al. : Pemanfaatan Limbah Tanaman Aromatik sebagai Mulsa dan Daya Repelensinya ...

Tabel 2. Rata-rata jumlah kelompok telur dan jumlah telur yang diletakkan
pada tanaman handeuleum
Table 2. The average number of groups of eggs and the number of eggs laid
on handeuleum plants
Kelompok telur Rata-rata jumlah telur
Perlakuan Treatments
Group of eggs Average number of eggs
Kontrol Control 5,3 d 48,7 d
Serai dapur Lemongrass 0,3 a 3,9 a
Nilam Patchouli 3,4 c 45,1 d
Cengkeh Clove 1,8 b 17,3 c
Serai wangi Citronella 1,4 b 9,6 b
Akar wangi Vetiver 1,2 b 11,5 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
secara statistik tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf
5%
Note : Numbers followed by the same letter in the same colums are not significantly
different based on Duncan test on 5%

Pengamatan pertumbuhan ve- Mentha arvensis. Namun demikian


getatif tanaman hendeuleum menun- limbah nilam menghasilkan rata-rata
jukkan bahwa limbah nilam mengha- jumlah telur yang tidak berbeda
silkan jumlah tunas tertinggi dan ber- nyata dengan kontrol. Untuk itu
beda nyata dengan perlakuan lain- dalam aplikasinya di lapang perlu
nya. Pengamatan tinggi tunas, kehati-hatian dan pengamatan yang
jumlah daun dan lebar daun secara baik. Apabila terdapat serangan
statistik menunjukkan hasil yang hama maka pestisida sintetis dapat
tidak berbeda nyata antar perlakuan diaplikasikan dengan konsentrasi dan
dalam satu jenis pengamatan (Tabel intensitas yang terkontrol sesuai
3). Hal ini mengindikasikan pemul- dengan kondisi di lapangan pada saat
saan menggunakan limbah serai itu sehingga residu pestisida dapat
wangi dan nilam mampu meningkat- diminimalkan.
kan kesuburan tanah sehingga me- Unsur hara N sangat berperan
ningkatkan pertumbuhan vegetatif terhadap pertumbuhan tanaman, ter-
tanaman handeuleum. Meningkatnya utama dalam proses fotosintesa dan
pertumbuhan atau jumlah tunas metabolisme pembentukan protein,
berkorelasi dengan keberadaan hara asam nukleat, purin, pirimidin, ko
N total di dalam tanah yang mening- enzim dan senyawa penyusun sel
kat setelah mendapatkan perlakuan tanaman lainnya (Barker dan Bryson
pemulsaan nilam dan serai wangi 2007). Keberadaan mulsa secara
(Tabel 4). Ram dan Khumar (1997) langsung juga akan meningkatkan
melaporkan bahwa pemulsaan kadar C organik di dalam tanah.
dengan limbah serai wangi mampu Tabel 4 mengindikasikan bahwa
meningkatkan produksi dan minyak

66
Bul. Littro. Vol. 23 No. 1, 2012, 61 - 69

Tabel 3. Beberapa komponen pertumbuhan tanaman handeuleum pada per-


lakuan pemanfaatan limbah tanaman aromatik umur delapan minggu
setelah tanam
Table 3. Plant growth components on the utilization of volatile plant wastes
assay on eight weeks after planting
Jumlah Tinggi Jumlah Lebar
Jenis limbah tunas tunas Tall daun daun Wide
Wastes # of of shoots # of of leaves
shoot (cm) leaves (cm)
Kontrol Control 2,10 a 15,85 a 16,9 a 4,73 a
Serai dapur Lemongrass 2,40 a 21,41 a 21,4 a 4,58 a
Nilam Patchouli 14,40 b 18,72 a 20,4 a 5,16 a
Cengkeh Clove 1,90 a 19,36 a 18,6 a 5,72 a
Serai wangi Citronella 2,10 a 20,85 a 20,8 a 5,05 a
Akar wangi Vetiver 2,40 a 14,49 a 20,6 a 4,41a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
secara statistik tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf
5%
Note : Numbers followed by the same letter in the same colums are not significantly
different based on Duncan test on 5%
Tabel 4. Hasil analisis tanah pada tanaman handeuleum yang diperlakukan
dengan limbah tanaman aromatik
Table 4. Results of the soil analysis used to grow handeuleum plants treated
with volatile plant wastes
Jenis limbah Wastes C organik (%) N total (%) C/N rasio
Tanpa limbah Without waste 3,01 0,22 13,68
Serai dapur Lemongrass 3,32 0,26 12,77
Nilam Patchouli 4,87 0,43 11,33
Cengkeh Clove 3,46 0,27 12,82
Serai wangi Citronella 4,69 0,34 13,79
Akar wangi Vetiver 2,95 0,28 10,54

penggunaan mulsa limbah nilam bagai mulsa di tingkat petani. Hal ini
mampu meningkatkan kadar C didukung oleh banyak tempat penyu-
organik dan N total tanah tertinggi lingan di Indonesia yang menyuling
diikuti oleh serai wangi, cengkeh, tanaman-tanaman aromatik ini se-
serai dapur, dan akar wangi. hingga ketersediaan bahan baku
Secara umum penelitian ini mulsa sangat berlimpah.
mengindikasikan bahwa limbah ta-
naman serai wangi, akar wangi, KESIMPULAN
cengkeh dan nilam berpotensi untuk Limbah hasil penyulingan ta-
dimanfaatkan dalam skala luas se- naman aromatik belum dimanfaatkan

67
Wiratno et al. : Pemanfaatan Limbah Tanaman Aromatik sebagai Mulsa dan Daya Repelensinya ...

secara optimal sebagai mulsa pada Ho, S.H., L.P.L. Cheng, K.Y. Sim, dan
pertanaman sayuran di beberapa H.T.W. Tan. 1994. Potential of
daerah di Jawa Barat dan Jawa cloves (Syzygium aromaticum L.)
Tengah. Pemanfaatan limbah hasil Merr. and Perry as a grain
penyulingan tanaman aromatik seba- protectant against Tribolium
gai mulsa mampu menekan pele- castaneum (Herbst) and
takan telur D. polibete pada tanaman Sitophilus zeamais Motsch.
handeuleum. Mulsa terbukti dapat Postharvest Biology and
meningkatkan pertumbuhan vegetatif Technology. 4 : 179-183.
tanaman handeuleum. Rasio C
Ketaren, S. 1985. Pengantar
organik dengan N total tanah
Teknologi Minyak Atsiri PN. Balai
terendah dijumpai pada perlakuan
Pustaka. Jakarta. 427 hal.
aplikasi mulsa limbah nilam, diikuti
oleh serai wangi, cengkeh, serai Kim, S.I., J.H. Yi, J.h. Tak dan Y.J.
dapur, dan akar wangi. Perlu Ahn. 2004. Acaricidal activity of
dilakukan penelitian skala lapang plant essential oils against
untuk mengkaji pengaruh aplikasi Dermanyssus gallinae (Acari:
limbah serai dapur, serai wangi, Dermanyssidae). Veterinary
nilam, cengkeh, dan akar wangi Parasitology. 120 : 297-304.
terhadap tingkat serangan hama dan Mardiningsih, T. dan A. Kardinan.
dampaknya terhadap pertumbuhan 1995. Pengaruh serai wangi dan
tanaman handeuleum. daun nilam terhadap Stegobium
DAFTAR PUSTAKA paniceum L. Jurnal Tanaman
Rempah dan Obat. 3 : 41-44.
Addor, R.W. 1995. Insecticides, In C.
Godfrey, ed. Agrochemicals from Mian, I.H. dan R. Rodriguez-Kabana.
Natural Products. Marcel Dekker 1982. Soil amendments with oil
Inc New York. pp. 1-63. cakes and chicken litter for
control of Meloidogyne arenaria.
Akhtar, M. dan A. Malik. 2000. Roles Nematropica. 12 : 205-220.
of organic soil amendments and
soil organisms in the biological Nahar, M.S. P.S. Grewal, S.A. Miller,
control of plant-parasitic nemato- D. Stinner, B.R. Stinner, M.D.
des : a review. Bioresource Tech- Kleinhenz, A. Wszelaki, dan D.
nology 74 : 35-47. Doohan. 2006. Differential
effects of raw and composted
Forge, T.A., E. Hogue, G. Neilsen, manure on nematode
dan D. Neilsen. 2003. Effects of community, and its indicative
organic mulches on soil value for soil microbial, physical
microfauna in the root zone of and chemical properties. Applied
apple: implications for nutrient Soil Ecology. 34 : 140-151.
fluxes and functional diversity of
the soil food web. Applied Soil Oyedele, A.O. A.A. Gbolade, M.B.
Ecology 22 : 39-54. Sosan, F.B. Adewoyin, O.L.
Soyelu, dan O.O. Orafidiya.
2002. Formulation of an effective

68
Bul. Littro. Vol. 23 No. 1, 2012, 61 - 69

mosquito-repellent topical the tick Ixodes ricinus L.


product from Lemongrass oil. Phytomedicine. 13 : 132-134.
Phytomedicine. 9 : 259-262.
Wang, K.H., R. McSorley, A.J. Mar-
Pascual-Villalobos, M.J. and A. shall, and R.N. Gallaher. 2004.
Robledo. 1998. Screening for Nematode community changes
antiinsect activity in mediter- associated with decomposition of
ranean plants. Industrial Crops Crotalaria juncea amendment in
and Products. 8 : 183-194. litterbags. Applied Soil Ecology.
27 : 31-45.
Regnault-Roger, C. 2005. New insec-
ticides of plant origin for the Yeates, G.W., D.A. Wardle, and R.N.
third millenium. pp. 17-35, In Watson. 1999. Responses of soil
B.J.R. Regnault_Roger et al. eds. nematode populations, commu-
Bio-pesticides of plant Origin. nity structure, diversity and tem-
Lavoisier Publishing Inc. 313 p. poral variability to agricultural in-
tensification over a seven-year
Thorsell, W., A. Mikiver, and H.
period. Soil Biology and Bio-
Tunon. 2006. Repelling proper-
chemistry. 31 : 1721-1733.
ties of some plant materials on

69

Anda mungkin juga menyukai