SKI Kelompok 7
SKI Kelompok 7
DINASTI UMAYYAH
Sejarah Berdirinya, Masa Keemasan, Perkembangan Ekonomi dan
Administrasi serta Masa Kemunduran
Oleh:
Kelompok 7
1. Ine Dwitya Midda (1930202296)
2. Ahmad Subhan Pratama (1930202300)
3. Mia (1930202302)
Dosen Pengampu:
Halimatussakdiah, S.Ag., M.Pd.I.
i
Kata Pengantar
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
PEMBAHASAN
A. Pembentukan Dinasti Umayyah.................................................................. 2
1. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah.................................................... 2
2. Pertumbuhan Pemerintahan Dinasti Umayyah..................................... 2
B. Perkembangan Dinasti Umayyah ............................................................... 7
1. Kemajuan Dinasti Umayyah..................................................................7
2. Masa Keemasan Dinasti Umayyah........................................................9
3. Perkembangan Ekonomi dan Administrasi Dinasti Umayyah ............11
4. Kemunduran dan Keruntuhan Dinasri Umayyah ............................... 13
PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan berbagai
masalah sebagai berikut: Bagaimana pembentukan dinasti Bani Umayyah yang di
pelopori oleh Muawiyah? Dan Bagaimana perkembangan dinasti Bani Umayyah
mulai dari kemajuan, masa keemasan serta kemunduran dinasti Bani Umayyah.
PEMBAHASAN
2
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umayyah
dan menjabat sebagai khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari
Madinah al-Munawwarah ke kota Damaskus dalam wilayah Suriah. Pada
masa pemerintahannya, ia melanjutkan perluasan wilayah kekuasaan
islam yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali.
Disamping itu, ia juga mengatur tentara dengan cara baru dengan
meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara di Bizantium, membangun
administrasi pemerintahan dan juga menetapkan aturan kiriman pos.
Muawiyah meninggal dunia dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di
Damaskus di pemakaman Bab Al-Shagier2.
b. Yazid bin Muawiyah (60-64 H/ 681-683 M)
Lahir pada tahun 22 H/ 643 M. Pada tahun 679 M, Muawiyah
mencalonkan anaknya, Yazid, untuk menggantikan dirinya. Yazid
menjabar sebagai khalifah dalam usia 34 tahun pada tahun 681 M. Ketika
Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di Madinah tidak mau menyatakan
setia kepadanya. Ia kemudian mengirim surat kepada Gubernur Madinah,
memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia
kepadanya. Dengan cara ini, semua ornag terpaksa tunduk, kecualiHusein
bin Ali dan Abdullah bin Zubair. Bersamaan dengan itu, Syi’ah (pengikut
Ali) melakukan konsolidasi (penggabungan) kekuatan kembali.
Perlawanan terhadap bani Umayyah dimulai oleh Husein bin Ali.
Pada tahun 680 M, ia pindah dari Mekkah ke Kuffah atas permintaan
golongan Syi’ah yang ada di Irak. Umat Islam di daerah ini tidak
mengakui Yazid. Mereka mengangkat Husein sebagai Khalifah. Dalam
pertempuran yang tidak seimbang di Karbel, sebuah daerah di dekat
Kuffah, tentara Husein kalah dan Husein sendiri mati terbunuh.
Kepalanya dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sedangkan tubuhnya
dikubur di Karbala3.
c. Muawiyah bin Yazid (64-65 H/ 683-684 M)
2
Muhammad Nur, “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan
Dan Kemunduran),” Jurnal Pusaka 3, no. 1 (2015): 111–126. Hlm 115
3
Ibid.
3
Muawiyah bin Yazid menjabat dalam usia 23 tahun. Dia seorang
yang berwatak lembut. Dalam pemerintahannya, tejaddi masa krisidan
ketidakpastian, yaitu timbulnya perselisihan antar suku diantara orang-
orang Arab sendiri. Ia memerintah hanya selama enam bulan.
d. Marwan bin Al-Hakam (65-66 H/ 684-685 M)
Sebelum menjabat sebagai penasihat Usman bin Affan, ia berhasil
memperoleh dukungan dari sebagian orang syiria dengan cara menyuap
dan memberikan berbagai hak kepada masing-masing kepala suku. Untuk
mengkukuhkan jabatan khalifah yang dipegangnya maka Marwan pun
sengaja menikahi janda Khalifah Yazid, Ummu Khalid. Selama masa
pemerintahannya tidak meninggalkan jeajk penting bagi perkembangan
sejarah islam. Ia wafat dalam usia 63 tahun dan pemerintahannya hanya
selama 9 bulan 18 hari.
e. Abdul Malik bin Marwan (66-86 H/ 685-705 M)
Dibawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mencapai
kekuasaan dan kemuliaan. Ia terpandang sebagai khalifah yang perkasa
dan negarawan yang cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan
Dunia Islam dari para pemberontak. Ia wafat pada tahun 705 M dalam
usia yang ke-60 tahun. Ia meninggalkan karya-karya terbesar didalam
sejarah islam. Masa pemerintahannya berlangsung selama 21 tahun 8
bulan. Dalam masa pemerintahannya, ia bersengketa dengan khalifah
Abdullah bin Zubair.
f. Al-Walid bin Abdul Malik (86-97 H/ 705-715 M)
Masa pemerintahan Walid Bin Malik adalah masa ketentraman,
kemakmuran dan ketertiban. Umat islam merasa hidup bahagia. Pada
masa pemerintahannya tercatat suatu peristiwa besar, yaitu perluasan
wilayah kekuasaan dari Afrika Utara menuju wilayah Barat daya, benua
Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Perluasan wilayah kekuasaan Islam juga
sampai ke Andalusia (Spanyol) dibawah pimpinan panglima Thariq bin
Ziad. Perjuangan panglima Thariq bin Ziad mencapai kemenangan,
sehingga dapat menguasai kota Kordova, Granada dan Toledo. Ia juga
melakukan pembangunan ecara besar-besaran selama masa
4
pemerintahanya untuk kemakmuran rakyatnya. Khalifah Walid bin
Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah Daulah
Umayyah dan merupakan puncak kebesadan Daulah tersebut.
g. Sulaiman bin Abdul Malik (97-99 H/ 715-717 M)
Sulaiman bin Abdul Malik menjadi Khalifah pada usia 42 tahun.
Masa pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun 8 bulan. Ia tidak
memiliki kepribadian yang kuat hingga mudah dipengaruhi penasehat-
penasehat disekitar dirinya. Menjelang saat saat terakhir
pemerintahannya barulah ia memanggil Gubernur wilayah Hijaz, yaitu
Umar bin Abdul Aziz, yang kemudian diangkat menjadi penasehatnya
dengan memegang jabatan wazir besar. Satu-satunya jasa yang dapat
dikenangnya dari masa pemerintahannya ialah menyelesaikan dan
menyiapkan pembangunan Jamiul Umawi yang terkenal megah dan
agung di Damaskus.
h. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/ 717-720 M)
Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai Khalifah pada usia 37
tahun. Ia terkenal adil dan sederhana. Ia mengembalikan corak
pemerintahan seperti pada zaman Khulafaur rasyidin. Pemerintahan
Umar meninggalkan semua kemegahan Dunia yang selalu ditunjuk oleh
orang Bani Umayyah. Pemerintahannya membuka suatu pertanda yang
membahagiakan bagi rakyat. Ketakwaan dan keshalehannya patut
menjadi teladan. Ia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya. Ia meninggal pada tahun 720 M dalam usia 39
tahun,dimakamkan di Deir Simon.
i. Yazid bin Abdul Malik (101-105 H/ 720-724 M)
Yazid bin Abdul Malik adalah seorang penguasa yang sangat
gandrung kepadakemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan
rakyat. Pada waktu pemerintahan inilah propaganda bagi keturunan
BaniAbbas mulai dilancarkan secara aktif. Dia wafat pada usia 40 tahun.
Masa pemerintahannyaberlangsung selama 4 tahun, 1 bulan.
j. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/ 724-743 M)
5
Hisyam bin Abdul Malik menjabat sebagai Khalifah pada usia yang
ke 35 tahun. Pada masa pemerintahannyamuncul satu kekuatan baru yang
menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan ini
berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golonganmawali
dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan
selanjutnya,kekuatan baru ini mampu menggulingkan Dinasti Umayyah
dan menggantikannya dengan Dinasti baru, Bani Abbas. Meskipun
demikian, pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam kebudayaan dan
kesusastraan Arab serta lalu lintas dagang mengalami kemajuan. Dua
tahun sesudah penaklukan pulau Sisily pada tahun 743 M, ia wafat dalam
usia 55 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 19 tahun, 9
bulan.
k. Walid bin Yazid (125- 126 H/ 743-744 M)
Daulah Umayyah mengalami kemunduran di masa pemerintahan
Walid bin Yazid. Ia berkelakuan buruk dan suka melanggar norma
agama. Meskipun demikian, kebijakan yang paling utama yang
dilakukan oleh Walid binYazid ialah melipatkan jumlah bantuan sosial
bagi pemeliharaan orang-orang buta dan orang-orang lanjut usia yang
tidak mempunyai famili untuk merawatnya. Ia menetapkan anggaran
khusus untuk pembiayaan tersebut dan menyediakan perawat untuk
masing-masing orang. Masa pemerintahannya berlangsung selama 1
tahun 2 bulan. Dia wafat dalam usia 40 tahun.
l. Yazid bin Walid (Yazid III) (126 H/ 744 M)
Pemerintahan Yazid bin Walid tidak mendapat dukungan dari
rakyat, karenaperbuatannya yang suka mengurangi anggaran belanja
negara. Masa pemerintahannya penuh dengan kemelut dan
pemberontakan. Masa pemerintahannya berlangsung selama16 bulan.
Dia wafat dalam usia 46 tahun.
m. Ibrahim bin Malik (126 H/ 744 M)
Diangkatnya Ibrahim menjadi Khalifah tidak memperoleh suara
bulat didalam lingkungan keluarga Bani Umayyah dan rakyatnya. Karena
itu, keadaan negara semakin kacau dengan munculnya beberapa
6
pemberontak. Ia menggerakkan pasukan besar berkekuatan 80.000 orang
dari Arnenia menuju Syiria. Ia dengan suka rela mengundurkan dirinya
dari jabatan khilafah dan mengangkat baiat terhadap Marwan bin
Muhammad. Dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun 132
H.
n. Marwan bin Muhammad (127-132 H/ 745-750 M)
Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahlawan.
Beberapa pemberontak dapat ditumpas, tetapi dia tidak mampu
mengahadapi gerakan Bani Abbasiyah yang telah kuat pendukungnya.
Marwan bin Muhammad melarikan diri ke Hurah, terus ke Damaskus.
Namun Abdullah bin Ali yang ditugaskan membunuh Marwan oleh
Abbas As-Syaffah selalu mengejarnya. Akhirnya sampailah Marwan di
Mesir. Di Bushair, daerah al Fayyun Mesir,dia mati terbunuh oleh Shalih
bin Ali, orang yang menerima penyerahan tugas dari Abdullah. Marwan
terbunuh pada tanggal 27 Dzulhijjah 132 H\5 Agustus 750 M.
Dengandemikian tamatlah kedaulatan Bani Umayyah, dan sebagai tindak
lanjutnya dipegang oleh Bani Abbasiyah4.
4
Ibid.
7
dan tiap-tiap provinsi dipimpin oleh seorang gubernur yang
bertanggung jawab langsung kepada Khalifah.
c. Bidang administrasi pemerintahan, ada beberapa diwan
(Departemen) yang dibentuk, yaitu:
1) Diwan al-Rasail, semacam sekretaris jenderal yang berfungsi
untuk mengurus surat-surat negara yang ditujukan kepada para
gubernur atau menerima surat-surat dari mereka;
2) Diwan al-Kharraj, berfungsi untuk mengurus masalah pajak;
3) Diwan al-Barid, berfungsi sebagai penyampai berita-berita
rahasia daerah kepada pemerintah pusat;
4) Diwan al-Khatam, berfungsi untuk mencatat atau menyalin
peraturan yang dikeluarkan oleh khalifah;
5) Diwan Musghilt, berfungsi untuk menangani berbagai
kepentingan umum.
d. Organisasi keuangan, percetakan uang dilakukan pada masa
khalifah Abdul Malik ibn Marwan, walaupun pengelolaan asset dari
pajak tetap di Baitul Mal.
e. Organisasi ketentaraan, pada masa ini keluar kebijakan yang agak
memaksa untuk menjadi tentara yaitu dengan adanya undang-undang
wajib militer yang dinamakan `Nidhomul Tajnidil Ijbary’.
f. Organisasi kehakiman, ada dua ciri khas kehakiman pada masa ini
yaitu: seorang qadhi atau hakim memutuskan perkara dengan ijtihad
dan kehakiman belum terpengaruh dengan politik.
g. Sosial dan budaya, pada masa ini orang-orang Arab memandang
dirinya lebih mulia dari segala bangsa bukan Arab, bahkan mereka
memberi gelar dengan “Al-Hamra”.
h. Bidang seni dan sastra, Ketika Walid ibn Abdul Malik berkuasa
terjadi penyeragaman bahasa, yaitu semua administrasi negara harus
memakai bahasa Arab.
i. Bidang seni rupa, Seni ukir dan pahat yang sangat berkembang pada
masa itu dan kaligerafi sebagai motifnya.
8
j. Bidang Arsitektur, Telah dibangunnya Kubah al Sakhrah di Baitul
Maqdia yang dibangun oleh khalifah Abdul Malik ibn Marwan5.
Di samping melakukan ekspansi territorial, pemeritahan dinasti
Umayyah juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan.
Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan
menyediakan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuwan,
para seniman, dan para ulama mau melakukan pengembangan bidang
ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi ilmu. Di
antara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini; 1) Ilmu
agama; 2) Ilmu sejarah dan geografi; 3) Ilmu pengetahuan bidang bahasa;
dan 4) Bidang filsafat6.
5
Ahmad Masrul Anwar, “Pertumbuhan Dan Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Bani
Ummayah,” Jurnal Tarbiyah 1 (2015): 47–76.
6
P, “DINASTI UMAYYAH ( Kajian Sejarah Dan Kemajuannya ).”hlm 674
9
Abdul Aziz tidak pernah mengambil apapun dari Baitul Mal, termasuk
pendapatan fai yang telah menjadi haknya7.
Pada pemerintahan Abdul Malik ada 3 hal yang dibenahinya.
Pertama, menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi di seluruh
wilayah negara daulah Umayyah. Sebelumnya, kantor pemerintahan di
Syam memakai bahasa Yunani sebagai bahasa resmi, sedangkan di Mesir
memakai bahasa Qibthi dan bahasa Arab hanya di gunakan di
Semenanjung Arabia sebagai bahasa resmi dalam administrasi negara
juga wilayah Persia dan provinsi-provinsi bagian timur.
Kedua, menciptakan mata uang yang seragam di seluruh wilayah
negara. Dari mata uang dinar dan dirham disatukan menjadi mata uang
riyal, sampai sekarang. Ketiga, pelayanan pos lebih disempurnakan dari
sebelumnya menjadi ada untuk menghubungkan sebuah ibu kota dengan
ibu kota lainnya di seluruh provinsi dan antara provinsi serta antar
negara.
Pada pemerintahan khalifah Al- Walid bin Abdul Malik beliau
memperluas Masjid Makkah dan membangun Masjid Madinah. Di ibu
kota (yaitu Syam), dia membangun sejumlah sekolah dan rumah ibadah
serta membantu lembaga-lembaga sosial, seperti lembaga yang
menangani penderita penyakit kusta, lumpuh dan buta.
Al-Walid bin Abdul Malik melakukan perluasan wilayah di Front
timur mencapai titik terjauh dengan kecemerlangan di bawah dua
panglima perangnya yaitu Qutaibah bin Muslim dan Muhammad bin al-
Qasim, keduanya merupakan menantu al-Hajaj. Mereka telah berhasil
menguasai India bagian barat (kini Pakistan), Bukhara, Samargand, dan
Sind. Akan tetapi seluruh India baru dapat ditaklukkan pada penghujung
abad ke 9 oleh Muhammad Ghaznah dari Daulah Ghaznawiyah8.
10
a. Ekonomi Bani Umayyah
Pada masa bani Umayyah ekonomi mengalami kemajuan yang luar
biasa. Dengan wilayah penaklukan yang lebih luas, maka hal itu
memungkinkannya untuk mengeksploitasi potensi ekonomi negeri-negeri
yang ditaklukkan. Mereka juga dapat mengangkut sejumlah besar budak
ke Dunia Islam. Penggunaan tenaga kerja ini membuat bangsa Arab
hidup dari negeri taklukan dan menjadikannya kelas pemungut pajak dan
sekaligus memungkinkannya meng-eksploitasi negeri-negeri tersebut
seperti Mesir, Suriah dan Irak9.
Upaya meningkatkan perekonomian pada masa itu diantaranya,
dengan melakukan pembangunan sarana jalan dan bendungan guna
menunjang kelancaran transportasi dan meningkatkan penghasilan
masyarakat. Pembangunan perkebunan kapas dan pabrik tenun
kesungguhan bagi kemajuan ekonomi masyarakat.
Salah satu perbedaan yang mendasar antara kepemimpinan pada
masa pemerintahan Khulafaur al Rasyidin dan masa Bani Umayyah
adalah bahwa pada masa kekhalifahan Khulafaur Rasyidin seorang
khalifah adalah seorang ahli fiqh, sedangkan pada masa Bani Umayyah
seorang khalifah tidak lagi seorang fuqoha, alasannya karena semakin
luas dan beratnya tugas-tugas kenegaraan. Pemegang otoritas agama dan
pemegang otoritas politik berada ditangan berbeda. Secara khusus, untuk
urusan- urusan agama diserahkan sepenuhnya kepada para ulama yang
menguasai seluk-beluk agama dan berpusat di Madinah10.
11
pemerinahan, wizarah (kementrian) yang bertugas membantu atau
mewakili khalifah dalam melaksanakan ugasnya sehari-hari, kitabah
(kesekretariatan), dan hijabah (pengawalan pribadi)11.
Dalam bidang Administrasi pemerintahan, Bani Umayyah
menerapkan beberapa kebijakan, antara lain:
1) Administrasi Pemerintahan
Ada empat diwan (departemen) yang berdiri pada Daulah Bani
Umayyah, yaitu:
a) Diwan Rasail
Departemen ini mengurus surat-surat negara kepada gubernur
dan pegawai di berbagai wilayah
b) Diwan kharraj
Departemen ini mengurus tentang perpajakan. Dikepalai oleh
Shahibul Karraj yang bbertanggung jawab langsung kepada
khalifah.
c) Diwan Jund
Departemen ini mengurus tentang ketentaraan negara. Ada juga
yang menyebut dengan departemen perperangan.
d) Diwan Khatam
Departemen ini disebut juga departemen pencatat. Setiap
peraturan yang dikeluarkan di salin pada sebuah register
kemudian di segel dan dikirim ke berbagai wilayah.
2) Lambang Negara
Muawiyah menetapkan bendera merah sebagai lambang negara di
mana sebelumnya pada masa Khulafaur Rasyidin belum ada.
Bendera merah ini menjadi ciri khas Daulah Bani Umayyah.
3) Bahasa Resmi Administrasi Pemerintahan
Pada pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan, bahasa Arab
dijadikan bahasa resmi administrasi pemerintahan12.
12
Masa kemunduran Dinasti Umayyah ditandai dengan melemahnya
sistem politik dan kekuasaan karena banyak persoalan yang dihadapi para
penguasa dinasti ini. Diantaranya adalah masalah politik, ekonomi dan
sebagainya13.
Terdapat berbagai faktor yang mengakibatkan kemunduran Dinasti
Umayyah. Diantaranya :
a. Munculnnya kelompok-kelompok yang merasa tidak puas terhadap
pemerintahan Bani Umayyah, seperti kelompok Khawarij, Syiah,
dan kelompok muslim non-Arab14.
b. Pola pemerintahan khalifah menggunakan garis keturunan adalah
suatu kultur baru Arab, yang lebih mengharuskan aspek senioritas,
peraturannya tidak jelas. Ketidakjelasn sistam pergantian khalifah ini
mengakibatkan terbentuknya rivalitaas yang tidak sehat di dalam
anggota keluarga istana15.
c. Khalifah memiliki kekuasaan yang absolute. Khalifah tidak
mengenal kompromi. Menentang khalifah berarti mati16.
d. Ketidakmampuan dari para penguasa Bani Umayyah untuk
menggalang persatuan dan kesatuan dari pertentangan yang semakin
lama semakin meruncing antara etnis suku Arabia Utara (Bani Qais)
dengan suku Arabia Selatan (Bani Kalb), yang sudah ada sejak
sebelum islam17.
e. Sikap hidup mewah di kalangan isana dan perhatian terhadap
masalah keagamaan sudah berkurang18.
13
Ely Zainudin, “Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin),” Jurnal
Intelegensia 3, no. 2 (2015): 28–35.
14
Taufik Rachman, “Bani Umayyah Dilihat Dari Tiga Fase ( Fase Terbentuk , Kejayaan Dan
Kemunduran ),” Jurnal Sejarah Peradaban Islam 2, no. 1 (2018): 86–98.
15
Saprida, Qodariah Barkah, and Zuul Fitriani Umari, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta:
KENCANA, 2021).
16
Muhammad Sapii Harahap, “Sejarah Dinasri Bani Umayyah Dan Pendidikan Islam,” Jurnal
WARAQAT IV, no. 2 (2019): 40–60.
17
Muh Jabir, “DINASTI BANI UMAYYAH DI SURIAH (Pembentukan, Kemajuan Dan
Kemundurannya),” Jurnal Hunafa 4, no. 3 (2017): 271–280.
18
Anwar, “Pertumbuhan Dan Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Bani Ummayah.”
13
f. Banyaknya tokoh agama yang kecwea dengan kebijaksanaan para
penguasa Bani Umayyah, karena tidak didasari dengan syariat
islam19.
g. Kerajaan dengan wilayah yang sangat luas, sehingga sulit
mengendalikan dan mengurus administrasi dengan baik, ditambah
lagi dengan sedikitnya jumlah penguasa yang berwibawa untuk
dapat menguasai sepenuhnya wilayah yang luas tersebut20.
PENUTUP
Kesimpulan
Dinasti bani Umayyah merupakan pemerintahan kaum Muslimin yang
berkembang setelah masa Khulafa al-Rasyidin yang dimulai pada tahun 41 H/661
M.4 Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Nama
Dinasti Umayyah dinisbahkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf.
19
Harahap, “Sejarah Dinasri Bani Umayyah Dan Pendidikan Islam.”
20
Saufi and Fadiillah, Sejarah Peradaban Islam.
14
Silsilah keturunan Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi
Syams bin Abdi Manaf bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada Abdi Manaf
nya. Jika keturunan Nabi dipanggil dengan keluarga Hasyim (Bani Hasyim), maka
keturunan Umayyah disebut dengan keluarga Umayyah (Bani Umayyah). Oleh
karena itu, Muawiyah dinyatakan sebagai pembangun atau tokoh utama Dinasti
Bani Umayyah.
Dinasti Umayyah di Damaskus dipimpin oleh 14 khalifah, yaitu:
Muawiyah I bin Abi Sufyan (41-61 H/661-680 M), Yazid I (61-64 H/680-683 M),
Muawiyah II (64-65 H/683-684 M), Marwan I bin Hakam (65-66 H/684-685 M),
'Abdul Malik (66-86 H/685-705 M), al-Walid I (86-97 H/705-715 M), Sulaiman
(97-99 H/715-717 M), 'Umar II ('Umar bin 'Abdul 'Aziz) (99-102 H/717-720 M),
Yazid II (102-106 H/720-724 M), Hisyam (106-126 H/724-743 H), al-Walid II
(126-127 H/743-744 M), Yazid III (127 /744M), Ibrahim (127 H/744 M), dan
Marwan II (127-133 H/744-750 M).
Adapun kemajuan umum yang diperoleh oleh dinasti Umayyah meliputi
beberapa hal berikut, yakni: Pemisahan kekuasaan, pembagian wilayah, bidang
administrasi, organisasi keuangan, organisasi ketentaraan, organisasi kehakiman,
bidang sosial budaya, bidang seni dan sastra, bidang seni rupa dan bidang
arsitektur.
Masa puncak pemerintahan daulah Umayyah berlangsung selama 30 tahun
685-715 M, yaitu pada pemerintahan Abdul Malik bin Marwan (685-705 M) dan
putranya Walid bin Abdul Malik (705-715 M).
Masa kemunduran Dinasti Umayyah ditandai dengan melemahnya sistem
politik dan kekuasaan karena banyak persoalan yang dihadapi para penguasa
dinasti ini. Diantaranya adalah masalah politik, ekonomi dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
15
Kemajuan Dan Kemundurannya).” Jurnal Hunafa 4, no. 3 (2017): 271–280.
Muslim, Kori Lilie, and Melia Afdayeni. “Umar Bin Abdul Aziz : Zaman
Keemasan Islam Masa Dinasti Umayyah.” Jurnal ISLAM
TRANSFORMATIF 3, no. 1 (2019): 30–37.
Nasution, Syamruddin. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Pekan Baru:
CV Asa Riau, 2017.
Nur, Muhammad. “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah
(Pembentukan, Kemajuan Dan Kemunduran).” Jurnal Pusaka 3, no. 1
(2015): 111–126.
P, Fuji Rahmadi. “DINASTI UMAYYAH ( Kajian Sejarah Dan Kemajuannya ).”
Jurnal Al-Hadi III, no. 2 (2018): 669–676.
Rachman, Taufik. “Bani Umayyah Dilihat Dari Tiga Fase ( Fase Terbentuk ,
Kejayaan Dan Kemunduran ).” Jurnal Sejarah Peradaban Islam 2, no. 1
(2018): 86–98.
Saprida, Qodariah Barkah, and Zuul Fitriani Umari. Sejarah Pemikiran Ekonomi
Islam. Jakarta: KENCANA, 2021.
Saufi, Akhmad, and Hasmi Fadiillah. Sejarah Peradaban Islam. Deepublish, n.d.
Zainudin, Ely. “Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin).”
Jurnal Intelegensia 3, no. 2 (2015): 28–35.
16