Tematik 4
Tematik 4
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Tematik
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang
9
10
tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara
langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
(learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang
siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam
tema serta menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan
2014:16).
Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah :
mempelajari pelajaran yang lain. 6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas. 7) Guru dapat
menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih atau
pengayaan. 8) Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip belajar sambil
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student center), hal ini sesuai
aktivitas belajar.
yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
konsep-konsep tersebut secara utuh, hal ini diperlukan untuk membantu siswa
hari.
5. Bersifat fleksibel
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,
Aktif, bahwa dalam pembelajaran peserta didik aktif secara fisik dan mental
representasi yang tepat, dan menggunakan semua itu untuk memecahkan masalah.
1) Memahami masalah
memecahkan masalah.
2) Merencanakan pemecahan masalah
Dengan kata lain, dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang menjadi tujuan
kemanfaatannya sehingga mereka terlibat dengan asyik dalam belajar sampai lupa
waktu, penuh percaya diri, dan tertantang untuk melakukan hal serupa atau hal
aspek-aspek yang ada didalam kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama
Sukandi, dkk. (2001: 109), pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat
dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari tema ini
menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran.
menjadi :
tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan
Tema hendaknya tidak terlalu luas, 2) Tema harus bermakna, 3) Tema harus
dikembangkan harus mewadai sebagian besar minat anak, 5) Tema yang dipilih
guru dapat berlaku sebagai berikut : 1) Guru hendaknya jangan menjadi single
Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
dalam perencanaan.
3) Prinsip Evaluasi
4) Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar
belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu, guru dituntut agar mampu
semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit tetapi kesebuah
2013:248) :
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijjakan utama kegiatan awal ini. Secara
dasar secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
kompetensi dasar pada jenjang kelas dan semester yang sama dari setiap mata
terlebih dahulu aspek-aspek dari setiap mata pelajaran yang dapat dipadukan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mempelajari dan menetapkan
hasil belajar dari setiap mata pelajaran, sehingga dapat diketahui materi pokok
jenjang kelas dan semester yang sama. Tema adalah pokok pikiran atau
bentuk bagan atau matriks jaringan topik yang memperhatikan kaitan antara
tema pemersatu dengan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Tidak hanya
itu, dalam pemetaan ini juga akan tampak hubungan tema pemersatu dengan
tematik.
utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam
tema. Di dalam RPP Tematik ini siswa diajak belajar memahami konsep
kehidupan secara utuh. Penulisan identitas tidak mengemukakan mata
(Kemendikbud, 2014:18).
perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti meyakinkan siswa
bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk
dirinya, melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, melakukan interaksi
dilakukan dengan cara seperti membangun suasana akrab sehingga siswa merasa
rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang
sedang hangat dibicarakan, mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan
seperti mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus
2. Kegiatan inti
kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai
fasilitator (Alwasilah:1988). Selain itu guru harus pula mampu berperan sebagai
model pembelajaran yang baik bagi siswa. Artinya guru secara aktif dalam
tema atau subtema yang sedang dipelajari. Peran inilah yang disebutkan oleh
proses belajar.
dalam hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan agar siswa mengalami,
objek nyata berupa benda nyata atau lingkungan sekitar, melaporkan hasil
Selama proses pembelajaran hendaknya guru selalu memberikan umpan agar anak
Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan
mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Dalam kegiatan inti pelajaran atau
B. Tunagrahita
Menurut Effendi (dalam Apriyanto, 2012:26) anak tunagrahita adalah “anak
yang mengalami taraf kecerdasan yang rendah sehingga untuk meniti tugas
buta warna, disertai dengan kepala panjang, disertai dengan bau badan tertentu,
tetapi ada pula yang tidak disertai dengan apa-apa. Mereka semua mempunyai
persamaan yaitu kurang cerdas dan terhambat dalam menyesuaikan diri dengan
cirri khas dan tingkat tunagrahitaan yang berbeda-beda, ada yang ringan, sedang,
1. Karakteristik Tunagrahita
yaitu penampilan fisik tidak seimbang, tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai
tanpa sadar.
1. Keterbatasan intelegensi
2. Keterbatasan sosial
usianya. Mereka juga mengalami ketergantungan kepada orang tua dan tidak
mereka harus selalu dibimbing dan diawasi perilakunya. Anak tunagrahita juga
akibatnya.
terbaiknya bila mengikuti hal-hal yang sifatnya dari hari ke hari. Anak
tunagrahita tidak dapat menghadapi sesuatu kegiatan atau tugas dalam jangka
berikut :
perempat kecepatan anak normal dan berhenti pada usia muda. Mereka dapat
bergaul dan mempelajari pekerjaan yang hanya memerlukan semi skilled. Pada
usia dewasa kecerdasannya mencapai tingkat usia anak normal 9 dan 12 tahun.
diri sendiri dan dilatih untuk mengerjakan sesuatu secara rutin, dapat dilatih
berkawan, mengikuti kegiatan dan menghargai hak milik orang lain. Sampai
bantuan orang lain. Setelah dewasa kecerdasan mereka tidak lebih dari anak
Anak tunagrahita berat dan sangat berat sepanjang hidupnya akan selalu
tergantung pada pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat
memelihara diri sendiri dan tidak dapat membedakan bahaya dan bukan bahaya.
Mereka juga tidak dapat bicara, kalaupun bicara hanya mampu mengucapkan
3. Klasifikasi Tunagrahita
Pengklasifikasian siswa tunagrahita yang telah lama dikenal adalah debil untuk
siswa tunagrahita ringan, imbesil untuk siswa tunagrahita sedang, dan idiot untuk
oleh AAMD (Hallahan dalam Wardani, dkk., 2002: 6.4) sebagai berikut :
Tahun 1991adalah tunagrahita ringan IQnya 50-70, tunagrahita sedang IQnya 30-
50, tunagrahita berat dan sangat berat IQnya kurang dari 30.nSiswa tunagrahita
adalah 2,3% atau 1,95% anak usia sekolah menyandang tunagrahita 40% atau
3:21 pada data pondok Sekolah Luar Biasa terlihat dari kelompok usia sekolah,
mandiri, mempelajari keterampilan dan life skills, serta mampu belajar sejumlah
ilmu alam, dan ekonomi. Namun untuk membuat mereka paham dibutuhkan
waktu yang cukup lama dan guru/ pendidik yang sabar serta fokus pada beberapa
anak saja.
Anak tunagrahita yang tergolong berat (IQ dibawah 30) dalam klasifikasi
berat memiliki tingkat intelegensi dibawah 30. Dengan tingkat intelegensi sekian,
anak-anak yang biasa disebut dengan idiot ini sulit sekali untuk dilatih apalagi
dididik untuk belajar berbagai teori akademis. Perawatan khusus dan keikhlasan
yang dapat ditentukan dari mata pelajaran hari itu sebagai sentral atau berdasarkan
fungsional, kemudian ditentukan sub-sub tema dari bidang studi lain atau
yang produktif, yang ditetapkan tidak lepas mengacuh pada kondisi peserta didik,
asesmen atau diawali dari lingkungan anak itu sendiri. Tema dikembangkan dan
bergerak mulai dari lingkungan yang sangat familiar dengan anak, kemudian
bergerak semakin luas yang dikembangkan dengan cara menyenangkan dan tidak
sebagai berikut :
a. Tema bersifat sesuatu yang tidak asing bagi anak, dengan demikian anak
yang lain.
b. Dilakukan ekplorasi dari objek dan dekat dengan dunia mereka, sehingga
c. Bersifat Fertil yaitu memiliki keterkaitan yang kaya dengan konsep atau
keterampilan lainnya.
1. Kegiatan Awal
suasana kelas agar perhatian ada di kelas, menciptakan atmosfir kelas dengan
tunagrahita diawalai dengan bernyanyi bersama, tentu tema lagu dipilih yang
akan bersentuhan dengan tema yang akan dipelajari bersama. Pada kelas
tunagrahita guru tidak bercerita panjang, karena bahasa yang digunakan guru
selalu disesuaikan dengan kondisi anak, bahasa yang digunakan singkat, padat
serta mudah dipahami. Selain itu menciptakan motivasi bagi siswa guru sering
2. Kegiatan Inti
menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
3. Kegiatan Akhir
telah dibuat oleh guru. Selain untuk menutup pembelajaran, dalam kegiatan
akhir ini juga dilaksanakan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak
lanjut.
penyajian konsep beberapa materi yang masih belum terkait satu sama lain,
pembelajaran belum terfokus pada tema, dan pemisahan antar mata pelajaran
masih terlihat jelas dan guru melakukan penilaian tes dan non tes.
dilakukan oleh Yunita dilakukan di SDN Inklusi, sedangkan pada penelitian ini
pada SDLBN.
fokus penelitian dari tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan
yang bersifat kualitatif dalam penelitian Rahmi Yulianti yaitu : a) sumber data
primer yang diperoleh secara langsung dari informan dilapangan, b) sumber data
penelitian maka disajikan hasil sebagai berikut : 1) Pemahaman guru kelas dasar
rendah SLB wacana asih padang mengenai pembelajaran tematik bagi anak
evaluasi pembelajaran tematik bagi anak tunagrahita kelas dasar rendah di SLB
Pembelajaran Tematik
Tunagrahita