Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan hal kedua yang paling penting pada kehidupan manusia
setelah udara yang merupakan hal paling penting dan mendasar. Air merupakan
salah satu hal yang paling penting pada kehidupan manusia karena di dalam
tubuh kita terdapat sekitar tiga per empat air selain itu tidak ada manusia yang
hidup tanpa minum, artinya air adalah hal yang sangat vital dalam kehidupan.
Dalam ilmu kesehatan masyarakat (kesmas) penyediaan air bersih sangat perlu
dipenuhi dalam lingkungan masyarakat karena jika air bersih tidak tidak
tersediah atu tidak memadai di dalam lingkungan masyarakat maka hal tersebut
akan menjadi salah satu faktor pemicu mudahnya timbul berbagai penyakit.
Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan
masak merupakan tujuan dari program Penyediaan Air Bersih (PAB) yang terus
menerus diupayakan pemerintah. Oleh sebab itu, indikator penting untuk
mengukur derajat kesehatan salah satunya adalah ketersediaan sumber air
minum rumah tangga (Jumiati dkk, 2016). Air bersih yang banyak digunakan di
Indonesia beberapa berasal dari air tanah sedangkan untuk sumber air minum
rumah tangga di Indonesia rata-rata menggunakan air kemasan, air isi ulang, air
ledeng dari PDAM maupun membeli eceran, sumur bor, sumur gali terlindung,
mata air, penampungan air hujan, dan air sungai atau irigasi irigasi
(setioningrum dkk, 2019).
Perusahaan Daerah Air Minum atau yang biasa disingkat PDAM adalah
salah satu usaha milik daerah PDAM bergerak dalam distribusi air bersih bagi
masyarakat umum. Tersedianya air bersih dan sehat merupakan kebutuhan yang
sangat penting bagi seluruh masyarakat. Untuk itu maka sangat penting untuk
diperhatikan kualitasnya dalam hal ini dari segi bakteri yang merugikan
(Hamidah, 2016).
Air bersih yang baik adalah yang memenuhi persyaratan. Persyaratan yang
dimaksud disini berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan Pemerintah sesuai
dengan PPRI nomor 82 tahun 2001 dan Menteri Kesehatan RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tanggal 20 April, 2010 untuk syarat air minum yaitu
meliputi parameter fisika (rasa, bau, suhu, TDS dan kekeruhan) dan parameter
kimia (kesadahan, pH, klorida, Fe, Cu dan Pb). Kualitas air dapat menurun jika
adanya penyebab yang membuat kualitas air itu sendiri menurun jika kualitas air
menurun besar kemungkinan adanya bakteri patogen pada air tersebut.
Salah satu penyebab menurunnya kualitas air adalah meningkatnya
kegiatan manusia yang tidak bijak sehingga menimbulkan pencemaran air pada
sumber-sumber air. Misalnya seperti membuang sampah pada sungai maupun
aliran sumber air lainnya dan juga pembuangan limbah pabrik yang tidak sesuai
standar yang telah ditentukan. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran pada air. Pencemaran air merupakan salah satu masalah yang sangat
penting untuk diperhatikan karena air merupakan hal yang mendasar bagi
kehidupan manusia. Keberadaan air yang tercemar akan sangat mengganggu
sistem kehidupan, karena makhluk hidup membutuhkan air dengan kualitas yang
baik dan kuantitas yang cukup serta ketersediaannya harus cukup kontinu
(Barang., & Saptomo, 2019). Besi juga merupakan salah satu logam berat yang
banyak mencemari air. Ketika logam mencemari air maka perlu dilakukan
pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat. Pengolahan
air untuk menurunkan kadar besi dalam air dapat dilakukan secara fisika dan
kimia. Secara fisika yaitu air dapat diolah dengan proses aerasi, sedimentasi,
filtrasi, dan adsorpsi. Kemudian secara kimia air dapat diolah menggunakan
koagulan seperti tawas dan PAC (Poly Alumunium Chloride) (Jumiati dkk,
2016). Salah satu cara untuk mengatasi peencemaran air tersebut yaitu dengan
membunuh bakteri patogen yang terdapat dalam air dikenal hal tersebut dikenal
dengan desinfeksi.
Desinfektan adalah salah satu bahan selektif yang kegunaannya untuk
merusak penyakit yang disebabkan oleh adanya organisme yang berasal dari
bakteri, virus, dan amoeba. Desinfektan dapat diperoleh dari bahan kimia, bahan
fisika, mekanik dan radiasi. Bahan kimia yang biasa digunakan adalah klorin
dimana dapat ditemukan pada unsur ion-ion dalam senyawa kaporit. Desinfektan
dari bahan fisika dapat berasal dari cahaya matahari hal ini dikarenakan radiasi
ultraviolet pada sinar matahari sangat berguna dalam sterilisasi kualitas kecil
pada air karena dapat membunuh molekul dari organik dan juga organisme.
Sedangkan desinfeksi secara radiasi menggunakan sinar gamma pada cara
sterilisasi (Herawati., & Yuntarso). Proses desinfeksi dengan klorinasi diawali
dengan penyiapan larutan kaporit dengan konsentrasi tertentu serta penetapan
dosis klor yang tepat. Metode pembubuhan dengan kaporit yang dapat
diterapkan sederhana dan tidak membutuhkan tenaga listrik tetapi cukup tepat
pembubuhannya secara kontinu adalah: metoda gravitasi dan metode dosing
proporsional.
Pemberian desinfektan dapat mengurangi terjadinya berbagai macam
pennyakit yang disebabkan oleh pencemaran air dimana jika air sudah
mengalami pencemaran maka akan adanya bakteri yang merugikan manusia.
Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa angka penyakit
yang berkaitan dengan pencemaran air menyebabkan kematian sekitar 10 juta
penduduk setiap tahun. Diare adalah penyakit yang paling sering terjadi akibat
pencemaran air. WHO mendefinisikan diare sebagai kejadian buang air besar
(BAB) dengan konsistensi lebih cair dari biasanya dengan frekuensi empat kali
atau lebih selama satu hari atau lebi. Jika frekuensi BAB meningkat namun
konsistensi tinja padat, maka tidak disebut sebagai diare. Diare akut tanpa
adanya dehidrasi biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari dan membaik
tanpa penanganan khusus (Riskiyah,2017). Menurut Riskesdas tahun 2013,
Angka kejadian diare di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar 3,5% dan
untuk di Sulawesi Selatan yaitu 5,2% (Jumiati dkk., 2016). Maka dari itu perlu
adanya perhatian khusus terhadapa pencemaran atau kualitas air itu sendiri.

B. Tujuan Percobaan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kualitas air PDAM yang ada pada rumah kos.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kadar klor pada air PDAM yang ada pada rumah kos
b. Mengetahui jumlah kaporit yang dibutuhkan pada air PDAM yang ada
pada rumah kos.

C. Prinsip Uji
Adapun prinsip kerja dari percobaan desinfeksi pada air adalah sebagai
berikut :
1. Pengukuran sisa klor segera harus dilakukan setelah sampel dihomogenkan.
2. Sebelum digunakan alat terlebih dahulu harus dibersihkan dengan aquades.
3. Jumlah sampel dan media yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
percobaan.
4. Pencampuran antara sampel dengan media harus terjadi dengan sempuma.
5. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan komparator kit.

Setioningrum, R. N. K., Sulistyorini, L., & Rahayu, W. I., 2020. Gambaran Kualitas Air Bersih
Kawasan Domestik di Jawa Timur pada Tahun 2019. IKESMA, [online] 16(2), hal. 87-94.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/19045 [diakses 24 april 2021]

Jumiati, J., Susilawaty, A., & Rusmin, M., 2016. Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali
Berdasarkan Parameter Besi (Fe) dengan Pemanfaatan Kulit Pisang Kepok. HIGIENE: Jurnal
Kesehatan Lingkungan, [online] 1(1), hal. 60-66.
http://103.55.216.56/index.php/higiene/article/viewFile/1219/1183 [diakses 24 april]

Barang, M. H. D., & Saptomo, S. K., 2019. Analisis Kualitas Air pada Jalur Distribusi Air Bersih
di Gedung Baru Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Jurnal Teknik Sipil
dan Lingkungan, [online] 4(1), hal. 13-24. https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jsil/article/view/23735
[diakses 25 april]

Hamidah, H., 2016. Uji Kandungan Bakteri Escherichio Coli Pada Air PDAM Donggala. Healthy
Tadulako Journal Jurnal Kesehatan Tadulako [online], 2(2), hal. 9-15.
https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/htj/article/download/26/27 [diakses 25 april]

Herawati, D., & Yuntarso, A., 2017. Penentuan dosis kaporit sebagai desinfektan dalam
menyisihkan konsentrasi ammonium pada air kolam renang. Jurnal SainHealth, [online] 1(2),
hal. 66-74. http://e-journal.umaha.ac.id/index.php/sainhealth/article/view/106 [diakses 25 april]

Riskiyah, R., 2017. Peranan Zinc Pada Penanganan Kasus Penyakit Diare Yang Dialami Bayi
Maupun Balita. Journal of Islamic Medicine, [online] 1(1), hal. 22-29. http://ejournal.uin-
malang.ac.id/index.php/jim/article/view/4119 [diakses 25 april]

Anda mungkin juga menyukai