Kaji
Pranata Belan Empi rik Ten
Tentang
PendiakangdikandandalaOrgani tang
mOrganLatar
isasi
Dede
Eri s Fati
Ris nova
nawati
Yasir Mubarok
KAJIAN EMPIRIK TENTANG PRANATA PENDIDIKAN DALAM LATAR
BELAKANG DAN ORGANISASI
Individu,
Masyarakat,
dan Pendidikan:
Kebudayaan Sosialisasi dan
Pendidikan
Enkulturasi
sebagai
Pendidikan Pranata Sosial
Informal,
Formal, dan
Nonformal Pendidikan,
Masyarakat,
dan
kebudayaan
INDIVIDU, MASYAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Definisi
Menurut
PRANATA PENDIDIKAN: ORGANISASI
Organisasi
Sosialisasi Enkulturasi
Pendidikan
Secara singkat perbedaan antara enkulturasi dan sosialisasi adalah dalam enkulturasi seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikirannya dengan lingkungan kebudayaannya, sedangkan sosialisaasi si individu melakukan proses
PENDIDIKAN INFORMAL, FORMAL, DAN NONFORMAL
Pendidikan
sebagai Pranata
Sosial
Pengertian Pranata
Pranata Sosial Pendidikan
Pranata sosial adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu.
Pendidikan sebagai pranata sosial adalah pendidikan untuk mengembangkan diri dan sukses dan sesuai
dengan aturan dan menjadi pedoman dalam masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sosial.
FUNGSI PRANATA PENDIDIKAN
Menurut Bogardus
Menurut Bruce J Cohen
Fungsi pranata pendidikan antara lain :
Fungsi pranata pendidikan antara lain :
1. Memberantas kebodohan yaitu mengusahakan agar
1. Memberikan persiapan bagi peran-peran pekerjaan
anak mampu menulis dan membaca serta
2. Sebagai perantara perpindahan warisan kebudayaan
mengembangkan kemampuan intelektualnya
3. Memperkenalkan peranan dalam masyarakat
2. Menghilangkan salah pengertian yaitu
4. Mempersiapkan individu dengan berbagai peranan
mengembangkan pengertian yang luas tentang
sosial
manusia lain yang berbeda kebudayaan dan
5. Memberi landasan penilaian dan pemahaman.
kepentingannya
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Fungsi
Keluarga
Keluarga
Informal
Keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat
universal multifungsional, yaitu fungsi pengawasan,
sosial, pendidikan, keagamaan, perlindungan, dan
Pendidikan Formal rekreasi (Padil & Triyo Suprayitno: 2010)
Nonformal
Dalam keluarga sangat berperan penting dalam
pembentukan kepribadian anak, karena hal ini
sangat penting dalam kehidupan sosial. Selain
itu sebuah keluarga juga haru memperhatikan
landasan moral dan nilai yang dapat dijadikan
sebagai landasan untuk mendorong pendidikan
dalam keluarga. (Padil & Triyo Suprayitno: 2010)
Pendidikan Informal, Formal, dan Nonformal
Fungsi Pendidilan
Sekolah
Informal
Fungis peranan manusia sosial.
Esensialisme
Mazhab
Rekonstruksioni filsafat Perenialisme
sme pendidikan
Progresivisme
ESENSIALISME
Esensiliasme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan
lama, yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Hakikat yang mereka anut bahwa makna pendidikan adalah bahwa anak harus menggunakan kebebasannya, dan
memerlukan disiplin orang dewasa untuk membantu dirinya sebelum sendiri dapat mendisiplinkan dirinya.
Pendidikan bertujuan untuk membimbing peserta didik menjadi makhluk yang berkepribadian, bermoral, serta
mencita-citakan segala hal yang serba baik dan bertaraf tinggi.
Tujuan pendidikan yang hendak dicapai adalah untuk mewujudkan agar anak didik dapat hidup bahagia demi
kebaikan hidupnya sendiri.
Esensialisme mengharapkan agar pendidikan dan landasan-landasannya mengacu pada nilai-nilai yang esensial.
Pendidikan harus mengacu pada nilai-nilai yang sudah teruji oleh waktu, bersifat menuntun, dan telah berlaku turun-
temurun dari zaman ke zaman.
Esensiliasme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama,
yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
PENDIDIKAN SEKOLAH MENURUT ESENSIALISME
Sekolah dasar (SD) kurikulumnya berintikan tiga keterampilan dasar (basic skills) atau “The Threer’s”
yakni membaca (reading ), menulis(writing ), dan berhitung (arithmatic).
Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak didik.
Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisional yang bertautan dengan mental, seperti diskusi,
pemberian tugas, penguasaan pengetahuan.
Sekolah berfungsi untuk warga negara agar hidup sesuai dengan prinsip-prinsip dan lembaga-lembaga sosial yang
ada di dalam masyarakat.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan
serta membahayakan tidak ada satupun yang lebih bermanfaat dari pada kepastian tujuan pendidikan, serta
kesetabilan dalam perilaku pendidik.
Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik kearah kematangan. (matang = hidup akalnya).
Kebenaran abadi diajarkan melalui pelajaran dasar (basic subjects) yang mencakup bahasa, matematika, logika,
IPA dan sejarah.
Ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi menurut perenialisme, karena dengan ilmu pengetahuanlah
seseorang dapat berpikir secara induktif yang bersifat analisa
PENDIDIKAN SEKOLAH MENURUT PERENIALISME
Sekolah sebagai tempat utama dalam pendidikan yang mempersiapkan anak didik ke arah kematangan melalui
akalnya dengan memberikan pengetahuan.
Hal utama yang harus dipelajari adalah latihan dan pembinaan berpikir.
Tugas utama dalam pendidikan adalah guru-guru, di mana tugas pendidikanlah yang memberikan pendidikan dan
pengajaran (pengetahuan) kepada anak didik.
Dari prinsip-prinsip pendidikan perenialisme, maka perkembangannya telah mempengaruhi sistem pendidikan
modern, seperti pembagian kurikulum untuk sekolah dasar, menengah, perguruan tinggi.
PROGRESIVISME
Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta
mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.
Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa
manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain.
Nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah
disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks
Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang berdasarkan diri pada
beberapa prinsip:
1.Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar
2.Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar
3.Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan eksperimentasi.
PENDIDIKAN SEKOLAH MENURUT PROGRESIVISME
Sekolah adalah suatu lingkungan khusus yang merupakan sambungan dari lingkungan sosial yang lebih umum.
Sekolah merupakan lembaga masyarakat yang bertugas memilih dan menyederhanakan unsur kebudayaan yang
dibutuhkan oleh individu.
Sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar.
Sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di
mana sekolah itu berada
Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif dengan cara memecahkan masalah.
Sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang
menjadi karakteristik atau kekhususan daerah tersebut.
Fisafat progresivisme menghendaki sisi pendidikan dengan bentuk belajar “sekolah sambil berbuat” a learning by
doing.
REKONSTRUKSIONISME
Aliran rekonstruksionisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu hendak menyatakan krisis
kebudayaan modern.
Aliran rekonstruksionalisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun
tata susunan baru yang bercorak modern.
Pendidikan harus memberikan pemahaman/pengertian baik, benar, bagus, buruk dan sejenisnya kepada peserta didik
secara komprehensif dalam arti dilihat dari segi etika, estetika dan nilai sosial.
Tujuan pendidikan adalah menumbuhkan kesadaran terdidik yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial, ekonomi,
dan politik yang dihadapi secara global, dan membimbing mereka agar memiliki kemampuan untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut.
PENDIDIKAN SEKOLAH MENURUT REKONSTRUKSIONISME
Rekontruksionisme menginginkan pendidikan yang membangkitkan kemampuan peserta didik untuk secara
konstuktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan masyarakat sebagai dampak dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik tetap berada dalam suasana bebas.
Dalam rekontruksionisme tugas guru yaitu memberikan kesadaran kepada peserta didik terhadap masalah yang
dihadapi , membantu peserta didik agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan baik.
Nilai terbesar suatu sekolah harus menghasilkan manusia-manusia yang dapat berfikir secara efektif dan bekerja
secara konstruktif , yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih baik dibandingkan dengan sekarang
ini untuk hidup didalamnya.
Guru harus menunjukkan rasa hormat yang sejati terhadap semua budaya, baik dalam memberi pelajaran ataupun
yang lainnya. Pelajaran sekolah harus mewakili budaya masyarakat.
Pendidikan Informal, Formal, dan Nonformal
Pengertian Budaya
Moto
Persaingan
Visi-Misi
Harmonis
Organisasi
Kerjasama
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA
Lisan:
digunakan untuk menyebarkan Tradisi:
ajaran agama kefilsafahan,
Tokoh: kesusasteraan
atau melalui
tahun 1825 kanuragan
dongeng, mythos, cerita
prajurit putri kaprajuritan
dan legenda
Nyai Ageng Serang pananggalan
dll
Kepribadian dalam proses kebudayaan menurut
John Gillin
Pendidikan Dalam
Latar Budaya
Proses Kebudayaan
Difusi
Inovasi
Buto: Satuan masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang bersatu dalam sebuah wadah dan memiliki tujuan yang sama
Goals
Behavior
Objectives
Struktur
Organisasi Informal
Kedudukan garis
Kedudukan Hierarki Kekuasaan
dan staff
Norma Prilaku
Kepemimpinan Informal
Penyesuaian Diri