Dosen Pengampu:
Penyusun:
Alhamdulillah, segala puji dan syukur tercurahkan kepada Allah Ta’ala, atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah “Kewarganegaraan” di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Shalawat dan
salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi Wa Sallam beserta
para keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna .Oleh
karena itu, kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat
kami harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan untuk
menjadi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca dan khalayak umum.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I: PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang sangat terikat dan tidak dapat
dipisahkan, sehingga dalam pelaksanaannya juga harus adil dan seimbang. Negara
Indonesia merupakan negara yang berpegang teguh pada sistem demokrasi dimana
rakyat memegang peranan penting dalam membangun suatu negara. Suatu negara
dalam menjamin kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya tak lepas dari sebuah
aturan dan undang-undang yang mengatur negara, warga negara serta beberapa
komponen lainnya yang terdapat dalam suatu negara termasuk juga hak dan
kewajiban warga negara. UUD 1945 telah mengatur mengenai hak dan kewajiban
bagi warga negara karena hal tersebut merupakan latar belakang suatu
kewarganegaraaan. Tak hanya warga negara saja yang memiliki hak dan kewajiban,
namun negarapun juga demikian karena saat berbicara terkait hak warga negara
secara tidak langsung juga berkaitan dengan kewajiban negara, dengan demikian
kedua hal tersebut memiliki hubungan timbal balik. Sebagai warga negara Indonesia
hendaknya sudah sepatutnya mengetahui akan urgensi dari hak dan kewajiban warga
negara demi tercapainya cita-cita bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, hadirnya makalah ini sebagai salah satu sarana penambah wawasan
agar setiap individu dapat mengetahui peranannya sebagai warga negara dalam
melaksanakan hak dan kewajiban dalam suatu negara.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah mengetahui asas-asas kewargenagaraan serta mengetahui hak dan kewajiban
warga negara dalam suatu negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Warga Negara
Menurut Kaelan dan Achmad Zubaidi (2010) yang dimaksud dengan
warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu
dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungannya antara warga negara
dan negara, warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara
dan sebaliknya warga negara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan
dan dilindungi oleh negara (Yanti dkk, 2016).
2. Asas Kewarganegaraan
Negara memiliki kewenangan dalam hal menentukan asas
kewarganegaraan. Penentuan warga negara oleh negara sifatnya penting, hal
ini berhubungan dengan penentuan status hukum warga yang berada di dalam
negara.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara,
digunakan 2 kriterium, yaitu:
a. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2 hal yaitu:
a) Kriterium kelahiran menurut asas keibubapakan atau disebut
pula Ius Sanguinis. Dalam asas ini, seseorang memperoleh
kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas
kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b) Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius
Soli. Dalam asas ini, seseorang memperoleh
kewarganegaraannya berdasarkan negara tempat di mana dia
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan termasuk warga
negara dari negara tersebut.
3
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara
bersamaan dengan mengutamakan salah satunya, tetapi tanpa
meniadakan salah satunya. Konflik antara Ius Soli dan Ius
Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap
(bi-patride) atau tidak mempunyai kewarganegaraan sama sekali
(a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan
kewarganegaraan seseorang digunakan dua stelsel
kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas) yaitu stelsel aktif
dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelsel ini kita bedakan dalam:
Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang pasal 1-nya.
4
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan
ayahnya, seorang warga negara RI, dengan pengertian bahwa kewarganegaraan
karena RI tersebut dimulai sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan
sebelum orang itu berumur 18 tahun atau sebelum ia menikah pada usia di bawah 18
tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila pada waktu
meninggal dunia, ayah tersebut termasuk warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya seorang warga negara RI, apabila pada waktu
itu, ia tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.
e. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya.
f. Orang yang lahir dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui.
g. Seseorang yang ditemukan dalam wilayah RI selama tidak diketahui kedua orang
tuanya.
h. Orang yang lahir dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui.
i. Orang yang lahir dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak mendapat
kewarganegaraan ayah atau ibunya.
j. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-undang.
a. Karena kelahiran
b. Karena pengangkatan
c. Karena dikabulkan permohonan
d. Karena pewarganegaraan
e. Karena atau sebagai akibat dari perkawinan
f. Karena turut ayah atau ibunya
g. Karena pernyataan
5
mempunyai kewarganegaraan ataupun selama tidak diketahui kewarganegaraannya,
maka barulah ibunya yang menentukan status anak tersebut. Hubungan hukum
kekeluargaan antara ibu dan anak selalu mengadakan hukum secara yuridis. Seorang
anak baru mengikuti kewarganegaraan ayahnya setelah seorang ayah mengadakan
hubungan hukum kekeluargaan dan apabila hubungan hukum itu baru diadakan
setelah anak tersebut menjadi dewasa, maka ia tidak turut kewarganegaraan ayahnya.
Menjalankan ius soli supaya seseorang yang lahir di Indonesia tidak ada yang tidak
memiliki kewarganegaraan. (Taufiq, 2020).
Hak adalah kekuasan yang dimiliki seseorang untuk menerima dan melakukan
suatu hal dimana orang lain tidak boleh mengambilnya secara paksa atau tidak.
Adapun pengertian hak warga negara adalah segala sesuatu yang harus didapatkan
oleh warga negara dari negara (pemerintah), dengan demikian warga negara
Indonesia berhak mendapatkan jaminan penghidupan yang layak, keamanan dan
perlindungan hukum yang tegas dari negara.
Kewajiban adaah suatu hal yang harus dilakukan oleh seorang individu guna
mendapatkan hak atau wewenang. Sementara kewajiban warga negara adalah
segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh warga negara terhadap negara,
sehingga seorang warga negara diharuskan untuk melaksanakan perannya sebagai
warga negara sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam UUD 1945 guna
mendapatkan hak layaknya warga negara.
Hak dan kewajiban warga negara ditetapkan dalam UUD 1945 dalam pasal 27
sampai pasal 34. Berikut penjelasan beberapa hak dan kewajiban tersebut:
6
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”
7
7) Hak mengembangkan kebudayaan Nasional Indonesia, tercantum
dalam Pasal 32 ayat (1) UUD 1945, yaitu: “Pemerintah
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
8
3) Kewajiban menghormati hak asasi manusia orang lain, tercantum
dalam Pasal 28J ayat (1) mengatakan, yaitu: “Setiap orang wajib
menghormati hak asasi manusia orang lain”.
4) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban Umum dalam suatu
masyarakat demokratis Pasal 28J ayat (2) UUD 45.
5) Kewajiban usaha pertahanan dan keamanan negara, tercantum
dalam Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. Menyatakan: “Tiap-tiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
Selain hak dan kewajiban warga negara terhadap negara terdapat pula
kewajiban negara terhadap warga negara. Srijanti, dkk (2007) menjelaskan, hak
dan kewajiban negara adalah menggambar apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin
kelangsungan kehidupan negara serta tercapainya cita-cita dan tujuan nasional
sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
9
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia beradasarkan perdamaian
abadi dan keadilan sosial, dll.
3) Hak negara untuk menguasai bumi air dan kekayaan untuk kepentingan
rakyat.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Warga negara merupakan rakyat yang menempati suatu negara dan memiliki
hubungan dengan negara tersebut. Oleh karenanya, negara memiliki kewenangan
dalam menentukan warga negaranya. Dalam penentuan warga negara terdapat 2
kriterium yaitu kriterium kelahiran dan pewarganegaraan. Dalam kriterium kelahiran
terdapat 2 asas yaitu Ius Sanguinis atau asas keibubapakan dan Ius Soli atau asas
tempat kelahiran. Selain kriterium kelahiran, penentuan warga negara juga
berdasarkan pada Naturalisasi atau pewarganegaraan yang merupakan suatu proses
hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai
kewarganeraan negara lain. Hal ini telah ditetapkan di dalam pasal 26 UUD 1945
yang kemudian pelaksanaan ditetapkan dalam UU Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Pengakuan status sebagai warga negara Republik yang diberikan oleh negara
Indonesia mengakibatkan hubungan timbal balik antara negara dengan warga negara.
Status ini pula yang mengakibatkan adanya kewajiban negara terhadap warga negara
dan kewajiban warga negara terhadap negara (Sulaiman, 2016). Hak warga negara
merupakan segala sesuatu yang harus didapatkan warga negara dari negara atau
pemerintah. Sementara itu, kewajiban warga negara merupakan segala sesuatu yang
menjadi kewajiban warga negara dalam menaati hukum yang telah ditetapkan oleh
negara. Sebagai warga negara Indonesia yang telah memiliki status kewarganegaraan
maka wajib bagi kita untuk menaati seluruh hukum dan kewajiban yang telah
ditetapkan oleh negara Indonesia, jika tidak maka tiada hubungan apapun antara
warga negara dengan negara.
11
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Kaelan, M.S, Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si. (2010). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
12