METODE PENELITIAN
kompilasi dari berbagai tipe kerusakan, tingkat keparahan kerusakan, lokasi, dan
Informasi ini digunakan ketika melakukan penilaian tebal efektif dari perkerasan
yang telah ada dalam satu prosedur dan juga untuk melakukan estimasi kebutuhan
permukaan perkerasan.
34
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
3.2 Bagan Penelitian
35
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam survei ini adalah metode dengan cara deskriptif
survei yang memusatkan pada masalah-masalah yang ada pada saat sekarang,
keadaan kerusakan perkerasan jalan yang diteliti, sedangkan analisis berati data
dan pengolahan data. Tahap ini dilakukan dengan penyusunan rencana sehingga
diperoleh efisiensi serta efektifitas waktu dan pekerjaan. Tahap ini juga dilakukan
dan merumuskan masalah yang ada di lapangan. Tahap persiapan ini meliputi :
4. Studi literatur yaitu dengan mengumpulkan data - data dari lapangan atau ruas
yang akan dijadikan bahan penelitian dan keterangan dari buku-buku yang
berhubungan dengan pembahasan pada tugas akhir ini serta masukan - masukan
36
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
kerusakan jalan yaitu berupa data panjang, lebar, luasan, serta kedalaman tiap jenis
3.5 LokasiSurvei
Lokasi survei ini mengambil ruas jalan yang ada di wilayah Kecamatan Kapas,
yaitu pada ruas jalan poros kecamatan jalan raya bakalan, kapas, kab.bojonegoro
sepanjang 1800m.
Sumber : https://maps.apple.com/?ll=-7.159885,111.928047&q=Marked
Location&_ext=EiQpkOe43LijHMAxFEETHmX7W0A5kOe43LijHMBBFEETH
mX7W0A=
37
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
3.6 Alat dan Bahan Survei
Adapun peralatan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam survei ini meliputi :
1. Alat tulis, digunakan untuk menulis berupa ballpoint, pena, pensil dan lain-lain.
2. Roll meter, digunakan mengukur lebar kerusakan dan lebar penampang jalan.
4. Cat semprot atau White Board, digunakan untuk menandai jarak per kerusakan.
persiapan dalam proses pelaksanaan evaluasi dan perencanaan yang sangat penting,
karena dari sini dapat ditentukan permasalahan dan rangkaian penentuan alternatif
1. Data Sekunder
Yang dimaksud data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dari instasi terkait
yang berupa peta lokasi penelitian, geometrik jalan, dan data himpunan
2. Data Primer
Yang dimaksud data primer adalah data yang tidak mengalami perubahan selama
pelaksanaan survei, data yang dimaksud adalah data geometri jalan. Data geometri
38
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
3.7 Analisis Data
c. Menentukan tingkat kerusakan jalan yaitu biasa (low), sedang (medium), parah
(high)
mengunkan metode Pavement Condition Index (PCI). Kegiatan yang dilakukan pada
survei adalah :
39
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
2. Menentukan panjang jalan.
40
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
3.8.2 Tinjauan Kerusakan
Pengukuran untuk setiap jenis kerusakan diambil dari setiap unit yang telah
dipilih pada lokasi ruas jalan yang mengalami kerusakan. Tiap kerusakan memiliki
cara pengukuran yang berbeda. Cara pengukuran kerusakan jalan menurut Shahin
Retak kulit buaya diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan
meter persegi (m2). Kesulitan utama dalam mengukur jenis kerusakan ini yaitu jika
terdapat dua atau tiga tingkat kerusakan dalam satu unit. Jika kerusakan tersebut
mudah dibedakan satu sama lain, maka harus diukur dan dicatat secara terpisah.
Namun, jika tingkat kerusakan yang berbeda sulit dibedakan, maka seluruh
kerusakan harus dinilai pada tingkat kerusakan tertinggi. Jika retak buaya dan alur
terjadi di daerah yang sama, masing- masing dicatat secara terpisah di masing-
masing tingkatannya.
b. Kegemukan (Bleeding)
Cacat permukaan ini diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan
Retak Blok diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan meter
persegi (m2). Setiap bagian perkerasan yang memiliki tingkat kerusakan yang jelas
d. Keriting (Corrugation)
Keriting diukur dalam meter persegi (m2). Perbedaan ketinggian rata-rata antara
41
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
tinggi dan kedalaman lipatan menunjukkan tingkat keparahan. Untuk menentukan
perbedaan ketinggian rata-rata, alat ukur harus ditempatkan tegak lurus terhadap
lipatannya sehingga kedalaman bisa diukur dalam satuan inci (mm). Kedalaman
e. Amblas (Depression)
Amblas diukur dalam meter persegi (m2) dari permukaan unit. Kedalaman
kedalamannya.
Cacat permukaan ini diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan
Diukur dalam meter panjang (m), panjang dan tingkat kerusakan retak masing-
masing harus diidentifikasi dan dicatat. Jika retak memiliki tingkat kerusakan yang
berbeda dalam satu unit, maka setiap bagian harus dicatat secara terpisah.
memanjang dan melintang diukur di dalam meter panjang (m). Panjang dan tingkat
kerusakan masing-masing retak harus diidentifikasi dan dicatat. Jika setiap bagian
Tambalan diukur dalam satuan meter persegi (m2) dari permukaan unit yang
42
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
mengalami kerusakan. Namun, jika luas unityangmengalami kerusakan memiliki
tingkat kerusakan yang berbeda, bidang-bidang ini harus diukur dan dicatat secara
terpisah.
Diukur dalam satuan meter persegi (m2) dengan cara mengukur luas permukaan
k. Lobang (Potholes)
Diukur dalam meter persegi (m2) dari permukaan unit. Kedalaman maksimum
l. Alur(Rutting)
Alur diukur dalam satuan meter persegi (m2), dan tingkatan kerusakannya
ditentukan oleh kedalaman alur tersebut. Untuk menentukan kedalaman, alat ukur
m. Sungkur (Shoving)
Sungkur diukur dalam meter persegi (m2) dengan cara mengukur luas permukaan
Density atau kadar kerusakan adalah persentase luasan dari suatu jenis kerusakan
terhadap luasan suatu unit segmen yang diukur dalam meter panjang. Nilai density
43
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
b. Menghitung Deduct Value (Nilai Pengurangan)
Deduct Value adalah nilai pengurangan untuk tiap jenis kerusakan yang diperoleh
dari kurva hubungan antara density dan deduct value. Grafik Deduct value juga
dibedakan atas tingkat kerusakan untuk tiap - tiap jenis kerusakan yang dapat
Total Deduct Value (TDV) adalah nilai total dari individual deduct value untuk
tiap jenis kerusakan dan tingkat kerusakan yang ada pada suatu unit penelitian.
d. Menentukan Nilai q Syarat untuk menentukan nilai q ditentukan oleh jumlah nilai
deduct value individual yang lebih besar dari 5 pada setiap segmen ruas jalan yang
diteliti.
Corrected Deduct Value (CDV) diperoleh dari kurva hubungan antara Jumlah nilai
Deduct Value Yang lebih dari 5 dengan nilai CDV. dilanjutkan pemilihan
lengkung kurva sesuai dengan jumlah nilai individual Deduct Value yang
Setelah nilai CDV diketahui maka dapat ditentukan nilai PCI dengan menggunakan
rumus (3.3) Sedang untuk menghitung nilai PCI secara keseluruhan dalam satu
44
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078
Dari nilai PCI masing-masing unit penelitian dapat diketahui kualitas lapis
(excellent), sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat
Setelah diketahui nilai kondisi perkerasan berdasarkan hasil dari perhitungan nilai
45
ACHMAD NUR SYAMSUDIN 16.222.01.1.078