Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN STATE UNIVERSITY OF MEDAN


Jalan Willem Iskandar Pasar V Kotak Pos 1589 Medan 20221. Telp. (061) 6613276; Fax. (061) 6624002

Dosen : Dr. Mariani M.Pd. pps


M. Kuliah : Arah Kecenderungan dan Isu dalam Pendidikan Matematika

Soal
1. Jelaskan terkait Peraturan Pemerintah (Kemendikbud) mengenai Dana BOS dan Kebijakan Dianalisis
arahnya serta memberikan ulasan di dalamnya.
2. Mengenal lebih dalam terkait Matematika, dan mencari Peraturan Pemerintah serat Ulasan
Kecenderungan dan Apa Solusi termasuk Evaluasi materi jam pelajarannya.

JAWABAN SOAL NOMOR 1:

1. Peraturan Pemerintah (Kemendikbud) mengenai Dana BOS dan Kebijakan


Permendikbud 8 tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler
ditetapkan pada tanggal 5 Februari 2020 di Jakarta oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makariem.
Permendikbud 8 tahun 2020 tentang Juknis BOS Reguler 2020 mengatur tentang:
 Penerima dana yaitu SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB.
Besaran alokasi dana BOS Reguler yang diberikan kepada Sekolah penerima dihitung berdasarkan besaran
satuan biaya dikalikan dengan jumlah peserta didik:

1. SD sebesar Rp. 900.000,00 per 1 orang Peserta Didik;


2. SMP sebesar Rp. 1.100.000,00 per 1 orang Peserta Didik;
3. SMA sebesar Rp. 1.500.000,00 per 1 orang Peserta Didik;
4. SMK sebesar Rp. 1.600.000,00 per 1 orang Peserta Didik; dan
5. SLB sebesar Rp. 2.000.000,00 per 1 orang Peserta Didik.

 Dari Pasal 2 (Dua) dapat dijabarkan Komponen Penggunaan Dana digunakan untuk membiayai:

1. Penerimaan peserta didik baru;


2. Pengembangan perpustakaan;
3. Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler;
4. Kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran;
5. Administrasi kegiatan sekolah;
6. Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan;
7. Langganan daya dan jasa;
8. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah;
9. Penyediaan alat multi media pembelajaran;
10. Penyelenggaraan bursa kerja khusus, praktik kerja industri atau praktik kerja lapangan di
dalam negeri, pemantauan kebekerjaan, pemagangan guru, dan lembaga sertifikasi
profesi pihak pertama.
11. Penyelenggaraan kegiatan uji kompetensi keahlian, sertifikasi kompetensi keahlian dan
uji kompetensi kemampuan bahasa Inggris berstandar internasional dan bahasa asing
lainnya bagi kelas akhir SMK atau SMALB; dan/atau
12. Pembayaran honor (paling banyak 50%).

1
 Dalam menggunakan dana BOS Sekolah berwenang menentukan komponen penggunaan dana
sesuai kebutuhan.

2. Ketentuan terkait Penggunaan Dana BOS Berdasarkan Pasal 12


 Tim BOS Sekolah tidak boleh menggunakan dana BOS Reguler untuk:
- Disimpan dengan maksud dibungakan;
- Dipinjamkan kepada pihak lain;
- Membeli perangkat lunak untuk pelaporan keuangan dana BOS Reguler atau perangkat lunak
lainnya yang sejenis;
- Sewa aplikasi pendataan atau aplikasi penerimaan peserta didik baru dalam jaringan;
- Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas Sekolah;
- Membiayai kegiatan dengan mekanisme iuran;
- Membeli pakaian, seragam, atau sepatu bagi guru atau Peserta Didik untuk kepentingan pribadi
(bukan inventaris Sekolah);
- Digunakan untuk pemeliharaan prasarana Sekolah dengan kategori kerusakan sedang dan berat;
- Membangun gedung atau ruangan baru;
- Membeli saham;
- Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan, sosialisasi, pendampingan terkait program
BOS Reguler atau perpajakan program BOS Reguler yang diselenggarakan lembaga di luar dinas
pendidikan provinsi, kabupaten/kota, dan/atau Kementerian
- Membiayai kegiatan yang telah dibiayai secara penuh dari sumber dana Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, atau sumber lainnya;
- Melakukan penyelewengan penggunaan dana BOS Reguler untuk kepentingan pribadi atau
kelompok tertentu; dan/atau
- Bertindak menjadi distributor atau pengecer pembelian buku kepada Peserta Didik di Sekolah yang
bersangkutan.
 Tim BOS provinsi dan tim BOS kabupaten/kota tidak boleh untuk:
- Melakukan pungutan dalam bentuk apapun kepada Sekolah;
- Melakukan pemaksaan pembelian barang dan/atau jasa dalam pemanfaatan dana BOS Reguler;
- Mendorong Sekolah untuk melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penggunaan dana BOS
Reguler; dan/atau
- Bertindak menjadi distributor atau pengecer dalam proses pembelian, pengadaan buku, atau
barang melalui dana BOS Reguler.
3. Penyalahgunaan Dana BOS
Berdasarkan pantauan ICW, sejak tahun 2005-2016 terdapat sekitar 425 kasus korupsi dalam sektor
pendidikan dengan kerugian negara mencapai Rp1,3 triliun dan nilai suap mencapai Rp55 miliar. Dari data
ini terungkap bahwa objek yang paling banyak dikorupsi ialah DAK (Dana Alokasi Khusus). Sekitar 85 kasus
korupsi pada sektor pendidikan berasal dari penyelewengan pengelolaan DAK dengan kerugian mencapai
Rp377 miliar.

2
Ada beberapa Modus Penyelewengan Dana BOS yang dapat dikutip dari kasus yang ada saat ini,
yaitu:
- Kepala Sekolah diminta menyetor sejumlah uang tertentu kepada pengelola dana BOS di Diknas dengan
dalih mempercepat proses pencairan dana BOS

- Kepala Sekolah menyetor sejumlah uang tertentu kepada oknum pejabat Diknas dengan dalih untuk
uang administrasi

- Para Kepala Sekolah menghimpun dana BOS untuk menyuap pegawai BPKP

- Pengelolaan dana BOS tidak sesuai dengan petunjuk teknis (Juknis)

- Sekolah memandulkan peran Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan dengan tujuan mempermudah
‘mengolah dana BOS sendiri’

- Sekolah sengaja tidak membentuk Komite Sekolah

- Dana BOS hanya dikelola oleh Kepala Sekolah dan Bendahara

- Pihak sekolah menarik sumbangan kepada para orang tua siswa dengan dalih dana operasional sekolah
untuk meningkatkan mutu pendidikan kurang

- Dana BOS sengaja dikelola secara tidak transparan. Indikasinya hampir tidak ada sekolah yang
memasang papan informasi tentang dana BOS

- Pihak sekolah (Kepala Sekolah) hampir selalu berdalih bahwa dana BOS kurang

- Penyusunan RAPBS yang bermasalah (sering dimarkup/markup jumlah siswa)

- Kepala Sekolah membuat laporan palsu. Honor para guru yang dibayar dengan dana BOS diambil Kepala
Sekolah dengan tanda tangan palsu

- Pembelian alat/prasarana sekolah dengan kuitansi palsu/pengadaan alat fiktif.

- Kepala Sekolah memakai dana BOS untuk kepentingan pribadi.

JAWABAN SOAL NOMOR 2:

Matematika adalah ilmu yang mempelajari besaran, struktur, ruang, dan perubahan. matematika


bukanlah sebuah pengetahuan yang berdiri sendiri, akan tetapi dengan adanya matematika dapat
membantu masyarakat dalam memahami/mengusai permasalahan ekonomi, sosial dan alam. Matematika
terbentuk oleh pemikiran manusia yang berhubungan erat dengan ide, proses dan penalaran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa matematika dapat dijadikan sebagai ratu karena mencakup ilmu
lainnya yang sangat komplek sehingga ilmu pengetahuan lain tidak bisa lepas dari persoalan matematik.
Dengn demikian dirasa sangat penting untuk menentukan Keefesiensian Materi Pelajaran dan Jam
Pelajaran yang harus diterapankan di setiap jenjang pendidikan unuk dapat mendalami ilmu Matematika
itu sendidi sesuai dengan Kurikulum yang berlaku saat ini.

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.

1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar
peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3
3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;

4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)


kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

6. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced)
dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).

Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu
semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di SMA/MA dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah minimal 42 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah minimal 44 jam pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14 minggu. Beban belajar bagi SMA/MA yang
menyelengarakan Sistem Kredit Semester (SKS), diatur dalam pedoman SKS.

Medan, 16 September 2020

Rosalinda Pasaribu
NIM : 8206172017

Anda mungkin juga menyukai