Anda di halaman 1dari 10

Nama: Anti

Kelas: 1A

Nim: P00331020005

Dosen: Imanuddin, SP, M.Kes

Soal:

1. Anda sebagai calon ahli gizi yang nanti akan bekerja di masyarakat, sangat penting untuk
memahami ilmu sosiologi dan antropiologi. Jelaskan mengapa ilmu ini penting bagi anda?

Jawaban:

Karena kedua ilmu tersebut sangat penting bagi calon ahli gizi untuk menerepakan di kalangan
masyarakat dengan baik, seperti ilmu sosiologi ini mempelajari tentang masyarakat dan perilaku
sosial manusia, ilmu soislaogi ini sebenarnya juga mempelajari tentang etika. Etika adalah salah
satu cabang filsafat yang mempelajari tentang hal yang dianggap baik dan buruknya sifat masyarakat
tersebut. Etika juga menjadi jadi standar penilaian di kalanagan masyarakat setempat atau
penentuan moral. Dan sebenarnya ilmu sosiologi ini juga sebenarnya mempunyai sifat empiris yang
untuk kita pelajari apa yang terjadi di masyarakat. Sedangkan ilmu antropologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan. Ilmu antropologi ini juga sebenarnya mempunyai dua kutub seperti kutub biologi dan
kutub sosial budaya, kutub biologi seperti pertumbuhan dan perkembangan manusia dan peranan
penyakit dalam evaluasi manusia. Sedangkan kutub sosial budaya adalah tingkah laku sakit dalam
masyarakat atau dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan berat kepada
masyarakat. Dan ilmu antropologi juga mempelajari tentang ilmu gizi masyarakat karena ilmu
antropologi mempelajari kebudayaan masyarakat setiap daerah. Sehingga ilmu gizinya bisa di
terapkan setiap kalangan masyarakat atau daerah tertentu.

2.Jelaskan minimal 4 (empat) fungsi sosial makanan yang anda ketahui

Jawaban:

• Kasuami merupakan makanan unik dan khas daerah sulawesi tenggara, khususnya daerah muna
dan buton. Kasuami umumnya berbentuk tumpeng atau gunungan dan berwarna putih kekuning
kuningan. Kasuami berbahan utama singkong (ubi kayu). Kasuami diolah dengan cara mengukus
parutan singkong yang sudah di keringkan, kemudian disaring memakai saringan khusus terbuat dari
anyaman bambu menyurupai ayakan beras agar parutan ubi yang kasar terpisah dengan parutan ubi
halus yang telah terpisah dengan parutan ubi kasar dimasukan kedalam cetakan berbentuk kerucut
atau tumpeng atau dimasak selama kurang lebih 15 menit.
• Kambose merupakan salah satu makanan pokok masyarakat kabupaten muna. Makanan
tradisional ini terbuat dari biji jagung biasa (jagung putih) yang banyak dibudayakan oleh masyarakat
muna.kambuse di komsumsi ikan dan sayur bening,Dan cara memasaknya dengan mudah atau
sederhana pertama tama biji jagung kering direbus dalam panci berisi air dengan cukup. Setelah
mendidih lalu ditambahkan sedikit kapur sirih sambil diaduk secara perlahan.

• Kambewe adalah salah satu makanan khas buton, yang bahannya sangat sederhana, yaitu
terbuat dari jagung yang baru di panen, dan gula merah. Dan ketika jagung sudah tua baru bisa di
buat kambuse terlebih dahulu direndah dalam air kapur.

• Kabuto merupakan makanan khas sulawesi tenggara yang terbuat dari dasar ubi dan singkong
yang dikeringkan dan dibiarkan berjamur, Kabuto ini makanan yang sangat enak.

3. Di kenal 4 ( empat) model yang dapat dirujuk dalam mempelajari beragam faktor sosial budaya
yang mempengaruhi kebiasaan makan, yaitu model multidimensional, model analisis perilaku
konsumsi pangan anak-anak, model wenkom dan teori alur, jelaskan minimal 2 diantara 4 model
tersebut.

Jawaban:

1. Model Multidimensional
Kebiasaan makan adalah fungsi dari: konsumsi pangan, preferensi, ideologi dan sosial-budaya
Kebiasaan makan = f (konsumsi, preferensi, ideologi, sosial budaya)
* Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan keluarga, individu maupun kelompok dapat digali menggunakan metode “recall”
atau metode penimbangan (weighing method).
* Metode recall
Enumerator (pengumpul data) meminta responden mengingat-ingat secara terperinci apa yang
telah dikonsumsi dalal 1-3 hari yang lalu. Digunakan alat bantu: ukuran rumah tangga, food model

* Ideologi pangan
Hal yang digali kepada responden adalah pengetahuan tentang pangan dan gizi termasuk
kepercayaan, taboo dan prejudice (anggapan)
* Sosial budaya
Para ahli menyatakan bahwa kebiasaan makan mempunyai hubungan erat dengan segi-segi sosbud.
Misal: konsumsi pangan anak, dapat dihubungkan dengan umur ibunya, asal ibu, pendidikan ibu,
besar keluarga, pendapatan keluarga, dan faktor sosial budaya lainnya.
2. Model analisis perilaku konsumsi pangan anak-anak
Dikembangkan oleh Lund dan Burk (1969). Dirancang untuk mempelajari bagaimana kebiasaan
makan terbentuk dalam proses perkembangan anak-anak.
Model ini menyatakan bahwa konsumsi pangan terjadi karena ada motivasi (drives, needs) yang
ditentukan oleh beragan proses kognitif mencakup persepsi, memori, berpikir, memutuskan untuk
bertindak.
* Kebutuhan hidup manusia termasuk anak-anak

Kebutuhan biologis: makanan dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan
Kebutuhan psikologis: kasih sayang, rasa senang, perhatian dan sebagainya termasuk kaitannya
dengan makanan.

Kebutuhan sosial: hubungan dengan orang lain, termasuk dengan saudara, orang tua termasuk
kaitannya dengan makanan.

3. Model Wenkam

* Didasarkan pada pemikiran bahwa kebiasaan makan terkait dengan ketersediaan fisik dan budaya
daripada makanan
Menurut Wenkam:

Orang mengkonsumsi mkn karena mkn tsb tersedia. Pangan diaggap enak, berbahaya, tdk disukai,
berharga, menarik, dsb karena nilai-nilai budaya
Pengaruh fisik, biologi dan teknologi membentuk kategori obyektif pangan, sedangkan pengaruh-
pengaruh budaya, sosial dan psikologi membentuk kategori subyektif. Kedua kekuatan tsb
ditentukan oleh ketersediaan fisik dan budaya pangan, dan keduanya berada dalam suatu struktur
ekonomi (economic setting).
* Ketersediaan fisik pangan ditentukan oleh: produksi pangan, pengolahan pangan, distribusi
pangan, pemasakan dan peralatan
Ketersediaan budaya diartikan bahwa pengakuan sesuatu budaya bahwa bahan yang dapat
dimakan dan diterima oleh budaya yg bersangkutan, itulah yg disebut pangan. Ketersediaan budaya
oleh Wenkam, meliputi 5 faktor yaitu: a) status sosial b) status fisik c) peranan pangan dalam sistem
sosial/upacara d) etiket e) pembagian kerja.

4. Teori Alur (channel theory)


* Dikembangkan oleh Kurt Lewin (1940). Melihat pengaruh lingkungan dan sosial budaya terhadap
kebiasaan makan , dikaitkan dengan sebab-sebab masuk atau tidaknya pangan ke dalam alur
pangan.
Asumsi pertama : semua pangan bergerak selangkah demi selangkah melalui alu. Setiap alur dalam
setiap budaya diawasi oleh orang yang disebut gatekeepers (penjaga pintu). Apa dan bagaimana
pangan masuk ke suatu alur sangat ditentukan oleh penjaga pintu.

* Asumsi kedua: terdapat beragam kekuatan yang menggerakkan pangan dalam alur kekuatan ini
ada yang sifatnya mendorong pangan masuk ke dalam alur dan ada yang sifatnya menahan pangan
masuk ke dalam alur
* Kekuatan yang mempengaruhi pangan masuk ke dalam alur sangat ditentukan oleh nilai r yang
menentukan pilihan pangan. Nilai dasar ini ditentukan oleh empat faktor penting yaitu:

* Rasa (taste)

* Nilai sosial
* Manfaat bagi kesehatan
* Harga

4. Bila anda menemukan adanya tubu (pantangan) terhadap makanan yang didasari oleh tradisi
budaya masyarakat setempat, dan menurut anda pantangan tersebut tidak ada dasar ilmiahnya,
maka apa yang anda lakukan?

Jawaban :

* Pola makan suatu masyarakat pada dasarnya merupakan konsep budaya yang bertalian dengan
makanan, yang banyak dipengaruhi oleh unsur sosial budaya yang berlaku dalam kelompok
masyarakat itu, seperti nilai sosial, norma sosial dan norma budaya bertalian dengan makanan,
makanan apa yang dianggap baik dan tidak baik. Dalam kajian mengenai pangan, gizi, dan kesehatan,
masih banyak ditemukan permasalahan yang berhubungan dengan kepercayaan, pantangan, mitos
dan tabu yang mencegah orang untuk memanfaatkan makanan yang tersedia bagi mereka. Mengubah
kebiasaan atau pola pikir tersebut tidak mudah dilakukan, mengingat paradigma semacam ini
ditanamkan sejak masa kanak-kanak.

* Tabu atau pantangan adalah suatu pelarangan sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan,
atau orang yang dianggap tidak diinginkan oleh suatu kelompok, budaya, atau masyarakat.
Pelanggaran tabu biasanya tidak dapat diterima dan dapat dianggap menyerang. Beberapa tindakan
atau kebiasaan yang bersifat tabu bahkan dilarang secara hukum dan pelanggarannya dapat
menyebabkan pemberian sanksi keras. Tabu dapat dianggap membuat malu, aib, dan perlakuan kasar
dari masyarakat sekitar. Orang yang melanggar tabu pun akan mendapatkan hukuman dari
masyarakat.

5. Seorang ibu bernama putri wangi, memiliki aktivitas sehari-hari cukup sibuk.keluarga ini tergolong
kaya. Anaknya yang berusia balita sulit makan dan kurus. Ibu putri wangi meminta bantuan pada
anda sebagai seorang calon ahli gizi, tentang apa yang harus di lakukan agar anaknya mau makan.
Kaitkan jawaban anda dengan teori perilaku konsumsi makan pada anak.

Jawaban :

Makanan memang menjadi bagian yang penting dari kehidupan sehari-hari kita, begiitu juga untuk
anak balita, makan untuk mempertahankan hidup dan menjaga agar tubuh tetap beternergi. Dan
tujuan lain yang penting terutama bagian anak balita adalah untuk mememnuhi kebutuhan gizi
agar anak dapat tumbuh dan berkembang lebih baik, disiini bu saya sebagai calon ahli gizi saya
akan memberikan solusi yang baik untuk anak anda, solusi yang baik itu ibu seperti ini ibu harus
menciptakan suasana santai untuk makan, agar anak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak
secara maksimal, dan biasakan anak dengan duduk tenang. Atau ibu harus tetapkan jadwal makan
yang teratur pada saat waktu makan sehingga membuat pola makan mereka menjadi teratur dan
dapat membantu penambahan berat badan anak. Dan janagan lupa memberikan tingkat asupan
kalori pada anak memberikan makanan berkalori tinggi untuk penambahan berat seperti produk
susu penuh lemak, mayones atau puding yang terbuat dari susu. Atau memberiian suolemn
penambahan berat badan untuk anak seperti suplemen vitamin harus mengandung vitamin
A,C,DAN D. Atau buatlah menu makanan yang di sukai anak, sehingga anak tidak bosan makan
atau setiap menu sehari itu hari di ganti menunya. Dan jika ibu mengeluh anak anda kurus saya
akan memberikan solusinya ibu, solusinya bu begiini anak anda harus banyak mengkonsumsi
makanan yang bergizi. Atau begiini juga bu kita harus ikuti kemauan anak yang ditentukan oleh
beragam proses kognitif mencakup persepsi, memori, berpikir, menentukan untuk bertindak, atau
faktor kognitif adalah pengetahuan dan kepercayaan anak-anak terhadap makan atau sikap dan
penilain anak terhadap makanan.

6. Jelaskan pengertian kebiasan makan yang anda pahami?

Jawaban :

* Kebiasaan makan adalah sebagai cara individu dan kelompok memuluh, mengkomsusi, dan
menggunakan makanan yang tersedia yang didasarkan kepada faktorfaktor social dan budaya
dimana mereka hidup. Jadi kebiasaan makan adalah hasil rakutan dari bermacam-macam segi yang
bersipat multidimensional. Kebiasaan makan adalah berupa apa, oleh siapa, untuk siapa, kapan dan
bagaimana makanan siap diatas meja untuk disantap. Oleh karena itu kebiasaan makan dapat
dipelajari dan di ukur menurut prinsip-prinsip ilmu gizi melalui pendidikan, latihan dan penyuluhan
sejak mansia mulai mengenal makan untuk kelangsungan hidupnya.
7. Kebiasan makan seorang atau masyarakat sulit untuk berubah. Bila anda menemukan kebiasaan
makan yang kurang baik menurut ilmu gizi dan kesehatan yang sudah dilakukan secara turun
temurun dalam suatu masyarakat, apa yang anda lakukan?

Jawaban :

* Ahli gizi biasanya akan memberikan rencana penanganan yang sangat spesifik untuk tiap orangnya.

* Perubahan pola makan adalah intervensi atau solusi paling utama yang diberikan oleh ahli gizi. Jika
Anda kurang gizi, maka akan diminta untuk meningkatkan jumlah makanan bergizi dalam diet Anda,
atau menggunakan suplemen tertentu.

Ada beberapa perubahan pola makan yang harus di perhatikan:

1. Makan makanan yang lengkap mengandung kalori serta bergizi, bukan hanya tinggi kalori saja.

2. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

3. Makan snack di antara waktu makan besar.

4. Minum minuman yang juga mengandung kalori.

* Mengajarkan dan memberi tahu masyarakat tentang gizi dan pola makan yang sehat.

* Berikut adalah beberapa saran ahli gizi tentang makanan sehat dan cara terbaik dalam
mengonsumsinya:

1. Menambah asupan protein

Pola makan yang dianjurkan oleh ahli gizi yang pertama adalah menambah asupan protein. Protein
berperan sebagai salah satu pondasi utama tubuh untuk membentuk otot, kulit, hormon, dan
hampir semua sel dan jaringan pada sistem organ tubuh. Selain itu, sumber makanan berprotein
tinggi juga bermanfaat dalam menurunkan berat badan. Hal ini disebabkan karena makanan
berprotein tinggi dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga massa otot dan pembakaran
lemak bertambah, serta membantu tubuh merasa kenyang lebih lama. Dengan demikian, bukan
hanya menurunkan berat badan, tetapi juga dapat menjaga berat badan ideal.

2.Konsumsi lemak baik

Pola makan kedua yang dianjurkan oleh ahli gizi adalah mengonsumsi lemak sehat. Ada dua jenis
lemak yang baik untuk tubuh yaitu lemak yang disebut lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh
ganda seperti asam lemak omega-3. Menurut penelitian, kedua jenis lemak ini dapat meningkatkan
kadar kolesterol baik (HDL) darah dan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
3. Pilih karbohidrat kompleks

Selain protein dan lemak sehat, unsur gizi anjuran ahli gizi yang perlu Anda konsumsi adalah
karbohidrat kompleks. Ada dua jenis karbohidrat, yakni karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Dari keduanya, yang disarankan untuk dikonsumsi adalah karbohidrat komplek. Seperti
halnya protein, karbohidrat kompleks merupakan sumber energi untuk tubuh. Dalam karbohidrat
kompleks juga terkandung vitamin, mineral dan serat.

4. Menambahkan yoghurt saat mengonsumsi buah

Yoghurt mengandung protein hewani, kalsium, kalium, zinc, vitamin B2, B12, dan magnesium. Si
asam ini juga kaya akan bakteri baik (probiotik) yang diduga dapat membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan menyehatkan pencernaan.

Yoghurt diduga mampu mengatasi diare pada anak-anak, dan memperlancar percernaan. Agar
yoghurt lebih nikmat, Anda bisa sajikan yoghurt dengan potongan buah segar seperti stroberi,
nanas, atau taburi dengan flaxseed. Hindari yoghurt yang mengandung pemanis tinggi dan pilihlah
yoghurt yang kaya kandungan vitamin D-nya.

* Makanan yang perlu dihindari

Beberapa ahli gizi menyarankan untuk tidak terlalu banyak dan terlalu sering mengonsumsi daging
olahan seperti hot dog, daging asap, sosis; kopi yang dicampur gula; margarin; kue atau camilan
kemasan, makanan kaleng; atau sereal yang ditambah gula. Karena makanan tersebut dapat
meningkatkan risiko penyakit kanker, kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), diabetes, dan
penyakit ginjal. Berbagai makanan cepat saji juga merupakan makanan yang perlu dibatasi.

8. Jelaskan dua dasar pemilkiran terbentuknya kebiasan makan yang ada pada diri seseorang
(menurut sanjur, 1982)

Jawaban :

* Menurut Sanjur (1982), terdapat dua dasar pemikiran mengenai kebiasaan makan yang terdapat
pada diri seseorang yaitu:

1. Kebiasaan makan yang terbentuk pada seseorang sebagai faktor budaya karena dipelajari

2. Kebiasaan makan yang sengaja dipelajari.

9. Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kebiasaan makan pada diri manusia, yaitu faktor
ekstrinsik dan faktor intrinsik. Jelaskan kedua faktor tersebut

Jawaban :

1. Faktor Ekstrinsik yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan

Adapun faktor ekstrinsik yang mempengaruhi kebiasaan makan, antara lain:


a. Lingkungan alam Pola makan masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya diwarnai oleh
jenis-jenis bahan yang umum dan dapat diproduksi setempat. Misalnya pada masyarakat nelayan di
daerah pantai, ikan merupakan makanan sehari-hari yang dipilih karena dapat dihasilkan sendiri.
Pola pangan pokok menggambarkan salah satu ciri dari kebiasaan makan. Selain itu, jenismacam alat
dapur, bahan bakar untuk memasak, waktu yang tersedia bagi ibu untuk bekerja di dalam dan di luar
rumah, jarak antara rumah dan tempat bahan makanan dapat juga mempengaruhi kebiasaan
makan.

b. Lingkungan sosial Lingkungan sosial memberikan gambaran yang jelas tentang perbedaan-
perbedaan kebiasaan makan. Tiap-tiap bangsa dan suku mempunyai kebiasaan makan yang
berbeda-beda sesuai dengan kebudayaan yang telah dianut turun-temurun. Di dalam suatu rumah
tangga, kebiasaan makan juga sering ditemukan adanya perbedaan antara suami dan isteri, orang
tua dan anak, tua dan muda. Suamiayah sebagai kepala rumah tangga harus diistimewakan dalam
hal makanannya terhadap anggota keluarga yang lain, kemudian baru anak-anak dan prioritas
terakhir adalah ibu.

c. Lingkungan budaya dan agama Lingkungan budaya yang terkait dengan kebiasaan makan biasanya
meliputi nilai-nilai kehidupan rohani dan kewajiban-kewajiban sosial. Pada masyarakat Jawa ada
kepercayaan bahwa nilai-nilai spiritual yang tinggi akan dapat dicapai oleh seorang ibu atau anaknya
apabila ibu tersebut sanggup memenuhi pantangan dalam Universitas Sumatera Utara makanan.
Misalnya, “mutih” hanya makan nasi dan garam, “ngerowot” hanya makan dengan bangsa umbi-
umbian secara periodik dalam jangka waktu tertentu agar tercapai cita-citanya hidup bahagia dan
sejahtera. Agama juga memberikan batasan-batasan dan pedoman-pedoman dan batasan-batasan
dalam kebiasaan makan. Neraca bahan makanan dapat memberikan gambaran adanya potensi
sumber daya pangan, tetapi apabila terhitung pula persediaan daging babi maka potensi itu menjadi
hukum potensial bagi negaradaerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Demikian pula
daging sapi untuk daerah yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.

d. Lingkungan ekonomi Distribusi pangan banyak ditemukan oleh kelompok-kelompok masyarakat


menurut taraf ekonominya. Golongan masyarakat ekonomi kuat mempunyai kebiasaan makan yang
cenderung beras, dengan konsumsi rata-rata melebihi angka kecukupannya. Sebaliknya golongan
masyarakat ekonomi rendah, yang justru pada umumnya produsen pangan, mereka mempunyai
kebiasaan makan yang memberikan nilai gizi di bawah kecukupan jumlah maupun mutunya.

2. Faktor Intrinsik Yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan


Faktor intrinsik yang mempengaruhi kebiasaan makan seseorang diantaranya adalah asosiasi
emosional, keadaan status kesehatan dan penilaian yang lebih terhadap mutu makanan Khumaidi,
1994. Selain itu, Indriani 2007 mengemukakan bahwa faktor intrinsik yang mempengaruhi konsumsi
pangan seseorang adalah kesukaan, pengetahuan gizi, dan status kesehatan. Faktor ekstrinsik yang
berpengaruh terhadap konsumsi pangan seseorang adalah lingkungan sosial budaya orang tersebut
tinggal. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi akseptabilitas seseorang terhadap pangan. Pola
pangan pokok menggambarkan salah satu ciri dari kebiasaan makan seseorang. Dalam memenuhi
kebutuhan makan, seseorang akan bertingkah laku berdasarkan sikap, kepercayaan, dan pemilihan
makanan. Setiap masyarakat mempunyai aturan, pembatasan, rasa suka dan tidak suka, serta
kepercayaan terhadap beberapa jenis makanan yang berbeda-beda sehingga membatasi pilihannya
terhadap beberapa jenis makanan Khumaidi, 1994. Pola makan individu dalam keluarga mempunyai
peranan penting dalam pembentukan pola makan masyarakat. Jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi selain dipengaruhi oleh hasil budaya setempat juga dipengaruhi oleh preferensi
terhadap makanan. Pola konsumsi dipengaruhi oleh faktor intrinsik pada diri seseorang yaitu
preferensi seseorang terhadap makanan. Selain budaya, faktor penting yang lainnya yang
mempengaruhi perilaku konsumsi adalah pendapatan. Pendapatan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam melakukan konsumsi baik secara kualitas maupun kuantitas. Semakin besar
pendapatan yang diperoleh, maka kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non
pangan semakin meningkat begitu pula sebaliknya.

10. Apa yang anda pahami tentang pola pangan, dan mengapa pola pangan suatu masyarakat
merupakan produk budaya masyarakat bersangkutan.

Jawaban :

* Pola angan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola makan
pada dasarnya merupakan konsep budaya bertalian dengan makanan yang banyak dipengaruhi oleh
unsur social budaya yang berlaku dalam kelompok masyarakat itu, seperti nilai sosial, norma sosial
dan norma budaya bertalian dengan makanan, makanan apa yang dianggap baik dan tidak baik.
Faktor sosial budayayang berpengaruh terhadap kebiasaan makan dalam masyarakat, rumah tangga
dan individu meliputi apa yang dipikirkan, diketahuidan dirasakan menjadi persepsi orang tentang
makanan dan apa yang dilakukan,dipraktekkan orang tentang makanan. Kebiasaan makan juga
dipengaruhi oleh lingkungan (ekologi, kependudukan, ekonomi) dan ketersediaan bahan makanan.
Menurut saya pola makan merupakan berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai
macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri
khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Dari dua pakar tersebut dapat dikatakan
polamakan adalah cara atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari, yang meliputi jenis
makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya
dimana mereka hidup.

* Pangan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Setiap
individu memiliki hak bebas dari rasa lapar dan kelaparan. Pangan memiliki dimensi yang sangat
kompleks, tidak saja dari sisi kehidupan dan kesehatan, tetapi juga dari sisi sosial, budaya, dan
politik. Oleh karena itu, perwujudan ketahanan pangan dan gizi tidak dapat dilepaskan dari upaya-
upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan individu dan masyarakat, peningkatan daya saing
SDM, yang selanjutnya menjadi daya saing bangsa. Pangan dapat dikatakan sebagai produk budaya
karena pangan merupakan hasil adaptasi aktif antara manusia/masyarakat dengan lingkungannya,
sehingga perwujudan ketahanan pangan harus bertumpu pada sumber daya dan kearifan lokal,
sehingga ia dapat menjadi media dalam mengembangkan budaya dan peradaban bangsa.

Anda mungkin juga menyukai