Anda di halaman 1dari 4

TERM OF REFERENCE

DISKUSI TERBUKA ALIANSI BEM SE-BALI DEWATA DWIPA


“Meratapi Pendidikan Bali”

GAMBARAN UMUM

Diskusi terbuka Aliansi BEM Se-Bali Dewata Dwipa adalah suatu kegiatan acara
yang diselenggarakan oleh Aliansi BEM Se-Bali Dewata Dwipa dalam kaitannya membahas
suatu permasalahan yang terjadi saat ini di Bali.

Tema yang diusung pada diskusi ini adalah “Meratapi Pendidikan Bali” dimana, pada
diskusi terbuka ini akan membahas isu yang sedang terkait terkait keadaan masa sekarang
dan meningkatkan peran pemuda pada kepentingan rakyat. Dan diharapkan mampu
mengembangkan wawasan serta melahirkan kepribadian serta dasar pemikiran baru sebagai
mahasiswa yang memiliki fungsi sebagai penunjang dalam perkembangan kehidupan bangsa
maupun negara di tengah era Pandemi seperti sekarang ini.

Kegiatan ini akan berlangsung secara online dalam pemaparan materi dari pembicara.
Namun, untuk pemaparan hasil kajian dari para peserta akan berlangsung secara offline yakni
di Students Government Office (SGO) UNDIKNAS Denpasar. Yang mana paserta pada
training ini nantinya akan diikuti oleh Mahasiswa dan Mahasiswi UNDIKNAS Denpasar.
Dalam kegiatan ini, diharapkan mampu menghasilkan output mahasiswa yang dapat
menilai bagaimana kondisi dilingkungan sekitarnya dan dapat menganalisa serta menentukan
sikap apakah mahasiswa tersebut akan mendukung ataupun tidak karena merugikan
masyarakat sesuai dengan lahirnya mahasiswa sebagai penjalan tugas Agen Of Change and
Social Control. Serta peserta nantinya mampu dan berani memaparkan hasil kajiannya
didepan orang banyak untuk memacu keterampilan dalam beretorika.

MODERATOR:

I Gusti Agung Anom Surya Dharma

PEMBICARA:

I Made Gde Putra Wijaya


Komunitas Seribu Guru Bali
PEMBAHASAN:
1. Pemerataan pendidikan
Pemerataan pendidikan merupakan suatau usaha yang dilakukan dalam rangka
mewujudkan sistem pendidikan yang merata disetiap daerah. Pemerataan pendidikan
digolongkan dalam bentuk layanan pendidikan, sistem pelaksanaan, fasilitas sekolah
dan sarana prasarana yang menunjang pendidikan. Namun masih terdapat masalah
mengenai layanan pendidikan di Bali. Masalah tersebut mengenai tidak meratanya
layanan pendidikan di setiap daerah. Seperti contoh yang terjadi di Kecamatan Banjar,
Kabupaten Buleleng. Disana sama sekali tidak terdapat Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) di kecamatan tersebut, sementara di Kecamatan Seririt malah ada 2 sekolah
SMK’’ Hal ini tentu menjadi permasalahan karena siswa SMP di kecamatan Banjar
yang ingin melanjutkan ke jenjang SMK harus bersekolah ke kecamatan Seririt yang
jaraknya lumayan jauh. Jadi ini tentu menjadi permasalahan bagi siswa SMP di
kecamatan Banjar untuk melanjutkan ke jenjang menengah kejuruan karena terhalang
oleh jarak. Kami yakin juga masih banyak masalah-masalah serupa di berbagai daerah
lain di Bali, terutama daerah yang terpelosok. Ini menjadi masalah yang harus lebih
diperhatikan oleh pemerintah agar pendidikan di Indonesia kususnya Bali dapat lebih
maju.
Penerapan sistem zonasi juga menimbulkan beberapa permasalahan setelah
satu tahun dijalankan penerapan sistem pendidikan ini telah memunculkan beberapa
permasalahan. Sistem zonasi ini dinilai tidak terlaksana dengan baik, terutama
banyakan siswa yang tidak mendapatkan sekolah atau malah mendapatkan sekolah
yang tidak diinginkan. Banyak siswa yang berkeinginan mendapatkan sekolah negeri
namun justru mendapatkan sekolah swasta. Hal tersebut tentu menjadi beban
tersendiri bagi orang tua terkait biaya yang akan dikeluarkan.
2. Fasilitas sekolah yang masih kurang
Masalah lain yang masih banyak ditemui adalah masalah fasilitas sekolah
yang tidak memenuhi standar. Ini pun juga sempat menjadi hal yg menjadi prioritas
utama dalam evaluasi Gubernur bapak I Wayan Koster tahun lalu. Jadi disini
diperlukan kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah kabupaten dan provinsi untuk
merealisasikanya secara cepat.
Dalam proses berlangsungnya pembelajaran tentu seluruh siswa maupun
tenaga pendidik mendapatkan sarana dan prasarana yang layak dan setara dengan
yang lainnya. Itu merupakan hal yang mendasar agar keberlangsungan proses belajar
mengajar tetap terlaksana dengan baik. Pemerintah tidak bisa hanya memaksa siswa
untuk mengenal lebih jauh teknologi, sedangkan masih banyak siswa maupun guru
yang masih mengalami ketertinggalan dalam hal sarana dan prasarana. Salah satu
kabupaten yang menjadi sorotan terkait kurangnya sarana dan prasarana pendidikan
adalah Kabupaten Karangasem. Beberapa saat setelah viralnya berita siswa yang
berjalan jauh menuju sekolah melewati bukit dengan bekal makanan seadanya,
kembali ada berita yang muncul menunjukkan bahwa pendidikan di kabupaten
Karangasem masih kurang terkait sarana dan prasarana. Di masa pandemi Covid-19
juga berdampak terhadap sistem pendidikan. Permasalahan tersebut tidak terlepas dari
sistem yang digunakan selama proses pembelajaran. Setiap siswa, mahasiswa, guru
dan dosen harus melangsungkan pendidikan secara daring menggunakan HP atau
Laptop/PC. Namun ternyata permasalahan kurangnya sarana prasarana pada sistem
luring juga berpengaruh terhadap sistem daring.

3. Jaringan internet
Permasalahan sistem daring sebenarnya tidak hanya terpusat pada sarana dan
prasarasa utamanya, melainkan pada komponen pendukungnya. Sistem pembelajaran
daring menggunakan media HP, Laptop/PC memerlukan jaringan internet agar bisa
digunakan. Permasalah jaringan internet menjadi salah satu masalah utama yang
dialami. Mulai dengan besarnya biaya untuk membeli kuota dan letak geografis
tempat tinggal siswa dan tenaga pendidik yang sulit menjangkau jaringan internet.
Permasalah biaya kuota sudah mulai diatasi oleh pemerintah melalui pemberian kuota
internet gratis bagi pelajar. Namun permasalahan berikutnya ada pada jangkuan
jaringan internet. Meskipun pelajar sudah mendapatkan bantuan kuota internet,
namun ada beberapa wilayah yang mengalami kendala jangkuan internet. Hal tersebut
diakibatkan karena letak geografis yang berada di pedesaan/pelosok yang jauh dari
jangkauan internet. Permasalahan-pemasalahan tersebut sebenarnya hanya sebagian
dari kendala yang terdapat pada sistem pembelajaran secara daring. Namun perlu juga
tindak lanjut dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Terlebih lagi
mengacu pada ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 yang memuat tentang Hak
sebagai warga Negara untuk mendapatkan pendidikan dalam ketentuanpasal 31 ayat 1
dan 2. Apapun kendala yang dialami, walaupun hanya sekian persen mengalami
kendala, tetap diperlukan agar seluruh warga negara mendapatkan pendidikan yang
sama tanpa ada yang mengalami ketertinggalan.

BENTUK ACARA

Dalam kegitan Diskusi Terbuka ini akan diisi dengan pemaparan materi dari narasumber
terkait sudut pandang dari isu yang diangkat. Kemudian dari para peserta akan memberikan
pandangannya terkait permasalahan yang diangkat agar terjadi komunikasi dua arah antara
pembicara dan peserta.

PESERTA

Dalam kegiatan Diskusi Terbuka ini, peserta yang diambil terdiri dari perwakilan dari
kampus yang tergabung di Aliansi BEM Se-Bali dewata dwipa

TUJUAN ACARA

Adapun tujuan dari kegiatan Diskusi Terbuka ini antara lain;


1. Meningkatkan pengetahuan tentang permasalahan - permasalahan yang
berkembang dimasyarakat.
2. Menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang posisi mahasiswa di dalam
masyarakat marginal ditengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Mencari jalan keluar terkait kebingungan yang terjadi sekarang, dan pada nantinya
akan dipumpahkan dalam bentuk kajian
4. Melakukan pengawalan terkait kepemimpinan di Bali selama 2 tahu kebelakang
dan menjadikan evaluasi untuk tiga tahun sisa jabatan.

Sehingga diharapkan dapat menghidupkan kembali identitas mahasiswa yang dikenal


memiliki pemikiran kritis dan kepedulian mahasiswa terhadap kebijakan dari pemerintah
yang cenderung memberatkan masyarakat.

WAKTU DAN TEMPAT

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan:


Hari, Tanggal : Jumat, 6 November 2020
Waktu : 16:00 WITA – Selesai
Tempat : Google Meet (online)
PENUTUP
Penyusunan Term of Refrence ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara
umum mengenai konsep kegiatan Diskusi terbuka Aliansi BEM Se-Bali Dewata Dwipa
dengan tema Meratapi Pendidikan Bali”, diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat
memacu mahasiswa untuk sadar terhadap peran mahasiswa yang kritis dan peduli dengan
kepentingan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai