Anda di halaman 1dari 2

MENGENANG PERISTIWA G30S/PKI

STIGMA TURUNAN ANAK MANTAN TAPOL 65

Hari ini 55 tahun silam,


peristiwa 30 September 1965
terus diingat sebagai salah satu
noda hitam dalam perjalanan
bangsa Indonesia. Banyak
rentetan peristiwa yang meliputi
tragedi yang menimbulkan
pergolakan politik besar
tersebut. 

Pipit Ambarmirah adalah


anak dari pasangan Deborah 'Oni' Ponirah dan Leo Mulyono, yang pada tahun 1965
ditahan dalam penjara tanpa pernah mendapat pengadilan karena dituding terlibat
PKI.

Oni ditangkap
karena menyanyikan lagu
Genjer-Genjer, yang
sedianya akan dia
pentaskan dalam sebuah
pentas seni. Sejak itu dia
mengalami banyak
kejadian, mulai dari
pelecehan saat interogasi
hingga akhirnya dia
harus berpindah - pindah
rumah tahanan sampai
dibebaskan pada tahun
1979.

Setelah bebas, ia membangun keluarga dengan Leo, mantan tapol Pulau


Buru. Namun, keluarga mereka hidup dalam stigma. Pipit baru mengetahui bahwa
ayah-ibunya adalah eks tahanan politik 1965 saat berusia 17 tahun.Sebelumnya,
kenyataan itu menjadi rahasia yang disembunyikan rapat-rapat oleh kedua orang
tuanya selama belasan tahun.
Sejak itu Pipit pun dihantui stigma sebagai 'anak PKI'. Kini dia
mengkhawatirkan nasib kedua anaknya yang bisa saja mendapatkan 'dosa turunan'.
"Saya akan melihat perkembangan anak-anak dan akan saya ceritakan [kisah
sebenarnya], karena mau tidak mau mereka mendapatkan 'dosa turunan'. Sehingga
mereka siap menerima situasi ini di masa mendatang," kata Pipit. Pipit juga
berupaya menghapus stigma buruk yang menghantui keluarganya.
Dia bergabung dengan organisasi Syarikat Indonesia dan mendampingi para
perempuan penyintas tragedi 1965 di Yogyakarta yang berkumpul dalam sebuah
organisasi bernama Kiprah Perempuan (Kipper)
Dia berharap pemerintah memberikan ruang-ruang diskusi yang aman bagi
penyintas untuk bercerita. "Karena dengan ruang diskusi yang makin terbuka, itu
juga akan mengubah pandangan banyak orang, Biar mereka tahu ada sejarah 65
yang lain, yang benar-benar terjadi dan dialami, dan memang belum ada
penyelesaiannya," ujar Pipit.

Anda mungkin juga menyukai