Anda di halaman 1dari 3

1.

Kapan terjadinya peningkatan hormon estrogen dan hormon progesteron pada


wanita hamil dan non hamil . Jelaskan?

Pada awal masa pubertas, kadar hormone luteinizing hormone (LH) dan follicle-
stimulating hormone (FSH) akan meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon
seksual. Pada remaja putri, peningkatan kadar hormon tersebut menyebabkan pematangan
payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta dimulainya siklus menstruasi. Di samping itu
juga timbulnya ciri-ciri seksual sekunder, misalnya tumbuh rambut kemaluan dan rambut
ketiak. Usia pubertas dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan gizi, juga faktor sosial- ekonomi
dan keturunan. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang
perempuan, yang dimulai dari menarche (menstruasi pertama) sampai terjadinya menopause.

Regulasi Hormonal Pada Siklus Reproduksi Wanita :Gonadotropin-releasing hormone


(GnRH) disekresi oleh hipotalamus dan berfungsi mengkontrol siklus ovari dan uterus.
GnRH menstimulasi pelepasan follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone
(LH) dari pituitari anterior. Pertumbuhan folikel diinisiasi oleh FSH manakala perkembangan
lanjut folikel distimulasi oleh LH. Kedua-dua hormone FSH dan LH menstimulasi folikel
ovari untuk mensekresi estrogen. Androgen dihasilkan dari sel theca pada folikel yang
berkembang, distimulasi oleh LH. Di bawah pengaruh FSH, androgen digunakan oleh sel
granulosa pada folikel dan dikonversikan menjadi estrogen. Dipertengahan siklus, terjadi
ovulasi yang dipicu oleh LH dan seterusnya menyebabkan adanya pembentukan korpus
luteum. LH menstimulasi korpus luteum untuk mensekresi estrogen, progesteron, relaksin
dan inhibin. Estrogen yang disekresi oleh folikel ovari mempunyai beberapa peran penting
yaitu memicu dan mempertahankan perkembangan struktur reproduktif wanita, karakteristik
seks sekunder dan payudara. Karakteristik seks sekunder termasuklah distribusi tisu adiposa
pada payudara, abdomen, mons pubis dan pinggul, kenyaringan suara, pelebaran pinggul dan
pertumbuhan rambut di kepala dan tubuh. Estrogen juga meningkatkan anabolisme protein.
Selain itu juga, estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Ini dapat dilihat
pada wanita yang berusia di bawah 50 tahun adalah kurang berisiko mendapat penyakit arteri
koroner dibandingkan dengan laki-laki yang sama usia. Kadar estrogen yang moderat juga
dapat menginhibisi pelepasan GnRH dari hipotalamus dan sekresi LH dan FSH dari pituitari
anterior. Progesteron disekresi terutama dari sel-sel di korpus luteum. Pada progesteron dan
esterogen membantu persediaan dan pertahanan untuk endometrium dalam implantasi ovum
yang telah disenyawakan. Persediaan kelenjar mamae untuk mensekresi air susu juga dibantu
oleh kedua hormon ini. Kadar progesteron yang tinggi juga akan menginhibisi sekresi GnRH
dan LH. Pada Korpus luteum menghasilkan relaksin dalam jumlah yang sedikit saat setiap
siklus bulanan. Relaksin akan menginhibisi kontraksi miometrium dan menghasilkan efek
relaksasi pada uterus. Inhibin pula disekresi oleh sel granulosa dari folikel yang berkembang
selepas ovulasi.Inhibin menginhibisi sekresi FSH dan LH.

Dalam kehidupan wanita, siklus hormonal merupakan sesuatu yang sangat penting dan
menentukan dalam reproduksi wanita. Siklus ini akan melibatkan siklus ovarium
(pertumbuhan folikel, ovarium dan pembentukan korpus luteum). Pada siklus hipotalamus-
hipofisis : menjelang akhir menstruasi yang normal, kadar progesteron dan estrogen darah
menurun. Dengan rendahnya kadar hormon ovarium dalam darah ini akan memacu
hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin-releasing hormon. GnRH bekerja sebaliknya
yaitu menstimulasi sekresi hipofisis anterior FSH. Pengaruh hormon FSH ini, dapat
menstimulasi perkembangan folikel de Graff ovarium dan produksi estrogennya. Dengan
menurunnya kadar estrogen menyebabkan GnRH hipotalamus memacu hipofise anterior
mengeluarkan hormon LH. Pada hari ke 12 terjadi lonjakan LH yang mencolok dan kadar
estrogen berada di bawah puncak, sehingga dalam waktu 24 sampai 36 jam mengawali
ekspulsi ovum dari folikel de Graff. LH mencapai puncak pada sekitar hari ke 13 atau ke 14
pada siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada waktu itu,
kadar progesteron dan estrogen menurun, terjadi menstruasi dan hipotalamus sekali lagi
distimulasi untuk menyekresi GnRH. Proses ini disebut siklus hipotalamus-hipofisis.

Pada saat terjadinya konsepsi: konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara sperma dan
sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang
meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi, penggabungan gamet dan
implantasi embrio didalam uterus. Pada trimester 2 hormon estrogen dan progesteron terus
meningkat dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat
genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan
bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang
berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan
timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama
periode pasca partum. Selama kehamilan terjadi peningkatan hormon progesterone dan
esterogen. Pada trimester ke-3 kehamilan, peningkatan kedua hormon bisa mencapai 10-30
kali. Hal ini menyebabkan perubahan permeabilitas vaskuler, memicu timbulnya edema pada
gingiva dan berpotensi menginduki terjadinya iritasi lokal pada jaringan gingiva. Gingiva
tampak merah, mengkilat, lunak dan sering terjadi perdarahan spontan. Reduksi spontan
terjadi setelah selesai masa kehamilan dan setelah iritasi lokal dihilangkan.

2. Jelaskan tentang reseptor estrogen dan progesteron di ginggiva ?

Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan meliputi peningkatan konsentrasi


hormon seks yaitu estrogen dan progesteron. Progesteron merupakan hormon seks kehamilan
yang utama. Kadarnya meningkat sampai bulan kedelapan kehamilan dan menjadi normal
kembali setelah melahirkan. Kadar estrogen meningkat secara lambat sampai akhir
kehamilan. Pada awal kehamilan, estrogen dan progesteron diproduksi oleh korpus luteum.
Kemudian terjadi pergantian fungsi korpus luteum kepada plasenta, yang terjadi pada minggu
keenam sampai minggu kedelapan kehamilan, dimana plasenta berperan sebagai organ
endokrin yang baru. Pada akhir trimester ketiga, progesteron dan estrogen mencapai level
puncaknya yaitu 100 ng/ml dan 6 ng/ml, yang merupakan 10 dan 30 kali lebih tinggi dari
konsentrasinya pada saat menstruasi. Estrogen yang disekresi oleh ovarium dan plasenta
berperan penting dalam perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder dan
pertumbuhan uterus. Sedangkan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum dan plasenta,
bertanggung jawab dalam membangun lapisan uterus pada pertengahan masa menstruasi dan
selama masa kehamilan berlangsung. Peningkatan konsentrasi hormon seks yang dimulai
pada saat fertilisasi, terus berlanjut sampai implantasi embrio terjadi dan terus dipertahankan
sampai masa kelahiran. Estrogen dan progesteron memiliki aksi biologi penting yang dapat
mempengaruhi sistem organ lain termasuk rongga mulut. Reseptor bagi estrogen dan
progesteron dapat ditemukan pada jaringan periodontal. Akibatnya, ketidakseimbangan
sistem endokrin dapat menjadi penyebab penting dalam patogenesis penyakit periodontal.
Penelitian yang dilakukan oleh Mascarenhas P dkk telah menunjukkan bahwa perubahan
kondisi periodontal dapat dihubungkan dengan perubahan kadar hormon seks. Peningkatan
hormon seks steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota subgingiva, sel
spesifik periodontal dan sistem imun lokal selama kehamilan. Beberapa perubahan klinis dan
mikrobiologis pada jaringan periodontal selama kehamilan adalah sebagai berikut :
Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan kedalaman saku periodontal,
peningkatan kerentanan bagi terjadinya infeksi, penurunan kemotaksis neutrofil dan
penekanan produksi antibodi, peningkatan sejumlah patogen periodontal (khususnya
Porphyromonas gingivalis), peningkatan sintesis PGE2.

Anda mungkin juga menyukai