Anda di halaman 1dari 3

PERMASALAHAN KOMUNITAS

A. KRONOLOGIS PENGGUSURAN

 27 November 2014 : Pelaksanaan pematokan lokasi berdasarkan rencana kota atau


traice oleh Sudin Tata Ruang, Camat Cengkareng, Lurah Kedaung Kali Angke dan
Lurah Kapuk Kota Administrasi Jakarta Barat.
 1 Desember 2014 : Pelaksanaan inventarisasi warga (penduduk atau penghuni) oleh
Camat Cengkareng, Lurah Kapuk dan Lurah Kedaung Kali Angke.
 3 Desember 2014 : Pelaksanaan sosialisasi kepada warga di Kelurahan Kedaung Kali
Angke dan Kelurahan Kapuk.
 4 Desember 2014 : Penyampaian Surat Peringatan I (SP I).
 9 Desember 2014 : Penyampaian Surat Peringatan II (SP II).
 12 Desember 2014 : Penyampaian Surat Peringatan III ( SP III).
 15 Desember 2014 : Penyampaian Surat Perintah Bongkar (SPB).
 16 Desember 2014 : Rapat Teknis terakhir oleh pejabat terkait.
 17 Desember 2014 : Pelaksanaan Penertiban.

B. PERMASALAHAN STRUKTURAL
1. MASALAH SOSIAL

Peristiwa penggusuran yang terjadi di Kali Apuran tersebut menimbulkan


permasalahan sosial bagi warga Kali Apuran yang menjadi korban penggusuran,
yaitu:

a. Adanya kecemburuan sosial yang terjadi antara warga yang direlokasi ke


RUSUNAWA Pesakih dan warga yang tidak memperoleh relokasi rumah
susun.
b. Adanya konflik sosial yang terjadi diantara warga Kelurahan Kedaung Kali
Angke dan warga Kelurahan Kapuk. Konflik ini terjadi akibat adanya
perbedaan misi yaitu antara warga yang ingin memperjuangkan hak-haknya
dan warga yang pasif. Konflik antar warga ini terjadi akibat perbedaan misi
antara tokoh-tokoh masyarakat itu sendiri yang berpotensi
memecahbelahkan kerukunan antar warga yang telah terbina puluhan tahun
lamanya.
c. Peristiwa penggusuran mengakibatkan kesehatan warga secara psikis
menjadi buruk yaitu warga mengalami stres karena menghadapi
permasalahan tersebut.
d. Adanya perbedaan harapan antara warga yaitu sebagian warga berharap
diberikan ganti kerugian yang sesuai atas bangunan yang mereka miliki
namun sebagian lagi hanya berharap dapat direlokasi ke rumah susun.

2. MASALAH EKONOMI
Peristiwa penggusuran yang terjadi di Kali Apuran tersebut menimbulkan
permasalahan ekonomi bagi warga Kali Apuran yang menjadi korban
penggusuran, yaitu dengan adanya peristiwa tersebut warga yang sebelumnya
adalah sebagian memiliki mata pencaharian di lokasi penggusuran menjadi
kehilangan mata pencahariannya seperti berdagang, sehingga warga tersebut
menjadi pengangguran sampai saat ini dan sebagian warga yang bekerja sebagai
buruh merasa kesulitan karena direlokasi ke RUSUNAWA Pesakih yang dinilai
sangat jauh dengan lokasi tempat bekerja. Dengan direlokasinya sebagian warga
yang pindah ke rumah susun tersebut semakin membuat pengeluaran bertambah
banyak seperti ongkos anak-anak warga yang ke sekolah (pulang dan pergi) dan
ongkos warga (buruh) menuju lokasi pekerjaan (pulang dan pergi). Hal-hal
tersebut menimbulkan kesulitan ekonomi yang dialami oleh warga.

3. MASALAH HAK
Peristiwa penggusuran yang terjadi di Kali Apuran tersebut menimbulkan
permasalahan hak bagi warga Kali Apuran yang menjadi korban penggusuran,
yaitu:
a. Tidak terpenuhinya hak warga Kali Apuran untuk mendapatkan program
pelatihan untuk mencapai perkembangan ekonomi, sosial dan budaya yang
mantap setelah adanya peristiwa penggusuran tersebut.
b. Tidak terpenuhinya hak warga Kali Apuran atas standar hidup yang layak
termasuk pangan, sandang, pakaian dan perumahan.
c. Tidak terpenuhinya hak warga Kali Apuran untuk menikmati standar
kesehatan fisik dan mental yang tinggi.
d. Tidak terpenuhinya hak warga Kali Apuran untuk berperan serta dalam
kehidupan budaya setelah adanya peristiwa penggusuran.

4. MASALAH BUDAYA
Peristiwa penggusuran yang terjadi di Kali Apuran tersebut menimbulkan
permasalahan budaya bagi warga Kali Apuran yang menjadi korban penggusuran,
yaitu kegiatan dalam perkumpulan keorganisasian suatu RT atau RW yang
dibentuk oleh warga seperti musyawarah, gotong royong, yasinan, karang taruna,
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dan lain-lain menjadi terhambat
pelaksanaannya.

5. MASALAH POLITIK
Peristiwa penggusuran yang terjadi di Kali Apuran tersebut menimbulkan
permasalahan budaya bagi warga Kali Apuran yang menjadi korban penggusuran,
yaitu:
a. Adanya perpecahan dalam hubungan warga menjadikan warga tidak secara
bersama-sama dalam membuat keputusan sehingga keputusan hanya dibuat
oleh segelintir orang yaitu para pengurus.
b. Kurangnya partisipasi warga dalam memberikan aspirasi dan menentukan
keputusan.
c. Pejabat terkait seperti Camat, Lurah dan RW dinilai tidak mampu
mengakomodir kepentingan warga terkait pemenuhan hak.
d. Tidak adanya musyawarah atau sosialisasi yang memadai yang difasilitasi
oleh pejabat terkait bagi warga sehingga terjadi perbedaan pendapat
mengenai apa yang dimaksud pejabat tentang rencana kegiatan normalisasi
kali.

Anda mungkin juga menyukai