KAJIAN PUSTAKA
Kata media berasal dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara,
pengantar”. Dengan kata lain, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim pesan kepada penerima pesan. Menurut Atwi Suparman (dalam Sutikno,
S 2013 : 106) media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Association for Education and
(dalam Ashyar, 2012 : 7) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat yang digunakan untuk
belajar tidak semuanya menyangkut hal-hal yang konkrit dalam konsep maupun
19
20
yang bersifat kompleks maya dan berada dibalik realitas. Oleh karenanya, media
turut andil dalam menjelaskan hal-hal yang abstrak kepada para siswa. Dalam hal
ini media berperan sebagai alat bantu mengajar dan sebagai sumber belajar.
sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Menurut
Gerlach & Ely (dalam Ashyar, 2012 : 7) media pembelajaran memiliki cakupan
yang sangat luas, termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu
Dalam proses pembelajaran, media tidak sekedar menjadi alat bantu dalam
pembelajaran
pembelajaran
untuk mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, untuk mengatasi sikap
pasif siswa serta untuk memberikan rangsangan yang sama, memberi pengalaman
Ashyar (2012 : 44) ditinjau dari jenisnya media dibagi menjadi empat kelompok
yakni :
modul, jurnal, peta, gambar, poster, model dan prototipe seperti globe
didik.
b. Media visual terbagi menjadi media visual dua dimensi dan media
transparansi
a. Menentukan jenis media dengan tepat yang sesuai dengan tujuan dan
materi pembelajaran.
Hal yang sama juga menurut Gerlack dan Ely (dalam Ashyar, 2012 : 82)
Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Sutikno, 2013 : 112) mengemukakan rumusan
a. Komponen tujuan, yaitu tujuan apa yang akan dicapai dalam kegiatan
atau psikomotorik.
pembelajaran pada saat ini. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa,
pemadatan informasi.
Dalam hal pemilihan media pembelajaran, ada dua pendekatan yang dapat
dilakukan, yaitu :
a. Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dibeli
langsung dengan sumber informasi baik secara online maupun offline. Berbagai
sebagai media. Salah satu jenis produk aplikasi komputer sebagai langkah inovatif
learning dan m-learning. Dalam hal ini peranan komputer sebagai media
media berbasis teknologi mutakhir. Salah satu media pembelajaran interaktif yang
Flash telah menjadi primadona para designer web sebagai sarana untuk
melihatnya”, agar menghasilkan animasi yang menarik yang sesuai dengan tujuan
baik (Astuti, 2006: 111). Program ini dapat menampilkan informasi yang berupa
tulisan, gambar, animasi, sehingga siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran matematika.
tahap utama, yaitu define, design, develop, dan disseminate. Menurut Trianto
utama dalam penelitian tidak hanya menurut versi asli namun disesuaikan dengan
syarat pembelajaran. Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu
analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan
ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah
yang dikembangkan.
atau sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa
siswa, antara lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2)
29
hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan yang
yang akan dikembangkan. Analisis konsep merupakan satu langkah penting untuk
dilakukan adalah (1) analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan
Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) Pembuatan story
board, (2) Penataan materi dalam media pembelajaran yang meliputi tata letak
Penyusunan materi dan pembuatan LAS yang mengacu pada model pembelajaran
macromedia flash.
pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli
(expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan
(developmental testing).
ahli/praktisi dan data hasil ujicoba. Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah
sebagai berikut:
isi. Berdasarkan masukan dari para ahli, media pembelajaran di revisi untuk
membuatnya lebih tepat, efektif, mudah digunakan, dan memiliki kualitas teknik
yang tinggi.
respon, reaksi, komentar siswa, dan para pengamat terhadap media pembelajaran
yang telah disusun. Menurut Thiagarajan, dkk (1974) ujicoba, revisi dan ujicoba
kembali terus dilakukan hingga diperoleh media pembelajaran yang konsisten dan
efektif.
diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Produsen dan
distributor harus selektif dan bekerja sama untuk mengemas media dalam bentuk
yang tepat. Menurut Thiagarajan dkk, (1974: 9), “the terminal stages of final
packaging, diffusion, and adoption are most important although most frequently
overlooked.”
terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan untuk
akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para pengguna produk. Untuk
32
mind.
4. Impact. The information should evoke the desire response from intended
audience.
time.
available resources
designer, pilot dan insinyur). Untuk itu konsep dari kemampuan spasial
kemampuan untuk menangkap dunia ruang secara tepat atau dengan kata
dan ruang.
sesuatu
sejenisnya
atau uraian.
rumit yang melibatkan manipulasi serta rotasi mental. Dengan kata lain,
kemampuan spasial terdiri atas tiga tipe yaitu spatial visualization (SV),
untuk memahami gerakan dalam pikiran di dalam ruang tiga dimensi atau
bayangan visual.
objek dalam ruang), kerangka acuan (tanda yang dipakai sebagai patokan
akurat.
orientasi dari Guiford dan Zimm Suherman (dalam Tambunan, 2006 : 29)
tes verbal dan penalaran. Demikiran pula studi yang dilakukan oleh
mendahuluinya.
a. Spatial Visualization
dalam ruang khayal 3-D dan membuat representasi dari objek dari sudut
penggabungan dari stimulus yang terdiri dari lebih dari satu bagian atau
balik, atau merubah susunan dari objek 3-D). Secara umum, karakteristik
kemampuan spasial adalah dalam hal memahami suatu objek harus melalui
kata lain, setiap hal tentang kemampuan spasial hanya dapat ditanggapi
b. Spatial Perception
mental spatial perception adalah statis artinya hubungan antara subjek dan
berubah.
39
sebelumnya.
c. Spatial Relation
dan akurat dalam transformasi mental atau proses rotasi untuk penilaian
atau lebih objek dalam hubungannya dengan dirinya atau hubungan satu
d. Spatial Orientation
yang diberikan.
e. Mental Rotation
bangun ruang secara tepat dan cepat. Dengan kata lain, mental rotation
41
f. Disembedding
“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama
penting, yaitu :
42
hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.
atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana
hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya
potential to direct behaviour that is built into the system that control
43
itu adalah suatu potensi dari diri seseorang yang ada untuk mengatur
seseorang.
mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan
lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak
tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya
yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar
Hal kecil seperti itu, secara tidak langsung akan memberikan motivasi bagi
diri siswa itu sendiri untuk lebih giat dan tekun lagi dalam belajar,
yang menjengkelkan bagi sebagian orang, untuk itu adanya motivasi dari
dalam maupun dari luar diri siswa itu sendiri mampu meningkatkan
yang baik. Karena hal itulah para ahli psikologi pendidikan mulai
baik apabila tujuan yang diinginkan juga tidak baik. Sebagai contoh, kalau
motif yang timbul untuk suatu perbuatan belajar itu karena rasa takut akan
hukuman, maka faktor-faktor yang kurang enak itu dilibatkan dalam suatu
efektif dan hasilnya akan tidak lama bertahan jika dibandingkan dengan
motif yang baik, atau mungkin karena rasa takut, jelas akan menghasilkan
hasil belajar yang semu, tidak otentik dan tidak tahan lama.
siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap
suatu kebutuhan. Kebutuhan ini timbul karena adanya keadaan yang tidak
a. Teori Insting
b. Teori Fisiologis
Menurut teori ini, semua tindakan manusia itu berakar pada usaha
kepentingan fisik.
c. Teori Psikoanalitik
Sardiman (2011 : 83) motivasi yang ada pada diri setiap manusia itu
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
a. Motif-motif Bawaan
sebelumnya.
b. Motif-motif darurat
c. Motif-motif objektif
a. Motivasi Intrinsik
b. Motivasi Ekstrinsik
a) Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri
atas :
bertindak.
b) Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri
atas :
1. Jenis dan sifat pekerjaan. Dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
tertentu.
Sedangkan faktor sosial meliputi keluarga (pola asuh), guru dan cara
belajar menurut Van Hiele. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada
berikut :
suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam
geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh Van Hiele yang
Menurut Van Hiele ada tiga unsur dalam pengajaran matematika yaitu
pengenalan, anak belum dapat kita ajukan pertanyaan seperti “apakah ada
maka soswa tidak akan bisa menjawabnya. Guru harus memahami betul
2) Tahap Analisis
bangun geometri, tidak demikian pada tahap analisis. Pada tahap ini, anak
sudah dapat memahami sifat-sifat dari bangun geometri. Anak pada tahap
53
3) Tahap Pengurutan
beserta sifat-sifatnya, maka pada tahap ini anak sudah mampu mengetahui
geometri lainnya. Anak yang berada pada tahap ini sudah memahami
4) Tahap Deduksi
Anak pada tahap ini telah mengerti pentingnya peranan unsur-unsur yang
atau masalah dan teorema. Anak pada tahap ini belum mengetahui
5) Tahap Keakuratan
geometri adalah tahap keakuratan. Pada tahap ini anak sudah memahami
suatu pembuktian. Anak pada tahap ini sudah memahami mengapa sesuatu
itu dijadikan postulat atau dalil. Dalam matematika kita tahu bahwa
1) Fase 1 : Informasi
Pada awal fase ini, guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan
pengetahuan awal yang dipunyai siswa mengenai topik yang dibahas dan
berpikir ini. Jadi, alat ataupun bahan dirancang menjadi tugas pendek
3) Fase 3 : Penjelasan
itu untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat,
sampai sistem hubungan pada tahap berpikir ini mulai tampak nyata.
menjadi jelas.
5) Fase 5 : Integrasi
survei secara global terhadap apa-apa yang telah dipelajari siswa. Hal ini
penting tetapi kesimpulan ini tidak menunjukkan sesuatu yang baru. Pada
akhir fase kelima ini, siswa mencapai tahap berpikir yang baru. Siswa siap
2) Bila dua orang yang mempunyai tahap berpikir yang berlainan satu
tersebut tidak akan mengerti. Menurut Van Hiele, seorang anak yang
berada pada tingkat yang lebih rendah tidak akan mungkin dapat
mengerti atau memahami materi yang berada pada tingkat yang lebih
tinggi dari anak tersebut. Kalaupun dipaksakan makan anak tidak akan
sebelumnya.
57
balok, karena anak tersebut tahap berpikirnya masih berada pada tahap
analisis ke awah.
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari pada siswa yang belajar tanpa
menggunakan media.
pembelajaran berupa perangkat lunak macromedia flash 8 lebih baik dari pada
konvensional.
pembelajaran mandiri.
59
hasil belajar siswa dengan menggunakan media termasuk dalam kategori tinggi
dan menjelaskan rumusan masalah yang diuraikan. Untuk itu, disusun konsep
terlebih dahulu dibuat analisis siswa berupa karakteristik siswa serta kebutuhan
siswa akan media pembelajaran, apakah media pembelajaran diperlukan atau tidak
oleh siswa.
menghasilkan media yang berkualitas karena media yang dihasilkan akan lebih
desain pembelajaran dan desain media, kemudian divalidasikan kepada para ahli
media dan ahli materi pembelajaran. Hasil validasi dari para ahli dianalisis
layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran materi kubus dan balok.
Dari uraian di atas, maka patut diduga bahwa kualitas media pembelajaran
menarik, kegrafikan dan kebahasaan yang baik dengan validitas tinggi sesuai
61
dengan hasil pengujian kualitas melalui ujicoba terhadap para ahli dan ujicoba
lapangan.
dilihat melalui angket uji kepraktisan media pembelajaran yang diisi oleh siswa
berlangsung.
diharapkan tidak lepas dari tingkat keterlibatan siswa. Keterlibatan siswa tersebut
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Hal ini akan menentukan respon
dengan melihat tingkat ketuntasan belajar siswa melalui tes yang diberikan di
akhir pembelajaran dan angket motivasi belajar siswa kemudian dengan melihat
respon positif siswa terhadap media yang dikembangkan serta penggunaan waktu
dengan macromedia flash dapat memenuhi kriteria respon siswa terhadap media
pembelajaran minimal baik, kemampuan spasial siswa tuntas secara klasikal dan
yang ideal.
Dalam kegiatan belajar dan mengajar matematika, guru dan siswa harus
sama-sama aktif agar terciptanya suatu pembelajaran yang efektif yang dapat
63
dengan metode dan model yang sama hampir di setiap pokok bahasan pelajaran
padahal pada tahap awal pembelajaran, guru harus memberikan contoh nyata pada
siswa. Tanpa bantuan alat atau media pembelajaran, guru akan sulit memberikan
gambaran pada siswa mengenai bagun ruang tersebut. Sehingga akan tercipta
suasana belajar yang kurang efektif, dimana siswa akan pasif dalam kegiatan
menjelaskan suatu materi kepada siswa. Jika guru dibantu dengan media
terutama materi geometri, tentu siswa juga akan lebih mudah memahaminya.
berarti mengajarkan sesuatu yang abstrak kepada siswa. Dan untuk membantu
siswa memahami sesuatu yang abstrak tersebut, maka perlu alat bantu atau media
dan dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, guru dapat membuat inovasi baru
dalam proses pembelajaran. Inovasi tersebut diantaranya adalah mencari tahu apa
saja yang bisa membuat siswa menjadi tertarik terhadap pelajaran matematika.
dianggap mampu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa tidak hanya
Hal tersebut tentu saja akan bisa meningkatkan kemauan atau motivasi siswa