Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbedaan Dengan Jurnal Referensi


Dalam tugas akhir ini penulis mengacu pada beberapa jurnal referensi
kemudian dilakukan pembaruan atau dikembangkan. Tugas akhir ini memiliki
perbedaan pada pembahasan analisa rele REF serta perhitungan setting rele
REF.

Tabel 2.1 Perbedaan jurnal referensi dengan perangcangan

No Judul Jurnal Pembanding Perbedaan Dengan Jurnal


Pembanding

1 Analisis Setting Pengaman Perbedaan terletak pada


Transformator Daya Di Gardu penyebab kerja rele REF
Induk Nusa Dua Jika Terjadi
Gangguan Hubung Singkat Satu
Fasa Ketanah

2 Studi Koordinsi Kerja Rele Perbedaan terletak pada analisa


Differensial Dan Rele REF Setelah kordinasi kerja rele
Uprating Pada Transformator 2
Di GI Kapal

3 Kordinasi Sistem Proteksi Trafo Perbedaan terletak pada analisa


30 MVA Di Gardu Induk 150 kV kordinasi kerja rele
Krapyak

5
http://digilib.mercubuana.ac.id
6

Perbedaan tugas akhir ini dengan tiga jurnal referensi yang diambil yaitu
masalah yang terjadi di gardu induk sehingga harus menghitung setting rele
REF untuk mengetahui penyebab kesalahan kordinasi kerja rele REF. Dan juga
dilakukan pembahasan mengenai skema kordinasi kerja rele REF.

2.2 Diagram Venn Penelitian

Gambar 2.1 Diagram venn penelitian

Dalam tugas akhir ini penulis membuat rancangan yang mengacu pada tiga
jurnal referensi. Acuan pada jurnal pertama yaitu perhitungan setting rele REF.
Acuan pada jurnal kedua yaitu perhitungan arus gangguan satu fasa ketanah. Dan
acuan pada jurnal ketiga yaitu skema kerja rele Transformator.

http://digilib.mercubuana.ac.id
7

2.3 Pengertian Transformator


Menurut ANSI (American National Standards Institute) atau IEEE
(Institute of Electrical and Electronics Engineering) transformator adalah sebuah
perangkat listrik statis yang tidak melibatkan bagian yang terus bergerak, digunakan
dalam sistem tenaga listrik untuk mentransfer daya antar sirkuit melalui
penggunaan elektromagnetik induksi. Transformator memiliki nilai atau rating
yang berbeda-beda tergantung dengan kapasitas beban. Transformator
menggunakan prinsip hukum induksi faraday dan hukum lorentz dalam
menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti
besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet. Dan apabila magnet tersebut
dikelilingi oleh belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda
potensial.
Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan daya/ tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.

Gambar 2.2 Prinsip Hukum Elektromagnetik

(PT PLN (Persero). Kepdir 0520-2.K/DIR/2014

Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan flux magnet


yang mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan, flux magnet
tersebut menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan

http://digilib.mercubuana.ac.id
8

terdapat beda potensial/ tegangan induksi (Gambar 2.2). (PT PLN (Persero).
Kepdir0520-2.K/DIR/2014)

2.4 Proteksi Transformator


Rele proteksi transformator merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mendeteksi ganguan atau kondisi ketidaknormalan pada transformator, dalam
rangka membebaskan atau mengisolasi daerah yang terjadi gangguan. Rele
proteksi harus memiliki beberapa syarat utama yaitu:
 Sensitif : rele proteksi harus mampu mendeteksi sekecil apapun
ketidaknormalan pada transformator
 Selektif : rele proteksi harus mampu menentukan daerah kerjanya
dan atau fasa yang terganggu secara cepat.
 Andal : rele proteksi harus bekerja secara benar sesuai fungsi dan
filosofi kerjanya.
 Cepat : rele proteksi harus bekerja secara cepat untuk membatasi
daerah gangguan agar gangguan tidak meluas.

2.5 Rele Gangguan Tanah Terbatas (Restricted Earth Fault)


Berfungsi untuk mengamankan transformator dari gangguan satu fasa ke
tanah di dekat titik netral transformator. Filosofi kerja rele REF adalah melindungi
bagian transformator yang tidak terlindungi oleh rele differensial. Rele ini
dipasang di transformator dengan desain vector group YNyn yang ditanahkan.
Daerah pengamanan REF ini adalah daerah yang tidak terdeteksi oleh rele
diferensial. Sehingga sensitifitas dari rele ini menjadi titik utama dari
penyetingannya. Dan besar arus gangguan fasa ke tanah tergantung dari besar nilai
tahanan yang dipasang pada pentanahan titik netral.

http://digilib.mercubuana.ac.id
9

Gambar 2.3 Skema Rele REF


(Karyono, dkk. 2013)

Prinsip kerja rele REF sama dengan dengan rele differensial, yaitu
membandingkan besarnya arus sekunder kedua trafo arus yang digunakan, akan
tetapi batasan daerah kerjanya hanya antara CT fasa dengan CT titik netralnya.

Pada waktu keadaan normal atau gangguan di luar daerah pengaman, maka
ke dua arus sekunder tersebut di atas besarnya sama, sehingga tidak ada arus yang
mengalir pada rele, akibatnya rele tidak bekerja. Pada waktu terjadi gangguan di
daerah pengamanannya, maka kedua arus sekunder trafo arus besarnya tidak sama
oleh karena itu, akan ada arus yang mengalir pada rele, selanjutnya rele bekerja.

Fungsi dari rele REF adalah untuk mengamankan transformator bila terjadi
gangguan satu satu fasa ke tanah di dekat titik netral transformator yang tidak
dirasakan oleh rele differensial.

REF terdiri atas 2 jenis, yaitu :

1) REF High Impedance (Impedansi Tinggi)


Rele REF jenis impedansi tinggi menggunakan stabilising resistor yang
dipasang seri dengan rele REF arusnya.
Setting rele REF High Impedance adalah sebagai berikut :

- Setting Tegangan
Tegangan fasa
𝐼
𝑓1∅20
𝑉∅ = 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (𝑅𝐶𝑇∅ + 2𝑅𝐿 + 𝑅𝑅 ) ..................................................... 2.1
𝐶𝑇∅

Tegangan fasa

http://digilib.mercubuana.ac.id
10

𝐼
𝑓1∅20
𝑉𝑁 = 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (𝑅𝐶𝑇𝑁 + 𝑅𝐿 + 𝑅𝑅 ) ...................................................... 2.2
𝐶𝑇𝑁

Setting tegangan
𝑉𝑆 = 1.2 × 𝑉𝑚𝑎𝑥 (𝑉∅ , 𝑉𝑁 )

Keterangan:

𝑉∅ adalah tegangan fasa

𝑉𝑁 adalah tegangan netral

𝑉𝑆 adalah setting tegangan

𝑉𝑚𝑎𝑥 adalah nilai tegangan maksimal adalah nilai terbesar antara tegangan
fasa dan tegangan netral

𝑅𝐶𝑇∅ adalah resistansi CT fasa sekunder

𝑅𝐶𝑇𝑁 adalah resistansi CT netral sekunder

𝑅𝐿 adalah resistansi kabel wiring

𝑅𝑅 adalah resistansi rele

- Setting Arus
Setting Arus 20kV

𝐼𝑆 = 0,1 × 𝐼𝑛 ...................................................................................... 2.3

Arus Operasi Minimum

𝑖𝑜𝑝 = 𝐼𝑆 × 𝑛𝐼𝑚 ................................................................................... 2.4

Keterangan:

𝐼𝑆 adalah setting arus

𝐼𝑛 adalah arus nominal rele

𝑛 adalah jumlah CT

http://digilib.mercubuana.ac.id
11

𝐼𝑚 adalah arus magnetisasi pada tegangan kerja

- Sensitifitas Pengaman
𝐼𝑚𝑒𝑎𝑛 = √𝐼𝑚𝑎𝑥 × 𝐼𝑚𝑖𝑛 ................................................................. 2.5
𝐼 − 𝐼𝑚𝑒𝑎𝑛
𝑔 = 10% + [ 𝑚𝑎𝑥𝐼 ] × 100% ............................................... 2.6
𝑚𝑒𝑎𝑛

Keterangan:

𝐼𝑚𝑒𝑎𝑛 adalah arus primer pada tap pertengahan


𝐼𝑚𝑎𝑥 adalah arus primer pada tap tertinggi
𝐼𝑚𝑖𝑛 adalah arus primer pada tap terendah

- Stabilitas Resistor
𝑉𝑆 𝑉𝐴
𝑅𝑆 = 𝑖 −𝑖 2 ............................................................................... 2.7
𝑜𝑝 𝑜𝑝

𝑉𝐴 adalah arus magnetisasi pada tegangan stabil.


2) REF Low Impedance (Impedansi Rendah)
Perlindungan REF impedansi rendah dilengkapi dengan rele
perlindungan berbasis numerik atau mikroprosesor. Secara umum, pabrikan
rele menggunakan metode yang berbeda untuk memberikan perlindungan
REF. Dalam kebanyakan kasus, perlindungan REF impedansi rendah
didasarkan pada arus frekuensi dasar, setelah penyaringan menghilangkan
semua arus harmonik.
Setting relai REF impedansi rendah sebagai berikut:

- Arus Setelan
𝐼𝑅𝑒𝑓 = 𝑒𝐶𝑇𝑃𝐻 + 𝑒𝐶𝑇𝑁 + 𝑆𝐹 ...................................................... 2.8
Dimana:
𝑒𝐶𝑇𝑃𝐻 adalah kesalahan CT Fasa
𝑒𝐶𝑇𝑁 adalah kesalahan CT Netral
𝑆𝐹 adalah factor keamanan

http://digilib.mercubuana.ac.id
12

- Arus Sekunder CT Netral


𝑓 𝐼 × 1,05
𝐼𝑓𝑠𝐶𝑇𝑁 = 𝐶𝑇 ............................................................................ 2.9
𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜

Dimana:
𝐼𝑓 adalah arus gangguan maksimum
- Arus Sekunder CT Fasa
𝐼𝑓 × 0.9
𝐼𝑓𝑠𝐶𝑇𝑃 = ............................................................................ 2.10
𝐶𝑇 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜

- Arus Differensial
𝐼 − 𝐼𝑓𝑠𝐶𝑇𝑁
𝐼𝑑𝐹 = | 𝑓𝑠𝐶𝑇𝑃 𝐼 | .................................................................... 2.11
𝑛𝑟

Dimana:
𝐼𝑛𝑟 adalah arus nominal relai
- Arus Restraint
𝐼 +𝐼
𝐼𝑑𝑟 = | 𝑓𝑠𝐶𝑇𝑃 𝑓𝑠𝐶𝑇𝑁
| ..................................................................... 2.12
2×𝐼 𝑛𝑟

- Kecuraman (Slope)
𝐼𝑑𝐹
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 = × 100% ................................................................... 2.13
𝐼𝑑𝑟

Perbedaan paling penting antara perlindungan REF impedansi tinggi


klasik dan perlindungan REF impedansi rendah baru adalah impedansi
input. Perbedaan signifikan yang kedua adalah bahwa arus perlindungan
REF impedansi rendah tidak disadari oleh koneksi CT. Dengan REF
impedansi rendah, rele mengukur keempat CT yang diperlukan untuk
merealisasikan elemen. Keuntungan yang sangat penting dari perlindungan
REF impedansi rendah adalah kenyataan bahwa rasio CT untuk CT fase dan
CT netral tidak harus sama. (Karyono, dkk. 2013)

2.6 Gangguan Hubung Singkat


Analisis Gangguan Hubung Singkat dilakukan dengan berdasarkan
kesimetrisan gangguan yang terjadi. Analisis gangguan hubung singkat dapat
dilakukan pada keadaan simetris. Pada gangguan asimetris perlu dilakukan metode
komponen simetris untuk melakukan analisis hubung singkat.

http://digilib.mercubuana.ac.id
13

2.6.1 Komponen Simetris


Menurut teorema Fortescue, tiga fasor yang tak seimbang dari
sistem dapat diuraikan menjadi tiga fasa dapat diuraikan menjadi tiga sistem
fasor yang seimbang. Himpunan seimbang komponen itu adalah :

Gambar 2.4 Tiga Himpunan Fasor-Fasor Seimbang

(PT PLN (Persero). Kepdir 0520-2.K/DIR/2014)


a. Komponen urutan positif yang terdiri dari 3 fasor yang sama
besarnya, terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar
120, dan mempunyai urutan fasa yang sama dengan fasor
aslinya.
b. Komponen urutan negatif yang terdiri dari 3 fasor yang sama
besarnya, terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar
120, dan mempunyai urutan fasa yang berlawanan dengan fasor
aslinya.
c. Komponen urutan nol yang terdiri dari tiga fasor yang sama
besarnya dan dengan penggeseran fasa nol (atau sefasa) antara
fasor satu dengan yang lain.
Sebagai notasi dalam penulisan, kita gunakan simbol a, b dan c
menunjukkan masing-masing fasa dalam sistem 3 fasa. Jadi dalam hal ini
Va, Vb dan Vc atau Ia, Ib dan Ic menunjukkan tegangan-tegangan atau arus-
arus asli dari sistem. Sedangkan untuk komponen urutan positif

http://digilib.mercubuana.ac.id
14

ditambahkan indek 1, komponen urutan negatif ditambahkan indek 2 dan


untuk urutan nol ditambahkan indek 0.
Karena komponen-komponen simetris tersebut merupakan penguraian
dari fasor aslinya (atau fasor tak simetris), setiap fasor asli merupakan
penjumlahan dari komponen-komponen seimbang tersebut, sehingga
berlaku

Va= Va1+ Va2+ Va0 ................................................................................ 2.14


Vb= Vb1+ Vb2+ Vb0 ............................................................................... 2.15
Vc= Vc1+ Vc2+ Vc0 ................................................................................ 2.16

a. Komponen Simetris Fasor Tak Simetris


Ketidakseimbangan arus atau tegangan akan menimbulkan
impedansi urutan positif, urutan negatif dan urutan nol. Impedansi
urutan dapat didefinisikan sebagai suatu impedansi yang dirasakan arus
urutan bila tegangan urutannya dipasang pada peralatan atau pada
sistem tersebut. Macam impedansi urutan yaitu sebagai berikut :
 Impedansi urutan positif (𝑍1 ), adalah impedansi tiga fasa simetris
yang terukur bila dialiri oleh arus urutan positif.
 Impedansi urutan negatif (𝑍2 ), adalah impedansi tiga fasa simetris
yang terukur bila dialiri oleh arus urutan negatif.
 Impedansi urutan nol (𝑍0 ), adalah impedansi tiga fasa simetris yang
terukur bila dialiri arus urutan nol.

- Untuk menghitung besar impedansi dasar dapat menggunakan


rumus di bawah ini
𝑘𝑉𝑏2
𝑍𝑏 = ............................................................................. 2.17
𝑀𝑉𝐴𝑏

Dengan keterangan :
𝑍𝑏 = impedansi dasar (pu)
𝑘𝑉𝑏 = tegangan dasar (kV)
𝑀𝑉𝐴𝑏 = daya semu dasar (MVA)

http://digilib.mercubuana.ac.id
15

- Untuk menghitung besar arus dasar dapat menggunakan rumus di


bawah ini
𝑀𝑉𝐴𝑏 ×1000
𝐼𝑏 = .................................................................... 2.18
𝑘𝑉𝑏 × √3

Dengan keterangan :
𝐼𝑏 = arus dasar (pu)
𝑘𝑉𝑏 = tegangan dasar (kV)
𝑀𝑉𝐴𝑏 = daya semu dasar (MVA)

- Untuk mengkonversi bilangan rectangular3 yaitu Z = R+ j.𝑋 ke


dalam bentuk polar, maka rumus yang digunakan adalah :
𝑋
Z = √𝑅 2 + 𝑋 2 dengan sudut = tan-1 ................................ 2.19
𝑅

Dengan keterangan :
R = bilangan real
X = bilangan imajiner

2.6.2 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

Gangguan ini hanya terjadi pada satu fasa yang mengalami


gangguan dengan berhubungan langsung dengan tanah. Gangguan ini dapat
di gambarkan seperti gambar berikut :

http://digilib.mercubuana.ac.id
16

Gambar 2.5 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

(PT PLN (Persero). Kepdir 0520-2.K/DIR/2014)

Cara menghitung arus hubung singkat 1 fasa ke tanah dengan menggunakan


3𝐸
rumus : 𝐼𝑓 1Ø20 = x Ib20 ................................................... 2.20
𝑍1 + 𝑍2 + 𝑍0

Dimana :

E adalah tegangan gangguan (volt)

𝑍1 adalah impedansi total urutan positif (ohm)

𝑍2 adalah impedansi total urutan negatif (ohm)

𝑍3 adalah impedansi total urutan nol (ohm)

Menurut perhitungan setting koordinasi pengaman trafo dan penyulang :


Impedansi urutan positif (𝑋tp1), urutan negatif (𝑋tp2), dan urutan nol (𝑋tp0),
untuk sisi primer trafo adalah 0,5 × 𝑋t (impedansi urutan positif trafo)

http://digilib.mercubuana.ac.id
17

begitu juga dengan untuk sisi sekunder trafo 0,5 × 𝑋t (impedansi urutan
positif trafo).

Impedansi Transformator

 Impedansi urutan positif :


𝑋tp1 = 0,5 x 𝑋t .............................................................................. 2.21
𝑋ts1 = 0,5 x 𝑋t .............................................................................. 2.22
𝑋tt1 = 0,5 x 𝑋t .............................................................................. 2.23
 Impedansi urutan negatif :
𝑋tp2 = 0,5 x 𝑋t ........................................................................ 2.24

𝑋ts2 = 0,5 x 𝑋t .............................................................................. 2.25


𝑋tt2 = 0,5 x 𝑋t .............................................................................. 2.26
 Impedansi urutan nol :
𝑋tp0 = 0,5 x 𝑋t .............................................................................. 2.27
𝑋ts0 = 0,5 x 𝑋t .............................................................................. 2.28
𝑋tt0 = 0,5 x 𝑋t .............................................................................. 2.29
Dari rangkaian pengganti pada gambar 2.29 impedansi urutan positif
(𝑍1 ), urutan negatif (𝑍2 ), & urutan nol (𝑍0 ) adalah :

𝑍1 (𝑝𝑢) = 𝑍S1 + 𝑗. 𝑋tp1 + 𝑗. 𝑋ts1 ..................................................... 2.30

𝑍2 (𝑝𝑢) = 𝑍S2 + 𝑗. 𝑋tp2 + 𝑗. 𝑋ts2 ..................................................... 2.31

(𝑍s0 +𝑗.𝑋tp0 ) × 𝑗.𝑋tt0


𝑍3 (𝑝𝑢) = { (𝑍 } + 𝑗. 𝑋ts0 + 3 × 𝑍NGR ....................... 2.32
s0 +𝑗.𝑋tp0 )+ 𝑗.𝑋tt0

Keterangan:
𝑍NGR adalah nilai impedansi NGR

http://digilib.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai