Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERSALINAN

Kelompok 2

Tutor : Zuliati,M.Keb
Disusun Oleh

Dameria Tambun 11194861911002


Fitriani Rahmawati 11194861911006
Hamisa 11194861911007
Nur Atifah Istiqomah 11194861911012
Sariyani 111948619110xx
Susi Ernawati 111948619110xx
Sylvia Indahsari 11194861911019
Yulia Nurul Ginting 111948619110xx

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
SKENARIO 3
Ny. A 16 tahun, gravida 1, para 0, abortus 0, hamil aterm inpartu. Ny. A telah
mengalami His 2 kali dalam 10 menit selama 15 detik. Dari pemeriksaan denyut
jantung didapatkan 135 X/menit. Dari pemeriksaan Leopold didapatkan difundus
uteri teraba bagian besar dan lunak, teraba bagian kecil dikiri umbilicus ibu dan
dibagian suprasimfisis teraba bagian yang keras dan bulat, masih floting.dari
vaginal toucher didapatkan pembukaan 5 cm, penurunan di HODG II ketuban
positif penunjuk belum bisa dinilai.berdasarkan partograd yang telah dibuat oleh
dokter ternyata Ny.A melahirkan 4 jam kemudian. bagaimana proses persalinan
yang dialami Ny. A ?
1. Menjelaskan istilah & konsep
Gravida :
Masukan istilah :
dan artinya disini
(SERTAKAN
KUTIPAN DI
AKHIR
KALIMAT)
:
:
:
:
:
:

2. Menetapkan masalah/problem
Menetapkan masalah/ problem dasar pada skenario dan membuat pertanyaan
untuk membantu menentukan masalah yang ada
 ………..

3. Menganalisis masalah
 ……………..
4. Menarik kesimpulan dari Analisis Masalah
 …………….
5. Merumuskan sasaran/sumber belajar
 Buku :
Misal : Buku persalinan (tahun berapa)
 Jurnal :
Misal : Kebutuhan Psikologis Ibu saat Persalinan (masukan kata kunci)

6. Mengumpulkan informasi tambahan baik dari perpustakaan, internet,


dsb

7. Menyampaikan kesimpulan akhir

SKENARIO 4
Nyaman dalam Ketegangan
Bd. Rani seorang bidan PTT sedang menerima seorang pasien G1P0A0
inpartu yang diantar oleh ibunya. Dari anamnesa didapatkan data bahwa suami
pasien tersebut sedang bertugas di luar kota dan akan sampai dalam waktu 5 jam
sementara persalinan diperkirakan akan berlangsung sekitar 3 jam lagi. Bidan
Rani memberikan motivasi kepada pasiennya bahwa dengan keberadaan ibu
disampingnya ia dapat melalui persalinan dengan baik, Bidan Rani menawarkan
kepada pasiennya apakah ia ingin persalinannya didokumentasikan jika nanti
suaminya terlambat datang. Bidan akan melakukan pemeriksaan sesuai waktunya.
Sambil menunggu kemajuan persalinan dan klien berada dalam keadaan inpartu,
bidan melengkapi kebutuhan dalam proses persalinan yaitu alat perlindungan diri
bagi bidan, partus set, heacting set dan radiant warmer. Ketika diantara kontraksi,
pasien terlihat haus bidan Rani segera memberikan minum kepadanya. Bd. Rani
juga menyampaikan kepada pasiennya bahwa jika ia ingin Buang air atau mandi
agar segera memberitahu bidan untuk mendampinginya ke kamar mandi. Kamar
mandi di polindes Bd. Rani selalu kering dan bersih. Pada saat pasien merasakan
kontraksi bidan Rani melakukkan massage dengan menggunakan telapak
tangannya pada daerah lumbal V sambil pasien diminta untuk menarik nafas
dalam. Bidan menjelaskan bahwa klien boleh berbaring atau jongkok sesuai
keinginannya pada saat persalinan. Setiap selesai melaksanakan tindakan bidan
selalu menyampaikan hasilnya kepada klien dan suami. Bagaimanakah saudara
menjelaskan skenario pada kasus di atas?
1. Menjelaskan istilah & konsep
PTT :
G1P1A0 :
Inpartu :
Anamnesa :
Partus Set :
Heacting Set :
Radiant Warmer :
Kontraksi :
2. Menetapkan masalah/problem
Menetapkan masalah/ problem dasar pada skenario dan membuat pertanyaan
untuk membantu menentukan masalah yang ada
 Mengapa harus ada pendamping pada saat persalinan?
 Mengapa ibu bersalin harus diberi motivasi?
 Mengapa harus ada dokumentasi?
 Mengapa ibu dilakukan massage dengan menggunakan telapak tangannya
pada daerah lumbal V?
 Mengapa APD diperlukan bidan pada saat persalinan?
 Mengapa ibu diberikan minum pada saat persalinan?
 Apakah ada pengaruh psikologi terhadap kurangnya dukungan suami pada
saat persalinan ?
 Mengapa ibu disarankan mengatur posisi berbaring & jongkok saat
bersalin?
 Mengapa ibu bersalin di anjurkan untuk BAK dan mandi sebelum proses
persalinan?

3. Menganalisis masalah
 Psikologis ibu pada saat proses persalinan
 Pencatatan dan pelaporan
 Perlindungan diri
 Mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan
 Kebutuhan nutrisi
 Posisi nyaman pada saat persalinan dan efektif meneran
 Personal hygiene

4. Menarik kesimpulan dari Analisis Masalah


 Dukungan praktis dan emosional seorang pendamping untuk menemani ibu
pada saat proses persalinan
 Sebagai arsip/bukti kegiatan yang telah dilakukan
 Pencegahan infeksi
 Manajemen nyeri pada saat persalinan
 Kebutuhan ibu selama proses persalinan
5. Merumuskan sasaran/sumber belajar
 Buku :
Misal : Buku persalinan (tahun berapa)
 Jurnal :
Misal : Kebutuhan Psikologis Ibu saat Persalinan (masukan kata kunci)

6. Mengumpulkan informasi tambahan baik dari perpustakaan, internet,


dsb

7. Menyampaikan kesimpulan akhir

SKENARIO 6 :
Kehadiran Sang Buah Hati...
Bidan Lisa, seorang bidan PTT di Desa Suka Menanti sedang memberikan
asuhan pada klien berusia 28 tahun G3P1A1 yang akan bersalin .Jam 09.00 WIB
dilakukan pemantauan selanjutnya, his semakin kuat 3-4x/10 menit lamanya 40
detik. Pengeluaran lendir bercampur darah bertambah banyak. VT : efficement
100%, kepala Hodge +3, UUK kiri depan, pembukaan lengkap. Bidan
menyampaikan kepada pasien bahwa ia berada pada kala II persalinan dan akan
segera bersalin. Bidan memimpin ibu untuk mengedan dan kepala membuka
pintu. Bidan terus melanjutkan pimpinan mengedan sampai kepala engagement.
Pukul 09.20 WIB ibu mengatakan merasa ingin BAB, Bidan Lisa melihat
adanya tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka. Bidan
melakukan persiapan pertolongan persalinan sesuai dengan langkah-langkah
asuhan persalinan normal dengan melakukan pemecahan ketuban.
Setelah 10’ memimpin persalinan, pada saat memeriksa denyut jantung
janin diantara kontraksi diperoleh hasil frekuensi 180x/menit, irama teratur. Bidan
Lisa melakukan tindakan resusitasi intrauterin untuk mencegah fetal distress pada
janin. Seiring dengan bertambah his Bidan Lisa memimpin persalinan pada saat
kepala tampak dengan diameter 3-4 cm di depan vulva, bidan melakukan
episiotomi karena perineum terlihat kaku. Bidan Lisa menolong kelahiran kepala,
bahu dan badan janin. Pada pukul 09.35 WIB bayi lahir spontan, segera menangis,
warna kemerahan dengan aktivitas baik, jenis kelamin perempuan sesuai dengan
yang diharapkan ibunya.
Bagaimanakah skenario pada kasus diatas?

1. Menjelaskan istilah & konsep


PTT :
Masukan istilah :
dan artinya disini
(SERTAKAN
KUTIPAN DI
AKHIR
KALIMAT)
:
:
:
:
:
:
2. Menetapkan masalah/problem
Menetapkan masalah/ problem dasar pada skenario dan membuat pertanyaan
untuk membantu menentukan masalah yang ada
 Mengapa his harus ade kuat pada saat proses persalinan?
 Mengapa pada saat proses persalinan ditandai dengan pengeluaran lendir
bercampur darah?
 Mengapa dilakukan episiotomi?
 Mengapa bidan melakukan pemecahan ketuban pada saat pembukaan
lengkap?
 Bagaimana langkah-langkah bidan dalam melakukan tahapan resusitasi
intrauterin?
 Mengapa pada saat persalinan kepala berada di Hodge III pada saat
persalinan?
 Bagaimana cara penilaian bayi baru lahir?

3. Menganalisis masalah
 Syarat Amniotomi
 …….
.
.

4. Menarik kesimpulan dari Analisis Masalah


 …………….

5. Merumuskan sasaran/sumber belajar


 Buku :
Misal : Buku persalinan (tahun berapa)
 Jurnal :
Misal : Kebutuhan Psikologis Ibu saat Persalinan (masukan kata kunci)
6. Mengumpulkan informasi tambahan baik dari perpustakaan, internet,
dsb

7. Menyampaikan kesimpulan akhir

SKENARIO 9
Ny. Mira G1P0A0 datang ke bidan pada pukul 09.00 WIB diantar
olehsuaminya dengan keluhan akan melahirkan. Sebelumnya Ny. Mira telah
datang kedukun pada pukul 05.00 WIB dan telah dibantu mengedan. hasil
pemeriksaan saatini didapatkan : kontraksi 3x/10’, 25”, sedang. VT : dinding
vagina tidak adakelainan, ketuban +, moulage-, effacement 50% pembukaan 4 cm,
penurunankepala station -1, presentasi kepala, penunjuk UUK kiri belakang. Ibu
tampakkelelahan. Ibu mengeluh kesakitan setiap kali merasakan kontraksi dan
berusahamengedan. Bidan memberikan edukasi kepada ibu agar ibu menarik
nafas dalamdari hidung dan melepaskannya secara perlahan dari mulut setiap
kontraksi. Bidanjuga melakukan massage pada daerah lumbal V ibu. Pada pukul
13.00 WIB kembali dilakukan pemeriksaan dengan hasil :kontraksi 3x/10’,25”,
sedang. VT : dinding vagina tidak ada kelainan, ketuban +,moulage -, effacement
50% pembukaan 4 cm, penurunan kepala station -1,presentasi kepala, penunjuk
UUK kiri belakang. Pada pukul 14.00 WIB kontraksi. Ny. Mira menjadi lemah,
bidan mengintrepretasikan terjadinya inertia uterihipotonis, Bidan melakaukan
resusitasi intrauterine untuk mencegah terjadinya latedeceleration pada janin dan
menyiapkan proses rujukan bagi ny. Mira dan mendampinginya sampai di tempat
rujukan. Bagaimanakah saudara menjelaskan tentang skenario diatas?
1. Menjelaskan istilah & konsep
Gravida :
Masukan istilah :
dan artinya disini
(SERTAKAN
KUTIPAN DI
AKHIR
KALIMAT)
:
:
:
:
:
:

2. Menetapkan masalah/problem
Menetapkan masalah/ problem dasar pada skenario dan membuat pertanyaan
untuk membantu menentukan masalah yang ada
 ………..
3. Menganalisis masalah
 ……………..
4. Menarik kesimpulan dari Analisis Masalah
 …………….

5. Merumuskan sasaran/sumber belajar


 Buku :
Misal : Buku persalinan (tahun berapa)
 Jurnal :
Misal : Kebutuhan Psikologis Ibu saat Persalinan (masukan kata kunci)

6. Mengumpulkan informasi tambahan baik dari perpustakaan, internet,


dsb

7. Menyampaikan kesimpulan akhir

SKENARIO 12
Bidan Anggi baru saja melakukan pertolongan persalinan di PMB , identitas
ibu Ny. W umur 35 tahun dengan G5P4A0. Setelah bayi lahir lahir, bidan anggi
melakukan pemeriksaan janin kedua dilanjutkan dengan penyuntikkan oksitoksin
10 IU, dilanjutkan sambil melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT).
Setelah 15 menit pertama plasenta belum lahir dan bidan Anggi memberikan
penyuntikkan oksitosin kedua, setelah ditunggu 30 menit setelah bayi lahir
plasenta belum juga lahir namun terdapat pengeluaran darah tiba-tiba sekitar
150cc dan tali pusat tidak memanjang saat dilakukan PTT. Bidan Anggi langsung
menginformasikan kepada ibu dan suami tentang kondisi yang dialami Ny. W dan
membutuhkan penanganan segera. Ibu dan keluarga mengerti dengan kondisi saat
ini, dan mempercayakan sepenuhnya penanganan kepada bidan Anggi. Setelah
meminta persetujuan tindakan bidan Anggi yang ditemani rekan sejawat langsung
melakukan tindakan pertolongan untuk melahirkan plasenta dengan cara dirogoh.
Seblum tindakan bidan Anggi berkolaborasi dengan rekan sejawat bidan dengan
membagi tugas dimana bidan anggi sebagai bidan utama yang akan melakukan
tindakan melahirkan plasenta dan rekan beliau sebagai mitra yang akan membantu
bidan leni dalam menyiapkan kebutuhan dan melakukan pemantauan kondisi ibu
selama proses melahirkan plasenta dilakukan oleh bidan Anggi. Setelah dilakukan
pertolongan plasenta dan bidan Anggi berhasil mengeluarkan plasenta dengan
lengkap beserta selaputnya namun sedikit agak tidak beraturan pada bagian
kotiledon yang menadakan bekas rogohan. Setalah berhasil melahirkan plasenta
bidan anggi meminta kepada rekan beliau untuk tetap memantau kondisi ibu dan
bayi, dan bidan Anggi memberikan uterotonika pada bagian anus yang berfungsi
untuk meningkatkan kontraksi secara lokal pada area uterus. Bagaimanakah anda
menjelaskan apa yang terjadi pada klien Bidan Anggi?
1. Menjelaskan istilah & konsep
Persalinan : Adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana
janin dan ketuban di dorong keluar melalui janin lahir
(Sarwono, 2012)
PMB : praktek mandiri bidan merupakan bentuk pelayanan
kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan
adalah serangkaian kegiataan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien ( individu, keluarga
dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya.
GPA : Adalah singkatan dari Gravida, Para dan Abortus.
Gravida: frekuensi kehamilan, Para: Jumlah melahirkan
dan Abortus : jumlah keguguran (Rahmadani & Sudiyati,
2017)
Oksitosin :
PTT : Adalah menarik tali pusat kebawah dengan sangat hati-
hati begitu rahim telah berkontraksi, sambil secara
bersaman meberikan tekanan ke atas pada rahim dengan
mendorong perut sedikit diatas tulang pinggang. Ini
membantu dalam pemisahan plasenta dari rahim dan
pelepasannya (Hilwah nora, 2012)
Plasenta : Merupakan organ yang berfungsi respirasi, nutrisi, eksresi
dan produksi hormon (Sarwono, 2012)
Sejawat :
Kotiledon :
Rogohan :
Uterotonika : Adalah obat untuk kontraksi rahim (Hilwah Nora, 2012)
Anus :
Kontraksi :

2. Menetapkan masalah/problem
Menetapkan masalah/ problem dasar pada skenario dan membuat pertanyaan
untuk membantu menentukan masalah yang ada
 Mengapa diberikan suntikan oksitosin 10UI setelah bayi lahir?
 Mengapa dilakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT)?
 Mengapa diberikan kembali suntikan oksitosin 10UI setelah 15 menit
pertama, dan 15 menit kedua?
 Mengapa terjadi pengeluaran darah tiba-tiba sekitar 150cc dan tali pusat
tidak memanjang saat dilakukan PTT?
 Mengapa melahirkan plasenta dengan cara dirogoh?

3. Menganalisis masalah
 Meningkatkan kontraksi uterus
 Untuk mengeluarkan plasenta
 15 menit pertama tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta, maka 15 menit
kedua diberikan kembali oksitosin
 Plasenta tidak bisa dilahirkan secara normal

4. Menarik kesimpulan dari Analisis Masalah


 Manjemen aktif kala III
 Retensio plasenta
5. Merumuskan sasaran/sumber belajar
a. Buku : ilmu kebidanan (2012)
Misal : Buku persalinan (tahun berapa)
b. Jurnal :
Misal : Kebutuhan Psikologis Ibu saat Persalinan (masukan kata kunci)

6. Mengumpulkan informasi tambahan baik dari perpustakaan, internet,


dsb
a. Manajemen aktif kala III
b. Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama
setengah jam setelah persalinan bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi
retensio plasenta berulang (habitual retensio plasenta). Plasenta harus
dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena
sebagai benda mati, plasenta inkarserata, polip plasenta dan terjadi
degenerasi ganas korio karsinoma. Dalam melakukan pengeluaran plasenta
secara manual perlu diperhatikan tekniknya sehingga tidak menimbulkan
komplikasi seperti perforasi dinding uterus, bahaya infeksi dan inversio
uteri.
Kejadian retensio plasenta berkaitan dengan grandemultipara
dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adhesiva, plasenta
akreta, plasenta inkreta dan plasenta perkreta. Retensi plasenta akan
mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan pendarahan. Retensio
plasenta tanpa perdarahan dapat dapat diperkirakan bahwa darah penderita
terlalu banyak hilang, keseimbangan baru berbentuk bekuan darah,
sehingga perdarahan tidak terjadi, kemungkinanan implementasi plasenta
terlalu dalam. (Sarwono, 2012)
1) Faktor penyebab retensio plasenta
a) Usia
Usia bersalin berisiko tinggi, yaitu usia <20 tahun dan usia
>35 tahun. Usia <20tahun merupakan usia yang berisiko
dikarenakan fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang
dengan sempurna. Sedangkan, usia >35 tahun fungsi reproduksi
seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi
reproduksi normal sehingga kemungkinan utnuk terjadinya
komplikasi pascapersalinan terutama perdarahan akan lebih besar
(wiknjosastro, 2007 dalam Riyanto, 2015).
b) Paritas
Pada paritas tinggi mengalami peningkatan resiko kejadian
retensio plasenta pada persalinan berikutnya, hal ini karena pada
setiap kehamilan jaringan fibrosa menggantikan serat otot didalam
uterus sehingga dapat menurunkan kontraktilitasnya dan pembuluh
darah menjadi lebih sulit dikompresi dan menyebabkan
perlengketan ditempat implementasi (fraser dan coper, 2009 dalam
Riyanto, 2015)
Upaya pencegahan retensio plasenta dengan paritas tinggi
pada ibu hamil dapat pemenuhan asupan nutrisi yang seimbang
dengan tinggi kalori untuk mencegah komplikasi kehamilan,
terutama KEK dan anemia. Selain itu, pentingnya ibu hamil ANC
secara teratur minimal 4 kali dan mendapatkan konseling bila
mengalami anemia atau KEK. (Riyanto, 2015)
c) Anemia
Anemia pada ibu bersalin dapat menyebabkan kontraksi
myometrium terutama yang berada disekitar pembuluh darah yang
mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta menjadi lemah
sehingga memperbesar resiko terjadinya retensio plasenta karena
myometrium tidak dapat berkontraksi. (Riyanto, 2015)
Ibu bersalin yang hemoglobin rendah (dibawah 10g/dl)
dapat mengalami penurunan energi yang lebih cepat jika terjadinya
perdarahan (fraser dan coper, 2009 dalam Riyanto, 2015)
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi kejadian retensio plasenta adalah pemberian tablet Fe
kepada ibu hamil saat ANC dengan dikonsumsi secara teratur dan
memberikan konseling tentang penanganan anemia. Selain itu
petugas kesehatan bila mendapatkan ibu hamil dengan anemia
untuk memberikan penyulkuhan tentang pentingnya asupan nutrisi
seimbang agar dapat dicegah terjadinya retensio plasenta. (Riyanto,
2015)

7. Menyampaikan kesimpulan akhir

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, 2012 ilmu kebidanan , PT pustaka sarwono prawirohardjo :
Jakarta, edisi keempat

Anda mungkin juga menyukai