4433 14230 1 PB - 2
4433 14230 1 PB - 2
Identifying the subsurface layer structure and the temperature distribution of geothermal areas in
Mantikole village
1
Dosen Jurusan Fisika Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
ABSTRACT
Research on identifying the subsurface layer structure and the temperaturedistribution of geothermal areas in
Mantikolevillage. Dolodistrict, Sigiregency has been conducted. Measurements were performed on3 tracks around
geothermal sources by using the geoelectric resistivity of wenner configuration that was subsequently processed
using EarthImager2D software. Based on the results of dataprocessing, the subsurface layer structures in study area
were surface water, clay, and igneous rock of granite with resistivity values ranging between 75 Ωm-1585
Ωm.Subsequently, the obtainedresistivity values were converted to a temperature distribution using anequation that
is derived from Archie formula and further modelled usingRockwork software. Considering this temperature
distribution, it is known that the temperature values ranged between 38oC-57oC with the highest temperature at the
second track.
ABSTRAK
Penelitian untuk identifikasi struktur perlapisan bawah permukaan dan sebaran temperatur daerah panasbumi telah
dilakukan di Desa Mantikole, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Pengukuran dilakukan dengan tiga lintasan di
sekitar sumber panasbumi dengan menggunakan metode geolistrik hambatan jenis konfigurasi Wenner yang
selanjutya diolah dengan menggunakan sofware EarthImager2D. Berdasarkan hasil pengelolahan data yang
diperoleh, struktur lapisan bawah permukaan pada ketiga lintasan berupa air permukaan, lempung dan batuan beku
granit dengan nilai resistivitas berkisar antara 75 Ωm - 1585 Ωm. Setelah didapatkan nilai resistivitas, nilai tersebut
dikonversi menjadi sebaran temperatur meggunakan persamaan yang diturunkan dari persamaan Archie kemudian
memodelkan dengan menggunakan sofware Rockwork. Berdasarkan sebaran temperatur ini diketahui bahwa nilai
temperatur berkisar antara 38oC-57oC dengan temperatur tertinggi berada pada lintasan kedua.
28
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
29
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
V Iρ
R = I
−dV = 2πr 2
(2.6)
(2.2) Dimana integrasi diberikan potensial Vpada
jarakr dan sumber +Isehingga :
Sehingga didapatkan nilai resistivitas (ρ)
VA Iρ
ρ= IL
V= (2.7)
2𝜋r
2.3)
Bernilai tetap pada integrasi bernilai nol ketika
Namun sering menggunakan sifat konduktivitas V=0 pada r =~
(σ) batuan yang merupakan kebalikan dari Jika ada 2 elektroda arus di permukaan sumber
resistivitas (ρ) dengan satuan mhos/m +Idi titik C1dan –I dititik C2dan Persamaan (2.9)
(Mr.Rob&Perry,1996: 1). memungkinkan jumlah distribusi potensial dari
kombinasi sumber masukan ditemukan disetiap
1 IL tempat.
𝜍 = = (2.4)
ρ VA potensial titik P1 diberikan :
b. Konduksi secara elektrolit Iρ 1 1
Sebagian besar batuan merupakan konduktor V1 = 2𝜋 = 𝐶1 𝑝 1
− 𝐶2 𝑝 2
(2.8)
yang buruk dan memilki resistivitas yang
sangat tinggi. Namun pada kenyataannya potensial dititk P2 diberikan :
batuan biasanya bersifat porus dan memilki
pori-pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Iρ 1 1
V2 = 2𝜋 = 𝐶1 𝑝 2
− 𝐶2 𝑝 2
(2.9)
Akibatnya batuan-batuan tersebut menjadi
konduktor elektrolitik, dimana konduksi arus
listrik dibawah oleh ion-ion elektrolitik dalam potensial diantara P1 dan P2 kemudian menjadi :
air.Konduktivitas dan resistivitas batuan porus
bergantung pada volume dan susunan pori- Iρ 1 1 1 1
𝛥𝑉 = 2𝜋 𝐶1 𝑝 1
−𝐶 − −𝐶 (2.10)
porinya. Konduktivitas akan semakin besar 2 𝑝1 𝐶1 𝑝 2 2 𝑝2
jika kandungan air dalam batuan besar.
Menurut rumus Archie :
sehinggadiperoleh resistivitasrho (ρ) ditulis :
–m –n
ρe = 𝑎 ф S w ρ w(2.5)
𝛥𝑉
𝜌=K 𝐼
(2.11)
c. Konduksi secara dielektrik
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral dengan faktor geometri :
bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik,
artinya batuan dan mineral tersebut
1 1 1 1
mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan 𝐾 = [ 2𝜋 − − − ]-1 (2.12)
𝐶1 𝑝 1 𝐶2 𝑝 1 𝐶1 𝑝 2 𝐶2 𝑝 2
tidak sama sekali. Sifat-sifat suatu formasi
dapat digambarkan dengan 3 parameter dasar, 𝛥𝑉
seperti konduktivitas listrik, permeabilitas Persamaan 𝐼 sebagai resistansi diantara titik P1
magnet, dan permitivitas dielektrik (Williams, dan P2 dan persamaan dalam kurung sebagai
1986). faktor geometri (K) bergantung pada posisi
semua 4 titik (posisi elektroda dalam penelitian)
2.2 Aliran Listrik Didalam Bumi .
2.3 Metode Geolistrik Hambatan Jenis
Asumsikan bumi homogen, yang memiliki
resistivitas yang seragam(ρ).Misalkan kemudian Metode geolistrik hambatan jenis merupakan
diinjeksikan arus +I pada titik C1, yang akan metode geolistrik yang mempelajari sifat
mengalir secara radial setengah bola di dalam hambatan jenis dari lapisan batuan di dalam bumi
bumi. Sehingga equipotensial di belahan (Telfrod, 1990).
bumiakan dipusatkan di titik C1. Potensial
diantara jarak belahan bumi adalah : Ditinjau dari tujuan pemanfaatan eksplorasi,
metode geolistrik hambatan jenis dapat dibagi
dalam 3 kelompok besar yaitu :
30
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
a. Pendugaan lapisan horisontal, yang Batuan merupakan suatu jenis materi sehingga
mempelajari keadaan bawah permukaan batuan mempunyai sifat-sifat kelistrikan.Batuan
dimana lapisan batuan mempunyai mempunyai sifat menghantarkan arus listrik
kemiringan hampir horisontal. Metoda yang karena ada bagian batuan yang mempunyai
umum digunakan antara lain “Vertical ikatan atom-atom secara ionik atau kovalen.
Electrical Sounding” (VES).
b. Pendugaan lapisan vertikal, yang 2.6 Pengaruh Temperatur Pada Resistansi
mempelajarikeadaan bawah permukaan
dimana lapisan batuan mempunyai Besar resistivitas bervariasi terhadap temperatur,
kemiringan hampir vertikal. Metode hal ini dapat diterangkan dengan teori zat padat,
pendekatan cara ini antara lain Resistivity khususnya tentang ikatan atom. Pada bahan yang
Mapping, Misse ala Masse, dan lain-lain. bersifat konduktor, ketika temperatur dinaikkan
c. Automatic Array Scanning, adalah metoda maka nilai resistivitas juga akan naik. Hal ini
hambatan jenis yang melakukan pengukuran disebabkan karena pada material yang bersifat
yang berulang-ulang serta berurutan dengan konduktor, elektron tidak terikat kuat sehingga
menggunakan kedalaman penetrasi tertentu. ketika suhu naik maka atom-atom akan bervibrasi
dengan lebih cepat dan menghalangi gerakan
elektron sehingga tahanan jenis akan naik.
Sebaliknya pada material yang bersifat
2.4 Konfigurasi Elektroda Wenner semikonduktor elektron terikat lebih kuat.
Gambar 2Konfigurasi elektroda Wenner dan pola dimana Sw adalah proporsi saturasi air dalam
datapseudosection (Loke, 1998) pori-pori, C adalah proporsi mineral lempung
dalam matriks, dan K adalah konstan sesuai
2.5 Hambatan Jenis Mineral dan Batuan dengan jenis mineral lempung yang hadir.
Karena konduksi dalam elektrolit adalah proses
31
L
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
ionik, resistivitas elektrolit secara langsung Secaradetail pada gambar penampang resistivitas
berkaitan dengan viskositas yang berhubungan lintasan ini (Gambar 3), warna biru dengan niai
dengan suhu. Hal ini berbeda dengan logam resistivitas 40 Ω msampai 200 Ωm
mekanisme konduksi dimana resistivitas diinterpretasikan sebagai air permukaan yang
meningkat dengan suhu. Akibatnya keduanya tersaturasi dengan lempung, warna hijau dengan
memiliki hubungan eksponensial dari resistivitas nilai resistivitas 200 Ωm sampai 1000 Ωm
dengan suhu dalam bentuk: sebagai lapisan pasir dan warna merah dan
kuning diinterpretasikan sebagai batuan beku
ρ =ρ0 eƐ/RT (2.16) jenis granit dengan nilai resistivitas 1000
Ωmsampai 2482 Ωm.
dimana adalah energi aktivasi (biasanya sekitar
0,2 eV di air dan batuan jenuh, bervariasi dengan
tingkat perubahan), R adalah konstanta Boltzman
(0,8617x10-4 eV/K), T adalah temperatur (K)
dan ρ0 adalah resistivitas pada teoritis suhu yang
tak terbatas (Llera et al,1990).
32
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
33
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
DAFTAR PUSTAKA
34
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
35